Anda di halaman 1dari 7

MENUMBUHKAN RASA KEPERCAYAAN DIRI REMAJA KETIKA

INGGIN BEROLAHRAGA

ACNES YOLANDA
Universitas Negri Padang
Email: acnesyolanda05@gmail.com

Abstrak

Olahraga adalah salah satu jenis kegiatan yang sangat popular di dunia termasuk Indonesia.
Selain menyehatkan tubuh ,olahraga juga menjadi sarana meraih prestasi. Olahraga bisa diartikan
sebagai aktivitas yang melibatkan fisik dan keteramoilan dari individu atau tim,dilakukan juga
untuk hiburan. Ada banyak jenis aktivitas fisik olahraga seperi berenang, berlari,berjalan. Setiap
hari manusia pada dasarnya melakukan pengamatan terhadap segala sesuatu yang terjadi di
sekitarnya. Setiap orang mempunyai ciri khas, kualitas yang melekat dan kualitas yang diperoleh
di bawah pengaruh lingkungan. Olahraga merupakan suatu kegiatan yang ditinjau dari berbagai
dimensi, selain dimensi fisik olahraga juga dikaji dimensi psikologisnya. Kepercayaan diri
adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki sumber daya batin, terutama kemampuan untuk
berhasil, yaitu tentang dirinya sendiri - keyakinan yang berakar pada keyakinan dan harapan. 
menurut Masbow (2011), Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang dapat
diklasifikasikan menjadi faktor internal dan eksternal. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif, yaitu. suatu kegiatan yang mengumpulkan informasi tentang ciri-ciri seluruh atau
sebagian populasi secara terorganisasi dan menurut metode ilmiah, dengan menggunakan
konsep, metode, dan prosedur yang baku, serta menyatukan data dalam bentuk ringkasan yang
bermanfaat. 

Abstract

Sport is one type of activity that is very popular in the world, including Indonesia. In addition to
nourishing the body, exercise is also a means of achievement. Sport can be interpreted as an
activity that involves the physicality and skills of individuals or teams, also carried out for
entertainment. There are many types of physical activity sports such as swimming, running,
walking. Every day humans basically make observations of everything that happens in their
environment. Each individual has characteristics, innate traits and characteristics that are
acquired by the influence of the surrounding environment. Sport is an activity that is viewed
from various dimensions, besides the physical dimension of sports it also examines the
psychological dimension. Explaining self-confidence is a belief that a person has internal
resources, especially the ability to achieve success, meaning that self-confidence is rooted in
belief and hope. According to Masbow (2011), self-confidence can be influenced by several
factors which can be classified into internal and external factors. This type of research is in the
form of quantitative descriptive, namely an activity of gathering information in an organized way
and following the scientific method about the characteristics of all or part of the population by
using standardized concepts, methods and procedures and compiling that information into a
useful summary for.
PENDAHULUAN

Olahraga merupakan hobi yang sangat digemari di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Selain menyehatkan tubuh, olahraga juga menjadi sarana aksi. Olahraga dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yang memerlukan fisik dan kemampuan individu atau tim, yang juga dilakukan
untuk tujuan rekreasi. Ada banyak olahraga, seperti berenang, berlari, berjalan. Setiap harinya
manusia pada dasarnya melakukan pengamatan terhadap segala sesuatu yang terjadi di
sekitarnya (Lochbaum et al., 2022). Setiap orang memiliki karakteristik, kualitas bawaan dan
kualitas yang diperoleh di bawah pengaruh lingkungan. Olahraga merupakan suatu kegiatan yang
dilihat dari berbagai dimensi, olahraga tidak hanya mengkaji dimensi fisik tetapi juga dimensi
psikis. Setiap orang membutuhkan kepercayaan diri atau kepercayaan, terutama di masa
remajanya. Hal ini dikarenakan pada masa ini remaja sedang mencari jati diri dan juga pada usia
ini mereka berusaha mencari atau mencari banyak teman sehingga hal ini penting.  (Haryanto et
al., 2021). Namun seringkali remaja merasa sulit untuk membangun rasa percaya diri pada masa
ini. Oleh karena itu, bagian ini membahas tentang pengertian percaya diri, unsur-unsur
pembentuk rasa percaya diri, dan wujud nyata dari rasa percaya diri. Ketika anak berusia sekitar
13-15 tahun, ia melepaskan diri dari ketakutan masa muda orang tua dan orang tua dan
membentuk komunitas barunya, yaitu dengan teman-temannya. Hingga masa dewasa awal,
teman-temannya memiliki banyak pengaruh dalam pengambilan keputusan. Konsep diri adalah
bagaimana seseorang menggambarkan dirinya sendiri. Manusia mulai mengetahui siapa dirinya
dan akan menjadi apa dia   (Marshall & Gibson, 2017). Pada setiap tahap kehidupannya, ia terus
berubah dan berkembang. Seseorang menjadi lebih stabil ketika identitasnya tumbuh. Ketika
seseorang memiliki citra diri yang positif (ketika mereka menyukai apa yang mereka lihat
tentang diri mereka sendiri), kita dapat mengatakan bahwa orang tersebut memiliki harga diri
yang tinggi. Memiliki harga diri yang tinggi sebenarnya hanya berarti bahwa ada beberapa aspek
kehidupan seseorang di mana mereka merasa kompeten, percaya diri, mampu dan yakin bisa
karena dibuktikan melalui pengalaman, potensi nyata, prestasi dan harapan realistis dari diri
sendiri yang didukung.  (Kingston et al., 2010). Seorang anak yang terkembang akan semakin
mandiri karena orang tuannya memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman hidup.
Setelah anak ditemukan mampu melakukan apa yang orang tua lakukan untuk mereka, orang tua
membiarkan mereka melakukannya sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini
membahas tentang percaya diri.

METODE

a) Desain penelitian
Horn (2008:66) dalam Apta Mylsidayu (2014:103) menjelaskan bahwa kepercayaan diri adalah
keyakinan bahwa seseorang memiliki sumber daya internal, paling utama yaitu kemampuan
untuk berhasil, menyiratkan bahwa kepercayaan diri berakar pada keyakinan dan harapan.
Menurut Masbow (2011), kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang terbagi
menjadi faktor internal dan eksternal. Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif, yaitu.
tindakan  yang mengumpulkan, mengorganisasikan dan menurut metode ilmiah, informasi
tentang ciri-ciri seluruh atau sebagian populasi, dengan menggunakan konsep, metode dan
prosedur yang baku, dan mengkonversi. data ke dalam bentuk ringkasan yang berguna. Menurut
Scheuren (2004), biasanya didefinisikan sebagai metode pengumpulan informasi dari sampel
orang. Metode penelitian deskriptif kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian filosofi
positivisme, yang didasarkan pada yang digunakan untuk mempelajari populasi atau sampel
tertentu. Teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random sampling.  ,
pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket),analisis data berupa deskriptif persentase
dengan tujuan untuk menghitung tingkat kepercayaan diri(Lochbaum et al., 2022).

b) Sampel/Subjek penelitian.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto,2006:131). Sampel juga
bisa diartikan yaitu sebagian atau perwakilan dari jumlah populasi yang dimiliki. Adapun jenis
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalahTeknik pengumpulan data yang dilakukan
peneliti dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner untuk mengukur tingkat kepercayaan
diri.

c) Insrumen penelitian
Kuesioner digunakan sebagai alat penelitian. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
menyediakan serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab,
memecah kuesioner menjadi kisi-kisi pernyataan untuk membakukan data, dan memformat
sumber data dalam bentuk tabel skala Likert. Skala Likert mengukur sikap dan pendapat
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.  (Sugiyono, 2010).
Adapun bentuk pengumpulan adat yg di gunakan sebagai berikut:
Angket
Angket adalah alat untuk pengumpulan data,angket berisi pertanyaan,yang biasa disebut dengan
kuesioner. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member
seperangkat pertanyaan kepada responden (sugiono;142). Pengumpulan data dilakukan melalui
teknik observasi dan wawancara terkait tingkat kepercayaan diri remaja ketika berolahraga
mengunakan angket online.
Observasi
Mengumpulkan semua informasi berdasarkan situasi yang relevan melalui observasi merupakan
tahap awal yang harus dilakukan penelitian sebelum memulai penelitian. Sebelum memulai
wawancara, dihubungi beberapa orang atau orang dekat untuk mengumpulkan informasi agar
peneliti mengetahui karakteristik responden dan responden memiliki penerimaan yang baik
terhadap pewawancara. (Strachan & Strachan, 2004).

d) Prosedur penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan
data dan pertanyaan-pertanyan dalam penelitian(Strachan & Strachan, 2004). Dalam prosedur
penelitian ini saya membahas tentang percaya diri. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskritif dengan pendekatan kuantitatif sedarhana dengan menggunakan
prsrntase. Menurut (M.Nasir 1983:63) “menyarankan bahwa metode deskriptif adalah sesuatu
dalam studi tentang sekelompok orang, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem, suatu gagasan
atau suatu kelas peristiwa pada masa kini”. 
Berikut adalah pertanyaan yang di gunakan di kuisioner:
Saya selalu yakin dengan apa yang saya lakukan?
Ketika berolahraga saya merasa paling terdepan?
Orang tua selalu mendukung apa yg dilakukan?
Merasa tenang ketika berolahraga?
Selalu konsisten dengan apa yg dilakukan karena akan mendapatkan hasil?
Ketika akan memulai selalu merasa takut?
Mengarunggi olahraga yang di ingginkan?
Merasa canggung ketika bertemu orang banyak ketika di luar?

e) Analisis Data
Sebelum melakukan pengolahan data, ada bebarapa tahap yang harus dilakukan. Sedangkan
setelah analisis data yaitu suatu proses penyederhanaan data, maka dapat dilakukan interpretasi
data dengan mudah(Assar et al., 2022). Kuesioner merupakan alat pengumpul data yang
digunakan untuk survai, guna memudahkan proses selanjutnya, sebaiknya dalam kuesioner telah
tersedia kolom untuk koding(S, 1993). Hal penting yang perlu diingat dalam melakukan analisis
data adalah mengetahui dengan tepat penggunaan alat analisis, sebab jika kita tidak memenuhi
prinsip-prinsip dari pemakaian alat analisis, walaupun alat analisisnya sangat canggih, hasilnya
akan salah diinterpretasikan dan menjadi tidak bermanfaat untuk mengambil suatu
kesimpulan(Guerrero et al., 2016).

Berdasarkan hasil observasi lapangan dan teknik wawancara di peroleh data pengisian angket
sebagai berikut:

Indikator Setuju% Tidak setuju%


Saya selalu yakin dengan apa 100% 0%
yang saya lakukan?

Ketika berolahraga saya merasa 50% 50%


paling terdepan?

Orang tua selalu mendukung apa 66,7% 33,3%


yg dilakukan?

Merasa tenang ketika 33,3% 66,7%


berolahraga?

Selalu konsisten dengan apa yg 100% 0%


dilakukan karena akan
mendapatkan hasil?

Ketika akan memulai selalu 100% 0%


merasa takut?

Mengarunggi olahraga yang di 83,3% 83,3%


ingginkan?

Merasa canggung ketika bertemu 66,7% 50%


orang banyak ketika di luar?
Berdasarkan data di atas maka di peroleh lah bahwa banyak dari responden (setuju atau tidak
setuju) bisa dilihat terdapat bahwa para remaja smp 18 padang banyak yang merasa percaya diri
ketika dia inggin melakukan sesuatu .

HASIL
Dari hasil angket online (google from) banyak kita lihat bahawa sanya para remaja jakin akan
apa yang mereka lakukan atau biasa di bilang percaya diri. Karena mereka yakin akan apa yanag
mereka lakukan akan menuai hasil yang baik /sempurna.

Tingkat Percaya Diri Pada Remaja

80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Setuju Tidak Setuju

Dari hasil grafik diatas di tunjukan bahwa dari 10 responden siswa yang mengisi angket
online(Google Form) 87% setuju bahwa Kepercayaan diri pada remaja begitu tinggi,jadi remaja
yang kurang percaya diri hanya 37%, jadi kebanyakan remaja lebih percaya diri karna mereka
yakin akan apa yang dilakukan akan membuahkan hasil yang baik.

PEMBAHSAN
MENUMBUHKAN RASA KEPERCAYAN DIRI REMAJA
KETIKA INGGIN BEROLAHRAGA

Olahraga adalah salahsatu aktifitas fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani manusia.
Menurut Seno Gumira Ajidarma yaitu kegitan menyehatkan tubuh serata sarana kompetensi
untuk mencarai bakat seseorang pada bidang oalahraga(Papernot & Mcdaniel, n.d.).
Kepercayaan Diri yaitu suatu modal dasar untuk mengembangkan dalam diri yakni eksplorasi
segala kemampuan diri. Seseorang yang memeiliki percaya diri adalah mereka yang mempu
bekerja secara aktif,bisa melaksanakan tugas dengan baik dan tangguang jawab sereta memeiliki
rencana tahapan masa depan. Percaya diri tidak tebentuk dengan sendirinya tetapi berkaitan
dengan kepribadian seseorang. Kepercayaan diri dipengaruhi oleh factor yang berasal dari dalam
individu.
Pada penelitian ini penulis mengangkat tema berjudul ( Menumbuhkan rsa kepercayaan diri
remaja ketika berolahraga),yang dimaksut dari judul tersebut yaitu beberapa remaja ada yang
kita lihat bahwasanya mereka tidak inggin berolahraga karena dia tidak percaya diri(Hays et al.,
2010). Rasa percaya diri suatu aspek yang mutlak dimiliki seseorang apalagi ketika olahraga
karna harus ada keyakinan pada diri seperti “Saya pasti bisa melakukan nya”. Ketika seseorang
sudah memiliki kepercyan diri mereka akan menetapkan target yang tinggi sesuai
kemempuannya sehinga mereka kayin akan bisa meraihnya(Guerrero et al., 2016).

SIMPULAN
Olahraga adalah salah satu jenis kegiatan yang sangat popular di dunia termasuk Indonesia.
Selain menyehatkan tubuh ,olahraga juga menjadi sarana meraih prestasi. Olahraga bisa diartikan
sebagai aktivitas yang melibatkan fisik dan keteramoilan dari individu atau tim(Callow &
Waters, 2005),dilakukan juga untuk hiburan. Ada banyak jenis aktivitas fisik olahraga seperi
berenang, berlari,berjalan. Setiap hari manusia pada hakikatnya melakukan pengamatan terhadap
segala hal yang terjadi dilingkungannya.
Pada penelitian ini penulis mengangkat tema berjudul ( Menumbuhkan rsa kepercayaan diri
remaja ketika berolahraga),yang dimaksut dari judul tersebut yaitu beberapa remaja ada yang
kita lihat bahwasanya mereka tidak inggin berolahraga karena dia tidak percaya diri(What Are
the Sources of Robust Sport Confidence in Collegiate Athletes?, n.d.). Rasa percaya diri suatu
aspek yang mutlak dimiliki seseorang apalagi ketika olahraga karna harus ada keyakinan pada
diri seperti “Saya pasti bisa melakukan nya”. Ketika seseorang sudah memiliki kepercyan diri
mereka akan menetapkan target yang tinggi sesuai kemempuannya sehinga mereka kayin akan
bisa meraihnya(Petitpas et al., 2005).

KETERBATASAN
Keretbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu sediktnya waktu dalam pengerjaan
penelitian ini, kurangnya responden yang mengisi angket online (google form) karena pada saat
pengerjaan penelitian ini dalam keadaan sudah libur sekolah bagi siswa yang akan menjadi
responden(Hall et al., 2009). Dan kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan terkait
penelitian yang sangat mempengaruhi hasil penelitian.

REKOMENDASI PENELITIAN SELANJUTNYA


Penelitian ini masih banyak memiliki kekuranagan dan keterbatasan dalam menggali dan
mengetahui informasi tentang apa itu percaya diri,olleh karena itu, sebagai saran untuk penetian
selanjutnya dapat memahami detail tentang percaya diri agar mereka pede atau yakin dengan apa
yang mereka lakukan agar dapat meningkatkan prestasi, dan setelah merekan yakin dengan
kepercayaan dalam diri mereka, mereka bisa melakukan apa saja yang bersifat positif, apa lagi
dala bidang olahraga semakin mereka yakin dan menekuni apa yang mereka pilih pada akhirnya
akan menuakan hasil yang bagus.

REFERENSI
Assar, A., Weinberg, R., Ward, R. M., & Vealey, R. S. (2022). The Mediating Role of Self-
Compassion on the Relationship Between Goal Orientation and Sport-Con fi dence Self-
Compassion. 1–9.
Callow, N., & Waters, A. (2005). The effect of kinesthetic imagery on the sport confidence of
flat-race horse jockeys. 6, 443–459. https://doi.org/10.1016/j.psychsport.2004.08.001
Guerrero, M. D., Hoffmann, M. D., & Munroe-Chandler, K. J. (2016). Children’s Active Play
Imagery and Its Association with Personal and Social Skills and Self-Confidence. Journal
of Imagery Research in Sport and Physical Activity, 11(1), 47–57.
https://doi.org/10.1515/jirspa-2016-0004
Hall, C. R., Munroe-chandler, K. J., Cumming, J., Law, B., Ramsey, R., Murphy, L., Hall, C. R.,
Munroe-chandler, K. J., Cumming, J., Ramsey, R., Imagery, L. M., Hall, C. R., Munroe-
chandler, K. J., Cumming, J., Law, B., Ramsey, R., & Murphy, L. (2009). Imagery and
observational learning use and their relationship to sport confidence confidence. 0414.
https://doi.org/10.1080/02640410802549769
Haryanto, J., Wijaya, A. S., Skevio, W. M., & Okilanda, A. (2021). Analisis Keterampilan
Teknik Renang Gaya Dada Atlet Renang Golden Black Swimming Club Kota Padang.
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 7(2), 380–391.
Hays, K., Thomas, O., Maynard, I., & Butt, J. (2010). The Role of Confidence Profiling in
Cognitive-Behavioral Interventions in Sport. 393–414.
Kingston, K., Lane, A., & Thomas, O. (2010). A temporal examination of elite performers
sources of sport-confidence. Sport Psychologist, 24(3), 313–332.
https://doi.org/10.1123/tsp.24.3.313
Lochbaum, M., Sherburn, M., Sisneros, C., Cooper, S., Lane, A. M., & Terry, P. C. (2022).
Revisiting the Self-Confidence and Sport Performance Relationship: A Systematic Review
with Meta-Analysis. International Journal of Environmental Research and Public Health,
19(11). https://doi.org/10.3390/ijerph19116381
Marshall, E., & Gibson, A.-M. (2017). The effect of an imagery training intervention on self-
confidence and anxiety in acrobatic gymnastics. Journal of Science and Medicine in Sport,
20, e92. https://doi.org/10.1016/j.jsams.2017.01.060
Papernot, N., & Mcdaniel, P. (n.d.). Deep k-Nearest Neighbors : Towards Confident ,
Interpretable and Robust Deep Learning. c.
Petitpas, A. J., Cornelius, A. E., Van Raalte, J. L., & Jones, T. (2005). A framework for planning
youth sport programs that foster psychosocial development. Sport Psychologist, 19(1), 63–
80. https://doi.org/10.1123/tsp.19.1.63
S, J. L. R. (1993). Physical activity and self-esteem in girls: the teen years. TT -. Melpomene
Journal, 12(3), 19-26,29.
Strachan, L., & Strachan, L. (2004). Scholarship at UWindsor Using imagery to predict self-
confidence and anxiety in young elite athletes By.
What are the sources of robust sport confidence in collegiate athletes? (n.d.). 1998.

Anda mungkin juga menyukai