Untuk menguasai keterampilan gerak di perlukan suatu proses belajar yaitu proses
belajar gerak. Proses belajar gerak berbeda dengan proses belajar kognitif dan jga dengan
proses belajar afektif. Perbedaanya adalah dalam fase fase belajar yang dilalui oleh pelajar.
Fitts dan posner, kemudian juga adam telah mengemukakan teorinya tentang fase
belajajar gerak fitts dan posner mengatakan bahwa proses belajar gerak terbagi menjadi 3
(kognitif,asosiaatif, otonom) Belajar gerak adalah proses memperoleh pengetahuan, satuan
proses dihubungkan dengan praktek atau pengalaman yang mendorong kearah perubahan
yang secara relative permanen dalam kemampuan untuk menghasilkan gerak yang terampil.
Keterampilan Gerak
Keterampilan adalah kemampuan untuk membuat hasil akhir yang maksimum dengan
energy dan waktu yang minimum. Dalam mempelajari keterampilan gerak maka terdapat
urutan perkembangan motorik untuk belajar gerak yaitu gerak reflex padam masa bayi,
perkembangan gerak dasar pada masa kanak-kanak, menuju kesempurnaan gerak pada masa
remaja hingga dewasa.
Keterampilan gerak dasar meliputi keterampilan lokomotor, keterampilan
nonlokomotor dan keterampilan manipulatif. Terdapat juga beberapa klasifikasi keterampilan
gerak yaitu berdasarkan kecermatan gerak, berdasarkan perbedaan titik awal dan titik akhir,
dan berdasarkan stabilitas lingkungan. Selain terdapat factor penentu keterampilan yaitu
factor proses belajar mengajar, factor pribadi, dan factor situsional. Karakteristik peserta
didik dibagi menjadi 3 yaitu Sekolah Dasar, Sekolah menengah Pertama, dan Sekolah
Menengah Atas. Karakteristik peserta didik Sekolah Dasar adalah bagaimana caranya mulai
berinteraksi dengan orang lain, membentuk kelompok dan mulai mengutamakan tujuan
kelompok. Karakteristik peserta Sekolah Menengah Pertama adalah secara fisik mulai
berkembang dan secara social mulai memiliki idola dan gerakannya mulai matang serta mulai
timbul minat. Karakteristik peserta Sekolah Menengah Atas adalah secara fisik sudah matang
sempurna dan secara motorik sudah mampu melakukan sesuatu rangkaian gerak dengan
benar.
Pengembangan Pembelajaran PJOK
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam
rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional.
Dari semua aspek perkembangan yang terdapat dalam pembelajaran PJOK secara
lebih dalam tiga aspek utama yaitu afektif, kognitif dan psikomotor.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pendekatan Ilmiah Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara
peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap
(spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup
dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat
manusia.
Pelaksanaan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan merupakan
pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran
melaui: Mengamati; Menanya; Mengumpulkan informasi/mencoba; Menalar/ mengasosiasi;
dan Mengomunikasikan.
Membahas penilaian otentik, terlebih dahulu kita tahu konsep tentang; pengukuran
(measurement), penilaian (assessment), evaluasi (evaluation), penilaian otentik (Authentic
assessment). Pengukuran merupakan terjemahan dari measurement. Secara terminologis,
pengukuran diartikan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuntitas sesuatu.
Penilaian merupakan proses pemberian makna terhadap hasil pengukuran, sehigga penilaian
dapat digunakan sebagai alat ukur atau memantau pencapaian hasil belajar, membantu
pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi program yang telah dilakukan. Evaluasi adalah
proses sistematis pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan sejauh
mana siswa yang mencapai tujuan instruksional. Penilaian otentik adalah proses penilaian
yang melibatkan beberapa bentuk pengukuran kinerja yang mencerminkan belajar siswa,
prestasi, motivasi, dan sikap yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Pertama, peserta didik mempelajari teknik dasar latihan kekuatan otot tangan dalam aktivitas
kebugaran jasmani dengan melihat tayangan video atau gerakan yang dicontohkan oleh guru
( tahap formasi rencana ). Kedua, peserta didik melakukan latihan kekuatan otot tangan
sesuai dengan apa yang dilihat pada video atau gerakan yang dicontohkan guru secara
berulang-ulang ( tahap latihan ). Ketiga, peserta didik dapat melakukan latihan kekuatan otot
tangan dengan benar ( tahap otomatisasi ), gerakan otomatisasi merupakan hasil dari latihan
yang dilakukan dengan efektif.