Anda di halaman 1dari 8

OLAHRAGA SEBAGAI DAYA MOTORIK PADA PESERTA DIDIK

Nama Penulis Pertama1, Kedua2, Ketiga3 (Times New Roman 12, Bold, spasi 1)
1
Afiliasi (Program Studi, Fakultas, PT), Alamat PT (Times New Roman 10, spasi 1)
2
Afiliasi (Program Studi, Fakultas, PT), Alamat PT (Times New Roman 10, spasi 1)
3
Afiliasi (Program Studi, Fakultas, PT), Alamat PT (Times New Roman 10, spasi 1)
1
Alamat e-mail (Times New Roman 10, spasi 1)

Abstrak
Menurut Undang-undang no. 3 tahun 2005, olahraga yaitu kegiatan
sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan potensi jasmani, rohani dan
sosial. Olahraga pun dapat dilakukan di sekolah maupun luar sekolah. Namun, untuk
melatih olahraga motorik pada peserta didik dibutuhkan yang disebut pendidikan
jasmani. Pendidikan jasmani adalah kegiatan fisik yang diurutkan untuk merencanakan
dan merancang pengalaman belajar untuk
memenuhi pertumbuhan dan perkembangan, dan juga kebutuhan perilaku bagi peserta
didik.Pendidikan fisik bertujuan untuk memancing rangsangan
dalam membentuk pertumbuhan organik, motorik, intelektual dan
emosional. Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang harus menggerakkan
anggota tubuh, seperti kepala, bibir, lidah, tangan, kaki, dan jemari. Namun, gerakan-
gerakan motorik tersebut belum dapat terlihat ketika bayi baru lahir, namun secara
perlahan akan mulai terbentuk dan terlihat pada seiring tumbuh kembang pada anak.
Kemampuan motorik merupakan hasil gerak pada individu ketika melakukan gerak, baik
saat melakukan gerak olahraga atau aktivitas lainnya. Pada keterampilan motorik yang
memiliki kemampuan bergerak sehingga adanya olahraga motorik dapat melatih peserta
didik dalam perkembangan kemampuan motoriknya.

Kata Kunci: olahraga, motorik, pendidikan jasmani

Abstract
According to Law No. 3 of 2005, sports are activities systematically to encourage, nurture and
develop physical, spiritual and social potential. Sports can also be done at school or outside the
school. However, to train motor sports in learners is needed called physical education. Physical
education is a physical activity sorted to plan and design a learning experience for growth and
development, as well as behavioral needs for learners. Physical education aims to provoke
stimuli in shaping organic, motor, intellectual and emotional. Motor skills are abilities that must
move the limbs, such as the head, lips, tongue, hands, feet, and fingers. However, these motor
movements can not be seen when the newborn, but will slowly begin to form and be seen as the
child grows. Motor ability is the result of motion in individuals when performing motion, either
when doing sports or other activities. In motor skills that have the ability to move so that the
existence of motor sports can train learners in the development of motor skills.
Keywords: sports, motor, physical education
PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani adalah konstribusi bagian dari program pendidikan secara
umum, terutama melalui pengalaman gerak untuk menjamin pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan
melalui pengalaman gerak yang mendorong kemampuan fisik, keterampilan motorik,
perkembangan kognitif, perkembangan sosial-emosional dan spiritual. Proses pembelajaran
pada peserta didik hendaknya dilakukan dengan memberi konsep-konsep dasar yang
memiliki kebermaknaan bagi anak melalui nyata yang memungkinkan anak menunjukkan
aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal. Pentingnya gerak dasar bagi anak sangatlah
berpengaruh untuk kemajuan akademiknya selain itu juga pertumbuhan dan perkembangan
anak menjadi akan lebih baik dalam bergerak. Melalui pendidikan jasmani yang diarahkan
dengan baik dan dipahami maka, anak-anak dapata mengembangkan keterampilan yang
berguna bagi pengisian waktu senggang atau waktu kosong saat tidak ada kegiatan dan
aktivitas hal ini akan terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup
sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya.
Namun, terdapat salah satu hal untuk dapat mengembangkan keterampilan peserta didik
yaitu adanya kemampuan motorik yang sangat berperan penting bagi suatu landasan
pengembangan keterampilan pada peserta didik. Dasar dari kemampuan motorik pada
peserta didik adalah salah satu aspek penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Karena kemampuan motorik adalah salah satu tujuan dan fungsionalisasi potensi yang
dimiliki siswa yang diperoleh dari pembelajaran pendidikan jasmani saat di sekolah.
Kemampuan motorik juga dapat dijadikan sebuah kualitas dalam kemampuan pada peserta
didik dalam melakukan keterampilan gerak.
Salah satu indikator dalam tercapai atau tidaknya tujuan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani di pada peserta didik tersebut dapat dilihat dari tingkat kemampuan motorik siswa.
Kemampuan motorik dapat ditingkatkan melalui kegiatan yang dapat mengembangkan
keterampilan gerak seperti bermain atau kegiatan lainnya. Semakin banyak gerak anak
dalam aktivitas bermain maka semakin berkembang kemampuan motoriknya. tubuh dan
psikis serta materi sosial ditujukan pada sikap kesetiaan dan kemauan dalam menolong dan
memiliki dasar kebersamaan dengan penuh semangat dalam peningkatan kesegaran jasmani
pada peserta didik.

METODE
Menurut Arikunto (2014:203) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu metode
deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif, artinya metode ini dikumpulkan dari beberapa
sumber yang terkait dengan tema penelitian ini. Metode ini menghimpun aspek pentingnya peran
olahraga dalam mengembangkan kemampuan fisik, psikomotorik, sosial dan emosional pada
peserta didik. Penelitian ini memakai Pendekatan Penelitian Kualitatif,menekankan dalam analisa
mendalam berdasarkan proses berpikir secara deduktif yang berkaitan menggunakan interaksi
antara kenyataan yg diteliti menggunakan memakai logika logis berdasarkan kebenaran
sebelumnya. Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan dalam
filsafat postpositivisme, dipakai untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), dan hasil penelitian
lebih menekankan makna daripada generalisasi. (Sugiyono : 2019 : 18). Penelitian ini tentang
perilaku motorik akan bertepatan pada kajian yang meembahas tentang pembelajaran motorik,
kontrol motorik dan perkembangan motorik pada peserta didik.
Melalui Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan kebutuhan tubuh dapat dipenuhi,
dengan pengertian lain bahwa Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah salah satu
bentuk yang dipergunakan untuk untuk keperluan pencapaian tujuan pendidikan juga dapat
mengembangkan kemampuan motorik pada anak. Hal ini dikarenakan pelaksanaan pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan sangat mampu mempengaruhi perkembangan pada
peserta didik yang sedang mengalami masa transisi pertumbuhan. Pada hakikatnya inti dari pada
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah gerak. Dalam pengertian ini ada dua hal yang
harus dipahami yaitu pertama menjadikan gerak sebagai alat pendidikan, kedua menjadikan gerak
sebagai alat pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik. (Kiram,1992: 5).
Pada penelitian ini memakai pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini jenis yang dipakai
yaitu studi kepustakaan (library research), merupakan teknik mengumpulkan data atau karya tulis
ilmiah yg berkaitan menggunakan obyek penelitian atau pengumpulan data yg bersifat kepustakaan.
Telaah yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah yang dalam dasarnya menelaah dengan
kritis yang menumpu penelitian ini dan juga penelitian yang mendalam terhadap bahan- bahan
pustaka yang relevan.
Penelitian ini dengan melakukan teknik analisis data dan juga teknik pengolahan dengan cara
mencari data-data dengan data pendukung yang otenik maupun data dari penelitian yang pernah
diteliti (Herlina: 2015: 495). Tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:
Membaca/mempelajari data,menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data;
mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data;
menuliskan ‘model’ yang telah ditemukan; koding yang telah dilakukan (Sugiyono: 2019: 248 ).
Setelah proses analisis dilakukan, penelitian ini melakukan penarikan kesimpulan. Pada kesimpulan
tersebut harus diuji keabsahannya agar benar atau tidaknya data yang telah dikumpulkan dapat
diketahui. Oleh karena itu, uji keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber
dan teknik, yaitu dengan dicocokkannya hasil observasi penulis dengan keterangan key informant
dan pada informan dan juga mengecek kembali hasil data kepustakaan dan studi dokumen.
Proses terjadinya gerakan pada manusia dimulai dari adanya stimulus (S) yang diterima oleh
reseptor (R) yang terdiri dari panca indera. Dibawa oleh syaraf-syaraf sensorik menuju ke otak (O).
Stimulus tersebut diolah di otak, lalu memberikan balikan melalui syaraf motorik ke alat-alat gerak
(efektor/E) seperti otot, tulang dan sendi. Sehingga manusia dapat bergerak (Widati et al. 2010: 1).
Adapun hal yang perlu diperhatikan pada saat proses mengembangkan keterampilan motorik
menurut Sukamti yaitu:
(1) kesiapan belajar,
(2) kesempatan belajar,
(3) kesempatan berpraktek,
(4) model yang baik,
(5) bimbingan,
(6) motivasi,
(7) setiap keterampilan motorik harus dipelajari secara individ,
(8) keterampilan sebaiknya dipelajari satu demi satu

Pengertian motorik dan gerak seringkali menjadi satu. Hal ini memang disebabkan
antara kedua istilah tersebut memang sangat sulit untuk ditarik suatu batasan yang kongkrit.
Kedua istilah tersebut (motorik dan gerak) merupakan dua istilah yang saling terkait dan
tidak dapat dipisahkan, karena diantara kedua istilah tersebut terdapat hubungan sebab dan
akibat. Namun demikian diperlukan suatu batasan yang minimal dapat memberikan
penjelasan terhadap hubungan sebab akibat yang dimaksud. Selain itu Anak-anak yang
telah diajarkan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan memiliki perkembangan
motorik yang lebih optimal, karena mereka yang mengenal penjaskes lebih mengerti akan
bagimana cara mengolah tubuh dan mengembangkan diri dengan mengembangkan
keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
serta dapat Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
Pendidikan jasmani juga merupakan media pendorong perkembangan keterampilan
motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup sehat dan
pembentukan karakter (mental, emosional, spiritual dan sosial) dalam rangka mencapai
tujuan sistem pendidikan Nasional.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Landasan Teori
Olahraga adalah gerakan olah tubuh yang dapat memberikan efek pada tubuh
secara langsung maupun tidak langsung pada keseluruhan tubuh. Olahraga adalah aktivitas
otot yg energik & pada aktivitas itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan
kemauannya semaksimal mungkin (Husdarta : 2010: 133).
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk memperoleh kemampuan individu, baik dalam hal fisik,
mental serta emosional ( Rahayu : 2013 : 17 ). Untuk merealisasikan olahraga sebagai daya
motorik bagi siswa, dibutuhkan mata pelajaran pendidikan jasmani untuk proses
pendidikan.
Kemampuan motorik adalah output mobilitas individu pada melakukan mobilitas,
baik mobilitas yg bukan mobilitas olahraga juga mobilitas pada olahraga atau
kematangan penampilan keterampilan motorik. Perkembangan motorik umumnya
diidentikan menggunakan motorik kasar & motorik halus. Motorik kasar adalah kegiatan
mobilitas yang melibatkan otot - otot besar (Muratori, et.al., 2013), misalnya
misalnya berjalan, lari, dan melompat. Sedangkan motorik halus kemampuan yang
berhubungan keterampilan fisik yg melibatkan otot kecil dan koordinasi matatangan
(Skrzek., et.al, 2015). Untuk mengembangkan perkembangan motorik peserta didik,
dibutuhkan olahraga yang gerakannya melibatkan otot-otot besar untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan daya motorik siswa.
Pembahasan
Dalam lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diseluruh ranah, jasmani, psikomotor,
kognitif, dan afektif setiap siswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas terkandung unsur
bahwa, penerapan pola konsumsi makanan yang seimbang pada suatu keluarga akan
berpengaruh pada kemampuan motorik. Pencapaian kemampuan motorik yang baik akan
berdampak pada aktivitas psikis dan fisik untuk dapat melakukan suatu kegiatan belajar.
Sehingga dengan tingkat kemampuan motorik yang baik dapat memberikan hasil belajar
sesuai dengan yang diharapkan.
Kesehatan juga merupakan cerminan dari kemampuan motorik seseorang dan hal ini
merupakan faktor penting didalam belajar. Pelajar yang badannya tidak sehat, tentu tidak
dapat belajar dengan baik. Konsentrasinya akan terganggu, dan pelajaran sukar untuk
masuk ke pikiran. Begitu juga anak yang badannya lemah, sering pusing dan sebagainya
tidak akan tahan lama dalam belajar dan lekas capek. Akibatnya anak menjadi malas dan
dia tidak mempunyai motivasi belajar yang pada akhirnya hal ini dapat menimbulkan
dampak berupa penurunan hasil belajar yang semakin merosot. Fungsi utama kemampuan
motorik adalah untuk menggembangkan kesanggupan dan kemampuan pada setiap individu
yang berguna untuk mempertinggi daya kerja anak. Dengan memiliki kemampuan motorik
yang tinggi tentu individu mempunyai landasan untuk menguasai tugas keterampilan
motorik yang khusus. Dengan mengetahui status kemampuan motorik, diharapkan peserta
didik maupun guru memberikan aktivitas yang tepat kepada peserta didik, sehingga peserta
didik dapat mengembangkan kemampuan dirinya atau setidaknya dapat mengurangi
kelemahan yang dimilikinya secara baik dan teratur.
Untuk memiliki kemampuan motorik yang baik diharapkan kepada guru agar
siswa dapat diberikan pembelajaran yang berkaitan dengan gerak berdasarkan tingkatan
umur dalam bentuk pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Karena
mereka yang mengenal penjaskes lebih mengerti akan bagimana cara mengolah tubuh dan
mengembangkan diri dengan mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat Jurnal Tunas
Bangsa melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih serta dapat
meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. Pendidikan
jasmani juga merupakan media pendorong perkembangan keterampilan motorik,
kemampuan fisik, pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup sehat dan
pembentukan karakter (mental, emosional, spiritual dan sosial) dalam rangka mencapai
tujuan sistem pendidikan Nasional. Beberapa teori dapat di artikan bahwa olahraga dan
adanya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan salah cara yang
dilakukan manusia dalam memperoleh pengetahuan olahraga dan mengembangkannya
sesuai dengan pengalaman sehingga berdampak pada perubahan pola pikir, prilaku, dan
karakter seseorang dalam melakukan aktivitas jasmani kearah yang lebih baik dan teratur.
Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan Samsudin (2013: 146) yaitu, pendidikan jasmani
adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan
dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi.
Kemampuan motorik (motorik ability) memegang peranan yang penting di dalam
setiap kegiatan manusia. Kemampuan motorik adalah suatu proses dimana individu
mengembangkan kemampuan geraknya menjadi respon yang terkoordinasi, terkontrol dan
teratur. Dengan kemampuan motorik manusia dapat melakukan semua kegiatan dengan
baik. Apabila kemampuan motorik tersebut terganggu maka akan menghambat kemampuan
yang lainnya, seperti kemampuan dalam bersosialisasi dan kemampuan dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa olahraga
mempunyai pengaruh yang signifikan bagi perkembangan motorik pada peserta didik.
Kemampuan motorik merupakan salah satu kualitas hasil gerak individu dalam melakukan
gerak, tinggi gerak yang bukan gerak olahraga maupun gerak dalam olahraga atau
kematangan penampilan keterampilan motorik. Makin tinggi kemampuan motorik
seseorang maka dimungkinkan daya kerjanya akan menjadi lebih tinggi dan begitu
sebaliknya. Oleh karena itu kemampuan gerak dapat dipandang sebagai keberhasilan di
dalam melakukan tugas keterampilan gerak (Sukintaka, 2001: 47).
Hasil penelitian dan uraian pembahasan di atas juga merupakan rekomendasi hasil
penelitian mengenai pembelajaran bagi siswa sekolah dasar yang dilihat pada sudut
pandang ilmu pendidikan jasmani yang memfokuskan pada aktivitas gerak dan fisik.
Namun, adapun gangguan terkait pengembangan fisik-motorik pada peserta didik, salah
satunya yaitu gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik anak. Perkembangan
fisik dan motorik anak yang tidak tercapai dapat diartikan bahwa perkembangan fisik dan
motorik anak tersebut mengalami gangguan. Ciri-ciri dari gangguan fisik dan motorik anak
usia sekolah dasar yaitu mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak
(tulang, sendi, otot). Menurut Syamsu Yusuf bahwa salah satu faktor yang dapat
menyebabkan perkembangan fisik motorik mengalami gangguan disebabkan karena adanya
kekurangan gizi pada ibu hamil yang mengakibatkan berat badan bayi sangat rendah
(berkaitan erat dengan angka kematian yang tinggi), dan perkembangan yang buruk dan
kurang baik.
Peserta didik yang menjadi subjek dalam penelitian ini dan mengalami perkembangan
fisik-motorik siswa yang tidak tercapai disebabkan penyimpangan genetik atau Down
syndrome yang menyebabkan kesulitan dalam beraktifitas disekolah. Hal ini adalah salah
satu gangguan yang menyerang perkembangan fisik motorik anak. Down syndrome sendiri
merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom 21 (trisomy 21) akibat
kegagalam sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.
Anak yang mengalami down syndrome biasanya kurang bisa mengkoordinasikan antara
motorik kasar dan halus.
SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan kemampuan daya motorik peserta didik pada bidang
olahraga. Penelitian ini membahas bagaimana mengembangkan kemampuan daya motorik
siswa dalam dunia pendidikan. Untuk memiliki kemampuan motorik yang baik diharapkan
kepada guru agar siswa dapat diberikan pembelajaran yang berkaitan dengan gerak
berdasarkan tingkatan umur dalam bentuk pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan. Pada penjaskes terdapat cara mengolah tubuh dan mengembangkan diri dengan
mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan maupun
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat dan mengembangkan keterampilan
motorik dengan gerakan-gerakan yang terdapat pada olahraga. Gerakan olahraga memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan motorik manusia agar dapat melakukan
semua kegiatan dengan baik dan meningkatkan perkembangan fisik.

DAFTAR PUSTAKA
a. Sumber Buku
J. Moeleong, Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandug: Alfabeta.

b. Sumber Jurnal
Kiranida, Oktafiana. 2019. MEMAKSIMALKAN PERKEMBANGAN MOTORIK SISWA
SEKOLAH DASAR MELALUI PELAJARAN PENJASKES. Jurnal Tunas
Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019. Universitas Negeri Jakarta.

Yuniko, Geri. Zalfendi. 2018. Hubungan Kemampuan Motorik dengan Hasil Belajar Penjas
Siswa Sekolah Dasar Negeri 194 Kabupaten Tebo. Jurnal Pendidikan dan
Olahraga Volume 1 No. 1 November 2018. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan : Universitas Negeri Padang.

Kamal S, Danang. Muhammad Nur, Heryanto. 2017. SURVEI KEMAMPUAN MOTORIK


SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI TAHUN AJARAN 2014-2015. Jurnal
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017.
Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan :
Universitas Negeri Surabaya.

Sumatri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas.

Suyadi, Wina Calista, Deska Puspita. 2018. Perkembangan Fisik-Motorik Siswa Usia Dasar:
Masalah dan Perkembangannya. Jurnal Ilmiah PGMI Volume 4 No 2,
Desember 2018. Pascasarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan :
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Setiyawan. 2017. Visi Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-
3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 . Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keolahragaan.

Nur, Lutfi. Hafina, Anne. Rusmana, Nandang. Bakhri, Rafdlal Saeful. 2019. Kemampuan
Motorik Dasar Anak Usia Dini dalam Pembelajaran Akuatik. Jurnal Ilmiah
VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 14 No. 2, Desember 2019.

Anda mungkin juga menyukai