Anda di halaman 1dari 2

Nama : Annida Salsabila

NIM : 3401420089

Tugas Rangkuman MK PIP

Hakikat Manusia Menurut Pandangan Filsafat, Ilmu, dan Agama, serta Pancasila.

1. Hakikat Manusia Dalam Pandangan Filsafat

Filsafat manusia atau antropologi filsafat merupakan bagian integral dari sistem Filsafat
yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Sebagai bagian dari sistem
filsafat, secara metodis ia memiliki kedudukan yang kurang lebih setara dengan cabang-
cabang filsafat lainnya seperti; etika, kosmologi, epistemologi, filsafat sosial dan estetika.
Semua cabang filsafat tersebut pada prinsipnya bermuara pada esensi manusia dengan
menyoroti gejala dan kejadian manusia secara sintesis dan reflektif, serta memiliki ciri-ciri
ekstensif, intensif dan kritis.

Upaya pemahaman hakikat manusia sudah dilakukan sejak dahulu. Namun, hingga saat
ini belum mendapatkan pernyataan yang pas dan tepat, dikarenakan manusia itu adalah
makhluk yang unik yang dimana dengan manusia satu dengan yang lainnya berbeda

Dr. M. J. Langeveld seorang tokoh pendidikan bangsa Belanda, memandang manusia


sebagai Animal Educadum dan Animal Educable, yaitu manusia adalah makhluk yang harus
dididik dan dapat dididik. Oleh karena itu, unsur rohaniah merupakan syarat mutlak
terlaksananya program-program pendidikan. Penulis akan mencoba memaparkan apa
sebenarnya hakekat manusia yang dirangkum dari beberapa sumber bacaan. Ilmu yang
mempelajari tentang hakekat manusia disebut dengan Antropologi Filsafat.

2. Hakikat Manusia Dalam Pandangan Ilmu

Manusia benar-benar merupakan makhluk yang unik. Manusia memiliki berbagai


dimensi dasar, baik secara pribadi, jiwa, kelompok, dan lain-lain. Semua itu bercampur aduk
menjadi potensi dasar atau bawaan dari manusia tersebut, sehingga disadari atau tidak,
manusia telah mengembangkan potensinya tersebut, baik secara maksimal atau tidak, dengan
baik atau buruk. Semuanya tergantung manusia itu sendiri dan faktor lingkungan yang
mempengaruhinya.
Kaitanya dengan hal tersebut, dengan akal manusia yang bisa dikatakan jenius, manusia
dapat menemukan jalan untuk mengembangkan potensi-potensi mereka dengan baik. Yaitu
dengan ilmu dan sebuah pendidikan. Manusia mulai sadar akan arti penting ilmu dan
pendidikan bagi kehidupan mereka. Dalam keterkaitan antara ilmu dan pendidikan dengan
manusia. Atau, apakah arti penting pemahaman tentang hakekat manusia tadi terhadap proses
pendidikan.

3. Hakikat Manusia Dalam Pandangan Agama

Menurut sifat hakiki manusia adalah makhluk beragama, yaitu makhluk yang mempunyai
fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama, seta
sekaligus menjadikan kebenaran yang bersumber dari agama itu sebagai rujukan sikap dan
perilakunya.

Fitrah beragama ini merupakan potensi yang arah perkembangannya amat tergantung
pada kehidupan beragama dlingkungan dimana orang (anak) itu hidup, terutama lingkungan
keluarga. Apabila kondisi itu kondusif, dalam arti lingkungan itu memberikan ajaran,
bimbingan dengan pemberian dorongan (motivasi) dalam ketauladanan yang baik (uswah
hasanah) dalam mengamalkan nilai-nilai agama, maka anak itu akan berkembang menjadi
manusia yang berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur.

4. Hakikat Manusia Dalam Pandangan Pancasila

Pancasila memandang hakikat manusia memiliki sudut pandang yang :


a.  Monodualistik dan Monopluralistik
b. Keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
c.  Integralistik, kebersamaan, dan kekeluargaan
Pandangan hidup Pancasila, pengembangan manusia Indonesia seutuhnya diusahakan
agar hidup selaras, serasi, dan seimbang dalam konteks hubungan manusia dengan ruang
lingkupnya. (hal ini sesuai dengan sudut pandang keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan).
Dan sesuai dengan dasar pengendalian diri dalam mengejar kepentingan pribadi, maka
manusia Indonesia yang mendasarkan diri pada pandangan hidup Pancasila dalam
mewujudkan tujuan hidupnya, memiliki kesadaran bahwa setiap gerak arah dan cara-cara
melaksanakan tujuan hidupnya senantiasa dijiwai oleh Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai