Adalah perencanaan dan pengendalian proyek timbul karena kompleksnya dan sifat
saling bergantung dari kegiatan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan
proyek. Metode perencanaan proyek yang sering disebut dengan metode jaringan kerja
(Network), mulanya dikembangkan secara terpisah oleh dua kelompok yang berbeda. DuPont
Company mengembangkan metode yang dikenal dengan Critical Path methods (CPM),
dikembangkan untuk perencanaan dan pemeliharaan pabrik kimia. Selanyutnya metode ini
digunakan secara meluas oleh Dupont Company untuk banyak fungsi rekayasa.
Usaha serupa dilakukan oleh Angkatan laut Amerika Serikat, pada waktu yang kurang
lebih bersamaan untuk mengembangkan metode guna merencanakan dan mengendalikan
Proyek Rudal Polaris. Proyek ini melibatkan 3000 organisasi kontraktor dan dipandang
sebagai proyek paling kompleks yang dilakukan sampai saat ini. Hasilnya adalah
pengembangan Metode perencanaan yang dikenal dengan nama Program Evaluation dan
Review Technigue (PERT).
PERT dan CPM adalah metode penjadwalan yang sangat penting, karena kedua
model ini dapat membantu menjawab pertanyaan berikut:
2. Apa aktivitas keritis atau tugas-tugas dalam proyek yaitu satu pekerjaan yang akan
menunda keseluruhan proyek jika pekerjaan itu terlambat.
3. Apakah aktivitas non kritis atau pekerjaan-pekerjaan yang bisa berjalan terlambat
tampa menunda penyelesaian keseluruhan proyek.
6. Pada suatu tanggal yang telah ditentukan apakah jumlah uang dibelanjakan itu
sama, kurang atau lebih besar dari jumlah yang telah dianggarkan.
7. Apakah ada sumberdaya yang tersedia untuk menyelesaikan proyek tepat pada
waktunya.
8. Jika proyek ingin diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat, cara apa yang
paling baik untuk menyelesaikan proyek ini dengan biaya yang sekecil mungkin.
a. Earliest Start Time (ES) adalah waktu paling awalcepat untuk memulai
suatu kegiatan, apabila kegiatan yang mendahului dilaksanakan pada ES-nya.
b. Latest Start Time (LS) adalah waktu paling lambat untuk memulai suatu
kegiatan tampa menunda penyelesaian proyek secara keseluruhan.
c. Earliest Finish Time (ES) adalah waktu paling cepat suatu kegiatan dapat
diselesaikan apabila kegiatan tersebut dimulai pada ES-nya. Atau sama dengan
ES + waktu kegiatan yang bersangkutan.
d. Lates Finish Time (LS) adalah waktu peling lambat untuk menyelesaikan
suatu kegiatan agar proyek secara keseluruhan tidak tertunda
peneyelesaiannya.
b. Waktu realistik (Most Like Time) disimbol (m) yaitu waktu kegiatan yang
akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan
penundaan-penundaan tertentu yang dapat diterima.
c. Waktu pesimistik (b), waktu kegiatan, bila terjadi hambatan yang lebih dari
semestinya.
b. Langkah-Langkah PERT/CPM
3. Menetapkan waktu, jumlah tenaga kerja dan biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan.
4. Menyusun diagram diagram jaringan dengan memperhatikan hubungan yang
terdapat diantara kegiatan-kegiatan yang ada.
7. Menghitung biaya proyek dengan mepehatikan biaya dan waktu percepatan proyek
Berikut ini langkah-langkah dalam menentukan jalur kritis serta komponen-komponen apa
saja yang diperlukan dalam tahapannya.
1. Buat list/daftar dari setiap kegiatan proyek: perhatikan struktur uraian kerja atau WBS
dari proyek untuk mengumpulkan semua kegiatan pada proyek.
2. logika ketergantungan: tentukan hubungan antar kegiatan dengan kegiatan lainnya,
kegiatan mana yang bergantung pada kegiatan yang lain sebelum bisa dimulai.
3. Menyusun network planning diagram: setelah menentukan hubungan antar kegiatan,
maka dapat setiap kegiatan yang saling berhubungan dengan yang lain sesuai dengan
urutan kegiatan
4. Memperkirakan alur waktu: tentukan durasi setiap kegiatan.
5. Gunakan aturan jalur kritis: aturan ini terbagi menjadi dua yaitu aturan hitungan maju
(forward pass) dan aturan hitungan mundur (backward pass).
6. Forward Pass: Diperlukan diagram jaringan dan durasi setiap kegiatan untuk
menentukan waktu paling cepat dimulainya kegiatan (ES) dan waktu paling cepat
selesainya kegiatan (EF). Berdasarkan konsepnya ES suatu kegiatan sama dengan EF
pendahulunya (predecessor), dan EF-nya ditentukan oleh rumus EF = ES + D (D
adalah durasi kegiatan). EF dari kegiatan terakhir mengidentifikasi perkiraan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan keseluruhan proyek.
7. Backward Pass: Dimulai dengan menentukan waktu paling cepat selesainya kegiatan
(EF) pada kegiatan terakhir sebagai waktu paling lambat selesainya kegiatan (LF)
yang artinya pada kegiatan terakhir LF kegiatan sama dengan EF. Dengan demikian
rumus yang digunakan untuk mencari LS adalah LS = LF – D (D adalah durasi
kegiatan). Waktu paling lambat selesainya kegiatan (LF) sama dengan waktu paling
lambat dimulainya kegiatan (LS) pada kegiatan setelahnya (successor).
8. Identifikasi Float dari setiap kegiatan: float adalah waktu dimana suatu kegiatan yang
mungkin mengalami penundaan tanpa mempengaruhi durasi kegiatan pada proyek
secara keseluruhan. Terdapat dua jenis float yaitu Free Float dan Total Float.
9. Free Float: adalah lamanya waktu suatu kegiatan dapat ditunda tanpa memengaruhi
tugas berikutnya. Free Float dapat dihitung dengan menggunakan rumus FF = EF –
ES – D.
10. Float: adalah lamanya waktu yang di mana suatu kegiatan dapat ditunda tanpa
mempengaruhi tanggal akhir proyek. Total Float dapat dihitung dengan rumus TF =
LF – ES – D.
11. Identifikasi jalur kritis: rangkaian kegiatan dengan nilai float = 0 merupakan jalur
kritis
12. revisi selama eksekusi: Terus perbarui diagram jaringan jalur kritis saat ketika jalur
kritis dipercepat karena akan muncul jalur kritis lainnya pada diagram jaringan ketika
dilakukan percepatan pada jadwal (crashing).
Render, Jay Heizer. (2015). Manajemen Operasi Edisi Ke-11. Jakarta; Salemba Empat.