Anda di halaman 1dari 25

Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Bab 7
PERENCANAAN WAKTU & HARGA PRODUK

7.1 Tujuan Pembelajaran

1. Menyusun suatu sarana pengendalian untuk penggunaan waktu proses produksi


dengan menggunakan Diagram Pert & Diagram Chart
2. Menentukan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk yang paling
ekonomis
3. Menentukan penggunaan bahan dengan baik terutama menyangkut persediaan dan
penjadwalan pesanan
4. Menentukan waktu inspeksi bagi penyedia agar kualitas atau pelaksanaan kerja
sesuai dengan perencanaan terdahulu
5. Mengatur tahapan kerja yang harus dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
bahan atau tenaga kerja yang tersedia
6. Menghitung waktu penyelesaian maksimal, minimal dari suatu produk sesuai dengan
proses kerja yang sudah dirancang
7. Menghitung waktu standar untuk penyelesaian suatu produk
8. Menghitung biaya dan unsur biaya untuk suatu produk
9. Membuat rencana biaya yang diperluan dalam setiap unsur produksi

7.2 Perencanaan Jaringan PERT

Agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka diperlukan saraa
tertentu. Saran ini tidak berdiri sendiri, tetapi dilaksanakan secara simultan untuk
menjamin efektifitasnya. Sarana ini ada beberapa jenis, namun dalam pembahasan ini
hanya dibahas dua jenis, yaitu PERT dan Gant Chart

Metoda yang paling terkenal dan digunakan secara luas dalam perencanaan,
penjadwalan dan pengawasan adalah PERT, yang merupakan metode analisis yang
dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengawasan rumit yang
memerlukan kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu dan
kegiatan itu saling bergantung dengan kegiatan lain. Analisis jaringan kerja (network)
ini, secara umum sangat menolong dalam:

1) Perencanaan suatu proyek yang rumit


2) Penjadwalan pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien
3) Pengadaan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia
4) Penjadwalan ulang untuk mengatasi hambatan dan keterlambatan
5) Penentuan kemungkinan pertukaran antara waktu dan biaya
6) Penentuan penyelesaian suatu proyek tertentu

61
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

PERT bukan hanya berguna untuk proyek raksasa yang memerlukan waktu tahunan dan
ribuan pekerja, tetapi juga dapat membantu para manajer memperbaiki efisiensi pengerjaan
proyek segala ukuran. Dari proyek pengembangan pabrik sampai perencanaan administrasi
kantor. PERT telah digunakan dengan sukses di bidang kegiatan konstruksi, seperti
pembangunan rumah dan jembatan, realokasipekerjaan dalam pabrik , perencanaan
produksi produk yang baru, perencanaan kampanye promosi, penetuan jumlah buruh
optimal dalam suatu pabrik, perakitan pesawat terbang dan pengkoordinasian pemeliharaan
serta proyek instalasi seperti pemasangan sistem komputer baru, serta ribuan penerapan
lainnya. Metodologi dan komputer PERT mempunyai pengertian standar yang dapat
diuraikan sebagai berikut:

Kegiatan (activity), yaitu bagian keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan. Kegiatan


mengkomsumsi waktu dan sumber daya serta mempunyai waktu mulai dan waktu
berakhirnya, seperti disajikan pada gambar berikut. Kegiatan yang menunjukkan urutan
yang kegiatan (tanda panah) harus dilaksanakan

Gbr-10 Model Dasar dan Komponen Diagram PERT

Peristiwa (event), menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Biasaya peristiwa
digambarkan dengan suatu lingkaran atau nodes dan juga diberi nomor. Dalam jaringan
PERT, setiap kegiatan menghubungkan dua peristiwa

62
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Waktu kegiatan, PERT menggunakan estimasi waktu penyelesaian suatu kegiatan.


Estimasi ini diperoleh dari orang yang mempunyai kemampuan tentang pekerjaan yang
akan dilaksanakan dan waktu pengrjaannya. Ketiga estimasi waktu tersebut antara lain:

1) Waktu optimistik (a) adalah waktu kegiatan bila semuanya berjalan dengan baik
tanpa hambatan atau penundaan
2) Waktu realistik (m), adalah waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan
dilaksanakan dalam kondisi dengan penundaaan tertentu yang dapat diterima
3) Waktu pesimistik (b), adalah waktu pelaksanaan kegiatan yang akan terjadi bila
suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal dengan penundaaan yang lebih
dari semestinya

PERT mempertimbangkan ketiga estimasi waktu untuk mendapatkan waktu kegiatan


yang diharapakan (expected time) dengan persamaan:

Waktu kegiatan yang diharapkan (ET) =

Jadi, jika suatu kegiatan dalam suatu jaringan PERT mempunyai estimasi waktu
penyelesaian a = 1, m = 3 dan b = 5 minggu, maka waktu kegiatan yang diharapkan
adalah :

( )
Waktu kegiatan yang diharapkan (ET) = = 3 minggu

Persyaratan Urutan Pengerjaan

Karena berbagai kegiatan tidak dapat dimulai sebelum kegiatan lain diselesaikan dan
mungkin ada kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan. Secara bersamaan dan/atau tidak
salingbergantung, harus dibuat urutan pelaksanaan pekerjaan, kegiatan selanjutnya dapat
dimulai. Terkait waktu mulai dan waktu berakhir, dikenal beberapa istilah, antara lain:

1) Earliest start time (ES) adalah waktu yang paling awal (tercepat) suatu kegiatan
dapat dimulai dengan memperhatikan waktu kegiatan yang diharapkan dan
persyaratan urutan pengerjaan
2) Latest start time (LS) adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu
pekerjaan tanpa penundaan keseluruhan proyek
3) Earliest finish time (EF), adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat
diselesaikan atau sama dengan ES + waktu kegiatan yang diharapkan
4) Latest finish time (LF), adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan
suatu kegiatan tanpa penundaaan penyelesaian proyek secara keseluruhan atau
sama dengan LS + waktu kegiatan yang diharapkan

63
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Kegiatan semu (dummy activity), adalah bukan suatu kegiatan sebenarnya. Dalam diagram
jaringan kerja PERT, kegiatan semu ditunjukkan dengan tanda panah putus-putus.
Kegunaannya adalah untuk menunjukkan urutan pekerjaan yang lebih tepat bila suatu
kegiatan tidak secara langsung tergantung pada kegiatan lain, menghindari jaringan kerja
PERT dimulai atau diakhiri oleh lebih dari satu peristiwa, dan menghindari terjadinya dua
kejadian dihubungkan lebih dari satu kegiatan

Contoh penggunaan jaringan PERT

Untuk menggambarkan penggunaan jaringan PERT, berikut ini disajikan contoh data yang
ditunjukkan pada tabel dan diuraikan dalam jaringan kerja

Diasumsikan dimana suatu perusahaan terdiri dari 9 pekerjaan yang diberi notasi A, B, …
I, serangkaian persyaratan urutan pengerjaan dan tiga estimasi waktu untuk setiap kegiatan

Pada kolom 1,2 dan 3 dari tabel memperlihatkan bahwa kegiatan-A adalah kegiatan
pertama. Kegiatan ini mendahului setiap kegiatan lainnya dan harus diselesaikan sebelum
kegiatan-B dan C dapat dimulai. Dilain pihak, kegiatan-I adalah kegiatan terakhir dan ini
tidak dapat dimulai sebelum kegiatan-G dan H diselesaikan.

Tabel-17 Contoh Data Olahan Diagram PERT

Kolom 4.1, 4.2 dan 4.3 pada tabel tersebut di atas merupakan tiga estimasi waktu untuk
setiap kegiatan. Data ini digunkan untu menghitung waktu yang diharapkan (kolom-4.4)
dengan menggunakan persamaan tersebut di atas. Hasil perhitungan ini dapat
dicantumkan pada diagram

64
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Gbr-11 Contoh Hasil pembuatan Diagram PERT

Jalur Kritis (Critical path), adalah jalur terpanjang pada jaringan kerja dan waktunya
menjadi waktu penyelesaian minimum yang diharapkan masing-masing alternatif

Tabel-18 Contoh Alternatif Jalur pada Diagram PERT (Gbr-11)

Jalur peristiwa alternatif Waktu penyelesaian yang diharapkan


1, 2, 3, 5, 7, 8 3 + 5 + 6,5 + 4 + 4 = 22,5
1, 2, 4, 5, 7, 8 3 + 6 + 0 + 4 + 4 = 17
1, 2, 4, 6, 7, 8 3 + 6 + 6 4 + 4 = 23

Jalur terpanjang meliputi peristiwa 1, 2, 4, 6, 7 dan 8 dengan waktu penyelesaian 23


minggu. Ini merupakan jalur kritis yang ditunjukkan dengan tanda panah tebal.
Sehubungan dengan jalur kritis suatu proyek, perlu diperhatikan bahwa:

1) Penundaan kegiatan yang merupakan bagian dari jalur kritis akan menyebabkan
perlambatan penyelesaian proyek
2) Penyelesaian proyek secara keseluruhan akan dapat dipercepat jika penyelesaian
suatu kegiatan pada jalur kritis dapat dipercepat
3) Kelonggaran waktu (slack) terdapat pada kegiatan yang tidak merupakan bagia
dari jalur kritis. Hal ini memungkinkan diadakannya realokasi tenaga kerja dari
kegiatan tertentu ke kegiatan kritis

Penyusunan jaringan PERT menyangkut empat langkah berikut:


1) Proyek dipecah menjadi tugas, selanjutnya tugas ditempatkan pada jaringan
dalam bentuk peristiwa dan kegiatan. Peristiwa merupakan bagian tugas yang
harus diselesaikan pada suatu waktu dan digambarkan sebagai bulatan dalam
bagan. Kegiatan menunjukkan waktu atau sumber yang diperlukan untuk maju
dari peristiwa yang satu ke peristiwa lainnya dan digambarkan sebagai anak
panah dalam bagan
2) Peristiwa dan kegiatan ditempatkan pada bagan secara logis, berurutan dan
integral. Setiap kegiatan dimulai dan diikuti oleh peristiwa yang tepat. Suatu
peristiwa hanya akan dimulai bila peristiwa sebelumnya telah diselesaikan

65
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

3) Jangka waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan diperkirakan dan ditulis
pada bagan di jaringan PERT. Setiap kegiatan diberikan tiga perkiraan waktu dan
di bawahnya diberikan waktu keempat yaitu waktu atau periode yang diharapkan
terjadi dan didasarkan atas analisis kemungkinan dari ketiga waktu yang lainnya
4) Jalur kritis ditentukan pada jaringan, jalur kritis tersebut adalah jalan terpanjang
melalui jaringan dalam arti jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh proyek rangkaian tugas dengan wajtu terpanjang

Contoh:
pembuatan jaringan dalam perakitan mobil dengan pokok pekerjaan dan perkiraan waktu
penyelesaiannya

Tabel-19
Contoh Data Rencana Kegiatan, Peristiwa dan Alokasi Waktu Perakitan Kendaraan

Kode Peristiwa Peristiwa yg Jangka waktu


mendahului (hari)
A Mulai - 0
B Desain A 8
C Pesan suku cadang khusus B 0,1
D Membuat kerangka B 1
E Membuat pintu B 1
F Pasang roda tangki D 1
G Membuat badan B 2
H Membuat perseneling B 3
I Pasang pintu G,E 1
J Membuat mesin B 4
K Tes mesin J 2
L Pasag chasis F,H,K 1
M Tes chasis L 0,5
N Cat badan I 2
O Pasang kabel N 1
P Pasang interior N 1,5
Q Terima suku cadang khusus C 5
R Pasang badan pada chasis M.O.P,Q 1
S Tes mobil R 0,5
T Pasang hiasan luar S 1
U Selesai T 0

Berdasarkan tabel di atas, kemudian dapat digambarkan bagan jaringan CPM/PERT


sebagai berikut

66
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Gbr-12 Contoh Data Rencana Kegiatan, Peristiwa dan Alokasi Waktu Perakitan
Kendaraan

Delapan jalur kemungkinan untuk menyiapkan jalur kritis atau terpanjang adalah
BJKLMR yang penyelesaian mobil tersebut dapat dilaksanakan selama 8,5 hari yang
sering juga disebut dengan waktu normal

Tabel-20 Contoh Alternatif Jalur Perakitan Kendaraan (Gbr-13)

1 B-D-F-L-M-R 5 B-E-I-N-P-R
2 B-H-F-L-M-R 6 B-G-I-N-O-R
3 B-J-K-L-M-R 7 B-G-I-N-P-R
4 B-E-I-N-O-R 8 B-C-O-R

Dalam analisis PERT/biaya diperlukan informasi dari dua program yang berbeda, yaitu
program normal dan program percepatan (crash program). Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek di bawah program normal disebut waktu normal dan biaya yang
terjadi disebut biaya normal. Sedangkan waktu minimum yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan disebut waktu percepatan (crash time) dan biaya yang
berhubungan dengan waktu percepatan disebut biaya percepatan (crash cost). Untuk
menentukan trade off optimal diperlukan tambahan informasi tentang hubungan waktu
dan biaya (atau sumber daya). Berikut ini digambarka trade off antara waktu dan biaya.
Penentuan hubungan biaya dan waktusecara tepat untuk kegiatan tidak selalu mudah.

67
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Hubungan tersebut dapat berbentuk kurva terbuka ke atas (concave) atau terbuka ke bawah
(convex)

Gbr-13 Korelasi Waktu dan Biaya (Cost) dengan Pola Kurva Convex
Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat dibuat perkiraan yaitu pengurangan waktu
akan mempengaruhi besarnya biaya. Jika kurva biaya berbentuk cekung, semakin pendek
waktu selesainya kegiatan, biaya tambahan per unit waktu semakin besar (mahal).
Demikian pula sebaliknya, hubungannya berbentuk cembung . Penentuan trade off
waktu/biaya secara tepat dalam bentuk matematika adalah tidak mudah karena
hubungannya tidak linier. Penggunaan komputer akan memudahkan penentuan ini,
tetapi untuk maksud praktis telah sering digunakan pendekatan linier, seperti gambar di
bawaha ini

Gbr-14 Korelasi Waktu dan Biaya (Cost) dengan Pola Kurva Concav

68
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Karena pendekatannya linier, maka kemiringannya konstan pada titik-titik yang berbeda
sepanjang trade off waktu/biaya. Setiap unit pengurangan trade offatau biaya
menunjukkan biaya tambahan, kemudian biaya per unit dalam pengurangan waktu.
Secara matematis, tambahan biaya dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
Cn = Biaya normal
∆ Cc = Biaya percepatan
Ic = =
∆ Tn = waktu normal
Tc = waktu untuk percepatan

Contoh:
Suatu kegiatan yang mempunyai waktu normal = 9-minggu dan waktu dipercepat = 7
minggu. Biaya normal = Rp.900.000,00 dan biaya percepatan = Rp.1.400.000,00, berarti
akan terjadi penambahan biaya sebesar

. . . , . . ,
Ic = = Rp.250.000,00

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jika waktu untuk penyelesaian pekerjaan


dipercepat dari 9 minggu menjadi 7 minggu, maka akan terjadi penambahan biaya sebesar
Rp.250.000,00

Contoh PERT/Biaya

Suatu perusahaan mempunyai pabrik dan memutuskan untuk memasang komputer yang
akan digunakan untuk mengendalikan proses produksi tersebut. Manajemen
menghendaki untu memasang dan menggunakan komputer tersebut secepat mungkin
karena persaingan produk semakin tajam, baik kualitas maupun kuantitas. Kegiatan
berikut ini merupakan kegiatan penggantian sistem sekarang menjadi sistem yang
dikomputerisasikan

Tabel-21 Contoh Penggunaan PERT terkait Biaya

Kegiatan Deskripsi
1-2 Mempersiapkan manual latihan proses
1-3 Mempersiapkan rencana teknik
2-4 Mempersiapkan manual operasi komputer
3-4 Membeli dan memasang komputer
3-5 Merancang sistem operasi
4-5 Menghubungkan sistem pengendalian proses dengan komputer
4-6 Merancang sistem monitoring
5-7 Mengoperasikan komputer sebagi percobaan
6-7 Menguji dan mencata operasi untuk implementasi

Bagian akuntansi perusahaan telah membuat informasi trade off waktu per biaya dalam
percepatan pekerjaan sebagai berikut

69
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Tabel-22 Contoh Analisis Penggunaan PERT terkait Biaya Langsung

Waktu (minggu) Biaya Langsung


Kegiatan
Normal Dipercepat Normal Dipercepat
1-2 5 4 Rp. 60.000,00 Rp. 80.000,00
1-3 7 6 Rp. 95.000,00 Rp.130.000,00
2-4 7 4 Rp. 85.000,00 Rp.145.000,00
3-4 8 5 Rp.100.000,00 Rp.190.000,00
3-5 5 4 Rp. 62.000,00 Rp. 77.000,00
4-5 8 8 Rp. 80.000,00 Rp. 80.000,00
4-6 6 5 Rp. 70.000,00 Rp. 95.000,00
5-7 4 4 Rp. 55.000,00 Rp. 55.000,00
6-7 2 2 Rp. 38.000,00 Rp. 38.000,00

Langkah pertama dihitung biaya tambahan setiap kegiatan dengan menggunakan rumus
Ic, sehingga dapat ditabelkan biaya tambahan tersebut, sebagai berikut

Tabel-23 Contoh Analisis Penggunaan PERT terkait Biaya Tambahan

Biaya Tambahan Biaya Tambahan


Kegiatan kegiatan
(Ribuan Rp) (Ribuan Rp)
1-2 Rp.20.000,00 4-5 TDD**
1-3 Rp.35.000,00 4-6 Rp.20.000,00
2-4 Rp.20.000,00 5-7 TDD**
3-4 Rp.30.000,00 6-7 TDD**
3-5 Rp.15.000,00

Keterangan
. . , . . ,
*Ic = = Rp.20.000,00 per minggu
**TDD = Tidak dapat dipercepat

Langkah berikutnya digambarkan diagram jaringan berdasarkan informasi waktu normal


dan biaya normal. Kemudian diikuti cara kerja PERT/waktu berikutnya, yaitu
menentukan waktu penyelesaian tercepat (EF) dan waktu penyesuaian paling lambat (LF)
untuk setiap peristiwa dan jalur kritis. Hasil disajikan pada gambar berikut

Gbr-15 Diagram PERT berdasarkan informasi waktu normal dan biaya normal

70
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Sekali lagi, kegiatan yang dipercepat adalah kegiatan yang merupakan kegiatan kritis
dengan priorotas bagi waktu percepatan yang termurah. Dari tabel di atas dapat dilihat
bahwa kegiatan 4-5 dan 5-7 minggu tidak dapat dipercepat. Biaya tambahan minimum
dari kedua kegiatan sisa adalah Rp.30.000,00 per minggu untuk kegiatan 2-4. Kegiatan
tersebut dipercepat selama waktu maksimum yang dapat dilakukan yaitu 3 inggu dan
dirancang jaringan baru. Dengan mengikuti prosedur PRT/waktu lagi (EF), (LF dan jalur
kritis dapat ditentukan seperti yang terlihat pada gambar berikut

Waktu penyelesaian proyek menjadi 24 minggu dengan biaya langsung total


Rp.64.500,00 + (3 x Rp.30.000,00) = Rp.735.000,00 dan dua jalur kritis 1-3-4-5-7 dan 1-
2-4-5-7

Gbr-16 Diagram PERT berdasarkan informasi waktu dan biaya percepatan

Dengan adanya dua jalur kritis, bila perusahaan akan mempercepat suatu kegiatan kritis
pada salah satu jalur, maka kegiatan kritis pada jalur lainnya dengan waktu yang sama
juga harus dipercepat. Hal ini bukan hanya merupakan kegiatan 1-2 pada jalur kritis baru
dipercepat, tetapi jalur kritis 1-3-4-5-7 tidak akan berpengaruh oleh tindakan ini. Oleh
sebab itu, percepatan kegiatan 1-2 dan 1-3 harus dipercepat secara bersamaan dengan
waktu percepatan maksimum 1 minggu dan baya tambahan Total Rp.20.000,00 +
Rp.35.000,00 = Rp.55.000,00. Hasilnya disajikan pada gambar. Dengan jalur kritis tetap,
1-2-4-5-7 dan 1-3-4-5-7 dengan waktu penyelesaian produk 23 minggu dan biaya langsung
total adalah Rp.790.000,00 (Rp.735.000,00 + Rp.55.000,00). Hal ini merupakan biaya
minimum untuk waktu penyelesaian produksi tersebut

71
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Gbr-17 Diagram PERT berdasarkan informasi waktu tercepat

Dari persoalan di atas, maka timbul pertanyaan, apakah ada kemungkinan mempercepat
penyelesaian produk lebih lanjut? Jawabnya secara ringkas adalah tidak. Berdasarkan
jalur kritis 1-3-4-5-7 telah mencapai batas maksimum percepatan, meskipun jalur kritis 1-
2-4-5-7 masih dapat dipercepat lebih lanjut. Percepatan waktu pada jalur kritis ini tidak
akan mempengaruhi waktu penyelesaian produk secara keseluruhan. Tambahan
pengeluaran untuk mempercepat kegiatan kritis 2-4 tidak dapat dibenarkan. Jadwal
penyelesaian produk selama 23 minggu dengan biaya langsung total sebesar
Rp.790.000,00 disebut modified crash program

Analisis Biaya Total

Perhitungan untuk mencari modified crash program di atas hanya mepertimbangkan


biaya langsung. Ada dua jenis biaya lainnya yang harus dipertimbangkan dalam
mengambil keputusan terhadap suatu masalah dengan menggunakan metode
PERT.biaya oleh manajer produksi yang rasional. Kedua jenis biaya tersebut adalah:

1) Biaya tidak langsung, yaitu biaya overhead proyek, termasuk biaya tetap yang
naik dengan mundurnya waktu penyelesaian produk seperti sewa peralatan, gaji
manajer, asuransi kekayaan, biaya bunga dan sebagainya
2) Biaya kegunaan, yaitu biaya yang berhubungan dengan waktu penyelesaian
produk yang berupa laba atau keuntungan potensial lebih cepat dan kurang
potensial seandainya terjadi penundaan

Sebagai contoh, bila proyek berupa pembuatan pabrik, biaya ini merupakan laba potensial
yang bisa diperoleh

72
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Gbr-18 Korelasi waktu optimum dan Biaya

Dari contoh sebelumnya dapat dilihat bahwa biaya tidak langsung naik dengan rata-rata
Rp.35.000,00 per minggu
Biaya kegunaan diasumsikan dapat diabaikna. Waktu penyelesaian produksi dapat
diketahui, seperti tabel di bawah ini

Waktu penyelesaian
Biaya Langsung Biaya Tidak langsung
produk (minggu)
27 Rp. 645.000,00 Rp. 1.590.000,00
26 Rp. 675.000,00 Rp. 1.585.000,00
25 Rp. 705.000,00 Rp. 1.580.000,00
24 Rp. 735.000,00 Rp. 1.575.000,00
21 Rp. 790.000,00 Rp. 1.595.000,00

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui waktu pnyelesaian optimal adalah 24
minggu dengan biaya total Rp.1.575.000,00 (terkecil)

7.3 Perencanaan Jaringan-Gant


Proyek dan program kegiatan yang tidak terjadi berulang-ulang sering terjadi dalam
suatu organisasi besar seperti Departemen Pemerintah. Proyek yang besar, kompleks
dan mahal merupakan metode perencanaan dan pengawasan yang memadai. Orang
pertama yang melakukan pendekatan untuk menyusun metode ini adalah Henry L.
Gantt, dengan menggunakan suatu bagan yang dikenal sebagai Gantt Chart. Bagan
ini telah menjadi dasar bagi teknik pengawasan proyek dan program yang lebih
mutakhir

Peta Gant merupakan metode pengawasan grafis untuk suatu proyek dengan tanggal
penyelesaian sudah tertentu. Proyek yang bersangkutan dipecah atau dibagi menjadi
tugas yang terpisah dengan perkiraan waktu yang diperlukan untuk

73
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

menyelesaikannya. Contoh Peta Gant untuk bagan produksi seperti berikut. Dalam
bagan ternyata bahwa proses pekerjaan terdiri atas 3-unsur tugas utama, yaitu:

1) Pengumpulan sumber atau faktor produksi (tenaga kerja, bahan mentah, mesin
dan peralatan)
2) Pelaksanaan produksi
3) Kepeperluan pengangkutn hasil produksi
Penyusunan bagan ini dilakukan dengan cara yaitu, pada akhir bulan November
menunjukkan bahwa produk-A sudah selesai seluruhnya, sementara produk-B tinggal
menyelesaikan transportasinya, sementara produk-C, belum selesainya produksinya.
Pada pekerjaan produk-C, ditunjukkan tahapan penyelesaian, misalnya

1) Permintaan akan sumber


2) Penerimaan sumber
3) Pemberian intruksi
4) Permulaan pekerjaan produksi
5) Penyelesaian inspeksi kualitas pertama dari hasil produksi dan seterusnya

Gbr-19 Model Dasar Jaringan GANT

Standar Harga

Pelaksanaan operasi perusahaan perlu ditentukan suatu standar harga oleh manajemen
perusahaan. Standar harga ini sangat penting peranannya dalam mendukung jalannya
operasi perusahaan. Apabila perusahaan tidak atau belum mempunyai standar harga,

74
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

maka operasi perusahaan akan sulit untuk dikendalikan, terutama pada hal-hal yang
menyangkut masalah harga di dalam perusahaan yang bersangkutan
Standar harga dalam perusahaan meliputi beberapa hal, antara lain standar harga bahan
baku, standar harga bahan pembantu, standar harga jual produk dan sebaginya. Standar
harga dalam perusahaan sangat erat hubungannya dengan perencanaan kegiatan dan
penyusunan anggaran dalam perusahaan yang bersangkutan. Apabila tidak mempunyai
standar harga, maka manajemen perusahaan akan mengalami kesulitan dalam
penyusunan anggaran perusahaan pada setiap periode yang akan berjalan. Bila terjadi
dalam anggaran yang disusun oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan
(seringkali) terjadi penyimpangan harga yang cukup besar dibandingkan dengan
kenyataan yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan

Dengan adanya standar harga, maka perencanaan kegiatan operasi yang akan
dilaksanakan dalam perusahaan tersebut (khususnya yang menyangkut masalah
keuangan perusahaan) akan dapat disusun dengan sebaik-baiknya. Perencanaan
pendapatan perusahaan akan dapat diketahui apabila perusahaan yang berdangkutan
mengetahui standar harga jual produk perusahaan. Demikian pula, pembelian yng akan
dilaksanakan dapat direncanakan dengan baik apabila perusahaan mengetahui harga beli
dari bahan atau barang yang akan dibelinya. Dengan demikian, manajemen perusahaan
ini akan dapat menyusun perencanaan perusahaannya dengan baik, sehingga kegiatan
yang dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut akan dapat
dikendalikan dengan baik pula. Semua standar harga yang akan dipergunakan di dalam
perusahaan harus ditentukan oleh manajemen perusahaan. Dalam penentuan standar
harga ini, tentunya manajemen perusahaan perlu memperhatikan dan
mempertimbangkan semua faktor yang mempunyai kaitan dalam pengaruh terhadap
standar harga yang akan disusun dalam perusahaan

Standar Gaji dan Upah

Pada umumnya para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan akan mempunyai
tujuan utama untuk memperoleh gaji atau upah dari perusahaan. Masalah gaji dan upah
dalam perusahaan, merupakan masalah yang cukup sensitif bagi karyawan, sehingga
masalah ini sering mengundang terjadinya ketidakpuasan karyawan terhadap gaji dan
upah. Hal ini menimbulkan produktivitas kerja karyawan menjadi rendah. Selain itu,
akan diikuti dengan menurunnya motivasi kerja karyawan. Akhirnya produktivitas kerja
perusahaan menjadi sangat rendah. Keadaan semacam ini tentunya tidak akan
memberikan keuntungan kepada perusahaan
Masalah gaji dan upah untuk karyawan perusahaan, pada umumnya manajemen
perusahaan yang baik akan menetapkan standar gaji dan upah yang dapat dimengerti oleh

75
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

karyawan. Standar gaji dan upah yang sederhana, tidak berbelit-belit, akan mudah untuk
dimengerti dan dipahami para karyawan perusahaan tersebut. Pemberian gaji dan upah
atass dasar yang jelas dan dapat dimengerti karyawan akan dapat menimbulkan kepuasan
tersendiri bagi karyawan. Walaupun jumlah yang akan diberikan bukan merupakan
jumlah yang besar, melainkan jumlah yang wajar saja. Dengan jumlah gaji dan upah yang
diterima sama besarnya, tetapi dengan dasar yang jelas dan mudah dimengerti, para
karyawan akan dapat menerimanya dengan perasaan yang puas dan lega. Apabila
karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tidak mengerti dasar pemberian gaji dan
upah yang diperolehnya, maka karyawan akan menjadi tidak puas, berkeluh kesah dan
motivasi kerjanya menjadi rndah. Dalam situasi seperti ini, para karyawan perusahaan
tak jarang menjadi kehilangan motivasi kerjanya, sehingga prestasi kerjanya juga akan
menjadi rendah. Keadaan semacam ini, tentunya tidak akan menguntungkan perusahan.
Pada umumnya, pengertian gaji digunakan bagi karyawan yang bekerja dan
mendapatkan kontrak prestasi setiap bulannya. Mereka merupakan karyawan tidak
langsung di perusahaan. Upah, umumnya akan diberikan atas dasar prestasi kerja
tertentu, yang biasanya diperuntukkan bagi karyawan langsung di perusahaan. Upah ini
akan terkait secara langsung terhadap produktivitas kerja karyawan langsugn yang
bekerja di perusahaan dengan demikian karyawan yang mendapatkan gaji di perusahaan
adalah karyawan tidak langsung dan memperoleh pembayaran prestasi kerjanya setiap
bulan, sedangkan karyawan yang mendapatkan upah di perusahaan adalah karyawan
langsung dan menerima pembayaran atas prestasi kerjanya setiap satuan waktu tertentu
(pada umumnya setiap satu minggu , yaitu setiap hari sabtu)

Metode yang dapat dipergunakan untuk penyusunan standar gaji dan upah di perusahaan
ada beberapa macam. Untuk penentuan standar upah perusahaan, secara umum dapt
dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu sistem upah menurut waktu dan sistem upah
menurut unit keluaran (output)
Sistem upah menurut waktu, berdasarkan upah yang diberikan kepada karyawan
berdasarkan unit waktu kerja, misalnya upah per jam, upah per hari dan sebaginya. Besar
dan kecilnya upah yang akan diterima karyawan yang bekerja dan tidak terpengaruh oleh
jumlah unit produk yang berhasil diselesaikannya

Sistem upah menurut unit keluaran, berdasarkan pada unit keluaran yang berhasil
diselesaikan karyawan. Besar atau kecilnya upah yang akan diterima karyawan
tergantung kepada banyak dan sedikitnya unit produk yang berhasil diselesaikannya,
tanpa memperhitungkan waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan produk tersebut
Sistem upah menurut waktu dan sistem upah menurut unit keluaran ini akan dikenal
sebagai upah dasar, yaitu penentuan besarnya upah yang akan diterima karywan yang
bekerja di perusahaan sebelum diberikan tambahan penerimaan karyawan. Untuk
76
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

menunjang peningkatan produktivitas kerja karywan perusahaan, dikenal adanya sistem


upah insentif, yaitu sistem upah yang didasarkan atas salah satu sistem di atas, yaitu
menurut waktu atau menurut unit keluaran. Kemudian diberikan aturan tambahan
tertentu. Sebagai contoh, sistem upah menurut waktu yang dipergunkan dalam
perusahaan, ditentukan upah per hari adalah Rp.30.000. Namun apabila karyawan
tersebut di dalam satu hari dapat menyelesaikan lebih dari 10 unit produk per hari, maka
kepada setiap kelebihan dari 10 unit tersebut, akan diberikan Rp.150,00 per unit. Dengan
demikian, seorang karyawan yang berhasil menyelesaikan 15 unit hari itu akan menerima
upah sebesar Rp.3.740,00 sementara teman skerjanya yang hanya menyelesaikan 1o unit
akan menerima Rp.3.000,00. Demikian pula, sistem upah insentif ini dapat diterapkan
pada sistem upah menurut unit. Misalnya ditentukan upahper unit adalah Rp.250,00.
Dengan standar ini, misalnya ditentukan bagi para karyawan yang dapat menyelesaikan
lebih dari 10 unit per hari, maka pada setiap kelebihan dari 10 unit tersebut akan diberikan
Rp.75,00 perunit. Dengan demikina, seorang karyawan yang hari itu menyelesaikan 15
unit akan memperoleh upah sebesar Rp.4.125,00, sedangkan karyawan yang berhasil
menyelesaikan 10 unit akan menerima upah sebesar Rp.2.500,00 saja. Dengan sistem
upah insentif ini, akan membuat karyawan yang bekerja keras akan memperoleh upah
yang lebih besar dari pada para karyawan yang bekerja normal saja

Penentuan sistem upah insentif ini, manajemen perusahaan harus mempertimbangkan


berbagai macam faktor yang terkait dengan sistem upah tersebut, misalnya kemampuan
para karyawan, pengendalian kualitasm besar insentif yang memadai dan sebagainya.
Dengan demikian penerapan sistem upah insentif aini akan meningkatkan produkstivitas
kerja perusahaan yang bersangkutan dan bukan merupakan pemborosan bagi perusahaan
Jika standar ini dapat didasarkan kepada sistem upah menurut waktu atau sistem upah
menurut unit, maka di dalam penyusunan standar gaji untuk para karyawan, dapat pula
didasarkan atas beberapa sistem dasar. Sistem gaji ini akan berhubungan erat dengan
standar jenjang kepangkatan dan jabatan yang ada di dalam perusahaan
Bagi manajemen perusahaan, tentunya akan lebih baik dapat menyusun dan menerapkan
standar gaji upah dengan sistem yang paling cocok dengan kondisi perusahaan. Dalam
hal ini perlu diingat bahwa karyawan menginginkan kejelasan sistem gaji dan upah yang
kan diterima, sebab akan besar pengaruhnya terhadap kepuasan para karyawan tersebut.
Dengan demikian, jika memungkinkan, manajemen perusahaan, sebaiknya berusaha
untuk dapat mempergunakan standar gaji dan upah yang sesuai dengan kondisi
perusahaan yang didasarkan atas sistem sederhana mungkin sehingga karyawan dapat
memahaminya dengan mudah

77
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Unsur Biaya

Salah satu masalah dalam akuntansi biaya adalah penentuan unsur-unsur biaya yang
timbul dalam memperoleh harga prokok suatu barang atau memberikan suatu pelayanan.
Suatu pelatihan mengenai proses biaya ini terjadi, memberika suatu petunjuk prosedur
akuntansi yang harus ditetapkan untuk memberikan informasi biaya yang memuaskan
Dari sudut pandang teknik dan kepemimpinan dalam perusahaan pabrik adalah biasa
untu mempertimbangkan unsur biaya yang umumnya mencakup bahan langsung (direct
material), buruh langsung direct labor) dan ongkos tambahan (overhead)
Biasanya, bahan yang dibebankan kepada biaya produksi disebut bahan langsung. Pada
umumnya, bahan langsung harus dapat diukur dengan mudah, harus sama
kuantitasnyadalam produk yang serupa dan harus digunakan dalam jumlah yang berarti
secara ekonomis. Bahan lainnya yang tidak sesuai dengan kriteria ini diklasifikasikan
sebagai bahan tidak langsung (indirect material) dan merupakan suatu bagian dari biaya
sebagai ongkos overhead. Sebagai contoh, jumlah pasti perekat yang digunakan dalam
pembuatan kursi akan sulit untuk ditentukan

Upah buruh, biasanya juga dibagi dalam dua kategori, yaitu upah langsung (direct cost)
dan upah tidak langsung (undirect cost). Upah buruh langsung adalah upah yang dapat
secara tepat dan mudah dibebankan kepada produksi atau pelayanan tempat mereka
bekerja. Biaya buruh lainnya, seperti untuk pengawasan dan pengurusan bahan,
dibayarkan sebagai upah tidak langsung dan dimasukkan sebagai sebagian biaya ongkos
tambahan. Untuk mengetahui data buruh langsung dan data bahan langsung adalah
sangat penting sebelum mencoba menggunakannya dalam pelatihan ekonomi
Disamping bahan tidak langsung dan buruh tidak langsung ada banyak biaya lainnya
yang harus terjadi dalam memberikan pelayanan atau menghasilkan produk, antara lain
pajak kekayaan yang harus dibayar, bagian akuntansi dan personalia harus dibina,
gedung dan peralatan harus dibeli dan dipelihara, pelayanan harus diberikan. Biaya
overhead yang diperlukan ini dialokasikan kepada semua unit yang dihasilkan dalam
produksi yang tepat sesuai denga keuntungan yang diperoleh. Pengalokasian yang tepat
mengenai biaya overhead ini tidaklah mudah. Sekalipun begitu, metode pengalokasian
yang sederhana dan layak harus digunakan

Untuk menggambarkan suatu metoda pengalokasian mengenai biaya overhead,


diperhatikan metoda yang menganggap bahwa biaya overhead tersaji dalam proporsi
langsung terhadap biaya buruh langsung yang digunakan. Dengan metoda ini, tingkat
biaya overhead per rupiah dari buruh langsung dan biaya ongkos overhead per unit
menjadi biaya overhead total dalam rupiah untuk suatu periode

78
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Tingkat biaya overhead =

Biaya overhead per unit = tingkat biaya overhead x biaya buruh langsung per unit

Misalkan suatu periode mendatang (satu kuartal) biaya overhead total diharapkan sebesar
Rp.100,00 juta dan biaya buruh langsung total diperkirakan sebesar Rp.50,00 juta.
Berdasarkan ini, tingkat biaya overhead = Rp.100,00 juta / Rp.50,00 juta = 2 per rupiah
biaya buruh langsung. Selanjutnya diumpamakan untuk suatu unti produksi (ata
pekerjaan) tertentu biaya buruh langsung diharapkan sebesar Rp.60.000,00
Berdasarkan data tersebut, biaya overhead untuk satu unit produk akan menjadi
Rp.60.000,00 x 2 = Rp.120.000,00

Metode ini sederhana dan mudah untuk diterapkan, tetapi dalam banyak hal,
memberikan hasil yang sangat memuaskan. Walaupun dalam banyak hal lainnya, hanya
memberikan hasil yang sifatnya sangat mendekati aktual. Hal ini disebabkan karena
beberapa macam biaya overhead, seperti penyusutan dan perpajakan, mempunyai sedikit
sekali hubungan terhadap biaya buruh. Biaya total yang amat berbeda dapat terjadi untuk
produksi yang sama, apabila prosedur yang digunakan untuk mengalokasikan biaya
overhead adalah berlainan

7.4 Perkiraan Harga Produk

Tahap berikutnya adalah memperkirakan besarnya harga jual produk. Sebelum


menentukan kebijaksanaan harga, sebaiknya ditentukan terlebih dahulu informasi
tentang keadaan harga umum yang berlaku di pasaran untuk jenis produk yang
sama, yaitu harga yang dipasang para pesaing dan diterima konsumen. Masalah ini
tidak boleh diabaikan bila ingin menang dalam persaingan

Perkiraan Biaya

Informasi lain yang diperlukan untuk merencanakan adalah biaya. Masalahnya, jika
harga penjualan lebih tinggi dari biaya, apakah laba dapat diperoleh?. Berapa
besarnya volume penjualan agar dapat memberikan laba tertentu? Berapa produksi
yang harus dilakukan agar sejumlah laba tertentu itu dapat tercapai? Untuk itu,
seluruh biaya harus diperhatikna. Karena pada dasarnya laba adalah hasil penjualan
dikurangi dengan seluruh biaya yang dikeluarkan. Dari falsafah usaha, perkiraan
hasil dan daya laba dapat direncanakan besarnya laba yang ingin dan harus diperoleh

79
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Perhitungan Biaya

Untuk mengumpulkan informasi tentang biaya, diperlukan catatan pembukuan yang


baik, teratur dan terus menerus. Dengan data pembukuan itu, dapat diketahui biaya
dan pengeluaran lainnya. Rincian biaya ini, seringkali perlu dilampirkam dalam
laporan keuangan. Data biaya tidak hanya bermanfaat untuk merencanakan dan
menghitung laba, tetapi juga membantu untuk pengawasan, penentuan harga jual
dan kebijaksanaan harga. Selanjutnya biaya apa saja yang harus diperhitungkan ?
Pada dasarnya ada beberapa jenis biaya, yaitu biaya produksi, biaya penjualan dan
biaya administrasi umum. Rincian biaya tersebut adalah sebagai berikut

Tabel-24 Cakupan Biaya Produksi, Penjualan dan Administrasi Umum

Biaya Produksi
1) Pemakaian bahan Bahan baku, bahan pembantu, bahan penunjang
langsung produksi
2) Upah buruh langsung
3) Biaya umum pabrik Buruh tidak langsung, perawatan pabrik, air,
penyusutan mesin dan peralatan serta gedung
pabrik, bahan operasi pabrik (pelumas, bahan
bakar, suku cadang, bahan dan alat pembersih)
asuransi dan lain-lain
Biaya Penjualan
1) Biaya pemasaran Gaji karyawan penjualan, promosi (iklan,
pameran) niaya komunikasi penjualan (pos,
telepon, telegram dan lain-lain
2) Komisi untuk agen
3) Biaya distribusi Gaji karyawan distribusi, angkutan, gudang
barang jadi, tanggungan resiko hilang dan rusak
selama perjalanan dan lain-lain
Biaya administrasi umum
1) Gaji overhead Gaji pimpinan, gaji karyawan kantor
2) Penyusutan Penyusutan gedung dan peralatan kantor
3) Perbekalan kantor Alat tulis dan sebaginya

Biaya tersebut di atas dapat dikelompokkan lagi menjadi dua jenis, yaitu: Biaya
Tetap dan Biaya Variabel. Biaya Tetap adalah biaya yang besarnya tidak berubah,
meskipun terjadi perubahan volume produksi atau penjualan. Biaya tetap meliputi
penyusutan, gaji pimpinan, gaji karyawan kantor, perbekalan kantor dan sebagainya.
Biaya variabel adalah biaya yang berubah mengikuti perubahan volume produksi
atau penjualan. Biaya variabel adalah biaya bahan langsung, biaya buruh langsung
dan biaya lain yang pengeluarannya langsung, contohnya pengemasan,
pengangkutan, asuransi dan sebagainya

80
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Tabel-25 Cakupan Komponen Biaya Lainnya

Biaya langsung Jumlah


1) Bahan langsung Rp. 25.000.000,00
2) Upah langsung Rp. 5.000.000,00
Rp. 30.000.000,00
Biaya tak langsung
1) Bahan tak langsung Rp. 5.000.000,00
2) Buruh tak langsung Rp. 2.500.000,00
Total Biaya produksi Rp. 37.000.000,00

Biaya tak langsung Rp. 5.000.000,00


Biaya administrasi umum Rp. 7.000.000,00
Biaya penjualan Rp. 10.000.000,00

Biaya barang terjual (cost of good sold) Rp. 59.500.000,00

Penetapan Harga Jual Produk

Pada dasarnya harga jual suatu produk adalah biaya produksi ditambah laba yang
diinginkan. Namun ada beberapa pengertian harga jual, diantaranya adalah harga
toko, harga prangko dan harga jual untuk agen. Harga toko adalah harga jual di
lokasi pabrik tanpa memperhitungkan biaya distribusi. Jika distribusi itu dimasukkan
sebagai biaya yang harus ditanggung maka disebut harga prangko, berarti harga jual
di lokasi pembeli atau tempat lain yang dietujui. Disamping itu masih banyak harga
jual yang dikaitkan dengan persyaratan penyerahan barang, Contohnya harga jual
yang dikaitkan dengan ongkos pengiriman di suatu tempat

Jika perusahaan yang dikelola bergerak di bidang perdagangan atau toko, maka
seluruh biaya untuk mendatangkan barang dagangan sampai di toko (termasuk harga
pembelian) disebut harga pokok penjualan. Biasanya, sebelum persediaan yang lama
habis terjual (persediaan awal) sudah membeli kembali sejumlah produk. Kemudian
dijual lagi akan selalu ada sisa yang disebut persediaan akhir. Dengan demikian
jumlah yang terjual adalah persediaan awal ditambah pembelian dikurangi dengan
jumlah persediaan akhir. Jumlah yang terjual inilah yang menentukan harga jual
suatu produk adalah biaya, laba yang diinginkan dan harga umum di pasaran. Harga
umum ini digunakan sebagai batas penentuan harga jual. Artinya bagaimanapun
harga ditentukan maka harus selalu disesuaikan dengan harga umum di pasara. Jika
penentuan biaya dan laba ternyata menghasilkan harga jual yang tinggi dari harga
umum, maka dapat disesuaikan dengan menekan biaya produksi atau
mengurangibesarnya laba. Dengan demikian harga jual dapat bersaing

Strategi penentuan harga jual

1) Menjual rugi sekarang untuk memperoleh laba dikemudian hari

81
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

2) Menjual dengan harga impas untuk promosi


3) Menjual dengan harga tinggiagar modal cepat kembali
4) Menjual dengan harga tinggi untuk meraih konsumen yang berpenghasilan tinggi,
kemudian lambat laun harga diturunkan untuk menarik konsumen
berpenghasilan rendah

Penentuan Titik Impas dan Laba dengan Break Event Point

Setelah biaya dan harga prodduk diketahui, maka laba dapat dihitung dengan cara
menentukan selisih antara harga jual dan biaya. Jika harga jual per unit brang lebih besar
dari biaya produksinya akan selalu menghasilkan Keuntungan ?, jawabnya adalah belum
tentu, karena agar seluruh biaya dapat tertutup oleh hasil penjualan, sejumlah produksi
atau penualan harus dicapi agar paling sedikit tidak rugi meskipun tidak menguntungkan.
Titik ini disebut titik impas. Untuk jelasnya diberikan contoh sebagai berikut:

Untuk memproduksi 100.000 unit barang, dibutuhkan biaya total sebesar Rp.64 juta. Jadi
biaya per unit produk adalah Rp.640.,00 dengan biaya variabel Rp.400,00 per unit dan
biaya tetap Rp.24.000.000,00. Harga jual per unit sebesar Rp.1.000,00. Tahun
sebelumnya diproduksi sebanyak 900.000 unit barang. Karena terjadi perubahan pasar
tahun ini, maka hanya terjual 20.000 unit saja, maka perhitungan laba-ruginya adalah
sebagai berikut

Tahun lalu
1) Hasil penjualam (90.000)(Rp.1000,00) = Rp.90.000.000,00
2) Biaya variabel (90.000)(Rp.400,00) = Rp.36.000.000,00
3) Biaya tetap (100.000)(Rp.240,00) = Rp.24.000.000,00
Laba = Rp.30.000.000,00

Tahun ini
1) Hasil penjualam (20.000)(Rp.1000,00) = Rp.20.000.000,00
2) Biaya variabel (20.000)(Rp.400,00) = Rp. 8.000.000,00
3) Biaya tetap (100.000)(Rp.240,00) = Rp.24.000.000,00
Rugi = Rp.12.000.000,00

Kenyataannya, dengan penjualan 90.000 unit tahun lalu diperoleh laba sebesar
Rp.30.000.000,00 tetapi tahun ini dengan penjualan 20.000 unit saja, ruginya adalah
Rp.12.000.000,00. Pada hal harga jual lebih tinggi dari biayanya. Dari contoh di atas,
jelas bahwa harga jual lebih tinggi dari biaya per unit tidak selalu menghasilkan laba.
Untuk itulah pentingnya titik impas dihitung
Yang perlu diperhatikan, biaya tetap akan selalu tetap besarnya meskipun terjadi
perubahan produksi atau penjualan. Karena itu biasanya biaya tetapini harus ditanggung
bersama. Jika harga jual adalah Rp.1.000,00 per unit dan biaya variabel Rp.400,00 per

82
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

unit, maka keebihan sebesar Rp.600,00 per unit harus dikumpulkan untuk menanggung
beban seluruh biaya tetap agar tercapai tiik impas
Karena biaya tetap yang harus ditanggung Rp.24.000.000,00 sedangkan kelebihan yang
menanggung Rp.600,00 per unit (disebut kontribusi per unit) maka jumlah produk yang
ahrus menangungnya adalah

. . . ,
= 40.000 unit barang
. ,

Dengan menjual 40.000 unit, maka dicapai titik impas, yaitu tidak rugi dan tidak untung.
Ini dapat diperiksa kebenarannya dengan menghitung secara lengkap seperti tabel di atas.
Jika menjual di bawah 40.000 unit, akan rugi dan jika di atasnya akan diperoleh laba.
Lebih lanjut, jika direncanakan laba lebih banyak (6.000.000,00) maka jumlah unit yang
harus dijual ini dapat dihitung. Harus diingat bahwa setiap unit barang mampu
menanggung biaya sebesar Rp.600,00. Jika sekarang beban yang harus ditanggung
menjadi bertambah sebesar laba yang diinginkan (biaya tetap + laba) maka harus menjual
sebesar:

. . . , . . . ,
. ,
= 50.000 unit barang

Hubungan antara jumlah penjualan, biaya dan laba dapat disajikan dalam bentuk grafik,
sebagai berikut

Gbr-20 Diagram Titik Impas

Dari uraian di atas dapat dibuat rumus umum untuk menentukan jumlah penjualan titik
impas sebagai berikut:
83
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Unit yang dijual =


/

Dengan perhitungan titik impas ini, maka jika diperkirakan akan ada perubahan harga
jual, akan dapat diperhitungkan jumlah penjualan yang harus dicapai jika menginginkan
laba tertentu atau tidak rugi

7.5 Rangkuman

Dalam mengerjakan suatu pekerjaan produksi waktu dan harga produk merupakan
faktor yang sangat penting, karena kedua hal tersebut mempunyai hubungan langsung.
Untuk menentukan penggunaan waktu, maka pada dasarnya di perusahaan maupun
industri dilakukan pengawasan agar berbagai waktu yang dapat dikerjakan oleh pekerja
bisa menjadi pedoman dalam menentukan waktu yang tepat/standar. Dalam
pelaksanaan ini, biasanya dibuat jaringan pencapaian waktu kerja yang dikenal dengan
PERT, yang dapat kita lihat suatu proses kerja dilakukan agar terjadi waktu minimal
dan waktu maksimal. Dengan jaringan ini dapat ditentukan proses biaya operasi yang
digunakan dalam pelaksanaan kerja tersebut dengan berbagai alternatif yang bisa
dikerjakan. Selain itu kita mengenal di dalam pengawasan tersebut adalah jaringan
Gantt Chart, yaitu jaringan yang memberikan beberapa penjadwalan yang dilakukan di
dalam merealisasikan suatu pengerjaan. Biasanya pekerjaanbisa dilakukan dengan
multi sistem dan multi produk. Dengan jaringan ini dapat dilakukan pengawasan
pekerjaan lebih efektif, terutama dalam menciptakan waktu penyelesaiannya.. Dalam
penentuan waktu standar tersebut dapat dilakukan denganberbagai rumusan, antara
lain secara statistik data standar dan secara predeterminan. Hal ini diperlukan agar
waktu standar waktu yang kita tetapkan tidak hanya untuk pekerja yang pintar saja atau
sebaliknya. Karena waktu standar ini akan berpengaruh terhadap penentuan tenaga
kerja yang terkait terhadap upah pekerja yang sesuai dengan kemampuannya, Hal ini
akan menjadi suatu faktor dalam menentukan harga pokok produk dan harga jual dari
produk tersebut.

7.6 Soal-soal Latihan/Tugas

1. Jelaskan dengan singkat perbedaan sistem pengawasan Gantt Chart dan PERT
2. Peta Gantt dan PERT merupakan diagram untuk mepermudah pengawasan
suatu proyek. Jelaskan dengan singkat mengenai hal ini
3. Dalam jaringan tersebut di atas terdapat istilah Earliest Start Time (ES), Latest
Finish Time (LF). Jelaskan dengan singkat pengertiannya
4. Hitung ES, LE dan Faktor kritis atau Normal rangkaian kegiatan berikut :

84
Perencanaan Waktu dan Harga Produk

Aktivitas Waktu Aktivitas Waktu


1–2 7 minggu 4–6 6 minggu
1-3 5 minggu 4–5 8 minggu
2–4 8 minggu 6–7 2 minggu
3–4 7 minggu 5-7 4 minggu
2–5 5 minggu

5. Berapa waktu penyelesaian normal suatu proyek, dengan kegiatan sbb :


No Kegiatan Kegiatan sebelumnya Waktu (hari)
1 A - 0
2 B A 20
3 C B 30
4 D B 60
5 E C 40
6 F C 40
7 G D 20
8 H E,F 50
9 I F,G 60
10 J H,I 20
11 K J 0

85

Anda mungkin juga menyukai