Anda di halaman 1dari 4

DISKUSI 7

TEORI PEMBUATAN KEPUTUSAN /ADBI4531

NAMA : MUH. FEBY PUTRA


NIM : 048481819
PRODI : STATISTIKA-S1

=====================================================================================
Teknik PERT

Teknik PERT telah banyak digunakan dalam pengambilan keputusan. Dalam diskusi kali ini, berikan contoh
apliasi dari Teknik Pert dan mengapa contoh tersebut menggunakan Teknik PERT!

******Penyelesaian******

Program Evaluation and Review Technique (PERT) adalah suatu model jaringan yang mampu memetakan
waktu penyelesaian kegiatan yang acak. PERT dikembangkan pada akhir tahun 1950-an untuk proyek U.S.
Navy’s Polaris yang memiliki ribuan kontraktor. PERT dikembangkan agar tercipta ruang/potensi untuk
pengurangan waktu dan biaya yang diperlukan untuk penyelesaian proyek tersebut.

Dalam pengelolaan proyek, sebuah ‘aktivitas’ adalah kegiatan yang harus dikerjakan dan sebuah ‘event’
atau ’acara’ merupakan tahapan penyelesaian dari satu atau lebih kegiatan. Sebelum sebuah kegiatan
dapat dimulai, semua kegiatan yang menjadi prasyarat bagi kegiatan tersebut harus sudah terselesaikan.

Diagram PERT memiliki dua komponen utama yaitu aktivitas (activities) dan tonggak event/acara
(milestones). Kedua komponen ini ditandai dengan busur dan titik. Activities digambarkan pada busur dan
milestones digambarkan pada titik (lingkaran).

Contoh yang sangat sederhana dari sebuah diagram PERT:


Activities digambarkan oleh busur dan diberi kode A, B, C dst, sebagai simbol Kegiatan A: ……., Kegiatan B:
……., Kegiatan C: ……., , dst. Busur juga diberikan keterangan berapa lama perkiraan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan.

Sedangkan milestones digambarkan oleh titik/lingkaran yang diberi nomor kode yang naik berurut dari
awal hingga akhir diagram. Penomoran dengan kode 10, 20, 30, dst, bertujuan untuk memberi ruang
apabila kemudian diperlukan penambahan kegiatan di antara masing-masing titik, misalnya diantara titik
10 dan 20, akan ditambahkan titik 15.

Proses perencanaan PERT meliputi langkah-langkah berikut:

1. Mengidentifikasi kegiatan (activities) dan tonggak proyek (milestones) yang spesifik,


2. Menentukan urutan yang tepat dari kegiatan-kegiatan,
3. Menyusun model diagram jaringan,
4. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,
5. Menentukan tahapan dan jalur kritis,
6. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta koreksi pada diagram PERT selama proyek
berlangsung.

Diagram PERT sangat bermanfaat bagi pengelolaan sebuah proyek karena menyediakan informasi
berikut:

1. Jangka waktu penyelesaian proyek,


2. Kemungkinan penyelesaian proyek sebelum tanggal yang ditentukan,
3. Tahapan kegiatan yang kritis, yang dapat berdampak langsung terhadap waktu penyelesaian
proyek,
4. Kegiatan yang memiliki tenggat waktu relatif longgar yang seharusnya dapat dikelola sebagai
tambahan waktu bagi tahapan kegiatan kritis,
5. Tanggal kegiatan dimulai dan tanggal kegiatan berakhir (periode program).

Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan atas waktu yang
dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara
umum PERT cenderung terlalu optimis dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.
Alasan Penggunaan Teknik PERT:

• Kompleksitas Proyek: Proyek konstruksi bangunan tinggi biasanya melibatkan banyak aktivitas yang
berjalan bersamaan dan saling bergantung. Oleh karena itu, Teknik PERT sangat cocok karena dapat
menangani ketergantungan antaraktivitas dengan baik.
• Estimasi Waktu yang Tidak Pasti: Estimasi waktu dalam proyek konstruksi seringkali melibatkan
tingkat ketidakpastian yang tinggi. Teknik PERT memungkinkan penggunaan tiga perkiraan waktu
(optimis, paling mungkin, dan pesimis) untuk setiap aktivitas, membantu mengakomodasi
ketidakpastian ini.
• Penekanan pada Jalur Kritis: Teknik PERT menyoroti jalur-jalur kritis dalam proyek, yaitu rangkaian
aktivitas yang, jika tertunda, akan mempengaruhi penyelesaian proyek. Ini memungkinkan manajer
proyek untuk fokus pada aspek-aspek kritis yang dapat memengaruhi waktu penyelesaian
keseluruhan.
• Manajemen Risiko: Dalam proyek konstruksi, risiko adalah bagian yang tak terhindarkan. Teknik
PERT memungkinkan manajer proyek untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan lebih baik
karena mampu menunjukkan dampak perubahan dalam satu aktivitas terhadap waktu penyelesaian
proyek secara keseluruhan.
• Perencanaan Sumber Daya: Dengan menggunakan Teknik PERT, manajer proyek dapat
merencanakan alokasi sumber daya (tenaga kerja, material, dan peralatan) secara efisien sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat.
• Komunikasi dan Koordinasi: Teknik PERT memungkinkan tim proyek untuk berkomunikasi secara
lebih efektif dan berkolaborasi dalam melihat gambaran keseluruhan proyek. Hal ini membantu
menghindari ketidakselarasan dalam aktivitas yang berbeda.

Penerapan Teknik PERT dalam proyek konstruksi bangunan tinggi membantu memitigasi risiko,
meningkatkan efisiensi, dan memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap jalur kritis dan aktivitas yang
memerlukan perhatian khusus.

Contoh aplikasi dari Teknik PERT adalah dalam pembangunan gedung bertingkat tinggi. Dalam proyek ini,
banyak tugas yang harus diselesaikan, seperti perencanaan, desain, konstruksi, dan penyelesaian. Dalam
proyek ini, manajer proyek dapat menggunakan PERT untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang harus
diselesaikan, menentukan urutan tugas, dan memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap tugas. Manajer proyek juga dapat menggunakan PERT untuk mengidentifikasi jalur
kritis, yaitu jalur tugas yang harus diselesaikan tepat waktu agar proyek selesai tepat waktu.
Dalam proyek pembangunan gedung bertingkat tinggi, PERT sangat berguna karena proyek ini melibatkan
banyak tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang singkat. Dengan menggunakan PERT, manajer
proyek dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas dan
mengidentifikasi jalur kritis yang harus diselesaikan tepat waktu agar proyek selesai tepat waktu.

Anda mungkin juga menyukai