Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hasna Nisrina Arisanti

NIM : 20201244029
Kelas : PBSI-C 2020

Manusia sebagai pendidik tetapi juga sebagai objek yang terdidik. Sehingga di awal-
awal topik dipelajari mengenai manusia. Keberlangsungan dan keberhasilan pendidikan itu
tergantung pada manusianya, sehingga harus dipelajari karakteristik manusia.

Secara biologis diklasifikasikan pada homo sapiens yang berarti manusia yang tahu.
Sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Secara kerohanian mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi


yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan dan
makhluk hidup. Contoh : ada seorang siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
namun tidak mampu mengelola kesedihannya dengan baik. Ssedangkan ada individu lain
yang tidak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, namun mampu mengelola kesedihannya.

Secara Kebudayaan manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,


organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Ttidak hanya hubungan guru dengan murid, melainkan juga hubungan antara guru
dengan guru yang lainnya. Hal ini dikarenakan pada suatu instansi tetap ada gesekan-gesekan
yang mungkin akan terjadi.

Unsur Pokok Manusia

a. Jasad (Tubuh secara lahiriah)


b. Akal (memikirkan hal dan melahirkan ilmu)
c. Hati (Aspek kebatinan seseorang)
d. Jiwa (Perangkat sensitif yang relevan dengan emosi)
e. Ruh (Perangkat manusia yang paling halus tidak terdeksi oleh apapun)

Jadi dalam pendidikan jangan hanya diperhatikan kognitifnya, tetapi juga unsur-unsur non-
kognitif Sedangkan Setiap manusia terlahir dengan keunikan dan potensinya masing-
masing.
Nama : Hasna Nisrina Arisanti
NIM : 20201244029
Kelas : PBSI-C 2020

Adil dalam pembelajaran

Menjadi seorang guru, itu harus adil . Jangan pernah cenderung terhadap siswa-siswa
tertentu.

Mengapa Manusia butuh pendidikan ?

Manusia adalah makhluk yang dapat berkembang bebas secara luas. Sehingga pendidikan itu
perlu untuk mengarahkan perkembangannya. Krena pada dasarnya perkembangan bisa
condong ke arah positif maupun ke arah negatif. Pendidikan diperlukan manusia agar dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya secara positif.

UU NO. 20 Tahun 2005 Tentang Sisdiknas

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak manusia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menguatkan keterampilan, tetapi kalo pendidikan untuk menimbulkan dan memunculkan


keterampilan itu bagaimana ya pak ? Jadi misal potensinya tidak disitu tetapi ingin
mengembangkannya

Boleh mengembangkan keinginannya tetapi tidak berdasarkan potensinya selama tidak


melenceng dari undang-undang pendidikan. Namun, sebagai guru kita tidak boleh
mencampurkan persepsi kita dengan persepsi yang ada di lapangan.

Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk bertanya, ia mempunyai hasrat untuk mengetahui segala


sesuatu. Atas dorongan hasrat ingin tahunya, manusia tidak hanya bertanya tentang berbagai
hal yang ada di luar dirinya, tetapi juga bertanya tentang dirinya sendiri. Dalam rentang ruang
dan waktu, manusia telah dan selalu berupaya mengetahui dirinya sendiri. Hakikat manusia
dipelajari melalui berbagai pendekatan (common sense, ilmiah, filosofis, religi) dan melalui
berbagai sudut pandang (biologi, sosiologi, antropobiologi, psikologi, politik).

Manusia menurut Plato adalah Manusia yang bagian sejatinya adalah jiwa yang
terperangkap dalam tubuh, selalu merasa tidak bebas selama tubuhnya mengungkung
jiwanya. Untuk membebaskan jiwa dari dunia fana dan kembali ke dunia idea, manusia harus
memenuhi dirinya dengan hal-hal yang menjadi sifat utama dari jiwa. Sifat utama itu adalah
Nama : Hasna Nisrina Arisanti
NIM : 20201244029
Kelas : PBSI-C 2020

rasionalitas, keutamaan moral dan kabajikan selama hidup di dunia ini.

Manusia menurut Aristoteles Berbeda dengan Plato, ia memandang manusia


sebagai satu kesatuan. Tubuh dan jiwa adalah satu substansi. Perbedaan keduanya bukan
perbedaan esensial. Bagi Aristoteles jiwa manusia tidak terpenjara dalam tubuh.
Ketidakbebasan manusia bukan dalam kondisi terpenjaranya jiwa oleh badan melainkan
ketidakmampuan mereka menggunakan keseluruhan sistem psiko-fisik dalam memahami
alam semesta dan ketidakmampuan mengembangkan dirinya dalam kehidupan sehari-
hari,termasuk kehidupan sosial. Tujuan hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan, tetapi
bukan kebahagiaan yang hedonistik, bukan yang semata mementingkan kenikmatan fisik.
Kebahagiaan manusia adalah kebahagiaan yang dicapai dengan tindakan-tindakan rasional .

Psikoanalisa. Sigmund Freud adalah salah satu tokoh psikologi yang memandang
manusia sebagai makhluk deterministik, dengan kata lain ia melihat manusia tidak bebas.
Kepribadian manusia terdiri dari dua bagian yaitu kesadaran dan ketidaksadaran. Bagian
ketidaksadaran jauh lebih luas dari bagian kesadaran. Dan bagian ketidaksadaran
tersebutmemiliki pengaruh besar pada diri manusia. banyak perilaku manusia yang
dipengaruhi oleh ketidaksadarannya.

Sumber : Hangestiningsih, Endang., Zulfiati, Heri Maria., dan Johan, Arif Bintoro. 2015.
Diktat Pengantar Ilmu Pendidikan. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

Manusia sebagai mahluk yang berpikir atau “homo sapiens” mahluk yang berbentuk
“homo faber” mahluk yang dapat dididik (homo educandum) dan dengan kedudukannya
sebagai makhluk yang berbeda dengan makhluk lainnya haruslah menempatkan manusia
sebagai pribadi yang utuh dalam kaitannya dengan kepentingan perkembangan kognitif,
psikomotorik dan afektif.

Sumber : Akbar, Saiful T. 2015. Manusia Dan Pendidikan Menurut Pemikiran Ibn Khaldun
Dan John Dewey. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA. VOL. 15, NO. 2, 222-243. Doi :
https://core.ac.uk/download/pdf/228446769.pdf

Pengertian Hakikat Manusia

Hakikat manusia merupakan objek studi salah satu cabang metafisika,yaitu


antropologi (filsafat antropologi). Pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan
atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia.
Nama : Hasna Nisrina Arisanti
NIM : 20201244029
Kelas : PBSI-C 2020

Pengertian hakikat manusia berkenaan dengan “prinsip adanya” (principe de’etre) manusia.
Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan tentang “sesuatu
yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas yang memiliki sesuatu martabat khusus”
(Louis Leahy, 1985).

Aspek-aspek hakikat manusia, antara lain berkenaan dengan asal-usulnya (contoh:


manusia sebagai makhluk Tuhan), struktur metafisikanya (contoh: manusia sebagai kesatuan
badan-ruh), serta karakteristik dan makna eksistensi manusia di dunia (contoh: manusia
sebagai makhluk individual, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk berbudaya, sebagai
makhluk susila, dan sebagai makhluk beragama).

Sumber : Modul 1 Hakikat Manusia dan Pendidikan oleh Dr. Muhammad S. Sumantri, M.Pd.
halaman 1.4

Aspek-Aspek Hakikat Manusia

1. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan


manusia berkedudukan sebagai makhluk Tuhan YME maka dalam pengalaman
hidupnya terlihat bahkan dapat kita alami sendiri adanya fenomena kemakhlukan
(M.I. Soelaeman, 1988), antara lain berupa pengakuan atas kenyataan adanya
perbedaan kodrat dan martabat manusia daripada Tuhannya.

2. Manusia Sebagai Kesatuan Badan dan Roh


Para filsuf berpendapat yang berkenaan dengan struktur metafisik
manusia. Terdapat empat paham mengenai jawaban atas permasalahan tersebut, yaitu
Materialisme, Idealisme, Dualisme, dan paham yang mengatakan bahwa manusia
adalah kesatuan badan-roh. Materialisme. Gagasan para penganut Materialisme,
seperti Julien de La Mettrie dan Ludwig Feuerbach bertolak dari realita sebagaimana
dapat diketahui melalui pengalaman diri atau observasi. Oleh karena itu, alam semesta
atau realitas ini tiada lain adalah serba materi, serba zat, atau benda. Manusia
Nama : Hasna Nisrina Arisanti
NIM : 20201244029
Kelas : PBSI-C 2020

merupakan bagian dari alam semesta sehingga manusia tidak berbeda dari alam itu
sendiri.
Idealisme. Bertolak belakang dengan pandangan materialisme, penganut
Idealisme menganggap bahwa esensi diri manusia adalah jiwanya atau spiritnya atau
rohaninya, hal ini sebagaimana dianut oleh Plato
Dualisme Menurut Descartes, esensi diri manusia terdiri atas dua
substansi, yaitu badan dan jiwa. Oleh karena manusia terdiri atas dua substansi yang
berbeda (badan dan jiwa) maka antara keduanya tidak terdapat hubungan saling
mempengaruhi (S.E. Frost Jr., 1957), namun demikian setiap peristiwa kejiwaan
selalu paralel dengan peristiwa badaniah atau sebaliknya. Contohnya, jika jiwa sedih
maka secara paralel badanpun tampak murung atau menangis. Pandangan hubungan
antara badan dan jiwa seperti itu dikenal sebagai Paralelisme (J.D. Butler, 1968).

3. Manusia Sebagai Makhluk Individu


Sebagai individu, manusia adalah kesatuan yang tak dapat dibagi antara aspek badani
dan rohaninya. Setiap manusia mempunyai perbedaan sehingga bersifat unik.
Perbedaan ini baik berkenaan dengan postur tubuhnya, kemampuan berpikirnya,
minat dan bakatnya, dunianya, serta cita-citanya.

Selebihnya lihat di Sumber : Modul 1 Hakikat Manusia dan Pendidikan oleh Dr.
Muhammad S. Sumantri, M.Pd.

Wuud Sifat Hakikat Manusia

a. Kemampuan menyadari diri


b. Kemampuan eksistensi diri
c. Kata Hati
d. Tanggung Jawab
e. Kebebasan
f. Kewajiban dan Hak

Anda mungkin juga menyukai