Dodi Irwansyah
Abstrak. Hasil belajar pedidikan jasmani pada siswa MTsN kuta baro sangat kurang hal ini ada
hubungannya dengan kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal dan intrapersonal, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya hubungan antara kecerdasan kinestetik,
interpersonal dan intrapersonal dengan hasil belajar pendidikan jasmani, serta hubungan bersama-
sama ketiga kecerdasan tersebut dengan hasil belajar pendidikan jasmani di MTsN kuta baro aceh
besar, teknik pengambilan sampel mengunakan random sampling dengan cara dengan cara
mengundi semua populasi dengan penomoran, sampel yang di ambil adalah 15% dari jumlah
populasi yang ada, adapun populasi dalam penilitian ini berjumlah 175 sedangkan sampel berjumlah
25 orang, jenis penelitian ini menggunakan korelasionel yaitu mencari hubungan antar variabel,
adapun teknik pengumpulan data menggunakan checklis yang dimodivikasi untuk melihat variabel
yang diteliti, sementara teknik analisis data yang digunakan yaitu mengunakan rumus korelasi dari
jhonson dan rumus korelasi ganda tiga variabel dan dibantu dengan spss 16,0 for windo, dari hasil
penelitian yang telah dikumpulkan maka dapat disimpukan bahwa, kecerdasan kinestetik memiliki
hubungan dengan hasil belajar, selanjutnya kecerdasan interpersonal juga memiliki hubungan
dengan hasil belajar siswa dan kecerdasan intrapersonal juga memiliki hubungan dengan hasil
belajar siswa sedangkan kecerdasan kinestetik, interpersonal dan intrapersonal secera bersama-sama
dipastikan memiliki hubungan dengan hasil belajar siswa MTsN kuta baro oleh karena itu hanya
empat hipotesi Ha: yang penulis ajukan dapat diterima.
Kata Kunci: Kecerdasan Kinestetik, Interpersonal, Intrapersonal dan Hasil Belajar
kemampuan inteligensi dan kognitif juga tidak Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani di
luput dari objek pendidikan jasmani, sebagai MTsN Kuta Baro Aceh Besar”.
contoh, disamping menguasai berbagai teknik
dasar cabang olahraga tertentu secara praktik, 1.2. Tujuan Penulisan
peserta didik juga harus mampu menguasinya Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
secara konseptual atau teoritis. Sikap-sikap antara lain:
sportifitas dan disiplin yang tinggi juga menjadi Untuk Mengetahui Hubungan
cerminan tersendiri dalam dunia pendidikan Kecerdasan Kenestetik dengan Hasil Belajar
jasmani, yang tentunya semua hal yang telah Pendidikan Jasmani, Hubungan Kecerdasan
disebutkan di atas tidak luput dari peran Interpersonal dengan Hasil Belajar, Hubungan
kecerdasaan kinestetik, interpersonal dan Kecerdasan Intrapersonal dengan Hasil Belajar,
intrapersonal, seperti yang ingin penulis kaji dan Hubungan Kecerdasan Kinestetik,
dalam penelitian ini. Interpersonal serta Intrapersonal dengan Hasil
Menurut hasil pengamatan yang Belajar Pendidikan Jasmani di MTsN Kuta
penulis lakukan pada tanggal 31 maret 2012, di Baro Aceh Besar.
MTsN Kuta Baro dapat digambarkan bahwa
hasil belajar pendidikan jasmani masih sangat KERANGKA TEORITIS
kurang, diasumsikan oleh peniliti penyebap dari 2.1. Pengertian Hasil Belajar
kurangnya hasil belajar pedidikan jasmani di Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil
MTsN Kuta Baro ada hubungannya dengan yang dicapai dalam usaha penguasaan materi
Kecerdasan Kinesteti, Kecerdasan dan ilmu penegetahuan yang merupakan suatu
Interpersonal dan Kecerdasan Intrapersonal, hal kegiatan yang menuju terbentuknya
ini dibuktikan oleh perilaku mereka sehari-hari kepribadian seutuhnya. Melalui belajar dapat
yang cenderung hidup pasif dan monoton, diperoleh hasil yang lebih baik.
mayoritas mereka engan bergotongroyong atau Belajar berarti mengubah tingkah laku.
berdiskusi secara berkelompok serta enggan Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh
belajar di tempat sepi seperti perpustakaan, Suhardiman (1988) bahwa belajar adalah
mereka lebih memilih bercerita, bermain game mengubah tingkah laku. Belajar akan
atau SMSan di kantin ketika guru yang membantu terjadinya suatu perubahan pada diri
bersangkutan behalangan hadir. individu yang belajar. Perubahan itu tidak
Berdasarkan kasus di atas, penulis hanya dikaitkan dengan perubahan ilmu
tertarik dan merasa penting untuk mengkaji dan pengetahuan, melainkan juga berbentuk
meneliti, maka dari itu penulis mengajukan percakapan, ketrampilan, sikap, pengertian,
penelitian dengan judul “Hubugan Kecerdasan harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.
Kinestetik dan Interpersonal serta Intrapersonal Belajar menyangkut segala aspek organisme
dan tingkah laku pribadi seseorang, hasil belajar akhir setelah mengalami proses belajar, dimana
pada hakekatnya merupakan hasil dari belajar tingkah laku itu tampak dalam bentuk
sebagai rangkaian jiwa raga. Psikofisik untuk perubahan yang dapat diamati dan diukur ”.
menuju perkembangan pribadi manusia Hamalik, (2002:30) menjelaskan
seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur bahwa hasil belajar merupakan perubahan
cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, efektif dan tingkah laku siswa setelah mengikuti rangkaian
prestasi motorik. pembelajaran atau pelatihan, perubahan yang
Hasil belajar akan menjangkau tiga terjadi dapat diamati melalui beberapa aspek
ranah atau matra seperti yang dikemukakan berikut :
oleh (Bloom dalam Dimyati, 2002), yaitu ranah (1). Pengetahuan. (2). Pengertian. (3).
kognitif, efektif, dan psikomotorik dimana Kebiasaan. (4). Keterampilan. (5). Apresiasi.
ranah tersebut dipenuhi menjadi beberapa (6). Emosional. (7). Hubungan sosial . (8).
jangkauan kemampuan. Jangkauan kemampuan Jasmani. (9). Etis atau Budi pekerti. (10). Sikap
ranah kognitif tersebut adalah meliputi (1) dan hasil belajar dapat dikatakan sebagai
pengetahuan dan ingatan (knowledge); (2) perubahan yang terjadi dalam individu akibat
Pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh dari usaha yang dilakukan atau interaksi
(coprehention); (3) penerapan (application); (4) individu dengan lingkungannya.
menguraikan, menentukan hubungan
(analysis); (5) mengorganisasikan, 2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
merencanakan membentuk bangunan baru Hasil Belajar
(syntesis), dan (6) menilai (evaluation). Untuk mendapatkan hasil belajar yang
Termasuk kedalam ranah afektif (affective) spektakuler dan membanggakan tidaklah
adalah; (1) sikap menerima (receiving); (2) mudah, banyak sekali kendala yang dihadapi
partisipasi (participation); (3) menentukan oleh siswa maupun guru pedidikan jasmani
penilaian (valuing); (4) mengorganisasi dilapangan, baik dari segi sarana dan prasaran
(organization); dan (5) pembentukan pola hidup yang kurang memadai, sampai dengan masalah
(characterization). likungan serta metode yang cocok dangen
Sedangkan ranah psikomotor menurut karakter pesertaitu sendiri.
(Simpson dalam Dimyati, 2002) meliputi: (1) Untuk meraih hasil belajar yang baik
persepsi; (2) kesiapan; (3) gerakan terbimbing; banyak sekali faktor-faktor yang perlu
(4) gerakan yang terbiasa; (5) gerakan diperhatikan. Menurut Suryabrata (1998 : 233)
kompleks; (6) pentesuaian pola gerakan; (7) dan Shertzer dan Stone (Winkle, 1997 : 591),
kreativitas. secara garis besar faktor-faktor yang
Menurut Arikunto yang dikutip oleh mempengaruhi belajar dan prestasi belajar
pratiwi (2002:34) “ hasil belajar adalah hasil
dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu Shearer (2004:5) menjelaskan bahwa
faktor internal dan faktor eksternal. “Kecerdasan kinestetik menyoroti kemampuan
untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian
2.2. Pengertian Kecerdasan Kinestetik dari badan) dalam membedakan berbagai cara
Kinestetik adalah kecerdasan fisik. baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting)
Kecer¬dasan ini mencakup bakat dalam maupun aktivitas bertujuan (atletik)”. Semua
mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan orang dengan kecerdasan kinestetik-tubuh yang
dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, menonjol mampu menggunakan otot-ototnya
montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan untuk mengendalikan gerak badannya,
kinestetik-jasmani tingkat tinggi (suparman, memiliki koordinasi tangan-mata, dan mampu
2010: 81). Kecerdasan kinestetik menunjukkan menggerakkan objek untuk melengkapi
kemampuan seseorang untuk secara aktif sejumlah gerak kompleks atau mengatur sebuah
menggunakan bagian-bagian atau seluruh pesan (Gardner, 1983:23).
tubuhnya untuk berkomunikasi dan Selanjutnya Berkaitan dengan
memecahkan berbagai masalah. (Multiple kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol
Intelligences (Kecerdasan Majemuk) | koordinasi gerakan tubuh melalui gerakan
belajarpsikologi.com), kinestetik merupakan motorik kasar dan halus, seperti menggunakan
berpikir melalui sensasi somatik (tubuh). Ia alat-alat secara terampil, melompat, berlari,
suka berlari, menari, melompat, menyentuh, melakukan gerakan senam atau gerakan menari
membangun, dan menunjuk. Kebutuhannya dll. (http://www.untukku.com), Orang-orang
berupa bermain peran, drama, gerakan, hal-hal yang mempunyai kecerdasan ini pandai
untuk membangun sesuatu, olahraga, menggunakan seluruh tubuh untuk
permainan fisik, kerajinan tangan, belajar mengungkapkan pikiran dan perasaan. Mereka
sambil bekerja (hands on activity). (http://obor- keahlian fisik khusus, seperti keseimbangan,
pedidikan.blogspot.com). Sementara itu disisi koordinasi, kelincahan, kekuatan, fleksibilitas
lain menyebutkan bahwa kecerdasan kinestetik dan kecepatan, serta kemampuan taktis.
adalah Kemampuan untuk memanipulasi (http://brainvit.com). Kecerdasan kinestetik
mental, pikiran, dan tubuh guna memecahkan merupakan kemampuan seseorang untuk secara
sebuah masalah. Cara umum yang mengasah aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh
kemampuan kinetik ini adalah melalui latihan tubuhnya untuk berkomunikasi dan
motorik seperti olah raga, maupun game rumit memecahkan masalah
namun disukai setiap kalangan seperti stimulasi (idarianawaty.blogspot.com).
gerak melalui PS3 maupun XBox. Orang-orang dengan ke¬cerdasan fisik
(endyonisius.blogspot.com). memiliki keterampilan dalam menjahit,
bertukang, atau merakit model. Mereka juga
menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, pada gengsi tinggi. Dalam buku “frame of
menari, berlari, berkemah, berenang, atau mind”. Gardner mencatat bahwa, pemisahan
berperahu. Mereka adalah orang-orang yang antara pikirandan tubuh orang dewasa muncul
cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa karenan tradisi budaya. Dia meratapi fenomena
tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu. hilangnya cita-cita masyarakat yunani kuno
“Kecerdasan kinestetik memuat kemampuan “sebuah keselarasan antara pikiran dan tubuh, di
seseorang untuk secara aktif menggunakan mana pikiran dilatih untuk memamfaatkan
bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk tubuh sebagaimana mestinya dan tubuh dilatih
berkomunikasi dan memecah kan berbagai untuk dapat merespon ekspresi kekuatan dari
masalah. Uno dan Kuadrat (2009:13)”. pikiran” (Cambell, 2006:75).
“Inteligensi gerak (Bodily-Kinesthetic Kecerdasan Kinestetik termasuk
Inteligence) termasuk dalam kemampuan untuk kedalam kemampuan menyatukan tubuh dan
menyatukan tubuh dan pikiran untuk pikiran untuk menyempurnakan pementasan
menyempurnakan pementasan fisik. Campbell, fisik. Berawal dari control replek gerak-gerak
(2006: 75) “Disisilain Jamine, (2007:25) sukarelawan, kemajuan kecerdasan kinestetik
mengatakan kecerdasan kinestetik merupakan di gunakan oleh tubuh kita dalam membedakan
kemampuan memproses informasi melalui jalan kecakapan. Semua pementasan yang
sensasi yang dirasakan pada badan mereka. berbakat memerlukan rasa yang tajam terhadap
Selanjutnya dari sebuah situs di internet waktu dan merubah tujuan ke aksi.
menyebutkan Kecerdasa Kinestetik adalah Perkembangan kecerdasan kinestetik dapat
Kecerdasan yang diungkapkan dalam bentuk dengan mudah terlihan jika kita mengamati para
kemampuan menggunakan keterampilan fisik actor, atlet, atau penari. Hal ini juga berlaku
untuk memecahkan masalah, menciptakan pada penemu, tukang emas, mekanik dan
produk, atau menyampaikan gagasan dan lainnya yang melakukan pekerjaan dengan
emosi. (http://tkrahmat-kediri.blogspot.com). keahlian penuh menggunakan kedua tangan
Dari beberapa pendapat para ahli di atas makan mereka atau sasaran yang nyata. “Kecerdasan
kecerdasan kinestetik dapat dirumuskan, kinestetik juga merupakan landasan dari
Kemampuan seseorang dalam memecakahkan pengetahuan umat manusia, sejak ia melalui
masalah dengan mengengunakan kemampuan pengalaman mengerakkan indra kita yang
motorik halus dan motorik kasar yang menjadi pengalaman hidup kita sehari-hari.
dipusakan pada titik saraf otak manusia. (Cambell, 2006: 75)”
2.3. Memahami Kecerdasan Kinestetik Kecerdasan kinestetik lebih
Proses mempelajari kinestetik menekankan pada kemampuan seseorang dalam
kadangkala berada di bawah nilai di sekolah menangkap informasi dan mengolahnya
sejak pemahaman masalah lain tetap bertahan sedemikian cepat, lalu dikonkritkan dalam
wujud gerak, yakni dengan menggunakan dalam berakting, atletik, menari, menjahit,
badan, tangan dan kaki. (Faruq, 2007:3). mengukir ukiran, atau memainkan keyboard
(alat music sejenis piano). h).
Mendemontrasikan keseimbangan, keangunan,
ketrampilan dan keahlian dalam tugas-tugas
Informasi yang datang diolah di dalam
fisik. i). Mempunyai kemampuan untuk
otak dengan kecepatan tertentu lalu
memperbaiki segala sesuatu, dan sempurna
disampaikan ke anggota gerak badan yang
secara pementasan fisik melalui antara pikiran
akhirnya diterjemahkan kedalam suatu gerakan
dan tubuh. j). Mengerti dan hidup dalam standar
sehingga memunculkan suatu performa. Faruq,
kesehatan fisik. k). Boleh mengekpresikan
(2007:3) mengatakan hal ini merupakan
ketrampilan dalam berkarir seperti seorang atlet
kecerdasan tersendiri yang dimiliki oleh setiap
penari, ahli bedah, atau pembuat gedung. l).
orang, tetapi belum tentu mereka memilikinya
Menemukan pedekatan baru dalam kemampuan
secara sama.
fisik atau menciptakan bentuk-bentuk baru
2.4. Sifat-Sifat Kecerdasan Kinestetik
dalam menari, berolahraga atau kegiatan fisik
Dickinson (2006:76) mengemukakan
lainnya.
sifat-sifat kecerdasan kinestetik sebagai berikut:
a). Menjelajahi lingkungan dan sasaran melalui
2.5. Pengertian Kecerdasan Interpersonal
sentuhan dan gerakan. Mempersiapkan untuk
Kecerdasan interpersonal adalah
menyetuh, menangani atau memaikan apa yang
kemampuan untuk memahami orang lain, yang
menjadi bahan untuk dipelajari. b).
wujudnya berupa pemahaman terhadap apa
Mengembangakan kerjasama dan rasa terhadap
yang memotivasi mereka, bagaimana mereka
waktu. c). Belajar lebih baik, dengan lansung
bekerja, dan bagaimana mereka bekerja sama
terlibat dan berpartisipasi. Mengingat apa yang
dengan sesamanya (suparman. 2010: 82),
telah dilakukan lebih baik dari pada hanya
Kecerdasan Interpersonal menunjukkan
berbicara atau memperhatikan. d).
kemampuan seseorang untuk peka terhadap
Meningkatkan secara kongkrit dalam
perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk
mempelajari pengalaman pengalaman, seperti
memahami dan berinteraksi dengan orang lain
perjalanan kealam bebas, cantoh bangunan,
sehingga mudah bersosialisasi dengan
atau berpartisifasi dalam permainan peran,
lingkungan di sekelilingnya.
permainan ketangkasan, memasang sasaran
(belajarpsikologi.com), Dalam rumusan yang
atau latihan fisik. e). Menunjukkan ketrapilan,
lain, dia mengatakan bahwa Kecerdasan
dalam arti mengerakan kelompok otot besar
interpersonal itu mencakup kemampuan untuk
ataupun kecil. f). Menjadi sesintif dan
membedakan dan menanggapi dengan tepat
responsive tehadap lingkungan dan system
suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat
secarafisik. g). Mendemontrasikan keahlian
Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 98
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
l). Membentuk proses sosial atau model yang serumpun di sampaikan pula oleh Campbell,
baru. (2006:202) kecerdasan intrapersonal adalah
kemampuan melibatkan perasaan kita. Semakin
2.8. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal baik kita membawanya pada kesadaran,
Kecerdasan intrapersonal adalah semakin baik kita dapat menghubungkan dunia
kemampuan untuk memahami diri sendiri dan batin kita ke pengalaman dunia luar. Dari
juga menghargai diri sendiri. Kecerdasan ini beberapa kutipan di atas penulis menyimpulkan
berhubungan erat dengan kemampuan untuk bahwa kecerdasan Intrapersonal adalah
mengerti dan memahami pribadi secara utuh kemampuan mengendalikan diri sendiri dan
(suparman, 2010:83). Kecerdasan intrapersonal peka terhadap evaluasi diri.
menunjukkan kemampuan seseorang untuk 2.9. Memahami Kecerdasan Intrapersonal
peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia Pada inti dunia batin, terdapat kekuatan
cenderung mampu untuk mengenali berbagai untuk memahami diri kita sendiri dan juga
kekuatan maupun kelemahan yang ada pada memahami orang lain, membayangkan,
dirinya sendiri. (belajarpsikologi.com). Anak- merencanakan, dan memecahkan beberapa
anak dengang kecerdasa ini cendrung mandiri persoalan. Sesuai dengan pendapat yang
dan senang menekuni aktifitas seorang diri. dikemukakan oleh Campbell, (2006:202)
Mereka cendrung percaya diri dan memiliki bahwa: “kualitas yang bersandar pada dunia
pendapat, dan memilih pekerjaan di mana batin seseorang adalah motivasi, penekanan,
mereka bisa memiliki kendali terhadap cara etika, integritas, empati, dan altruism
mereka menghabiskan waktu. Mereka (mementikan orang lain). Tanpa sumber-
menunjukkan kemajuan yang keras terhadap sumber batin ini, sulit untuk membangkitkan
sesuat, memiliki pemahaman yang baik akan kehidupan yang produktif dan bahagia”.
kekurangan dan kelebihan pribadinya. Kecerdasan Intrapersonal. Cirinya adalah
Kecerdasan Intrapersonal tercermin berpikir secara mendalam dalam dirinya
dalam kesadaran mendalam akan perasaan sendiri. Cirinya suka bermeditasi, merenung,
batin. Ini adalah kecerdasan yang bermimpi, berdiam diri. Kebutuhannya adalah
memungkinkan seseorang memahami diri tempat rahasia, waktu untuk sendiri, pilihan-
sendiri, kemampuan dan pilihannya sendiri. pilihan, dan proyek yang tidakl bergantung pada
Jasmine, (2007:27). Kecerdasan intrapersonal orang lain.
menunjukkan kemampuan seseorang untuk (http://oborpedidikan.blogspot.com),
peka terhadap perasaan sendiri. Ia cendrung Kecerdasan Interpersonal mencakup
mampu untuk mengenali berbagai kekuatan kemampuan mengenali diri sendiri, introspeksi,
maupun kelemahan yang ada pada dirinya hingga kemampuan antisipasi dan meditasi.
sendiri. Uno dan Kuadrat (2010:15). Pendapat Tidak banyak orang yang sanggup melakukan
empathi yakni kecerdasan menempatkan diri akan dunia lain kita, sebuah kesadaran yang
dalam posisi atau kacamata orang lain. Taraf sama-sama pentingnya, baik bagi guru maupun
utama dalam pencapaian kecerdasan yang siswa.
cenderung spiritual ini lazim disebut sebagai
kebijaksanaan. 2.10. Sifat-Sifat Kecerdasan Intrapersonal
Checkley, (1997:267) yang dikutip Dickinson (2006: 203) mengemukakan
Nuh, dalam (http://www.untukku.com). Jika sifat-sifat kecerdasan intrapersonal sebagai
seseorang sudah memiliki kecerdasan berirut:a). Sadar akan wilayah emosinya. b).
intrapersonal yang kuat maka ia mampu Menemukan cara-cara dan jalan keluar untuk
memahami dirinya sebagai pribadi, apakah mengekpresikan perasaan dan pemikirannya c).
menyangkut potensi dirinya, bagaimana ia Mengembangkan model diri yang akurat. e).
mereaksi terhadap berbagai hal, dan apa yang Termotivasi untuk mengidentifikasi dan
menjadi cita-citanya, Shearer (2004: 6) memperjuangkan model diri yang akurat. f).
menjelaskan bahwa “Fungsi penting dari Membangun dan hidup dengan suatu sistem
kecerdasan intrapersonal ialah meliputi nilai etik (agama). g). Bekerja mandiri. h).
penilaian diri yang akurat, penentuan tujuan, Penasaran akan “pertanyaan besar” tentang
memahami-diri atau instropeksi, dan mengatur makna kehidupan, relevansi, dan tujuannya. i).
emosi diri, Yaitu kepekaan dalam melakukan Mengatur secara kontinu pembelajaran dan
instrospeksi terhadap diri sendiri dan perkembangan tujuan personalnya. j).
membandingkannya dengan kelemahan dan Berusahan mencari dan memahami pengalaman
kekuatan orang lain. “batinnya” sendiri. k). Mendapatkan wawasan
(http://www.untukku.com). dalam kompleksitas diri dan eksistensi manusia.
Merujuk dari pendapat diatas maka l). Berusahan untuk mengaktuaslisasikan diri.
penulis dapat merumuskan bahwa Kecerdasan m). Memberdayakan orang lain (memiliki
intrapersonal adalah melibatkan pemikiran dan tanggung jawab kemanusiaan).
perasaan kita. Semakin kita membawanya pada
kesadaran, semakin baik kita dapat PROSEDUR PENELITIAN
menghubungkan dunia batin kita kepengalaman 3.1. Pendekatan Penelitian
dunia luar. Kadang-kadang, kadang kita Jenis penelitian ini adalah penelitian
menemui diri kita melakukan secara otomatis, korelasi (correlation research), yang menjadi
hal itu berguna untuk menyela pola ini dna penelitian adalah untuk mengetahui ada
memulai lagi dengan apa yang sedang kita tidaknya hubungan antara dua pariabel yang
lakukan, secara hati-hati dan teliti, mengamati diteliti. Besar kecilnya hubungan tersebut yang
kebiasan kita sendiri. Obserpasi diri seperti ini dinyatakan dalam bentuk koefesien korelasi.
merupakan satu cara untuk menjadi lebih sadar Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan Arikonto (2006: 8) bahwa: merupakan Siswa-siswi MTsN Kuta Baro Aceh
“penelitian korelasi adalah penelitian yang Besar yang dipilih dengan cara acak random.
dimaksud untuk mengetahui ada tidaknya Jumlah populasi semuanya 175 siswa, peneliti
hubungan antara dua atau beberapa veriabel ingin mengambil 15% dari jumlah sampel yang
besar atau tingginya hubungan tersebut ada, dari hasil hitungan berarti sampel 25 siswa,
dinyatakan dalam bentuk koefesien korelasi”. seperti yang terlihat dalam tabel.
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian Intrapersonal dengan Hasil Belajar Penjas
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa adalah 0,141. Sehingga kesemua variabel lebih
Madrasah Tsanawiayah Negeri (MTsN) Kuta besar dari 0,05 hal ini membuktikan bahwa
Baro Aceh Besar jumlah populasi keseluruhan semua variabel memiliki varian yang sama.
1. Korelasi kecerdasan kinestetik dengan belajar sebesar 0,467 yang termasuk dalam kata
hasil belajar penjas gori sedang, Harga r hitung tersebut selanjutnya
Dari tabel output di atas diketahui korelasi dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk taraf
antara kecerdasan kinestetik dengan hasil signifikan 5% dan n = 25, maka r tabel = 0.396
belajar sebesar 0,773 yang termasuk dalam kata dan r hitung = 0,467. Hal ini dapat disimpulkan
gori kuat, selanjutnya Harga r hitung tersebut bahwa r hitung > r tabel (0,467>0.396) berarti
dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk taraf terdapat hubungan yang signifikan antara
signifikan 5% dan n = 25, maka r tabel = 0.396 Kecerdasan Interpersonal (X2) dan Hasil
dan r hitung = 0,773. Hal ini dapat disimpulkan Belajar Pendidikan Jasmani (Y).
bahwa r hitung > r tabel (0,773 > 0.396) berarti
ada hubungan yang signifikan antara variabel 3. Korelasi kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan Kinsetetik (X1) dan Hasil Belajar dengan hasil belajar
Pendidikan Jasmani (Y). Dari tabel output di atas diketahui korelasi
antara kecerdasan kinestetik dengan hasil
2. Korelasi kecerdasan interpersonal belajar sebesar 0,539 yang termasuk dalam kata
dengan hasil belajar gori sedang, Harga r hitung tersebut selanjutnya
Dari tabel output di atas diketahui korelasi dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk taraf
antara kecerdasan kinestetik dengan hasil signifikan 5% dan n = 25, maka r tabel = 0.396
Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 104
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dan r hitung = 0,539. Hal ini dapat disimpulkan 0,467 dengan t hitung = 2,532 > 1,714 maka Ha
bahwa r hitung > r tabel (0,539 >0.396) berarti diterima dan Ho ditolak. (3). X3 dan Y
Terdapat hubungan yang signifikan antara menunjukkan angka korelasi (rxy) sebesar
Kecerdasan Intrapersonal (X3) dan Hasil 0,539 dengan t hitung = 4,796 > 1,714 maka Ha
Belajar Pendidikan Jasmani (Y). diterima dan Ho ditolak. (4). X1,X2,X3, dan Y
menunjukkan angaka korelasi (Rx1,x2,x3y)
Model Summary sebesar 0,803 dengan f hitung = 13,37 > 3,072.
Std. Error Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
R Adjusted
Model R of the
Square R Square hubungan antara Kecerdasan Kinestetik,
Estimate
1 .803a .645 .594 .28847 Kecerdasan Interpersonal dan Kecerdasan
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Intrapersonal dengan Hasil Belajar Pendidikan
Intrapersonal, Kecerdasan Interpersonal, Jasmani, pada Siswa-siswi MTsN Kuta Baro
Kecerdasan Kinestetik
Aceh Besar tahun ajaran 2011/2012.
Dari tabel output di atas diketahui korelasi banyaknya faktor yang mempengaruhi Hasil
antara kecerdasan kinestetik dengan hasil belajar Penjas itu sendiri. Hasil belajar Penjas
belajar sebesar 0,803 yang termasuk dalam kata menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam
gori sangat kuat, Harga r hitung tersebut mengikuti program balajar dalam waktu
selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah
Untuk taraf signifikan 5% dan n = 25, maka r ditentukan. Tes Hasil belajar yang diukur
tabel = 0.396 dan r hitung = 0,803. Hal ini dapat adalah pengetahuan yang dimiliki siswa-siswi
(0,803>0.396) berarti Terdapat hubungan yang tersebut untuk menyelesaikan soal-soal yang
signifikan antara Kecerdasan Kinetetik dan ada di tingkat MTsN, umumnya soal-soal yang
Interpersonal serta Intrapersonal dan Hasil diberikan masih pada tingkat kompetensi recall,
menunjukkan korelasi (rxy) (1). X1 dengan Y huruf atau angka, yang tinggi rendahnya
sebesar 0,773 dengan t hitung = 5,843 > 1,714 menunjukkan seberapa jauh siswa telah
maka Ha diterima dan Ho ditolak. (2). X2 menguasai bahan yang telah diberikan, tetapi
dengan Y menunjukkan korelasi (rxy) sebesar hal tersebut sudah tidak dapat diterima lagi
karena hasil rapor tidak hanya menunjukkan 2011/2012, maka penulis akan mengemukakan
seberapa jauh siswa telah menguasai materi beberapa kesimpulan sebagai berikut:
pelajaran yang telah diberikan. Presatasi belajar 1. Nilai korelasi (r) antara kecerdasan
juga dipengaruhi oleh perilaku siswa, kerajinan kinestetik (X1) dangan hasil belajar pendidikan
dan keterampilan atau sikap tertentu yang jasmani (Y) menunjukkan hubungan yang
dimiliki siswa tersebut, yang dapat diukur positif, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
dengan standar nilai tertentu oleh guru yang hubungan yang signifikan antara keceredasan
bersangkutan agar mendekati nilai rata-rata. kinestetik dengan hasil belajar pendidikan
Perbedaan budaya dalam pengekspresian jasmani di MTsN Kuta Baro Aceh Besar T.A.
Kecerdasan dalam suatu negara dengan negara 2011/2012.
lain juga dapat berpengaruh terhadap rendahnya 2. Nilai korelasi (r) antara kecerdasan
kecerdasan seseorang. Pengekspresian interpersonal (X2) dangan hasil belajar
Kecerdasan yang dianggap benar di suatu pendidikan jasmani (Y) menunjukkan
negara mungkin dianggap tidak benar atau tidak hubungan yang positif, maka dapat disimpulkan
pantas di negara lain. Khususnya di Asia, orang bahwa terdapat hubungan yang signifikan
dianjurkan memendam dan menyembunyikan antara keceredasan Interpersonal dengan hasil
perasaan negatif. Dalam penelitian ini, karena belajar pendidikan jasmani di MTsN Kuta Baro
belum adanya skala kecerdasan yang baku di Aceh Besar T.A. 2011/2012.
Indonesia, maka penulis berusaha membuat 3. Nilai korelasi (r) antara kecerdasan
sendiri skala kecerdasan Kinestetik dan intrapersonal (X3) dangan hasil belajar
Interpersonal serta Intrapersonal sebanyak 20 pendidikan jasmani (Y) menunjukkan
item untuk Masing-masing Kecerdasan hubungan yang positif, maka dapat disimpulkan
berdasarkan faktor-faktor yang diadaptasi dari bahwa terdapat hubungan yang signifikan
teori Howard Gardner yang digunakan di antara keceredasan Intrapersonal dengan hasil
Amerika, seperti yang telah di kemukakan pada belajar pendidikan jasmani di MTsN Kuta Baro
bab sebelumnya. Aceh Besar T.A. 2011/2012.
4. Hasil perhitungan korelasi ganda yaitu
KESIMPULAN antara kecerdasan kinesterik (X1) dan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kecerdasan interpersonal (X2) serta kecerdasan
dilaksanakan oleh peneliti mengenai hubungan intrapersonal (X3), dengan hasil belajar
antara Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan pendidikan jasmani (Y) juga terdapat hubungan
Interpersonal dan Kecerdasan Intrapersonal yang signifikan artinya hopotesis yang pelulis
dengan Hasil Belajar Pendidikan pada Siswa- ajukan diterima kebenarannya.
siswi MTsN Kuta Baro Aceh Besar T.A
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, julia el, al. 2006. Metode Praktis
Pembelajaran Berbasis Multiple
Inteligenscis, Depok, Intuisi Press.
Faruq, Muhammad, 2007. 100 permainan
kecerdasan kinestetik out doors.
Penetbit PT, Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta.
Gardner, Howard, 2003. Multiple intelligences,
(terjemahan) Batam: Interaksara.
Jasmine, Julia. M.A., 2007. Mengajar Dengen
Metode Kecerdasan Majemuk,
Cijambe Indah, Nuansa.
Lawrence E, Saphiro,. 1998. Mengajarkan
Emotional Intelligence Pada Anak.
Jakarta : Gramedia.
Mahendra, Agus, 2000. Asas dan Palsafah
Pendidikan Jasmani. Bandung.
Morgan, Clifford T, King, R.A Weizz, JR,
Schopler. J, 1986. Introduction of
Psychology, (7th ed), Singapore : Mc
Graw Hil Book Company.
Nazir, Moch. (1988). Metodologi Penelitian.
Cetakan 3. Jakarta :Ghalia Indonesia.
Poerwadarminta, (1976), Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.