Oleh:
LANDASAN TEORI
(dalam Dahniar, 2007 : 1), penilaian psikomotor penting untuk melatih keterampilan
motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi
antara syaraf dan otot. Penilaian psikomotorik merupakan penilaian yang menghendaki
peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya.
Menurut Kusnandar (2007), untuk mengukur ranah psikomotor, indikator yang digunakan
disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilakukan.
1. Peniruan
Peniruan terjadi ketika seorang siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi
respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot syaraf.
Peniruan ini pada umunya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
2. Manipulasi
3. Ketetapan
4. Artikulasi
Menentukan koordinasi suatu rangkaian dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai apa yang diharapkan atau konsistensi internal di antara gerakan-gerakan yang
berbeda.
5. Pengalaman
Aspek psikomotorik merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh
guru. Bila diruntut, hal-hal yang perlu dikembangkan dalam kecakapan psikomotorik akan
dipahami sebagai berikut:
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan yang dibuat untuk membina peserta didik ke
arah tujuan, khususnya untuk membantu mengasah kemampuan dan keterampilan
sebagai bekal kehidupannya dikemudian hari. Di sini mereka akan menerapkan
kebiasaan yang dilatih oleh orang tua masing-masing.
c. Lingkungan Bermain
Bermain adalah hal yang serius dan menyenangkan. Anak-anak dapat
mengekspresikan dan mengeksplorasi dari permainan. Melalui permainan, anak-
anak juga dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi
fisik maupun mental intelektual dan spiritual serta dapat menambah wawasannya
mengenai hal-hal baru yang ditemui dari suatu permainan.
d. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik terdiri dari kondisi fisik hunian (bangunan), ruang beserta
perabotnya, dan sebagainya. Jika bangunan itu memiliki ruang- ruang yang sangat
nyaman untuk dihuni dan untuk beraktivitas didalamnya, maka dapat
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan perilaku peserta didik.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwasanya kemampuan
psikomotorik siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni faktor dari
dalam diri siswa itu sendiri maupun dari luar dimana faktor dari orang tua dan
lingkungan sekitar. Disinilah sekolah dan guru dapat berperan dalam membantu
orang tua untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa dengan
menggunakan berbagai rencana ataupun kegiatan yang dibuat oleh guru yang
mendorong kemampuan dan keterampilan siswa dalam menguasai suatu materi
pelajaran sehingga dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
2.2.1 Pengertian Pendidikan
Umat Kristen telah menjadi ciptaan baru dan disebut putra-putri Allah
berkat kelahiran dari air dan Roh Kudus. Karena itu, semua orang Kristen berhak
peserta didik untuk memperteguh iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan ajaran katolik. Tentunya, usaha tersebut juga tetap
memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan
antar umat beragama di tengah masyarakat.
Pendidikan harus memiliki sifat dan arah pendidikan yang jelas, agar semua
komponen pendidikan, khususnya para peserta didik dapat mengetahui tujuan
proses pendidikan yang mereka pelajari. Vanlith dan Driyakara dalam Heryatno,
( 2008: 13-14) menyatakan bahwa arah PAK adalah memperkembangkan
humanisme Kristiani supaya peserta didik dapat menjadi pelaku-pelaku perubahan
arah PAK adalah untuk memperjuangkan humanisme sosial. Artinya, pendidikan
dipahami sebagai mediasi atau jalan ke arah transformasi sosial. Sisi lain, PAK
yang bervisi spiritual secara konsisten berusaha memperkembangkan jati diri atau
inti hidup seseorang ke dalam diri anak didik. PAK pun memperkembangkan rasa,
kepekaan hati, imaginasi, serta dimensi social hidup manusia. PAK tidak hanya
bersifat kognitif, tetapi memberi ilham untuk menghadapi kenyataan hidup masa
sekarang dan masa depan. PAK menekankan kebijaksanaan dan keutamaan,
scholae non scholae sed vitae.artinya dalam kegiatan belajar mengajar yang
terpenting bukan sekolahnya tetapi kualitas hidupnya. Hal ini perlu disadari
bahwa dalam perkembangan hidup peserta didik tidak sekali jadi tetapi seumur
hidup. PAK mengusahakan perkembangan diri secara terus menerus, from the
womb to the tomb (perkembangan iman yang berlangsung sepanjang hayat) dalam
Heryatno, (2008: 15) Sisi lain, Groome (1991: 11-14) membedakan sifat dasar
PAK atas tiga jenis, antara lain:
3.4.1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Observasi juga merupakan proses
pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,
penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.
Menurut Nasution dalam Sugiono observasi adalah dasar semua ilmu pengamatan.
Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi.
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena
tersebut. Observasi yang dilakukan langsung menyajikan gambaran realistik perilaku di
lapangan. Agar menjawab pertanyaan dan evaluasi yaitu melakukan ukuran terhadap aspek
tertentu.
Usaha mencari dan mengumpulkan data, peneliti melakukan observasi terhadap
kepala sekolah, guru dan peserta didik. Peneliti menggunakan teknik observasi dalam
pengambilan data dengan melakukan pengamatan partisipan (Participant Observation)
tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh individu, serta membuat pencatatan atas apa
yang diamati. Peneliti membuat pencatatan atas segala tindakan individu di lapangan
sehingga peneliti dapat memperoleh data dengan baik.
Tabel 3.4.1.1 Kisi-kisi Observasi
No Fokus Aspek Indikator Observasi Sasaran
3.4.2.Wawancara
Menurut Lincoln dan Guba wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan
dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara dilakukan guna merekonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian.Teknik wawancara merupakan pengumpulan
data kualitatif dengan menggunakan instrumen yaitu pedoman wawancara. Wawancara
dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian yang terbatas, untuk memperoleh data yang
memadai dapat menggunakan teknik wawancara yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
subjek yang terlibat dalam interaksi.
Teknik wawancara yang efektif adalah dengan menyusun beberapa pertanyaan dari
yang umum sampai pertanyaan khusus atau inti. Wawancara juga dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai macam-macam wawancara yaitu: wawancara terbuka, wawancara
informal, wawancara terstruktur atau formal, dan wawancara secara tulisan. Hal ini dapat
memungkinkan peneliti mendapat jumlah data yang banyak.
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara terbuka dan terstruktur.
Peneliti akan menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
informan sehingga melalui berbagai pertanyaan itu hipotesa kerja dapat terjawab. Wawancara
yang dilakukan oleh peneliti adalah memberi pertanyaan-pertanyaan secara langsung tentang
Kemampuan Psikomotorik Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah
Menengah Pertama Budi Murni II.
Tabel 3.4.2.1 Kisi-kisi Wawancara
No Fokus Aspek Indikator Kisi-Kisi Jumlah Sifat Sasaran
Wawancara Pertanyaan
3.4.3.Dokumentasi
Dokumentasi merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan
dengan fokus permasalahan penelitian.Dokumen-dokumen yang dimaksud adalah dokumen
pribadi, dokumen resmi, foto-foto, dan rekaman.
Penelitian kualitatif digunakan peneliti agar dapat mencari dan mengumpulkan data-
data teks atau gambar melalui dokumentasi di Sekolah Menengah Pertama Budi Murni II
dapat memperoleh data dari berbagai sumber tertulis atau dokumen yang ada pada informan.
Data dokumentasi merupakan pendukung dari teknik observasi dan wawancara. Dokumentasi
merupakan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan dokumen-dokumen yang
diperlukan untuk ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah
kepercayaan dan pembuktian suatu masalah.Dokumentasi penelitian dapat diperkuat dengan
data-data lisan dan tertulis, foto, video, rekaman, dan data-data lainnya yang didapatkan dari
lapangan.
Peneliti menggunakan studi dokumentasi ini dengan tujuan agar peneliti memperoleh
data secara jelas dan kuat dengan memiliki bukti fisik tentang Kemampuan Psikomotorik
Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Atas Budi Murni
II.
3.6.4 Triangulasi
Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain sebagai pembanding terhadap data. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan
ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi berarti cara terbaik untuk
menghilangkan perbedaan-perbedaan dalam konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks
suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari
berbagai pandangan. Triangulasi yang digunakan peneliti adalah triangulasi teknik dan
triangulasi sumber.
a. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan pemeriksaan data pada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Apabila ada perbedaan ketika diperiksa
oleh peneliti, peneliti mendiskusikan dan memastikan kebenaran yang
sesungguhnya kepada sumber data yang diuji peneliti.
Gambar 3.6.4.1 Skema Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Sumber
Wawancara Data sama
Dokumentasi
b. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan memeriksa data kembali pada beberapa
sumber yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam topik
penelitian. Hasil triangulasi sumber hendaknya dideskripsikan,
dikategorisasikan, dan memilah-milah mana yang sama atau yang berbeda dan
spesifik. Jadi peneliti perlu menganalisis untuk menghasilkan suatu
kesimpulan sesuai sumber data.
Gambar 3.6.4.2 Skema Triangulasi Sumber Data
Kepala Sekolah
Wawancara
Mendalam Guru PAK
Rekan Sejawat
3.6.5 Keteralihan
Keteralihan adalah validitas eksternal dalam penelitian kualitatif yang menunjukkan
ketepatan hasil penelitian dalam kehidupan subjek penelitian. Peneliti akan menghasilkan
laporan dalam bentuk uraian yang jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Keberhasilan itu
untuk kegunaan bagi pembaca yang membaca tulisan peneliti tentang Pelaksanaan Supervisi
Akademik Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Pendidikan Agama
Katolik.
3.6.6 Kebergantungan
Kebergantungan adalah bentuk keberhasilan suatu penelitian ketika orang lain dapat
mengulangi dan mereplikasikan. Proses penelitian itu dengan melakukan audit. Proses audit
dalam depenability dilakukan oleh pembimbing atau auditor yang independen. Pembimbing
membimbing bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, memasuki lapangan,
menentukan sumber data, analisis data, keabsahan dan kesimpulan dari peneliti.
3.6.7 Kepastian
Kepastian disebut dengan pengujian objektifitas penelitian ketika hasil penelitian
disepakati banyak orang. Pengujian ini dapat dilakukan secara bersamaan dengan
depenability, karena hampir sama maksud pengujiannya dari proses penelitian yang telah
dilakukan. Jadi penelitian yang telah diuji bagaimana prosesnya dan mencapai tujuan
penelitian sudah dapat dikatakan memenuhi standar konfirmability.
1 Pengamatan ● ● ● ● ●
2 Wawancara ● ● ● ● ● ●
3 Dokumentasi ● ● ● ● ●
4 Triangulasi ● ● ● ●
5 Reduksi Data ● ● ● ● ●
6 Penyajian ● ● ● ●
Data
7 Penarikan ● ● ● ● ● `
Kesimpulan