Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS STRENGHT, WEAKNESSES, OPPORTUNITIES, AND THREATS

(SWOT) PEMBINAAN PRESTASI ATLET PANAHAN DI MAYANGKARA


ARCHERY CLUB LAMONGAN

e-journal

Oleh:

ARIF WAHYU UTOMO


NIM.12060484040

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEOLAHRAGAAN
2018
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 02 No. 7 Edisi Juli 2018, Hal (96 – 107)

ARTIKEL E-JURNAL UNESA

ANALYSIS STRENGHT, WEAKNESSES, OPPORTUNITIES, AND THREATS (SWOT)


PEMBINAAN PRESTASI ATLET PANAHAN DI MAYANGKARA ARCHERY CLUB
LAMONGAN

Arif Wahyu Utomo , Dr. Ivo Haridito, M.S.


Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Olahraga panahan merupakan olahraga yang memerlukan skill khusus, baik ketepatan, koordinasi maupun
melatih mental dan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga
panahan, harusnya pihak-pihak yang terkait tidak hanya atlet dan pelatih saja, tetapi berbagai pihak baik dari pengurus
organisasi dan juga pemerintah harusnya ikut dala upaya mempebaiki prestasi olahraga panahan. Tujuan penelitian
untuk menganalisis pembinaan prestasi atlet panahan di Mayangkara Achery Club Lamongan menggunakan analisis
SWOT. Dimana analisis SWOT akan menjabarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pembinaan di
Mayangkara Archery Club. Jenis penelitian Kualitatif Deskriptif. Subyek dalam penelitian meliputi atlet, pelatih, dan
pengurus di Mayangkara Archery Club.

Hasil penelitian diperoleh bahwa prestasi atlet panahan yang diraih Mayangkara Archery Club berdasarkan
pada manajemen pembinaan prestasi yang memenuhi standart yang baik. Dengan penjabaran sebagai berikut : kekuatan
yang dimiliki Mayangkara Archery Club terletak pada Atlet yang berprestasi dan berbakat, pelatih yang berlisensi, dan
juga manajemen organisasi yang baik. Kelemahan terletak pada kurang sarana prasarana. Peluang yang dimiliki yaitu
pada dukungan dari pemerintah terhadap pembinaan. Untuk ancaman sendiri terletak pada kurangnya support finansial
orang tua atlet.

Kata Kunci : Pembinaan Prestasi, Analisis SWOT, Panahan, Mayangkara Archery Club

Abstract

The Archery sport is a sport that requires a special skill, both accuracy, coordination or mental trained and
improving physical conditions to be healthy. In effort to improve the quality and achievements of sports archery, the
parties that associated are not only the coaches and players but various parties either Government managers can find the
problem’s solution. The purpose of the study is to analyze the coaching of archery athletes’ achievements in
Mayangkara Achery Club Lamongan using SWOT analysis. The SWOT analysis will describe strengths, weaknesses,
opportunities, and threats of coaching in Mayangkara Archery Club. The researcher uses a descriptive qualitative
research. The subjects of the study include athletes, coaches, and organizers of Mayangkara Archery Club.

The results of the research obtained that the achievements of athletes archery that earned by Mayangkara
Archery Club is based on the achievement of coaching management that meets the right standard. With the following
description: the strengths that owned by Mayangkara Archery Club lies on the athletes’ achievements and talents,
licensed trainer, and also a good management’s organization. Yet the weakness lies in the lack of sport’s infrastructures.
The opportunities that owned by them is the supports of Government for coaching archery sport. The threat lies on the
lack of parents’ financial support of the athletes.

Key : Sports Achievements, SWOT Analysis, Archery, Mayangkara Archery Club

1
Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216

Pencapaian prestasi tersebut tidak lepas dari kerja


PENDAHULUAN keras pengurus, pelatih, atlet serta berbagai pihak yang
Olahraga menjadi bagian dari pemersatu suatu terkait dalam mendukung pembinaan panahan di
bangsa yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan Mayangkara Archery Club Lamongan. Agar mampu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh mencapai tujuan pembinaan prestasi yang baik maka
sebab itu, olahraga mempunyai peranan penting sebagai harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
salah satu media untuk menjembatani pembangunan diantaranya: faktor strength (kekuatan), weakness
manusia seutuhnya. Pengembangan dan pembinaan (kelemahan), opportunity (peluang), threats (ancaman)
olahraga harus menjadi tanggungjawab bersama, mulai yang dimiliki oleh Mayangkara Archery Club Lamongan.
dari pusat hingga ke daerah-daerah melalui induk Dengan menggunakan teknik analisis SWOT yang
Organisasi yang ada agar mendapatkan prestasi yang bertujuan untuk memaksimalkan strength (kekuatan) dan
maksimal, diantaranya yakni prestasi dalam Olahraga opportunity (peluang), namun secara bersamaan mampu
Panahan. Olahraga panahan merupakan olahraga yang menekan faktor-faktor weakness (kelemahan) dan threats
memerlukan skill khusus, baik ketepatan, koordinasi (ancaman).
maupun melatih mental dan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani. Perkembangan olahraga panahan di
Analisis SWOT
Indonesia adalah bentuk dari perkembangan olahraga ini
Menurut Nur’aini DF (2016:8) bahwa Analisis
di daerah-daerah. Semakin banyaknya perkumpulan
SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
olahraga panahan disetiap daerah di Indonesia, maka
sistematis untuk merumuskan strategi dalam perusahaan.
dapat meramaikan olahraga panahan untuk dapat
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
berkembang dan dikenal di lingkungan masyarakat.
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang

Untuk mencari bibit-bibit handal dan untuk (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

meningkatkan prestasi, maka perlunya diagendakan meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman

banyak perlombaan. Selain itu untuk meningkatkan (Threats)”. Analisis ini terbagi atas empat komponen

prestasi olahraga panahan diperlukan kerja keras seperti dasar yaitu :

pelatihan yang sistematis, bibit atlet yang berpotensi, 1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi dimana

pembinaan yang tepat, managemen organisasi yang baik, terdapat kekuatan dari organisasi atau program pada

kualitas pelatih serta sarana prasarana yang memadai. saat ini.

Mayangkara Archery Club adalah klub yang 2. Weaknesses (W), adalah situasi atau kondisi dimana

berada dibawah naungan PERPANI Lamongan. terdapat kelemahan dari organisasi atau program

Mayangkara Archery Club Lamongan telah banyak pada saat ini

mendapatkan prestasi dan menjadi kota yang 3. Opportunities (O), adalah situasi atau kondisi

diunggulkan di Indonesia dan khususnya di daerah Jawa dimana terdapat peluang diluar organisasi dan

Timur. Hasilnya beberapa prestasi yang pernah dicapai memberikan peluang berkembang bagi organisasi

pada beberapa tahun terakhir, (POPDA Jember 2017) 1 dimasa depan.

perunggu aduan perorangan ronde recurve putri, (Kejurda 4. Threats (T), adalah situasi dimana terdapat ancaman

terbatas Surabaya 2017) 2 emas 2 perunggu, (Jogja Open bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan

2017) 2 perak 1 Perunggu, (Surabaya Internasional Open) dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa

1 emas 1 perak 2 perunggu. depan.


Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 02 No. 7 Edisi Juli 2018, Hal (96 – 107)

Pembinaan Olahraga peneliti ini menggunakan jenis penelitian


Menurut Lutan (2000: 11) bahwa pembinaan kualitatif dengan menggunakan pendekatan metode
adalah sebagai usaha mengorganisasi atau cara untuk deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian
mencapai suatu tujuan. Pembinaan adalah usaha atau yang hasilnya berupa data deskriptif dengan kata-kata
tindakan yang dilakukan untuk mengubah suatu keadaan yang didapat dengan cara mengamati lisan atau perilaku
dengan baik untuk mendapatkan tujuan yang ingin seseorang (Bogdan dan Taylor, 1975:5) dalam Moleong
dicapai secara maksimal. (2016 : 4). Sedangkan penelitian deskriptif yang
1. Faktor Pembinaan Prestasi dijelaskan dalam Maksum (2012:68), bahwa suatu gejala
Usaha dalam pencapaian prestasi merupakan atau peristiwa tertentu yang digambarkan dalam suatu
usaha yang multikomplek yang dapat melibatkan penelitian.
banyak faktor baik internal maupun eksternal, kualitas
program pelatihan merupakan penunjang utama B. Subjek Penelitian
tercapainya prestasi olahraga, sedangkan kualitas Subjek dalam penelitian juga biasa diartikan
program pelatihan itu sendiri ditunjang oleh faktor informan. Informan disini sengaja dimanfaatkan untuk
internal yakni kemampuan atlet (bakat dan motivasi) mendapatkan situasi dan kondisi sesuai latar belakang
serta faktor eksternal. (Irianto, 2002:8) penelitian (Moleong (2016: 132). Subjek dalam penelitian
a) Faktor Internal (Atlet) ini adalah pengurus, pelatih, dan atlet di Mayangkara
Faktor internal merupakan pendukung Archery Club Lamongan. Data yang diambil yaitu
utama dalam tercapainya prestasi atlet, sebab mengenai Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana
faktor ini yang muncul dari dalam diri atlet itu prasarana dan juga Progam pelatihan di Mayangkara
sendiri dan mampu memberikan dorongan yang Archery Club Lamongan.
lebih stabil dan kuat, yang meliputi:
1.Bakat : Yakni potensi yang dimiliki C. Sumber Data
sejak lahir. Subjek penelitian menurut Lofland (1984:47)
2.Motivasi :Yakni dorongan untuk dalam Moleong (2016:157) bahwa sumber utama dalam
berprestasi, baik intrinsik penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
maupun ekstrinsik. selebihnya adalah data tambahan seperti, dokumen dan
b) Faktor Eksternal lain-lain. Sumber data dalam penelitian ini meliputi :
Faktor eksternal merupakan pendukung yang 1. Data primer, yang diperoleh dari:
berpengaruh terhadap kualitas program pelatihan a. Pengurus Mayangkara Archery Club yang
yang selanjutnya akan mempengaruhi prestasi. Faktor berjumlah 1 orang.
tersebut meliputi : b. Pelatih Mayangkara Archery Club yang
1) Pelatih berjumlah 1 orang.
2) Sarana dan prasarana c. Atlet di Mayangkara Archery Club yang
3) Hasil Riset berjumlah 7 orang.
4) Pertandingan
5) Organisasi 2. Data Sekunder, yang diperoleh dari :
6) Manajemen Olahraga a. Buku harian, Surat, otobiografi, dan
dokumen yang ada di pusat pelatihan
METODE
Mayangkara Archery Club Lamongan.
A. Jenis Penelitian

3
Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216

D. Tempat Penelitian dasar yang selalu digunakan oleh penelitian kualitatif


Dalam penelitian ini lokasi yang digunakan yakni didalam melakukan penelitian-penelitiannya. (Moleong,
Sekretariat Mayangkara Archery Club Lamongan yang 2016: 157). Ketiga teknik akan dijabarkan sebagai
berada di Jl. Balong panggang no. 04 Mantup Lamongan berikut :
1. Observasi atau Pengamatan
E. Instrumen Penelitian Observasi atau pengamatan merupakan teknik
Instrumen penelitian berdasar pada Arikunto yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian
(2006:151) adalah fasilitas atau alat yang digunakan kualitatif disamping untuk melengkapi teknik
dalam pengumpulkan data agar penelitian lebih mudah wawancara. Mengamati pada hakikatnya menatap benda,
dan mendapat hasil yang lebih baik, dalam arti lebih kejadian gerak atau proses. Dalam penelitian, observasi
sistematis, lengkap dan cermat sehingga dapat mudah dapat diartikan sebagai melihat pola perilaku manusia
diolah. Yang menjadi intrumen peneltian adalah peneliti atau objek dalam suatu situasi untuk mendapatkan
itu sendiri. Peneliti sebagai intrumen harus mampu untuk informasi tentang fenomena yang diminati.
merencanakan penelitian dari tahap penelitian hingga 2. Wawancara
pengolahan data. Oleh karena itu, peneliti yang harus Wawancara proses Tanya jawab dengan maksud
divalidasi. Menurut Sugiyono (2008:59) validasi untuk tujuan tertentu. Percakapan itu dilaksanakan oleh dua
peneliti sebagai intrumen meliputi dari penguasaan dalam pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan
bidang yang diteliti, pemahaman terhadap metode terwawancara (interviewee). Dalam penelitian ini
penelitian, dan kesiapan untuk memasuki subjek menggunakan jenis wawancara terstruktur. Menurut
penelitian baik dari segi akademik, maupun logistiknya. Moleong (2016:190) bahwa wawancara terstruktur
Instrumen Penelitian ini menggunakan angket merupakan wawancara dimana pewancaranya
terbuka dimana menurut Arikunto (2010 : 195) angket menentukan sendiri masalah dan pertanyan yang
terbuka merupakan angket dimana responden diberi diajukan. Untuk itu pertanyan disusun dengan rapi dan
kesempatan dalam menjawab kuisioner dengan teliti.
kalimatnya sendiri. Dalam penelitian ini peneliti 3. Dokumentasi
menggunakan beberapa peralatan seperti : Teknik dokumentasi merupakan cara untuk
1.Kamera digital mencari data yang berupa agenda, catatan, buku,
2.Alat perekam menggunakan Handphone transkrip, surat, arsip dan lain-lain, yang termasuk juga
3.Alat pencatat ( bulpoin dan buku) dokumen yang didapatkan dari subjek penelitian seperti:
Dengan prosedur pembuatan instrument sebagai buku harian, otobiografi, surat-surat, jurnal,
berikut, yang pertama perlu adanya penyusunan beberapa phoptograpic, video, dll.
butir pertanyaaan yang mewakili Analisis SWOT
sehingga menghasilkan pertanyaan yang mempunyai G. Teknik Analisis Data
dasar untuk mengetahui faktor penyebab dalam masalah Analisis data merupakan kegiatan menelaah dan
penelitian. memilah-milah data yang tersedia dari berbagai sumber,
yaitu berasal dari hasil Observasi, wawancara, dan
F. Teknik Pengumpulan Data dokumentasi. Sehingga data lebih dapat dikelola dengan
Ada tiga teknik utama yang digunakan dalam baik (Moleong, 2016:247).
pengumpulan data yaitu: (1) Observasi atau pengamatan, Teknik analisis data menurut Miles and Huberman
(2) Wawancara, (3) Studi Dokumentasi. Menurut dalam Sugiyono (2008:91), yaitu data reduction, data
beberapa ahli, ketiga teknik ini yang merupakan teknik display, dan conclusion drawing/verification. Ketiga
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 02 No. 7 Edisi Juli 2018, Hal (96 – 107)

kegiatan utama tersebut adalah pola yang saling Moleong (2016:331) yaitu peneliti melakukan pengecekan
berkaitan. data dari hasil teknik pengumpulan data yang berbeda
a. Reduksi Data yaitu dengan observasi, wawancara, dan juga
Menurut pendapat Sugiyono (2008 :92), dokumnetasi. Selain itu juga teknik triangulasi dengan
mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, metode ini dapat digunakan memeriksa derajat
memilah-milah hal pokok, serta memfokuskan pada kepercayaan dengan membandingkan hasil wawancara
sesuatu data yang penting. Dalam proses penelitian, data yang diperoleh dari infoman dengan informan lainya.
yang diperoleh dibeberapa lokasi penelitian
memungkinkan banyaknya jumlah data yang ada dan
tingkat kerumitan semakin tinggi. Sehingga proses HASIL DAN PEMBAHASAN

reduksi data harus segera dilakukan, agar mendapatkan Hasil

data yang jelas.


1. Analisis Internal
b. Penyajian Data
a. Kekuatan (Strenght)
Penyajian data dilakukan setelah mereduksi data
 Banyak memiliki prestasi
dengan tujuan data dapat tersusun dan terorganisir
 Motivasi atlet yang tinggi
dengan baik. Pada tahap ini peneliti berusaha menyajikan
 Pelatih memiliki lisensi kepelatihan
data yang relevan, sehingga memudahkan pembaca untuk
 Pelatih pernah berprestasi di tingkat
memahami isi data penelitian (Sugiyono, 2008 : 95).
nasional
c. Penarikan Simpulan/ Verifikasi Data
Menurut Sugiyono (2008 : 99) penarikan  Metode kepelatihan yang diterapkan

simpulan/verifikasi data merupakan langkah yang pelatih mudah dipahami atlet

diambil setelah penyajian data. Penarikan simpulan  Program pelatihan yang jelas dan terencana

dilakukan untuk menjawab suatu masalah yang ada.  Kuantitas Alat panahan sudah lengkap

Simpulan data dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat  Adanya bonus untuk atlet dan pelatih
deskriptif atay dalam bentuk objek lainnya. Bisa diartikan ketika berprestasi
penarikan simpulan/verifikasi data dilakukan agar dapat  Adanya sanksi bagi atlet yang datang
menjawab masalah yang ada dan juga untuk meyakinkan terlambat.
data yang masih remang-remang menjadi lebih jelas.  Sering mengikuti kejuaraan baik ditingkat
daerah maupun nasional
H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data b. Kelemahan (Weakness)
Teknik pemeriksaan keabsahan data merupakan  Lapangan panahan masih belum layak
teknik yang dilakukan agar data lebih valid dan derajat  Alat fitness kurang
kepercayaan lebih teruji. Dalam penelitian ini  Alat panahan masih memakai yang lama
menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi belum yang terbaru
merupakan teknik pemeriksaan data yang bertujuan  Banyak atlet yang belum punya alat
sebagai pembanding atau pengecekan data dengan panahan sendiri
memanfaatkan sesuatu diluar data itu sendiri
(Moleong,2016:324). 2. Analisis Eksternal
Teknik triangulasi yang digunakan dalam a. Peluang (Opportunity)
penelitian ini yaitu teknik triangulasi dengan metode.
Triangulasi dengan metode menurut Patton dalam

5
Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216

 Berpeluang untuk menjadi atlet Oleh karena itu kata kunci untuk mencapai prestasi dan
profesional. keunggulan dalam olahraga adalah ”Berlatih dan
 Satu – satunya club yang ada di kabupaten Prestasi”.
Lamongan.
2. Pelatih
 Dukungan dari Koni dan Dispora.
Seorang pelatih harus seseorang yang benar –
benar mengerti dan mempunyai itikad baik dalam
b. Ancaman (Threats)
memajukan olahraga nasional. Sukses dan gagalnya
 Persaingan yang ketat dengan club panahan
seorang atlet dalam pertandingan , sedikit banyak
di daerah lain.
dipengaruhi oleh peran pelatih dalam memotivasi atlet
 Kurangnya support financial dari orang tua
tersebut untuk mengikuti dan melaksanakan program
atlet.
pelatihan dengan sungguh – sungguh. Untuk itu, pelatih
 Belum memiliki sponsor tetap
merupakan sosok yang sangat dibutuhkan dalam
pencapaian prestasi atlet. Kebanyakan pelatih adalah
Pembahasan
sorang mantan atlet yang berkecimpung dalam olahraga

1. Atlet tersebut, sama halnya dengan pelatih panahan di

Pencapaian prestasi maksimal dalam suatu cabang Mayangkara Archery Club, yang dahulu juga mantan

olahraga, diperlukan atlet yang sesuai dalam atlet yang berprestasi ditingkat nasional. Selain itu juga

pemilihannya. Atlet adalah faktor penting dalam pelatih di Mayangkara Archery Club ini pernah

pencapaian prestasi, ia merupakan subyek sekaligus mengikuti pelatihan atau traning untuk menjadi pelatih

obyek suatu kegiatan pembinaan prestasi. sebagai subyek dan mempunyai lisensi kepelatihan. Dalam pembinaan

karena atlet merupakan pelaku utama dalam proses olahraga panahan di Mayangkara Archery Club, sistem

pencapaian prestasi dalam olahraga, dan sebagai obyek kepelatihan ini di pegang oleh bapak Anang selaku

karena atlet adalah manusia yang akan diolah pelatih. Beliau merupakan mantan atlet di Mayangkara

kemampuannya agar mencapai prestasi maksimal. Atlet Archery Club yang berprestasi, lalu disekolahkan

panahan di Mayangkara Archery Club Lamongan ini kembali untuk mengambil lisensi kepelatihan. Dalam

berpeluang untuk mencapai prestasi yang maksimal. Hal kepelatihannya, bapak Anang biasanya di bantu mas

tersebut dapat dilihat dari semangat untuk berlatih tinggi, Robby selaku pengurus dan juga Binpres PERPANI

usaha atlet untuk lebih berprestasi cukup baik, dan Lamongan. Pelatih Mayangkara Archery Club menjadi

motivasi yang besar dari diri atlet. Selain itu juga yang kekuatan bagi pembinaan olahraga panahan. Dari

paling penting adalah pencapaian prestasi yang telah pengalaman yang dimilikinya dan tentunya dengan

diperoleh. Berikut ini adalah daftar prestasi atlet–atlet pengetahuan yang melengkapi dirinya menjadi modal

panahan di Mayangkara Archery Club Lamongan. pelatih professional.

Pembinaan olahraga panahan sendiri membawa dampak 2.1. Program Pelatihan

positif bagi atlet itu sendiri, yaitu kedisplinan, tanggung Dalam suatu pembinaan olahraga dibutuhkan

jawab, sifat sportifitas, memupuk kepercayaan diri, dan program pelatihan yang sistematis dalam pencapaian

gaya hidup yang lebih sehat. Seperti apa yang dikatakan prestasi yang maksimal. Program pelatihan yang

Lutan (1988) dalam Harsuki (2003:78), “sebagai seorang diberikan merupakan suatu petunjuk dan perkembangan

atlet apabila ingin mencapai prestasi dan tujuan, maka pembinaan yang dilaksanakan demi tercapainya tujuan.

atlet harus berlatih, karena melalui latihan-latihan yang


teratur pola hidupnya secara menyeluruh akan terbentuk.
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 02 No. 7 Edisi Juli 2018, Hal (96 – 107)

NO WAKTU HARI PROGRAM Panahan adalah cabang olahraga yang


14.00 - 17.00 menggunakan akurasi sebagai unsur utama yang harus
1 Senin Latihan teknik
Wib dimiliki setiap atlet yang menekuni cabang tersebut.
14.00 - 17.00 Banyak variasi yang dapat digunakan untuk melatih
2 Selasa Latihan teknik
Wib akurasi dalam cabang ini, salah satunya dengan
14.00 - 17.00 menggunakan hand grip (crussing grip) yang bertujuan
3 Rabu Latihan Fisik
Wib untuk melatih dan menguatkan jari-jari penarik tali busur
14.00 - 17.00 saat membidik, selanjutnya diteruskan dengan gerakan
4 Kamis Latihan teknik
Wib release untuk melepas anak panah. Karena saat

14.00 - 17.00 melepaskan anak panah ke sasaran sangat diperlukan


5 Jum'at Latihan teknik
Wib ketenangan dan kekuatan jari- jari penarik tali busur

14.00 - 17.00 sehingga kecepatan dan terbangnya anak panah menjadi


6 Sabtu Latihan teknik
Wib mulus, karena kesalahan gerakan sedikit saja pada saat

07.00 - 11.00 release akan berpengaruh besar terhadap hasil


7 Minggu Latihan Fisik perkenaan anak panah pada sasaran. Maka dari itu
Wib
pelatihan teknik harus dilakukan secara rutin dan intens
untuk mendapatkan akurasi yang maksimal. Pelatihan
Program pelatihan diatas disusun oleh pelatih dan
teknik ialah pelatihan yang ditekan pada upaya
juga pengurus selaku binpres PERPANI Lamongan.
menyempurnakan teknik – teknik dasar. Pelatihan ini
Panahan merupakan cabang olahraga statis yang
diperlukan untuk menyeimbangkan kebiasaan motorik
membutuhkan kondisi fisik yang baik diantaranya
dan perkembangan sistem saraf otot. Di Mayangkara
kekuatan dan daya tahan khususnya pada otot tubuh
Archery Club pelatihan lima kali dalam seminggu ini
bagian atas. Pada saat melakukan teknik memanah
dirasa sudah baik untuk mendapat hasil yang maksimal.
terutama saat menarik tali busur otot akan mengalami
Pelatihan teknik yang di berikan pelatih sehari-hari yaitu
kontraksi isotonis, terutama pada tarikan awal.
:
Dengan demikian otot-otot yang terlibat dalam
 Blind Shoting 15 mater untuk 60 anak panah
menarik busur harus mendapat perhatian khusus dalam
cabang olahraga panahan, karena otot-otot tersebut  Latihan tekni 350 anak panah
bekerja sangan ekstra dalam menarik dan menahan
beban dari tali busur yang cukup berat dan berlangsung Untuk latihan tenik tahapan yaitu jarak 30 m, 40 m,

berulang- ulang dalam rangkaian gerakan memanah. Oleh dn 50 m

karena itu otot-otot tersebut harus memiliki kekuataan


dan daya tahan agar mampu melakukan gerak menarik 3. Sarana Prasarana

tali busur yang tetap konsisten dan sesuai dengan poros Pembibitan dan pembinaan yang baik juga harus

gerak. Karena itu pelatihan fisik yang rutin sangat ditunjang dengan tersedianya fasilitas berupa sarana dan

dibutuhkan dalam cabang olahraga panahan. Di prasarana olahraga. Setiap organisasi perlu memiliki

Mayangkara Archery sendiri pelatihan fisik dilakukan dua sarana dan prasarana agar dapat bergerak dan

kali dalam seminggu dan hari lainnya di buat untuk melakukan aktivitas. Sarana dan prasarana merupakan

pelatihan teknik. Bentuk pelatihan fisik seperti Warming faktor pendukung keberhasilan pembinaan olahraga,

Up, Jogging 10 menit, Sit Up, Push Up, Back Up yang harus tersedia bagi setiap upaya peningkatan
prestasi sebagai tujuan utama pembinaan olahraga.

7
Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216

Menurut Soepartono dalam Sukrorini (2009:44), – usaha oleh anggota atau sumber daya organisasi yang
secara umum prasarana berarti segala sesuatu yang ada. Maka dalam organisasi tidak lepas dari yang
merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses namanya manajemen.
(usaha atau bangunan Mayangkara Archery Club merupakan organisasi
Kondisi sarana prasarana di Mayangkara Archery yang bergerak dalam pembinaan olahraga panahan.
Club ini bisa dikatakan belum maksimal. Seperti kondisi Berdiri pada 24 mei 2013, Mayangkara Archery Club ini
lapangan yang secara ukuran masih belum layak, karena merupakan satu – satunya club panahan yang ada di
dalam olahraga panahan sendiri membutuhkan jarak Lamongan. Hal tersebut merupakan sebuah peluang bagi
tembak antara 30 – 90 meter. Begitu juga dengan Mayangkara Archery Club karena tidak ada persaingan
penunjang pelatihan seperti alat fitnes, Dalam dalam regional kabupaten sendiri, sehingga dalam proses
peningkatan pelatihan fisik di Mayangkara Archery Club pembinaan akan lebih baik karena support pemerintah
ini hanya menggunakan Dumble dan alat Pull Up. Namun hanya terfokus disatu club saja. Ancaman yang
pelatihan fisik bisa dimaksimalkan dengan variasi sesungguhnya dalam pencapaian prestasi Mayangkara
pelatihan fisik tanpa menggunakan beban. Sedangkan Archery adalah club panahan yang ada di daerah – daerah
dengan alat panahan seperti busur dan anak panah, masih lain, seperti di Surabaya, Bojonegoro, Ponorogo dan club
banyak yang belum memiliki. Hal tersebut dikarenakan – club lainnya.
kondisi ekonomi orang tua atlet yang rata–rata masih Baru 4 tahun berdiri Mayangkara Archery Club ini
golongan menengah kebawah. Sedangkan olahraga sudah banyak mendapatkan prestasi. Hal tersebut tidak
panahan sendiri bisa dikatakan olahraga yang lepas dari managemen yang baik dalam Mayangkara
membutuhkan finansial yang cukup banyak. Peralatan Archery Club. Dalam pembinaannya Mayangkara
panahan di Mayangkara Archery Club ini kebanyakan Archery Club ini memiliki struktur organisasi dan
diperoleh dari bantuan Koni dan Dispora Lamongan. Dari program kerja yang jelas. Kekuatan dalam Mayangkara
segi kuantitas memang sudah baik, karena atlet tidak Archery Club yaitu adanya peraturan baik untuk pelatih
harus bergantian untuk pelatihan, dan juga busur yang dan juga atlet. Dilihat dari hasil penelitian dimana ada
dipakai atlet bisa di sesuaikan sesuai dengan keinginan peraturan ketika pelatihan dan sanksi yang diterapkan
atlet. Namun dari segi kualitas alat, masih belum untuk atlet. Seperti jika ada yang telat dalam pelatihan
memiliki alat yang terbaru atau yang mempunyai akurasi maka ada sanksi yaitu push up atau pelatihan fisik yang
baik. Untuk peralatan lainya seperti body protector, harus dilakukan. Bukan hanya dalam pelatihan saja
semua atlet sudah memiliki sendiri – sendiri. peraturan yang dibuat, namun ada standarisasi dalam
pelatih dan juga atlet. Untuk pelatih di Mayangkara
4. Organisasi dan Managamen Olahraga Archery Club ini harus mempunyai sertifikat kepelatihan
Menurut Jones (2004) dalam Harsuki (2012;106), dalam olahraga panahan dan juga sudah berpengalaman
organisasi suatu alat yang dipergunakan oleh orang-orang di dunia olahraga panahan. Untuk atlet sendiri apabila
untuk mengordinasikan kegiatannya untuk mencapai ada yang mau mendaftar di Mayangkara Archery Club ini
sesuatu yang mereka inginkan atau nilai yaitu untuk harus melengkapi persyaratan – persyaratan seperti
mencapai suatu tujuan. Setiap organisasi baik pemerintah NISN, KK, AKTA dan juga mengisi formulir
maupun organisasi swasta tentu berdasarkan rencana- pendaftaran.
rencana yang ada. Demikian juga dengan Mayangkara Dalam setiap tahunnya, Mayangkara Archery
Archery Club dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan Club ini memiliki program kerja dalam pertandingan.
dengan rencana-rencana yang telah disepakati bersama. Setidaknya minimal 4 – 6 x kejuaraan yang harus diikuti.
Untuk mencapai tujuan organisasi perlu dilakukan usaha Hal ini bertujuan agar jam terbang atlet lebih tinggi, dan
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 02 No. 7 Edisi Juli 2018, Hal (96 – 107)

tahu bagaimana situasi pertandingan. Selain itu juga Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
Mayangkara Archery Club ini memiliki program yang diperoleh dapat diambil simpulan bahwa pembinaan
pelatihan di luar lingkungan club. Yaitu pelatihan di kota prestasi olahraga panahan di Mayangkara Archery Club
tepatnya di Puslatda Koni. Peatihan di koni biasanya Lamongan sudah berjalan baik. Dengan penjabaran
untuk traning center menghadapi multi event –event dan sebagai berikut:
juga try out untuk menghadapi kompetisi besar seperti 1. Kekuatan
Porprov, Pon, Kejurda, dan lain - lain. a. Memiliki atlet – atlet yang berbakat dalam
Dalam segi pendanaan, Mayangkara Archery Club olahraga panahan. Dilihat dari semangat untuk
ini mendapat sumber dana dari berbagai pihak. Selain berlatih tinggi, usaha atlet untuk lebih berprestasi
dari SPP atlet yang berjumlah 100.000 / bulan, cukup baik, dan motivasi yang besar dari diri atlet.
Mayangkara Archery Club mendapat sumber dana dari Selain itu juga yang paling penting adalah
Koni dan Dispora. Untuk masalah sponsor, Mayangkara pencapaian prestasi yang telah banyak diperoleh.
Archery belum memiliki sponsor tetap. Biasanya kalau b. Memiliki pelatih yang profesional. Hal tersebut
mau kejuaraan ada sponsor masuk untuk jersey bisa dilihat dari latar belakang pelatih. Dimana
pertandingan. Manajamen Mayangkara Archery Club pelatih Mayangkara Archery Club ini memiliki
yang menjadi kekuatan dalam pembinaan olahraga latar belakang seorang atlet panahan yang
panahan. Mayangkara archery club juga memberikan berprestasi ditingkat nasional. Selain itu juga
bonus kepada pelatih dan atlet ketika mendapat prestasi. pelatih Mayangkara Archery Club dalam sistem
Untuk atlet sendiri apabila berprestasi di tingkat nasional, kepelatihannya dibekali dengan lisensi
akan mendapat bonus alat, uang pembinaan, dan gratis kepelatihan. Sebenarnya bukan latar belakang
SPP selama beberapa bulan. Sedangkan kalau ada bonus pelatih saja, tapi metode melatih yang diterapkan
lainnya dari Koni atau Dispora, 30% dari bonus itu mudah dipahami oleh atlet. Dan juga pelatih
diberikan kepada pelatih dan atlet yang belum mendapat Mayangkara Archery Club selalu memperhatikan
medali. Secara struktural dalam kepengurusan perkembangan atletnya.
Mayangkara Archery Club menerapkan manajemen yang c. Program pelatihan yang jelas dan terencana.
obyektif, dan memberikan motivasi kepada pengurus Dimana program pelatihan yang ada di
agar nantinya kedisiplinan diutamakan baik dalam Mayangkara Archery Club ini disusun oleh
disiplin waktu, disiplin dalam pembinaan anggaran Pengurus selaku Binpres PERPANI Lamongan
dan juga disiplin melatih atlet dalam pelatihan. Suatu dan juga berkordinasi dengan pelatih.
organisasi dapat berjalan dengan baik dan terarah maka d. Kuantitas alat panahan yang sudah lengkap.
para pengurusnya dalam menjalankan tugas sesuai Dalam segi kuantitas alat panahan yang ada di
dengan tanggung jawab dan fungsinya masing-masing. Mayangkara Archery Club Lamongan bisa
Hubungan dengan lembaga lain juga sangat penting dibilang sudah baik. Atlet tidak perlu bergantian
untuk perkembangan Mayangkara Archery Club itu alat panahan dalam pelatihan. Dan atlet bisa
sendiri. Namun juga sangat disayangkan banyak atlet mengatur busurnya sesuai dengan kapasitasnya.
Mayangkara Archery Club ada yang merangkap menjadi Untuk peralatan protektor semua atlet sudah
pengurus. mempunyai sendiri – sendiri.
e. Memiliki managemen yang baik. Dilihat dari
PENUTUP
adanya susunan kepengurusan di Mayangkara
Simpulan Archery Club Lamongan. Mayangkara Archery
Club juga mempunyai standarisasi untuk pelatih.

9
Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216

Dimana pelatih harus yang sudah memiliki yang membutuhkan banyak dana. Dimana
lisensi dan berpengalaman didunia panahan. peralatan panahan yang harganya relatif cukup
Selain itu, Mayangkara Archery Club ini mahal. Sedangkan kondisi orang tua atlet di
mempunyai program kerja, dimana setiap tahun Mayangkara Archery ini masih termasuk dalam
minimal harus mengikuti 3-4 kerjuaraan. golongan menengah kebawah dalam segi
Mayangkara Archery Club juga memberikan ekonomi. Hal tersebutlah yang membuat banyak
bonus untuk atlet dan pelatih jika berprestasi. atlet belum memiliki peralatan panahan sendiri.
c. Belum miliki sponsor tetap. Dimana Mayangkara
2. Kelemahan Archery ini belum mendapatkan sponsor untuk
a. Sarana prasarana yang belum cukup baik. Dimana bekerjasama secara tetap. Namun biasanya
lapangan Mayangkara Archery Club belum bisa sponsor masuk pada waktu kejuaraan saja.
dibilang layak, karena luas lapangan masih
kurang. Selain itu alat fitnes cuma ada 2 dumble Saran
dan 2 alat pull up. Untuk peralatan memanah Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan maka
secara kualitas masih belum baik. Dimana peneliti memberikan saran sebagai berikut :
peralatan memanah yang ada belum memiliki 1. Motivasi dan prestasi atlet harus lebih
yang up to date. ditingkatkan agar bisa menjadi atlet profesional.
b. Banyak atlet yang belum memiliki alat panah 2. Meningkatkan dan mengevaluasi progam
sendiri. Dan Atlet masih meminjam milik klub. pelatihan agar atlet bisa terus berprestasi dan
menjadi atlet profesional.
3. Peluang 3. Memaksimalkan dukungan pemerintah untuk
a. Berpeluang untuk menjadi atlet regional dan melakukan promosi olahraga panahan dalam
nasional. Dimana hal tersebut dapat dilihat dari rangka mencari bakat-bakat atlet panahan yang
banyaknya atlet yang berbakat di Mayangkara berbakat.
Archery Club Lamongan. 4. Memaksimalkan dukungan pemerintah untuk
b. Satu – satunya club yang ada di kabupaten meningkatkan program pelatihan diluar Club.
Lamongan. Hal tersebut menjadikan peluang Misalnya pelatihan di KONI.
untuk Mayangkara Archery Club sendiri, dimana 5. Memaksimalkan dukungan pemerintah dan
nantinya support pemerintah akan terfokus. donatur untuk memperbaiki kekurangan sarana
c. Dukungan dari banyak pihak. Mayangkara dan prasarana.
Archery Club ini banyak mendapat dukungan dari 6. Meningkatkan motivasi atlet dalam berlatih
pemerintah yaitu Dispora dan juga Koni. untuk menghadapi persaingan dengan Club
lainnya.
4. Ancaman 7. Meningkatkan program kerja mengikuti
a. Adanya club yang berkompeten di daerah lain. kejuaraan untuk melatih jam terbang dan mental
Dimana pesaing – pesaing dalam pencapaian atlet.
prestasi terdapat di daerah – daerah yang memiliki 8. Meningkatkan prestasi atlet untuk menarik
club panahan. Misalnya di Bojonegoro, Tuban, kerjasama dengan sponsor.
ponorogo, Surabaya, dan daerah – daerah lainya. 9. Memaksimalkan program pelatihan fisik dengan
b. Kurangnya support financial dari orang tua atlet. variasi pelatihan fisik secara manual.
Olahraga panahan sendiri merupakan olahraga
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 02 No. 7 Edisi Juli 2018, Hal (96 – 107)

10. Pelatih lebih meningkatkan dan mengevaluasi


program pelatihan.
11. Adanya data peningkatkan atlet.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2006. Manajemen Penelitian.
Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Artanayasa, I Wayan. 2014. Panahan. Yogyakarta. Graha


Ilmu.

Harsuki. 2012. Pengantar Manajemen Olahraga.


Cetakan Pertama. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Irianto, Djoko Pekik. 2002. Dasar Kepelatihan


Olahraga. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Lutan, Rusli. dkk. 2000. Dasar – Dasar Kepelatihan.


Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara
D-III Tahun 2000.

Maksum, Ali. 2012. Metode Penelitian dalam Olahraga.


UNESA University Press. Surabaya.

Moleong, Lexy J. 2016. Metode Penelitian Kualitatif


Edisi Revisi.Cetakan Ke Dua Puluh Delapan.
Bandung: REMAJA ROSDAKARYA.

Nur’aini DF, Fajar. 2016. Teknik Analisis SWOT.


Yogyakarta. QUADRANT.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif


dan R & D. Bandung. Alfabeta

Sukrorini, Deni. 2009. Pembinaan Prestasi Olahraga


Sepak Takraw Di Kabupaten Kebumen.
Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: PPs
Universitas Negeri Semarang.

11

Anda mungkin juga menyukai