Anda di halaman 1dari 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINGKAT KEMAMPUAN PENERIMAAN DIRI REMAJA


(Studi Deskriptif pada Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik
Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik
Bimbingan Pribadi-Sosial)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Laurensia Puji Noviani
NIM :121114074

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Lakukan dan berikan yang terbaik versimu, apa pun itu

In this life we cannot do great things. We can only do small


things with great love
(Mother Teresa)

Apa yang bisa Anda lakukan, atau Anda bayangkan Anda


bisa.. lakukanlah. Di dalam keberanian terdapat kejeniusan,
kekuatan, dan keajaiban
(Goethe)

Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan


tercapai maksudmu
(Ayub 22-28)

Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku


mengingatmu
(Filipi 1:3)

Jangan pernah berhenti belajar meskipun belajar itu


menyakitkan
(R. H. Dj Sinurat)

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini Novi persembahkan bagi


Bunda Maria dan Tuhan Yesus Kristus
Yang telah menjadi sumber kekuatan dan sumber pengharapan sejati,
menuntun dan membimbing setiap langkah Novi berjuang dalam segala hal
Orangtua tercinta Johanes Mudjiono dan Agnes Supartini
Yang selalu mengupayakan yang terbaik bagi Novi selama ini
Ke-13 saudara kandung Novi,
Benedictus Didi Puji Raharjo
Christina Tri Puji Hartini
Suster Dorothea Catur Rini Puji Tyastuti
Fransiskus Xaverius Panca Puji Kurniawan
Gregorius Agus Puji Saptadi
Hendrikus Puji Setianto
Ignasia Tantin Mujiati
Yohana Puji Setianingsih
Yohanes Puji Setiadi
Martinus Puji Putra Juniwan
Elisabeth Puji Kusumasningtyas
Nicolaus Puji Nugroho
Petrus Bagus Puji Christmas Adi
Yang selalu mengingatkan Novi untuk tetap semangat dan pantang
menyerah
Cornelius Sena Aji Pamungkas
Yang selalu mengasihi dan menjadi supporter terbaik untuk menjadi yang
terbaik
Keluarga Bapak FX. Welas Susanto yang terkasih
Yang telah memberikan dukungan maupun doa restu
Sahabat dan teman dekat BK angkatan 2012
Yang saling mendukung dan saling membantu satu sama lain selama ini

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Agustus 2016

Penulis,

Laurensia Puji Noviani

NIM. 121114074

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma

Nama : Laurensia Puji Noviani

Nomor Mahasiswa : 121114074

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya imiah yang berjudul:

TINGKAT KEMAMPUAN PENERIMAAN DIRI REMAJA

(Studi Deskriptif pada Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik


Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik
Bimbingan Pribadi-Sosial)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet maupun media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 26 Agustus 2016
Yang menyatakan

Laurensia Puji Noviani

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

TINGKAT KEMAMPUAN PENERIMAAN DIRI REMAJA

(Studi Deskriptif pada Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik


Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik
Bimbingan Pribadi-Sosial)

Laurensia Puji Noviani


Universitas Sanata Dharma
2016

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkatan kemampuan penerimaan


diri dan mengetahui item-item instrumen mana saja yang teridentifikasi rendah
yang akan dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
Menurut jenis datanya, penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
metode deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner Kemampuan Penerimaan Diri Remaja yang disusun oleh peneliti.
Koefisien reliabilitas penelitian ini menunjukkan hasil perhitungan 0,77 yang
termasuk kategori tinggi. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII di
SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 35 orang. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategorisasi distribusi
normal.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kemampuan penerimaan diri remaja
kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 berada pada tingkatan
kategorisasi sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. 6 (17,14%) siswa memiliki
penerimaan diri sangat tinggi, 22 (62,86%) siswa memiliki kemampuan
penerimaan diri tinggi, 6 (17,14%)siswa memiliki kemampuan penerimaan diri
sedang, dan 1 (2,86%) siswa memiliki kemampuan penerimaan diri rendah.
Dengan demikian remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran
2016/2017 memiliki kemampuan penerimaan diri baik dan memiliki tingkat
kemampuan penerimaan diri yang tinggi.

Kata kunci: penerimaan diri, remaja, bimbingan pribadi-sosial

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE LEVEL OF SELF-ACCEPTANCE ABILITY IN ADOLESCENTS
(A Descriptive Study of the Eight-Grade Students of Karitas Junior High
School Ngaglik, Academic Year 2016/2017, and Its Implications for the
Proposed Topics of Personal-Social Guidance)

Laurensia Puji Noviani


Sanata Dharma University
2016

The purpose of this research is to know the level of self-acceptance ability


and find out those items which instruments are identified low to be used as the
basis for preparation of topics for personal-social guidance.
According to the type of data, this research used a Quantitative descriptive
method. The instruments of the research were Questionnaire on Adolescents self-
acceptance developed by the researcher. The calculation result showed that
reliability coefficient was 0.77 and considered as high. The subject were 35
students of eight-grade students of Karitas Junior High School Ngaglik, academic
year 2016/2017. The data analysis technique used in this study was the
categorization of normal distribution.
The results showed that the level of self-acceptance ability among the
eight-grade students of Karitas Junior High School Ngaglik, academic year
2016/2017, is categorized into very high, high, medium, and low. Six students
(17,14%) have very high self-acceptance ability, twenty two students (62,86%)
have high self-acceptance ability, six students (17,14%) have moderate self-
acceptance ability, and one student (2,86%) has a low self-acceptance ability.
Thus, the adolescents in the eight-grade students of Karitas Junior High School
Ngaglik, academic year 2016/2017, have good self-acceptance ability and has
high level of self-acceptance ability.

Keywords: self-acceptance, adolescents, personal-social guidance

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan

berkat berlimpah dan kasih karunia berupa kesehatan sehingga dapat menikmati

setiap proses penyusunan skripsi hingga terselesaikannya tugas akhir selama

menempuh pendidikan di Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma dan gelar sarjana pendidikan yang diperoleh. Begitu banyak pelajaran

berharga yang telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas akhir dan semakin

dijadikan pribadi yang tumbuh dan berkembang lebih matang. Curahan cinta

kasih Tuhan melalui orang-orang di sekitar yang terus memberikan dukungan,

dorongan dan motivasi untuk tetap terus berjuang hingga akhir. Oleh karena itu,

ucapan teimakasih dipersembahkan kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidian

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. Robertus Budi Sarwono, M.A., sebagai dosen pembimbing yang

telah membimbing dengan begitu sabar selamapenulisan skripsi ini.

Terimakasih atas arahan dan pelajaran berharga yang telah diberikan

selama proses penulisan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Aluisius Ruwidakdo, S.Pd., sebagai kepala SMP Karitas Ngaglik yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Ibu Panca dan Ibu Wita sebagai wali kelas dan guru kelas VIII di SMP

Karitas Ngaglik yang telah membantu pada saat penelitian.

7. Seluruh siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik yang telah bersedia

menjadi subjek penelitian.

8. Orangtua, Bapak Yohanes Mudjiono dan Agnes Supartini yang tidak

pernah lelah mendoakan, memberikan kepercayaan dan dukungan,

selalu mengusahakan dana untuk menyelesaikan studi selama ini.

9. Kakakdan adik laki-laki Novi yang terkasih, Mas Didi, Mas Wawan,

Mas Saptadi, Mas Hendri, Mas Yadi, adik tersayang Juniwan, Nico,

dan Bagus yang terus menjadi alasan untuk tetap berjuang.

10. Kakak dan adik perempuan Novi yang terkasih, Mbak Katrin, Suster

Dorothea CB, Mbak Tantin, Mbak Yohana, adik perempuan yang

terkasih Ningtyas yang selalu memberikan penghiburan dan tempat

saling berbagi suka dan duka.

11. Sahabat dan kekasih, Cornelius Sena Aji Pamungkas yang telah

memberikan semangat, dukungan, doa, dan kasih sayang selama

melewati badai perjalanan penyelesaian skripsi.

12. Teman-teman yang terkasih, Gesta, Clara, Shinta, Mega, Tina, Anis,

Tasya yang bersedia menghibur, memberikan dorongan dan

memberikan pertolongan saat mengalami kegalauan.

13. Teman-teman BK angkatan 2012 yang telah berjuang bersama.

14. Mas Moko yang menjadi pelancar proses penelitian bagian surat

menyurat.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis menyadari bahwa karya ini memiliki kekurangan selama proses

penyusunan hingga penyelesaian. Oleh karena itu, kritik dan dan saran yang

membangun sangat diperlukan untuk menyempurnakan karya ini. Semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi yang membaca.

Yogyakarta, 26 Agustus 2016


Penulis

Laurensia Puji Noviani

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii
ABSTRAK .......................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 4
C. Batasan Masalah ................................................................. 4
D. Rumusan Masalah .............................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .............................................................. 5
G. Definisi Operasional Variabel ............................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 8


A. Penerimaan Diri ................................................................... 8
1. Pengertian Penerimaan Diri ........................................... 8
2. Aspek-aspek Penerimaan Diri ....................................... 11
3. Faktor-faktor yang Berperan dalam PenerimaanDiri .... 15
B. Remaja ................................................................................. 18
1. Pengertian Remaja ......................................................... 18
2. Tugas Perkembangan ..................................................... 20
3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja............................. 23
4. Karakteristik Remaja ..................................................... 26
C. Bimbingan Pribadi-sosial .................................................... 29
1. Pengertian Bimbingan Pribadi-sosial ............................ 29
2. Tujuan Bimbingan Pribadi-sosial .................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN ................................................... 31


A. Jenis Penelitian .................................................................... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 32
C. Populasi dan Sampel Penelitian........................................... 32
D. Variabel Penelitian .............................................................. 32

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................... 33


1. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 33
2. Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 34
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................... 38
1. Validitas ......................................................................... 38
2. Reliabilitas ..................................................................... 43
G. Teknik Analisis Data ........................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................... 51


A. HasilPenelitian ..................................................................... 51
1. Gambaran Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri
Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik
Tahun Ajaran 2016/2017 ............................................... 52
2. Identifikasi Item Instrumen ........................................... 55
B. Pembahasan ......................................................................... 56
1. Gambaran Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri
Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik
Tahun Ajaran 2016/2017 ............................................... 56
2. Identifikasi Item Instrumen ........................................... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 65


A. Kesimpulan .......................................................................... 65
B. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 66
C. Saran .................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 68


LAMPIRAN

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kemampuan Penerimaan Diri Remaja
(Sebelum Uji Validitas) .................................................... 37
Tabel 3.2 Hasil Analisis Uji Validitas Per Aspek............................. 41
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Penerimaan Diri
Remaja (Setelah Uji Validitas) ......................................... 42
Tabel 3.4 Kriteria Guilford ............................................................... 45
Tabel 3.5 Kategorisasi Normal Tingkat Kemampuan
Penerimaan Diri (self-acceptance) ................................... 48
Tabel 3.6 Kategorisasi Normal Tingkat Kemampuan Penerimaan
Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun
Ajaran 2016/2017 ............................................................. 49
Tabel 3.7 Kategorisasi Identifikasi Item Instrumen
Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII
di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 .......... 50
Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Kemampuan Penerimaan
Diri Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun
Ajaran 2016/2017 ............................................................. 52
Tabel 4.2 Identifikasi Item Instumen ................................................ 55
Tabel 4.4 Usulan Topik-topik Bimbingan untuk Meningkatkan
Penerimaan Diri Berdasarkan Item Kemampuan
Penerimaan Diri yang teridentifikasi
Sedang dan Sangat Rendah............................................... 64

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri
Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun
Ajaran 2016/2017 ............................................................. 53

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ...................................................... 70
Lampiran 2: Kuesioner Kemampuan Penerimaan Diri ..................... 71
Lampiran 3: Tabulasi Data................................................................ 76
Lampiran 4: Skor Item Per Aspek .................................................... 77
Lampiran 5: Hasil Uji Validitas Per Aspek ...................................... 85
Lampiran 6: Hasil Analisis Jumlah Subjek dalam Kategori ............. 93
Lampiran 7: Hasil Analisis Identifikasi Item Instrumen................... 94
Lampiran 8: Rancangan Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan
Konseling ..................................................................... 95

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini, peneliti memaparkan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan batasan istilah atau definisi operasional variabel. Keenam sub-judul

tersebut merupakan bagian-bagian dari pendahuluan yang harus ada dalam

penelitian. Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan pada pemahaman logis,

ilmiah, dan dapat dipertanggungjawabkan. Masing-masing sub bagian pendahuluan

ini akan dijabarkan secara singkat, padat dan jelas.

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang

menghubungkan masa kanak-kanak dengan masa dewasa sehingga akan terjadi

perubahan yang dapat mempengaruhi perilaku remaja. Ada dua aspek

perkembangan yang menonjol sehingga dapat mempengaruhi perilaku remaja,

yaitu aspek fisik dan aspek psikis.Perubahan bentuk tubuh secara fisik pada

remaja dapat dilihat dari berat badan, tinggi badan dan bentuk anggota

tubuh.Sedangkan perubahan psikis dalam diri remaja seperti kemampuan

berdialog, mengingat, berkreasi, kecerdasan, emosi dan lain sebagainya.

Aktivitas berkelompok, perilaku minder, konformitas, dan mudah tersulut

amarah tidak dapat dipungkiri terjadi di kalangan remaja terutama di sebuah

lembaga pendidikan. Fenomena ini memunculkan sejumlah pertanyaan terhadap

lembaga pendidikan yang kita percayakan untuk mendidik para penerus bangsa,

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sejauhmana langkah yang telah ditempuh untuk menangani permasalahan

tersebut.

Penerimaan diri pada remaja sangat penting agar remaja mudah beradaptasi

dengan lingkungan baru. Remaja mudah beradaptasi karena remaja mengenali dan

memahami dirinya. Berdasarkan wawancara dan sharing yang peneliti lakukan

dengan Ibu Panca dan Ibu Wita tentang perilaku siswa di sekolah ini, beliau

mengatakan bahwa hanya karena tidak sengaja terinjak atau tersenggol secara

fisik diantara remaja laki-laki dapat memicu pertengkaran dan perkelahian. Selain

itu, remaja di SMP Karitas Ngaglik juga masih sangat labil dan sering

menunjukkan perilaku agar mendapat perhatian, siswa sering ribut dan sangat

susah tenang saat jam pelajaran di kelas. Namun, ketika diminta untuk maju ke

depan, mereka malu-malu dan kadang enggan untuk menuruti perintah guru.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa di SMP Karitas

Ngaglik terutama siswa kelas VIII tentang sikap mereka saat teman menjadikan

dirinya bahan candaan. Ternyata, 2 dari 5 siswa mengatakan bahwa mereka

menanggapi dengan biasa saja, sedangkan yang lain mengatakan memilih diam,

memendam dalam hati dan langsung membalas dengan ejekan. Peneliti

menemukan fenomena yang terjadi di kalangan remaja SMP kelas VIII yang

minder dan enggan meminta bantuan ketika menemukan kesulitan dalam

pelajaran. Remaja merasa kurang percaya diri dan kurang menghargai

kemampuan yang dimiliki karena saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh

bapak/ibu guru, mereka mengandalkan orang lain untuk membantunya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penerimaan diri pada remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik perlu

ditingkatkan untuk mengurangi perilaku maladaptif seperti minder, konformitas,

dan mudah tersulut amarah. Selain itu, perlu ada sebuah kegiatan berupa layanan

bimbingan yang berfungsi untuk mencegah munculnyaperilaku maladaptif

lainnya seperti bullying verbal maupun nonverbal.

Ketiadaan tenaga pengajar khusus di bidang bimbingan dan konseling di

SMP Karitas ini menggerakkan hati dan niat peneliti untuk melakukan penelitian

di tempat ini. Peneliti semakin ingin membantu para guru untuk menolong siswa

menyelesaikan tugas perkembangannya terutama dalam konteks penerimaan diri.

Setiap individu perlu diperhatikan dan beroleh bimbingan yang tepat agar siswa

dapat berkembang secara optimal. Namun, di SMP ini tidak menyediakan guru

khusus dengan basic bimbingan dan konseling sehingga setiap guru yang kurang

jam mengajarnya akan dijadikan guru bimbingan dan konseling untuk mengajar

mata pelajaran bimbingan dan konseling. Hal ini semakin menjadi motivasi bagi

peneliti untuk melakukan penelitian di SMP ini.Siswa perlu mendapatkan

bimbingan yang intensif terhadap setiap tugas perkembangan dari seorang

pengajar yang memang mengerti dan ahli di bidangnya.Kurang tepat jika guru

bukan ahli di bidangnya dan kurang pemahaman dibidangnya memberikan materi

bimbingan kepada siswa.

Para guru dan tenaga pengajar sangat membutuhkan bantuan terutama di

bidang bimbingan untuk membantu siswa berkembang dan menyelesaikan tugas

perkembangannya. Guru mata pelajaran menyadari bahwa ilmu bimbingan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dimiliki hanyalah pengantar saja dan kurang paham teknis memberikan bimbingan

saat mendapat jam masuk kelas mata pelajaran bimbingan dan konseling.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik dan

merasa tergerak untuk mengangkat judul “TINGKAT KEMAMPUAN

PENERIMAAN DIRI REMAJA KELAS VIII DI SMP KARITAS

NGAGLIK TAHUN AJARAN 2016/2017” dalam penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

1. Remaja mudah tersinggung dan mudah marah saat bersenda gurau karena

kurang mampu mengontrol emosi.

2. Remaja menarik diri dan minder setelah melakukan kesalahan.

3. Remaja ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan cenderung ikut-kutan.

C. Batasan Masalah

Fokus kajian dalam penelitian ini diarahkan menjawab apakah remaja di

SMP Karitas Ngaglik memiliki kemampuan penerimaan diri. Penelitian ini

dilakukan kepada seluruh siswakelas VIII di SMP Karitas Ngaglik. Penerimaan

diri dalam penelitian ini meliputi adanya sifat percaya diri, bersedia dikritik,

mampu menilai diri sendiri, jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain, nyaman

dengan dirinya, berani, mandiri, dan bangga menjadi diri sendiri.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa tinggi tingkat kemampuan penerimaan diri pada remaja di Karitas

Ngaglik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Item-item instrumen mana saja yang teridentifikasi rendah yang akan

dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui seberapa baik tingkat kemampuan penerimaan diri remajakelas

VIII di SMP Karitas Ngaglik.

2. Mengidentifikasi item-item instrumen yang mendapat skor rendah yang akan

dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis

tentang penerimaan diri sehingga berguna bagi pengembangan ilmu di bidang

pendidikan terutama di bidang bimbingan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi penulis

Manfaat penelitian bagi penulis adalah menambah wawasan dan

pengetahuan tentang tugas perkembangan remaja SMP secara khusus

tentang penerimaan diri. Selain itu, penulis memiliki abstraksi ketika

memberikan bimbingan kepada siswa sebagai seorang remaja di dunia

pendidikan melalui pengalaman penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Bagi lembaga pendidikan

Manfaat penelitian bagi lembaga pendidikan adalah memberikan

informasi berkaitan dengan penerimaan diri remaja di Karitas Ngaglik.

Selain itu, penelitian ini dapat membantu kepala sekolah, dan seluruh guru

dalam memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dapat

meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penerimaan diri dalam

diri setiap remaja.

c. Bagi siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah agar siswa dapat memahami

dan mengenali dirinya dari berbagai aspek. Siswa yang memahami dan

mengenali dirinya semakin termotivasi untuk berkembang secara optimal.

d. Bagi peneliti lain

Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain adalah untuk

mengembangkan penelitian tentang penerimaan diri (self-acceptance) pada

remaja sehingga penelitian menjadi lebih mendalam.

G. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah tentang

penerimaan diri, remaja, dan bimbingan pribadi-sosial.

1. Penerimaan diri

Penerimaan diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi yang

dialami siswa sebagai seorang remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam memahami dan memiliki gambaran terhadap dirinya sendiri. Remaja

memahami dirinya dan memiliki gambaran terhadap dirinya sendiri dari

berbagai aspek. Aspek dalam penerimaan diri meliputi adanya sifat percaya

diri, bersedia dikritik, mampu menilai diri sendiri, jujur terhadap diri sendiri

maupun orang lain, nyaman dengan dirinya, berani, mandiri, dan bangga

menjadi diri sendiri.

2. Remaja

Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah individu yang berusia

12-15 tahun. Individu yang berada kisaran usia 12-15 tahun tersebar secara

acak di kelas VIII. Pada masa remaja awal ini, remaja mengalami perubahan-

perubahan fisik, kepribadian, kemampuan berpikir, dan kemampuan

bersosialisasi.

3. Bimbingan Pribadi-sosial

Bimbingan pribadi-sosial adalah bantuan berupa layanan yang diberikan

kepada individu untuk mencapai tugas perkembangannya yang berkaitan

dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, peneliti memaparkan kajian pustaka tentang penerimaan diri,

remaja, dan bimbingan pribadi-sosial. Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan

pada sumber buku acuan yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Masing-

masing sub bagian landasan teori ini akan dijabarkan secara singkat, padat dan jelas.

A. Penerimaan Diri

1. Pengertian Penerimaan diri

Hurlock (1974) mengatakan bahwa individu yang dapat beradaptasi

dengan baik adalah individu dengan kepribadian yang sehat. Individu yang

dapat menyesuaikan diri dengan baik akan mampu memuaskan kebutuhan,

minat, serta cita-citanya melalui perilaku yang sesuai dengan harapan

masyarakat. Kemampuan untuk menilai dan menghargai diri sendiri secara

realistis adalah salah satu karakteristik kepribadian yang sehat. Individu

dengan kepribadian yang sehat adalah individu yang bahagia. Tiga faktor

utama (the Three A’s of Happiness) yang mempengaruhi kebahagiaan

seseorang yaitu prestasi (achievement), penerimaan (acceptance), dan afeksi

(affection). Supratiknya (1995) mendefinisikan penerimaan diri adalah ciri

perilaku dari aspek penyesuaian diri ketika seseorang memiliki jati diri yang

positif. Individu menunjukkan penerimaan diri ketika memiliki penilaian

yang realistik terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan dalam dirinya.

Kata kunci dari pengertian penerimaan diri menurut Supratiknya adalah ciri

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perilaku dari aspek penyesuaian diri. Sedangkan Siswanto (2007)

mengatakan bahwa individu dapat menerima diri adalah bentuk penyesuaian

diri yang dipahami sebagai pelajaran hidup terhadap sesuatu yang tidak

dapat diubah. Kemampuan untuk menerima keterbatasan yang tidak dapat

diubah adalah ciri orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik. Mirip

dengan definisi penerimaan diri menurut Supratiknya, Siswanto juga

mengatakan bahwa menerima diri adalah penyesuaian diri yang kemudian

dipahami karena tidak dapat diubah.

Ahli lain dalam teori perkembangan emosi, mengatakan bahwa

pengembangan keterampilan perilaku adalah sebuah proses belajar. Daniel

Goleman (dalam Ali & Asrori, 2009: 75) mengatakan bahwa belajar

menerima diri sendiri adalah merasa bangga dan mampu melihat diri sendiri

dari sisi positif. Menerima diri sendiri berarti mengenali kekuatan dan

kelemahan diri sendiri, serta belajar untuk mampu menertawakan diri

sendiri. Berkaitan dengan emosi dan sebuah proses belajar dalam diri

seseorang, menerima diri adalah belajar untuk merasa bangga dengan

seluruh kemampuan dan kelemahan yang ada dalam diri seseorang.

Penerimaan diri dapat ditinjau sebagai sebuah kebutuhan jika dilihat

dan dicermati menurut pandangan seorang ahli dalam teori kebutuhan. Teori

kebutuhan yang telah diungkapkan Maslow, secara implisit telah

mengatakan bahwa penerimaan diri adalah bagian dari kebutuhan dasar pada

diri individu untuk mengaktualisasikan dirinya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Berdasarkan teori kebutuhan Maslow dalam lima tingkat kebutuhan,

Maslow (dalam Sobur, 2003: 277) mengatakan bahwa “kita semua

membutuhkan rasa diingini dan diterima oleh orang lain. Ada yang

memuaskan kebutuhan ini melalui berteman, berkeluarga, atau berorganisasi.

Tanpa ikatan ini, kita akan merasa kesepian”.

Dalam hal ini, penerimaan diri berkaitan dengan relasi antar individu

dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan diterima keberadaannya oleh orang

lain menjadi sebuah kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.

Faktor psikologis utama yang berperan dalam kepribadian yang sehat

adalah penerimaan diri.Hurlock (1974) mengatakan bahwa penerimaan diri

menjadi faktor yang berperan dalam kepribadian yang sehat karena

seseorang tidak mengalami tekanan atau stres, atau terdapat keharmonisan

dengan diri sendiri dalam diri seseorang. Kemampuan menyesuaikan diri

adalah dasar dari penerimaan diri seseorang. Menyesuaikan diri terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri individu adalah sebuah

keharusan. Seperti yang dikatakan Fahmi (dalam Sobur, 2003) bahwa

banyak faktor yang memiliki pengaruh besar dalam menciptakan

penyesuaian diri individu, salah satunya adalah dapat menerima dirinya

sendiri. Orang yang tidak menerima dirinya akan berhadapan dengan

keadaan frustrasi yang menjadikannya merasa tidak berdaya dan gagal,

sehingga tingkat penyesuaian sosialnya buruk. Memiliki kemampuan untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

menerima diri berdampak pada kondisi psikologis dan berpengaruh dalam

sosialisasinya dengan lingkungan sekitar.

Penerimaaan diri (self-acceptance) dalam kamus psikologi didefinisikan

sebagai berikut:

Penerimaan-diri adalah sebuah sikap seseorang menerima dirinya.


Istilah ini digunakan dengan konotasi khusus kalau penerimaan ini
didasarkan kepada pujian yang relatif obyektif terhadap talenta-talenta,
kemampuan dan nilai umum yang unik dari seseorang, sebuah
pengakuan realistik terhadap keterbatasan dan sebuah rasa puas yang
penuh akan talenta maupun keterbatasan dirinya.

Berdasarkan definisi dari kamus psikologi, jika dicermati maka

seseorang perlu mengenali dengan sangat akrab siapa sebenarnya dirinya.

Mampu melihat dirinya sendiri secara obyektif, bukan hanya sebuah

kelebihan namun juga segala kekurangan dan kecacatan dalam diri seseorang

tersebut.

Berdasarkan paparan pendapat dari berbagai ahli dan kamus psikologi

tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penerimaan diri adalah indikator

bahwa individu dengan kepribadian yang sehat dapat menyesuaikan diri dan

bahagia. Ketidakmampuan individu dalam menerima dirinya dari berbagai

aspek akan berdampak pada munculnya perilaku maladaptif .

2. Aspek-aspek Penerimaan Diri

Penerimaan diri memiliki beberapa pengaruh terhadap penyesuaian diri.

Seseorang yang memiliki penerimaan diri berpengaruh terhadap penyesuaian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

dirinya yang terlihat dari beberapa hal. Menurut Hurlock (1974: 437) aspek-

aspek dalam penerimaan diri adalah sebagai berikut:

a. Sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri

b. Kesediaan menerima kritikan dari orang lain

c. Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan

d. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain

e. Nyaman dengan dirinya sendiri

f. Memanfaatkan kemampuan dengan efektif

g. Mandiri dan berpendirian

h. Bangga menjadi diri sendiri

Penerimaan diri menurut Hurlock (1974: 437) terdiri dari delapan aspek.

Masing-masing aspek penerimaan diri akan dijabarkan dan dijelaskan secara

singkat sebagai berikut:

a. Sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri

Individu yang memiliki kepercayaan diri dan menghargai diri

sendiri selalu merasa mampu untuk mengerjakan sesuatu hal. Individu

yang memiliki kepercayaan diri juga jarang sekali menolak jika diminta

untuk melakukan sesuatu.

b. Kesediaan menerima kritikan dari orang lain

Menurut Anderson (dalam Sobur, 2003), individu yang memiliki

kematangan psikologis mampu menerima kritik dan saran. Individu yang

matang memiliki kemauan yang realistis namun juga paham bahwa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

dirinya tidak selalu benar. Individu yang matang akan terbuka dan tidak

marah dengan kritikan-kritikan dan saran dari orang lain demi perubahan

dirinya yang lebih baik. Individu yang bersedia dikritik adalah ciri

individu yang mampu melihat diri secara objektif.

c. Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan

Individu yang memiliki kemampuan untuk mengoreksi dan dan

membuat penilaian diri yang kritis adalah individu yang memiliki

penyesuaian diri yang realistis. Individu dengan penyesuaian diri yang

realistis mampu menyesuaikan diri terhadap situasi yang baru, fleksibel

dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang realistis.

d. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain

Dahler (dalam Sobur: 2003) mengatakan bahwa individu yang

bersikap jujur terhadap dirinya sendiri adalah individu yang berani

melihat secara sadar kekurangan yang ada pada dirinya. Individu yang

jujur terhadap dirinya sendiri dapat memandang kekurangan dalam

dirinya dengan rasa humor.

e. Nyaman dengan dirinya sendiri

Selama memasuki masa remaja, seorang remaja mengalami

perkembangan fisik dan emosi. Perubahan pada alat kelamin dan

perubahan pada tingkah laku adalah hal yang paling mudah tampak pada

diri remaja. Individu yang nyaman dengan dirinya sendiri akan mudah

menyesuaikan dirinya dengan perubahan secara fisik maupun emosinya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Individu yang nyaman dengan dirinya sendiri mudah bergaul dengan

lingkungan sekitar dan dapat mengontrol dirinya sendiri.

f. Memanfaatkan kemampuan dengan efektif

Individu yang berani mengeksplorasi kemampuan merupakan

bagian dari teori kebutuhan menurut McClelland tentang motivasi. Salah

satu teori kebutuhan menurut McClelland (dalam Ali & Asrori, 2009),

adalah kebutuhan untuk berprestasi. Individu yang ingin dipandang

sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya berada pada masa remaja.

Ciri individu yang mempunyai kebutuhan untuk berprestasi adalah

senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya, merasa tertantang

dengan pencapaian hasil yang sulit, dan memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi.

g. Mandiri dan berpendirian

Sunaryo Kartadinata (dalam Ali & Asrori, 2009) mengatakan

bahwa tingkat kemandirian pada remaja pada umumnya bervariasi dan

menyebar pada tingkatan sadar diri, saksama, individualistik, dan

mandiri. Remaja yang mandiri dan berpendirian menyadari bahwa sikap

ketergantungan adalah masalah emosional dalam dirinya yang akan

semakin berkembang jika individu tidak mampu bersikap realistis.

h. Bangga menjadi diri sendiri

Individu yang bangga menjadi diri sendiri adalah individu yang

puas dengan segala kelebihan dan kekurangan dalam dirinya. Individu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

yang bangga menjadi diri sendiri memiliki strategi penyesuaian diri

terhadap kecemasan, konflik, dan frustrasi. Individu yang bangga

menjadi diri sendiri bebas dari mekanisme pertahanan diri seperti

kompensasi, rasionalisasi, proyeksi, sublimasi, identifikasi, regresi, dan

fiksasi.

3. Faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan diri

Faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan diri yang positif

menurut Hurlock(1974: 435) sebagai berikut:

a. Adanya pemahaman tentang diri sendiri

Pemahaman tentang diri sendiri pada remaja berkaitan dengan

persepsi yang ada dalam diri remaja. Pemahaman diri pada remaja

ditandai adanya persepsi yang benar terhadap dirinya sendiri.

Pemahaman diri pada remaja bukan hanya ditentukan dari kapasitas

intelektualnya, tetapi juga kesempatan untuk menggali potensi dalam

dirinya. Kurangnya pemahaman pada diri sendiri dapat menimbulkan

kesenjangan antara konsep diri yang ideal dengan gambaran yang remaja

terima dari kontak sosial yang membentuk dasar konsep diri.

b. Adanya harapan yang realistik

Harapan pada remaja yang realistis atas sebuah pencapaian akan

membuat kinerjanya meningkat. Harapan dalam sebuah pencapaian pada

remaja berkontribusi pada kepuasan dalam diri yang penting dalam

penerimaan diri. Harapan dapat terealisasi ketika remaja memiliki cukup


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

kemampuan untuk memahami dan mengenali keterbatasan dan kekuatan

dirinya sendiri.

c. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan

Lingkungan yang tidak mendiskriminasi remaja baik dari latar

belakang agama, budaya, jenis kelamin dan lain sebagainya menjadi

faktor yang berperan dalam penerimaan diri yang positif. Tidak adanya

hambatan dari lingkungan dapat membantu remaja merasa puas dengan

pencapaiannya.

d. Sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan

Sikap anggota masyarakat yang menyenangkan berkontribusi

dalam penerimaan diri seorang remaja. Tiga hal sikap anggota

masyarakat yang mendukung seseorang memiliki penerimaan diri adalah

tidak adanya prasangka buruk terhadap individu maupun keluarganya,

individu memiliki keahlian sosial, dan individu mau menerima

kelompok.

e. Tidak adanya gangguan emosional yang berat

Secara emosional keseimbangan fisik dan psikologis pada remaja

akan terganggu ketika mengalami stres. Stress secara emosional dapat

mengganggu aktivitas sehingga mengakibatkan seseorang bekerja

dengan kurang efisien dan mengakibatkan kelelahan, dan bereaksi

negatif terhadap orang lain. Individu yang bebas dari stres dapat

melakukan yang terbaik dalam setiap pekerjaannya. Selain itu, individu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

menjadi lebih rileks dan bahagia sehingga menjadi dasar dari penerimaan

diri yang baik.

f. Pengaruh keberhasilan yang dialami, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif

Pengaruh keberhasilan dan kesuksesan yang dialami, baik secara

kualitatif maupun kuantitatif dapat mengarahkan pada penerimaan diri.

Sedangkan, pengaruh kegagalan dapat mengarahkan individu pada

penolakan diri. Kegagalan yang seringkali dirasakan individu

menjadikan kesuksesan sebagai sesuatu yang bermakna.

g. Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik

Individu yang mengidentifikasikan dirinya dengan orang-orang

yang menyesuaikan diri dengan baik dapat mengembangkan sikap yang

positif terhadap hidup. Selain itu, perilakunya pun akan mengarah pada

penilaian dan penerimaan diri yang baik.

h. Adanya perspektif diri yang luas

Individu yang melihat dirinya sama seperti yang orang lain lihat

dapat memiliki pemahaman diri yang baik dibandingkan dengan individu

yang perspektif dirinya sempit dan terdistorsi. Perpektif diri yang luas

menjadi faktor pendukung penerimaan diri.

i. Pendidikan yang baik pada masa anak-anak

Pendidikan yang baik pada masa anak-anak berkontribusi pada

pembentukan konsep diri pada individu di masa depan. Pendidikan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

demokratis mengarahkan pada pola kepribadian yang sehat. Peraturan-

peraturan yang sudah ditanamkan sejak dini pada masa anak-anak akan

membuat mereka dihormati sebagai seorang manusia. Anak akan belajar

untuk menghormati dirinya sendiri dan bertanggungjawab untuk

mengendalikan perilakunya dengan kerangka peraturan yang telah

dipahami dan diterapkan.

j. Konsep diri yang stabil

Konsep diri yang baik mengarah pada penerimaan diri, sedangkan

konsep diri yang buruk mengarah pada penolakan diri. Konsep diri yang

stabil merupakan cara seseorang melihat dirinya sendiri dengan cara

yang sama sepanjang waktu. Ketika individu mengembangkan kebiasaan

untuk menerima dirinya, maka akan menguatkan konsep diri yang baik

sehingga penerimaan diri menjadi sebuah kebiasaan bagi individu.

Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan menyukai

dan menerima dirinya.

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

Hurlock (1967: 1) mengatakan kata “adolescence” berasal dari kata

Latin yaitu adolescere, yang berati “tumbuh” atau “bertumbuh ke arah

kematangan”. Masa remaja adalah masa transisi saat individu berubah secara

fisik maupun psikologis dari anak menuju dewasa. Usia remaja menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Hurlock (1967: 3) pada perempuan sekitar usia 13 sampai 17 tahun,

sedangkan untuk laki-laki sekitar 14- 17 tahun.

Santrock (2003: 26) mengatakan bahwa “remaja diartikan sebagai

masa perkembangan antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup

perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional”. Dalam penyataannya,

Hurlock maupun Santrock mendefinisikan remaja berdasarkan masanya,

yaitu masa yang menghubungkan masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Meskipun pengertian remaja dalam konteks yang sama yaitu sebuah masa,

namun yang lebih nampak berbeda diantara keduanya adalah adanya sisi

psikologis menurut Hurlock.

Definisi remaja jika ditinjau dari sudut pandang perkembangan fisik

dikenal sebagai suatu tahap dimana alat-alat kelamin manusia mencapai

kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan

keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna dan

semua alat kelamin sudah berfungsi sempurna. Adapun pengertian remaja

menurut Sarwono (1989) yang melihat remaja dari sisi sosial-psikologis.

Remaja dengan istilah “adolescence” yang berasal dari kata latin

“adolescere” memiliki arti mengalami pertumbuhan kearah kematangan.

Kematangan bukan hanya berarti kematangan fisik, namun yang paling utama

adalah kematangan sosial-psikologis.

Definisi remaja lebih konseptual diberikan oleh WHO (dalam

Sarwono, 1989) pada tahun 1974 dengan 3 kriteria, yaitu biologik,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

psikologik, dan sosial-ekonomi. Batas usia remaja yang ditetapkan oleh

WHO adalah 10-20 tahun. Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

menetapkan batas usia remaja adalah usia 15-24 tahun sebagai batas usia

pemuda.

Sarwono (1989) dalam bukunya mengatakan bahwa “masa remaja

dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja kesukaran bagi

individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orangtuanya, masyarakat,

bahkan sering kali bagi polisi”.

Berdasarkan definisi para ahli tentang remaja, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa terdapat tiga kriteria dalam mendefinisikan remaja,

yaitu secara biologis, secara psikis, dan sosial. Remaja adalah masa transisi

dari anak-anak menuju ke masa dewasa.Pada masa transisi, individu berada

padausia 10-24 tahun yang telah mengalami kematangan secara fisik. Selain

kematangan fisik, kematangan secara psikologis dan sosial juga sangat

penting untuk mendukung kematangan secara menyeluruh.

2. Tugas Perkembangan

Pada masa remaja, setiap individu harus dapat menyelesaikan tugas

perkembangannya agar dapat melanjutkan ke tahap tugas perkembangan

selanjutnya. Robert J. Havighust (dalam Ali & Asrori, 2009: 65) mengatakan

bahwa tugas perkembangan merupakan tugas yang muncul pada saat atau

sekitar satu periode tertentu dalam kehidupan individu. Jika individu berhasil

menyelesaikan tugas perkembangannya, maka individu akan merasa bahagia,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

namun jika individu gagal dalam menyelesaikan tugas perkembangannya

maka akan timbul perasaan tidak bahagia serta individu mengalami kesulitan

dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya.

Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (dalam Ali

& Asrori, 2009: 10) adalah sebuah upaya sebagai berikut:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya.

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis.

d. Mencapai kemandirian emosional.

e. Mencapai kemandirian ekonomi.

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang

tua.

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa.

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Menurut Havighust (dalam Yusuf, 2008: 74), tugas-tugas

perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh remaja adalah

sebagai berikut:

a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya.

b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.

d. Mencari kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa

lainnya.

e. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.

f. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan).

g. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.

h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang

diperlukan bagi warga Negara

i. Mencapai tingkah laku yan bertanggung jawab secara sosial

j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai

petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku.

Fokus tugas perkembangan pada remaja terletak pada upaya

meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan menuju cara bersikap

dan berperilaku secara dewasa.

Berdasarkan definisi para ahli tentangtugas perkembangan remaja,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa setiap remaja memiliki kriteria tugas

perkembangan. Menerima diri sendiri adalah salah satu tugas perkembangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

yang harus dilalui seorang remaja untuk berkembang dan menyelesaikan

tugas perkembangan selanjutnya.

3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja

Setiap individu dalam berbagai tingkatan usia pasti memiliki tugas

perkembangan yang harus diselesaikan untuk melanjutkan tugas

perkembangan selanjutnya. Begitu pula dengan tahapan usia remaja yang

memiliki tugas perkembangan. Tugas perkembangan dalam diri remaja

memiliki aspek-aspek perkembangan. Yusuf (2010: 101) mengatakan bahwa

aspek-aspek perkembangan masa remaja antara lain meliputi aspek fisik,

inteleligensi, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral, dan kesadaran

beragama.

a. Aspek fisik

Aspek fisik dalam tugas perkembangan remaja adalah salah satu

aspek yang dapat diamati secara kasat mata. Sehubungan dengan

perkembangan fisik pada diri seorang remaja, Kuhlen dan Thompson

(dalam Yusuf, 2010: 101) mengatakan bahwa perkembangan fisik dalam

diri individu terdiri dari empat aspek, yaitu:

b. Sistem syaraf

Sistem syaraf merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh

dalam perkembangan kecerdasan dan emosi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

c. Otot-otot

Otot-otot memiliki pengaruh terhadap perkembangan kekuatan dan

kemampuan motorik.

d. Kelenjar endokrin

Kelenjar endokrin dapat menjadi pemicu munculnya pola-pola

tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang

untuk aktif dalam suatu kegiatan, dimana sebagian anggota dalam

kegiatan tersebut terdiri atas lawan jenis.

e. Struktur fisik/tubuh

Struktur fisik atau tubuh yang paling nampak adalah perubahan

tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh. Perubahan fisik

merupakan bagian dari proses penting yang harus dilalui remaja.

f. Aspek inteligensi

Aspek inteligensi merupakan salahsatu aspek tugas perkembangan

siswa karena inteligensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan,

melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu

yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.

g. Aspek emosi

Sarwono (2009) mendefinisikan emosi adalah reaksi penilaian

(positif atau negatif) yang kompleks dari sistem syaraf seseorang

terhadap rangsangan yang berasal dari luar atau dari dalam dirinya

sendiri. Definisi tersebut menggambarkan bahwa emosi diawali dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

adanya suatu rangsangan dari luar (benda, manusia, binatang, cuaca,

situasi, dan lain sebagainya), maupun dari dalam diri sendiri (lapar,

mengantuk, tekanan darah, produksi hormon,dan lain sebagainya), pada

alat indra masing-masing individu.

h. Aspek bahasa

Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang

lain yang mencakup semua cara untuk berkomunikasi. Cara untuk

mengkomunikasikan pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk

lambang atau simbol sebagai alat untuk mengungkapkan sesuatu

pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan,

lukisan, dan mimik muka.

i. Aspek sosial

Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar

untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan

tradisi; meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling

berkomunikasi dan bekerjasama.

j. Aspek kepribadian

Abin Syamsuddin Makmun (dalamYusuf, 2010: 127) mengatakan

bahwa kepribadian dapat juga diartikan sebagai kualitas perilaku

individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap

lingkungan secara unik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

k. Aspek moral

Moral berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau

tatacara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk

menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip

moral. Seseorang dapat dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang

tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh

kelompok sosialnya.

l. Aspek kesadaran beragama

Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek

rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Tuhannya

yang direfleksikan ke dalam peribadatan kepada-Nya.

Berdasarkan paparan pendapat dari berbagai ahli tersebut, peneliti

menyimpulkan bahwa setiap aspek perkembangan remaja adalah sebuah

proses yang harus dilalui oleh setiap remaja. Penerimaan diri pada

individu mempengaruhi cara pandang orang lain terhadap individu serta

pandangan individu terhadap dirinya sendiri.

4. Karakteristik Remaja

Erickson (dalam Ali & Asrori, 2009) mengatakan remaja dikenal

dengan masa pencarian jati diri atau sering disebut dengan istilah ego (ego

identity). Sebutan remaja dengan identitas ego karena masa remaja

merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak ke masa kehidupan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

orang dewasa. Menurut Ali dan Asrori (2009: 16), karakteristik sikap remaja

yang sering ditunjukkan terdapat lima jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Kegelisahan

Remaja pada masa perkembangannya memiliki banyak idealisme,

angan-angan, atau keinginan yang akan diwujudkan di masa yang akan

datang. Akan tetapi, pada kenyataannya belum memiliki kemampuan

yang cukup untuk mewujudkan semua keinginan dan angannya.

Remaja ingin mendapat pengalaman yang banyak untuk menambah

pengetahuan, namun remaja merasa belum cukup mampu melakukan

berbagai hal dengan baik. Ketidakmampuannya untuk melakukan

berbagai hal dengan baik tersebut membuat remaja tidak berani bertindak

sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Angan-angan yang tinggi dan

kenyataan bahwa remaja belum memiliki cukup kemampuan untuk

mewujudkan angan-angannya memberi dampak remaja diliputi oleh

perasaan gelisah.

b. Pertentangan

Dalam proses pencarian jati diri, remaja berada pada situasi ingin

melepaskan diri dari orangtua namun belum cukup mampu untuk

mandiri. Pertentangan muncul dalam diri remaja yang ingin

menunjukkan sisi mandiri, namun remaja merasa nyaman dan aman saat

berada diantara orangtua. Pertentangan yang sering terjadi tersebut akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

menimbulkan kebingungan dalam diri remaja maupun orang lain yang

berada di sekitarnya.

c. Mengkhayal

Remaja berada pada tahap keinginan untuk menjelajahi dan

memiliki jiwa berpetualang. Pada kenyataannya, keinginan untuk

menjelajah dan berpetualang terhambat oleh minimnya biaya karena

uang hanya diperoleh dari orangtua. Akibatnya, remaja banyak

berkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalannya melalui

dunia fantasi. Khayalan remaja putra cenderung pada prestasi dan

jenjang karier. Sedangkan remaja putri cenderung mengkhayal pada

romantika hidup. Khayalan pada dunia remaja tidak selalu bersifat

negatif, karena terkadang khayalan pada remaja menghasilkan sesuatu

yang bersifat konstruktif gelisah.

d. Aktivitas berkelompok

Remaja memiliki banyak keinginan dan tidak jarang banyak pula

yang tidak terpenuhi. Remaja sering menghadapi kesulitan dan kendala

sehingga remaja butuh dukungan secara emosional melalui teman-

temannya. Remaja menemukan solusi dari kesulitan yang dihadapinya

setelah mereka berkumpul bersama teman sebaya untuk melakukan suatu

kegiatan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

e. Keinginan mencoba segala sesuatu

Rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity) pada remaja sering

mendorong keinginan untuk berpetualang, menjelajah segala sesuatu, dan

mencoba hal baru yang sebelumnya belum pernah dialaminya. Rasa

ingin tahu mendorong remaja ingin seperti orang dewasa dan

menyebabkan remaja secara sembunyi-sembunyi mencoba merokok bagi

remaja putra, dan memakai kosmetik bagi remaja putri.

Memberikan bimbingan bagi remaja sangat penting peranannya

agar rasa ingin tahu remaja dapat terkontrol. Rasa ingin tahu yang besar

pada remaja perlu diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang positif,

kreatif, dan produktif.

C. Bimbingan Pribadi-sosial

1. Pengertian Bimbingan Pribadi-sosial

Ragam bimbingan dilihat dari masalah individu ada empat jenis

bimbingan, yaitu: (1) bimbingan akademik, (2) bimbingan pribadi-sosisal,

(3) bimbingan karir, dan (4) bimbingan keluarga. Bimbingan pribadi-sosial

merupakan layanan yang isinya mengenai hal-hal yang menyangkut keadaan

batin individu sendiri dan kejasmaniannya sendiri, atau mengenai hal-hal

yang menyangkut hubungannya dengan orang lain. Menurut Winkel dan Sri

Hastuti (2006) bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan dalam

menghadapi keadaan batin individu sendiri dan mengatasi berbagai

pergumulan dalam batinnya sendiri. Pergumulan batinnya sendiri terhadap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

kontrol diri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang,

penyaluran nafsu seksual, dan lain sebagainya. Bimbingan pribadi-sosial

berkaitan erat antara keadaan batin individu sendiri dan keberhasilan atau

kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Tujuan bimbingan pribadi-sosial

Tujuan bimbingan pribadi-sosial (Winkel & Sri Hastuti, 2006) adalah

membantu menyelesaikan pergumulan dalam diri individu, penderitaan batin

yang dialami individu bila muncul masalah dalam pergaulan. Selain itu,

bimbingan pribadi-sosial bertujuan membantu individu memiliki sikap dan

tindakan dalam menghadapi kesulitan yang muncul.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari uraian jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi

dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data

penelitian, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data penelitian. Ketujuh sub-

judul tersebut merupakan bagian-bagian dari metode penelitian yang harus ada dalam

penelitian kuantitatif. Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan pada sumber

buku acuan yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Masing-masing sub

bagian metode penelitian ini akan dijabarkan secara singkat, padat dan jelas.

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang peneliti angkat, peneliti ingin

mengetahui tingkat kemampuan penerimaan diri remaja, secara khusus remaja

kelas VIII yang berada di SMP Karitas Ngaglik. Maka, peneliti menggunakan

metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif memecahkan masalah

dengan cara menggambarkan obyek penelitian pada masa sekarang berdasarkan

pada fakta-fakta sebagaimana adanya. Fakta-fakta tersebut kemudian dianalisis

dan diinterpretasikan dalam bentuk survei dan studi perkembangan. Metode

penelitian survei tepat digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data

di tempat tertentu yang alamiah. Sugiyono (2013: 6) mengatakan bahwa

Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu


yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test,
wawancara terstruktur, dan lain sebagainya.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Jenis penelitian ini menurut jenis datanya adalah jenis penelitian

kuantitatif. Jenispenelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang

sering digunakan dalam sebuah penelitian. Sugiyono (2013: 7) mengatakan

bahwa

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini


sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode
untuk penelitian. Metode kuantitatif sebagai metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode kuantitatifsebagai metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.
Metode kuantitatif menganalisis data menggunakan statistik karena data

dalam penelitian merupakan angka-angka. Selain itu, metode ini juga disebut

metode discovery karena melalui metode ini berbagai iptek baru dapat

ditemukan dan dikembangkan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas VIII SMP Karitas Ngaglik.

Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada hari Rabu, tanggal 03

Agustus 2016 dimulai Pukul 13.05 WIB dan berakhir Pukul 13.30 WIB.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik

dengan jumlah 35 siswa.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah penerimaan diri pada remaja.

Peneriman diri yang dimaksud dalam penelitian ini artinya penerimaan diri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

berbagai aspek pada remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik. Aspek dalam

penerimaan diri meliputi adanya sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri,

kesediaan menerima kritikan dari orang lain, mampu menilai diri dan

mengoreksi kelemahan, jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, nyaman

dengan dirinya sendiri, memanfaatkan kemampuan dengan efektif, mandiri dan

berpendirian, dan bangga menjadi diri sendiri.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Sugiyono (2013) mengatakan bahwa pengumpulan data dapat

dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.

Pengumpulan data bila dilihat dari segi cara atau teknik dapat dilakukan

dengan interview, kuesioner, observasi, dan gabungan ketiganya.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuesioner atau

angket. Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner yang akan dibuat harus

berlandaskan pada faktor dalam prinsip penulisan angket. Prinsip penulisan

angket dalam bukunya Sugiyono (2012: 193) mengatakan bahwa

Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan


pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup
terbuka positif negatif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan
hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang
pertanyaan, dan urutan pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Teknis pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini

meliputi beberapa langkah sebagai berikut:

a. Peneliti mengkondisikan siswa di ruang kelas VIII.

b. Peneliti memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan

melakukan penelitian kepada subjek di SMP Karitas Ngaglik.

c. Peneliti membagikan bolpoin dan lembar kuesioner kepada masing-

masing subjek yang berjumlah 35 orang.

d. Peneliti membacakan pengantar dalam kuesioner.

e. Peneliti mengajak masing-masing subjek untuk membaca petunjuk

pengerjaan kuesioner.

f. Subjek yang sudah selesai mengejakan kuesioner maju ke depan untuk

mengumpulkan kuesioner dan diperkenankan meninggalkan ruangan.

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner

tentang penerimaan diri pada remaja di SMP Karitas Ngaglik. Kuesioner

dalam penelitian ini bersifat tertutup karena pilihan alternatif jawaban untuk

setiap item sudah disediakan, sehingga responden hanya perlu memilih salah

satu dari kelima alternatif jawaban. Kuesioner dalam penelitian ini memuat

pernyataan-pernyataan yang mengungkap aspek-aspek penerimaan diri pada

remaja kelas VIII menggunakan skala Likert. Skala pengukuran Likert yang

digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi sekelompok remaja terkait dengan penerimaan diri. Data dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instrumen penelitian ini dihasilkan dengan menggunakan pengukuran skala

Likert dalam bentuk cheklist. Jawaban setiap item instrumen dalam skala

Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Azwar

(2006: 46) mengatakan bahwa “salah satu format respons yang sering

digunakan dalam skala psikologi adalah format lima-pilihan yang merupakan

jawaban terhadap item yang berbentuk pernyataan”. Item dalam kuesioner

ini terdapat jenis item yang favorable yaitu item yang menunjukkan

penerimaan diri dan unfavorable yaitu item yang belum menunjukkan

penerimaan diri. Alternatif jawaban pada setiap item yang favorable diberi

skor sebagai berikut: Sangat Sesuai (5), Sesuai (4), Agak Sesuai (3), Tidak

Sesuai (2), Sangat Tidak Sesuai (1). Sedangkan alternatif jawaban pada

setiap item yang unfavorable diberi skor sebagai berikut: Sangat Sesuai (1),

Sesuai (2), Agak Sesuai (3), Tidak Sesuai (4), Sangat Tidak Sesuai (5).

Kuesioner berbentuk checklist diberikan kepada responden untuk

menghasilkan data yang diperlukan untuk mengetahui tingkat kemampuan

penerimaan diri pada remaja di SMP Karitas Ngaglik. Sebelum pembuatan

kuesioner tentang penerimaan diri pada remaja di SMP Karitas Ngaglik,

peneliti lebih dahulu membuat kisi-kisi melalui aspek-aspek penerimaan diri

menurut Hurlock. Setiap butir item dalam kuesioner bertolak dari delapan

aspek penerimaan diri menurut Hurlock (1898: 437) yaitu:

a. Sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri

b. Kesediaan menerima kritikan dari orang lain


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

c. Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan

d. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain

e. Nyaman dengan dirinya sendiri

f. Memanfaatkan kemampuan dengan efektif

g. Mandiri dan berpendirian

h. Bangga menjadi diri sendiri

Kisi-kisi kuesioner tingkat kemampuan penerimaan diri pada remaja

sebelum uji validitas disajikan pada tabel 1 di bawah ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Penerimaan Diri Remaja
(Sebelum Uji Validitas)

Aspek-aspek No. Item


Indikator Jumlah
Penerimaan Diri Favorable Unfavorable
1. Sifat percaya diri dan a. Mampu mengerjakan sesuatu hal 1, 35
menghargai diri b. Bersedia ambil bagian bila diminta 16, 38 29
sendiri untuk melakukan sesuatu 5
2. Kesediaan menerima a. Mampu menerima kritikan dan 6
kritikan dari orang saran dari orang lain 20
lain b. Menyadari bahwa dirinya tidak 11, 30
selalu benar 5
c. Terbuka dan tidak marah dengan 36
kritikan maupun saran dari orang
lain
3. Mampu menilai diri a. Dapat menyesuaikan diri dengan 4, 28
dan mengoreksi situasi yang baru 18
kelemahan b. Mampu menempatkan diri dengan 10 5
realitas
c. Bersifat fleksibel 39
4. Jujur terhadap diri a. Menyadari kekurangan dalam diri 7
sendiri dan orang b. Menyadari kelebihan dalam diri 14 21
lain c. Menanggapi kekurangan dalam diri 33
dengan rasa humor 5
d. Jujur terhadap perasaan diri sendiri 40
5. Nyaman dengan a. Mudah menyesuaikan diri dengan 3, 27
dirinya sendiri perubahan fisik dan emosi 24
b. Mudah bergaul 13 5
c. Dapat mengontrol diri sendiri 37
6. Memanfaatkan a. Memiliki motivasi untuk 9
kemampuan dengan berprestasi 17 22
efektif b. Mampu merumuskan tujuan 26 5
c. Memiliki rasa ingin tahu yang 32
tinggi
d. Menyukai tantangan
7. Mandiri dan a. Mampu memutuskan sesuatu bagi 5, 23
berpendirian dirinya sendiri 19
b. Mampu menyelesaikan konflik 12, 34 5
dalam diri
8. Bangga menjadi diri a. Memiliki strategi penyesuaian 2
sendiri terhadap kecemasan, konflik, dan 15
frustasi 5
b. Bebas dari mekanisme pertahanan 8
diri rasionalisasi
c. Bebas dari mekanisme pertahanan 25
diri proyeksi
d. Bebas dari mekanisme pertahanan 31
diri regresi
Total 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2013), keabsahan data hendaknya dipastikan bahwa

data yang didapatkan adalah data yang valid, reliabel dan obyektif serta benar-

benar tepat dalam suatu penelitian kuantitatif. Salah satu cara memeriksa

keabsahan adalah penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang

valid dan reliabel. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang

valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen

penelitiannya.

1. Validitas

Validitas merupakan parameter yang menunjukkan sejauh mana alat

ukur mampu mengukur apa yang akan diukur. Sugiyono (2012: 168)

mengatakan bahwa “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur”. Kenneth Bailey (Siregar 2014: 46)

mengelompokkan tiga jenis utama validitas yaitu: validitas rupa, validitas

kriteria, dan validitas konstruk. Sedangkan berdasarkan dari cara estimasinya

yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap tes, Azwar (2003)

mengatakan bahwa validitas pada umumnya digolongkan dalam tiga

kategori, yaitu validitas isi, validitas konstrak, dan validitas berdasarkan

kriteria. Validitas dalam penelitian ini menggunakan jenis validitas isikarena

kuesioner dalam penelitian ini divalidasi oleh professional judgment.

Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap

isi kuesioner dengan analisis rasional atau lewat professional judgment.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Instrumen tingkat kemampuan penerimaan diri dikonstruksi berdasarkan

aspek-aspek penerimaan diri kemudian validasi item diakukan oleh Drs. R.

Budi Sarwono, M.A. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu

dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi instrumen ini

terdapat variabel yang diteliti yaitu kemampuan penerimaan diri, indikator

sebagai tolok ukur dan nomor item pertanyaan atau pernyataan yang

merupakan jabaran dari indikator.

Item dalam kuesioner mencerminkan ciri dari hal yang akan diukur,

yaitu penerimaan diri pada remaja. Teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisa setiap butir item menurut Siregar (2013: 48) adalah dengan

teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

𝒏(∑𝑿𝒀) − (∑𝑿)(𝜮𝒀)
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√[𝒏(𝜮𝑿𝟐 − (𝜮𝑿)𝟐 ] [𝒏(𝜮𝒀𝟐 − (𝜮𝒀)𝟐 ]

Keterangan:

n = jumlah responden

X = Skor variabel (jawaban responden)

Y = Skor total dari variabel (jawaban responden)

Setelah data ditabulasikan, maka dapat dilakukan pengujian validitas

dengan perhitungan SPSS. Terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan

untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sudah tepat untuk

mengukur apa yang ingin diukur. Kriteria tersebut menurut Siregar (2013:

47) adalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

a. Jika kuesioner korelasi product moment melebihi 0,3.

b. Jika koefisien korelasi product moment > r-tabel (α ; n-2) n = jumlah

sampel.

c. Nilai Sig. ≤ α

Suatu tes dikatakan valid juga dapat dilihat setelah dibandingkan

dengan suatu tes yang lain yang telah valid. Setelah tes diperbandingkan

dengan tes lain yang telah valid menunjukkan kesesuaian mengenai hal yang

akan diukur, tes tersebut dapat dikatakan memiliki taraf validitas tertentu.

Validitas instrumen Kemampuan Penerimaan Diri dianalisis berdasarkan

hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS 20 for Window dengan hasil

seperti tabel berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Tabel 3.2
Hasil Analisis Uji Validitas Item per Aspek

Jumlah
No. Item
Item Valid
Aspek-aspek Penerimaan Diri
Valid Tidak
Valid
1. Sifat percaya diri dan 1, 35
menghargai diri sendiri 38, 29 16 4
2. Kesediaan menerima kritikan 6
dari orang lain 11, 30 5
36, 20
3. Mampu menilai diri dan 4, 28
mengoreksi kelemahan 39, 18 10 4
4. Jujur terhadap diri sendiri dan 7, 14
orang lain 33, 40 21 4
5. Nyaman dengan dirinya sendiri 3, 27
13, 37 5
24
6. Memanfaatkan kemampuan 9
dengan efektif 17, 26 5
32, 22
7. Mandiri dan berpendirian 5, 23
3
34 12, 19
8. Bangga menjadi diri sendiri 2, 8
25, 31 5
15
Total Item Valid 35

Berdasarkan perhitungan koefisien butir instrumen dari 8 aspek

menggunakan SPSS 20 for Window, diperoleh 35 instrumen yang valid dan 5

instrumen yang tidak valid dari 40 item. Kisi-kisi instrumen setelah uji coba dapat

dilihat pada tabel 2 di bawah ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Penerimaan Diri Remaja
(Setelah Uji Validitas)

Aspek-aspek No. Item Jumla


Indikator
Penerimaan Diri Favorable Unfavorable h
1. Sifat percaya diri dan a. Mampu mengerjakan sesuatu hal 1, 35
menghargai diri b. Bersedia ambil bagian bila diminta 38 29 4
sendiri untuk melakukan sesuatu
2. Kesediaan menerima a. Mampu menerima kritikan dan 6
kritikan dari orang saran dari orang lain 20 5
lain b. Menyadari bahwa dirinya tidak 11, 30
selalu benar
c. Terbuka dan tidak marah dengan 36
kritikan maupun saran dari orang
lain
3. Mampu menilai diri a. Dapat menyesuaikan diri dengan 4, 28
dan mengoreksi situasi yang baru 18 4
kelemahan b. Mampu menempatkan diri dengan
realitas
c. Bersifat fleksibel 39
4. Jujur terhadap diri a. Menyadari kekurangan dalam diri 7
sendiri dan orang lain b. Menyadari kelebihan dalam diri 14 4
c. Menanggapi kekurangan dalam diri 33
dengan rasa humor
d. Jujur terhadap perasaan diri sendiri 40
5. Nyaman dengan a. Mudah menyesuaikan diri dengan 3, 27
dirinya sendiri perubahan fisik dan emosi 24 5
b. Mudah bergaul 13
c. Dapat mengontrol diri sendiri 37
6. Memanfaatkan a. Memiliki motivasi untuk 9
kemampuan dengan berprestasi 17 22 5
efektif b. Mampu merumuskan tujuan 26
c. Memiliki rasa ingin tahu yang 32
tinggi
d. Menyukai tantangan
7. Mandiri dan a. Mampu memutuskan sesuatu bagi 5, 23
berpendirian dirinya sendiri 3
b. Mampu menyelesaikan konflik 34
dalam diri
8. Bangga menjadi diri a. Memiliki strategi penyesuaian 2
sendiri terhadap kecemasan, konflik, dan 15 5
frustasi
b. Bebas dari mekanisme pertahanan 8
diri rasionalisasi
c. Bebas dari mekanisme pertahanan 25
diri proyeksi
d. Bebas dari mekanisme pertahanan 31
diri regresi
Total 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan derajad konsistensi dan stabilitas data atau

temuan dari sebuah penelitian. Sugiyono (2013: 268) mengatakan bahwa

“suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek

yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu

berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah

menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda”.

Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah Internal

Consistency. Alat ukur dalam penelitian ini dicoba cukup hanya sekali

saja,kemudian reliabilitas instrumen diuji dengan menganalisis konsistensi

butir item dalam instrumen dengan teknik Alpha Cronbach. Metode Alpha

Cronbach digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang mengukur

sikap atau perilaku. Teknik Alpha Cronbach dapat digunakan untuk

menentukan apakah suatu instrumen penelitian reliabel atau tidak, apabila

altenatif jawaban yang diberikan responden berbentuk skala, yaitu 1 – 5.

Kriteria instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan

teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Rumus kasar untuk

menentukan reliabilitas instrumen terdiri dari tiga langkah. Langkah pertama

dalam tahap perhitungan reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha

Cronbach adalah menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan. Kedua,

menentukan nilai varians total. Ketiga, menentukan reliabilitas instrumen.

Adapun masing-masing rumus adalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

a. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan

−(∑ 𝑋𝑖 )2
∑ 𝑋𝑖 2
𝑛
𝜎𝑖 2 =
𝑛

b. Menentukan nilai varians total

−(∑ 𝑋)2
∑ 𝑋2
𝑛
𝜎𝑡 2 =
𝑛

c. Menentukan reliabilitas instrumen

𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟11 = [ ] ⌈1 − ⌉
𝑘−1 𝜎𝑡 2

Keterangan:

𝑛 = Jumlah sampel

𝑋𝑖 = Jawaban responden

∑𝑋 = Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

𝜎𝑡 2 = Varians total

∑ 𝜎𝑏 2 = Jumlah varians butir

𝑘 = Jumlah butir pertanyaan

𝑟11 = Koefisien reliabilitas instrumen

Selain menggunakan rumus kasar yang telah dijelaskan, pengujian

reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan perhitungan SPSS. Koefisien

reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

dengan 1,00. Besar koefisien korelasi dalam tabel statistik atas dasar taraf

signifikansi 1% dan 5%.

Case Processing Summary


Reliability Statistics
N %
Cronbach's N of Items
Valid 35 100,0
Alpha
Cases Excludeda 0 ,0
,772 35
Total 35 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Berdasarkan perhitungan statistika menggunakan SPSS 20 for

Window, hasil reliabilitas kuesioner tingkat kemampuan penerimaan diri,

diperoleh reliability statistics 0,77. Hasil perhitungan reliabilitas kemudian

dikonsultasikan dengan kriteria Guilford pada tabel 3.3.

Tabel 3.4
Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 – 1 Sangat Tinggi

2 0,71 – 0,9 Tinggi

3 0,41 – 0,71 Cukup

4 0,21 – 0,2 Rendah

5 negatif – 0,2 Sangat Rendah

Berdasarkan kriteria tersebut, hasil reliabilitas kuesioner Penerimaan

Diri berada pada koefisien nomor 2 yaitu, 0,71 – 0,9 dan dapat disimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

tinggi. Setelah diperoleh harga 𝑟𝑖 hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan

instrumen tersebut reliabel atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan dengan

harga r tabel. Nilai n = 33 dengan taraf kesalahan 5% diperoleh 0,77 > 0,6

sehingga 𝑟𝑖 hitung lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan kuesioner

Penerimaan Diri dalam penelitian ini reliabel dan dapat digunakan untuk

penelitian. Berdasarkan tinjauan terhadap hasil perhitungan koefisien

reliabilitas pada kriteria Guilford, dapat disimpulkan bahwa koefisien

reliabilitas kuesioner Penerimaan Diri masuk dalam kriteria tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif.

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa membuat kesimpulan untuk menggeneralisasi. Penelitian ini

dilakukan hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2013) mengatakan bahwa

kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Penyajian data dalam penelitian ini berupa tabel, diagram batang,

perhitungan modus, median, mean, perhitungan penyebaran data rata-rata dan

standar deviasi serta perhitungan porsentase. Azwar (2009) mengatakan bahwa

kegiatan pengolahan data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif diawali oleh

suatu tabulasi. Tabulasi adalah proses pembuatan tabel induk yang memuat

susunan data penelitian berdasarkan klasifikasi, sehingga mudah untuk

dianalisis.

Skor skala penerimaan diri remaja bersifat normatif, artinya makna skor

diacukan pada posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang telah dibatasi

terlebih dahulu (Azwar, 2006: 105). Analisis skor dapat dilakukan dengan

bantuan statistik deskriptif dari distribusi data kelompok yang umumnya

mencakup banyaknya subjek, mean skor skala, deviasi standar skor skala dan

varians, skor minimum, dan skor minimum. Pengukuran penerimaan diri

menggunakan cara pengelompokkan (kategorisasi) untuk memisahkan subjek

yang berorientasi remaja memiliki kemampuan penerimaan diri, remaja kurang

memiliki kemampuan penerimaan diri, atau tidak masuk kategori keduanya.

Kategorisasi dalam penelitian ini berdasar model distribusi normal kategori

jenjang (ordinal). Kategorisasi ini menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasar aspek

penerimaan diri. Kontinum jenjang dalam penelitian ini adalah sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Kategorisasi ditentukan berdasarkan

formula yang digambarkan dalam tabel 2 berikut ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Tabel 3.5
Kategorisasi Normal Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri (self-acceptance)

Kategori
Kriteria Skor
Sangat Tinggi
+1,5 σ < X
Tinggi
+0,5 σ < X ≤ +1,5 σ
Sedang
-0,5 σ < X ≤ +0,5 σ
Rendah
-1,5 σ < X ≤ -0,5 σ
Sangat Rendah
X ≤ -1,5 σ
Keterangan:

Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek

penelitian berdasarkan perhitungan skala

Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek

penelitian berdasarkan perhitungan skala

Range : Luas jarak rentangan

Mean teoritik (µ) : Rata-rata teoritik skor maksimum dan

minimum

Simpangan baku (σ) : Standar deviasi

Uraian kategori tersebut diterapkan sebagai pedoman pengelompokkan

tinggi rendahnya tingkat kemampuan penerimaan diri remaja dengan jumlah 35

item valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Tingkat kemampuan penerimaan diri remaja:

Skor maksimum teoritik : 35 x 5 = 175

Skor minimum teoritik : 35 x 1 = 35

Luas jarak : 175 – 35 = 140

Mean teoritik (µ) : (175 + 35) : 2 = 105

Simpangan baku (σ) : (175 – 35) : 6 = 23,3

Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma

kategorisasi tingkat kemampuan penerimaan diri siswa/i kelas VIII di SMP

Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 sebagai berikut:

Tabel 3.6
Kategorisasi Normal Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII
di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017

Kriteria Skor Rentang Skor Kategori


Sangat Tinggi
+1,5 σ < X >140
Tinggi
+0,5 σ < X ≤ +1,5 σ 117 – 139
Sedang
-0,5 σ < X ≤ +0,5 σ 93 – 116
Rendah
-1,5 σ < X ≤ -0,5 σ 70 – 92
Sangat Rendah
X ≤ -1,5 σ < 70

Total skor setiap item dalam kuesioner penelitian di kelompokkan

berdasarkan pengkategorisasian yang telah dijelaskan pada tabel 3.7. Skor item

yang termasuk dalam kategori rendah kemudian dijadikan dasar dalam

pembuatan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Identifikasi capaian skor item kemampuan penerimaan diri remaja:

Skor maksimum teoritik : 35 x 5 = 175

Skor minimum teoritik : 35 x 1 = 35

Luas jarak : 175 – 35 = 140

Mean teoritik (µ) : (175 + 35) : 2 = 105

Simpangan baku (σ) : (175 – 35) : 6 = 23,3

Hasil identifikasi capaian skor item kemampuan penerimaan diri remaja

disajikan dalam norma identifikasi item instrumen kemampuan penerimaan diri

siswa/i kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 sebagai

berikut:

Tabel 3.7
Kategorisasi Identifikasi Item Instrumen Kemampuan Penerimaan Diri Remaja
Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017

Kriteria Skor Rentang Skor Kategori


Sangat Tinggi
+1,5 σ < X >140
Tinggi
+0,5 σ < X ≤ +1,5 σ 117 – 139
Sedang
-0,5 σ < X ≤ +0,5 σ 93 – 116
Rendah
-1,5 σ < X ≤ -0,5 σ 70 – 92
Sangat Rendah
X ≤ -1,5 σ < 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab hasil penelitian berisi hasil penelitian dan pembahasan. Peneliti

memaparkan hasil penelitian berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dalam bab

1, yaitu tentang tingkat kemampuan penerimaan diri remaja SMP kelas VIII.

Pembahasanakan disajikan setelah hasil penelitian dipaparkan.

A. Hasil Penelitian

Subjek penelitian Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja adalah

siswa/i kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik dengan jumlah 35 orang siswa.

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 03 Agustus 2016 pukul 13.05 – 13.30

WIB di ruang kelas VIII SMP Karitas Ngaglik. Instrumen pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat Kemampuan

Penerimaan Diri yang disusun oleh peneliti. Teknik statistik yang digunakan

untuk menganalisa setiap butir item adalah dengan teknik korelasi product

moment, sedangkan reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan teknik

Alpha Cronbach. Hasil pengolahan data dideskripsikan untuk menjelaskan

rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan dalam bab 1. Adapun rumusan

masalah dalam penelitian ini mengenai seberapa tinggi tingkat kemampuan

penerimaan diri remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran

2016/2017, dan item-item instrumen mana saja yang teridentifikasi rendah yang

akan dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

1. Gambaran Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di

SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat

kemampuan penerimaan diri pada remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik

tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian dan

pengkategorisasian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, diketahui

tingkat kemampuan penerimaan diri pada remaja kelas VIII di SMP Karitas

Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1
Kategorisasi Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di
SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017

Rentang Skor Kategori Jumlah Subjek Prosentase

>140 Sangat Tinggi 6 17,14 %

117 – 139 Tinggi 22 62,86 %

93 – 116 Sedang 6 17,14 %

70 – 92 Rendah 1 2,86%

< 70 Sangat Rendah - -

Data pada tabel 4.1 ditampilkan dalam bentuk gambar dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

25

20

15 Sangat Tinggi: ≥ 140


Tinggi: 117-139

10 Sedang: 93-116
Rendah: 70-92

0
Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri

Gambar 4.1
Diagram Batang Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas
VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017

Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 kemampuan penerimaan diri

remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 dapat

dilihat bahwa:

a. Terdapat 6 (17,14%) siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun

Ajaran 2016/2017 yang memiliki kemampuan penerimaan diri kategori

sangat tinggi. Artinya siswa/i kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik memiliki

pemahaman dan pengenalan diri yang sangat baik ditinjau dari berbagai

aspek penerimaan diri.

b. Terdapat 22 (62,86%) siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun

Ajaran 2016/2017 yang memiliki kemampuan penerimaan diri kategori

tinggi. Artinya siswa/i yang berada pada kategori ini memiliki pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

dan pengenalan diri yang baik ditinjau dari berbagai aspek penerimaan

diri.

c. Terdapat 6 (17,14%) siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun

Ajaran 2016/2017 yang memiliki kemampuan penerimaan diri kategori

sedang. Artinya siswa-siswi yang berada pada kategori ini memiliki

pemahaman dan pengenalan diri yang tidak terlalu tinggi maupun rendah

ditinjau dari berbagai aspek penerimaan diri.

d. Terdapat 1 (2,86%) siswa kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun

Ajaran 2016/2017 yang memiliki kemampuan penerimaan diri kategori

rendah. Artinya siswa yang berada pada kategori ini memiliki pemahaman

dan pengenalan diri yang kurang baik atau rendah ditinjau dari berbagai

aspek penerimaan diri.

Bedasarkan uraian hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa

remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 memiliki

4 tingkatan kemampuan penerimaan diri, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,

dan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

2. Identifikasi Capaian Skor Item Instrumen

Tabel 4.2
Identifikasi Item Instrumen
Rentang Skor
Kategori Jumlah Item Prosentase

>140 Sangat Tinggi 11 31,43%

116 – 140 Tinggi 14 40%

93 – 116 Sedang 8 22,86 %

70 – 93 Rendah - -

< 70 Sangat Rendah 2 5,71%

Secara keseluruhan hasil item yang sudah melalui proses pengolahan

data, menunjukkan 4 kategorisasi yaitu; sangat tinggi, tinggi, dan sedang dan

sangat rendah.Berdasarkan analisis item, ditemukan satu item yang

teridentifikasi kemampuan penerimaan diri sedang yaitu item nomor 29

dengan nilai total 96 dibawah nilai mean. Selain itu ditemukan dua item yang

teridentifikasi kemampuan penerimaan diri sangat rendah. Melalui hasil

tersebut dibuatlah topik-topik bimbingan untuk membantu meningkatkan

kemampuan penerimaan diri subjek.

Item-item yang tergolong sedang dengan nilai total di bawah mean

adalah item dengan nomor; (29) saya menghindar saat ditunjuk menjadi ketua

kelas, (18) saya sedih ketika yang saya dapatkan tidak sesuai dengan apa

yang saya harapkan, dan (24) saya sedih jika nilai saya lebih rendah dari

teman-teman yang lain. Melalui hasil yang telah diketahui, dibuatlah topik-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

topik bimbingan dengan fungsi layanan sebagai pengembangan untuk

meningkatkan kemampuan penerimaan diri pada siswa kelas VIII di SMP

Karitas Ngaglik.

B. Pembahasan

1. Gambaran Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja Kelas VIII di

SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 6 siswa dengan prosentase

17,14% dan 22 siswa dengan prosentase 62,86% memiliki kemampuan

penerimaan diri kategori sangat tinggi dan tinggi. Alasan yang mendasari

jumlah siswa yang memiliki kemampuan penerimaan diri kategori sangat

tinggi dan tinggi tersebut adalah karena siswa memiliki pengenalan dan

pemahaman diri yang baik. Setiap aspek penerimaan diri pada remaja kelas

VIII telah dimiliki oleh siswa yang berada pada kategori sangat tinggi dan

tinggi. Aspek-aspek penerimaan diri menurut Hurlock (1974: 437) adalah

sifat percaya diri dan menghargai diri sendiri; kesediaan menerima kritikan

dari orang lain; mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan; jujur

terhadap diri sendiri dan orang lain; nyaman dengan dirinya sendiri;

memanfaatkan kemampuan dengan efektif; dan mandiri dan berpendirian.

Berdasarkan teori Hurlock (1974) faktor-faktor yang berperan dalam

penerimaan diri adalah:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

a. Adanya pemahaman tentang diri sendiri

Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori

sangat tinggi dan tinggi memiliki pemahaman dan persepsi yang benar

tentang diri sendiri, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antara

konsep diri yang ideal dengan gambaran yang remaja terima dari kontak

sosial yang membentuk dasar konsep diri.

b. Adanya harapan yang realistik

Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori

sangat tinggi dan tinggi memilikisebuah pencapaian yang membuat

kinerjanya meningkat dan remaja memiliki kepuasan dalam dirinya.

Remaja memiliki cukup kemampuan untuk memahami dan mengenali

keterbatasan dan kekuatan dirinya sendiri.

c. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan

Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori

sangat tinggi dan tinggitidak merasa didiskriminasi dari latar belakang

agama, budaya, jenis kelamin dan lain sebagainya sehingga menduukung

remaja dalam penerimaan diri yang positif.

d. Sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan

Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori

sangat tinggi dan tinggididukung oleh sikap anggota masyarakat yang

menyenangkan dalam bentuktidak adanya prasangka buruk terhadap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

individu maupun keluarganya; individu memiliki keahlian social; dan

individu mau menerima kelompok.

e. Tidak adanya gangguan emosional yang berat

Secara emosional remaja dengan kemampuan penerimaan diri

berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi memilikikeseimbangan

fisik dan psikologis sehinggaremaja menjadi lebih rileks dan bahagia.

f. Pengaruh keberhasilan yang dialami, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif

Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori

sangat tinggi dan tinggipernah mengalami keberhasilan dan kesuksesan.

Tidak dapat dipungkiri kegagalan pasti pernah dialami oleh remaja,

namun kegagalan yang dirasakan individu menjadikan kesuksesan

sebagai sesuatu yang bermakna.

g. Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik

Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori

sangat tinggi dan tinggidapat mengidentifikasikan dirinya dengan orang-

orang yang menyesuaikan diri dengan baik sehingga dapat

mengembangkan sikap yang positif terhadap hidup.

h. Adanya perspektif diri yang luas

Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori

sangat tinggi dan tinggidapat melihat dirinya sama seperti yang orang

lain lihat karena memiliki pemahaman diri yang baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

i. Pendidikan yang baik pada masa anak-anak

Pendidikan yang baik pada masa anak-anak berkontribusi pada

pembentukan konsep diri pada individu di masa depan terutama remaja

dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sangat tinggi

dan tinggi.

j. Konsep diri yang stabil

Remaja dengan kemampuan penerimaan diri berada pada kategori

sangat tinggi dan tinggi memiliki cara melihat dirinya sendiri dengan

cara yang sama sepanjang waktu. Remaja mengembangkan kebiasaan

untuk menerima dirinya, maka akan menguatkan konsep diri yang baik

sehingga penerimaan diri menjadi sebuah kebiasaan bagi remaja.

Hasil penelitian mennunjukkan 6 siswa dengan prosentase 17,14%

memiliki kemampuan penerimaan diri kategori sedang, dan 1 siswa dengan

prosentase 2,86% memiliki kemampuan penerimaan diri kategori rendah.

Hasil penelitian ini menjawab permasalahan yang peneliti rumuskan, selain

itu hasil penelitian sesuai dengan teori Hurlock tentang penerimaan diri.

Hurlock (1898) mengatakan bahwa faktor psikologis utama yang berperan

dalam kepribadian yang sehat adalah penerimaan diri. Seseorang memiliki

kepribadian yang sehat tidak mengalami tekanan atau stres, dengan kata lain

dapat dikatakan terdapat keharmonisan dengan diri sendiri dalam diri

seseorang tersebut. Kemampuan menyesuaikan diri adalah dasar dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

penerimaan diri seseorang. Menyesuaikan diri terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi dalam diri individu adalah sebuah keharusan.

Penerimaan diri pada remaja merupakan bagian dari tugas

perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja menuju tugas

perkembangan selanjutnya. Ali & Asrori (2009: 164) mengatakan tugas-

tugas perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang bermanfaat bagi

individu dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, yaitu:

a. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan

masyarakat dari mereka pada usia tertentu.

b. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang

diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang

kehidupannya.

c. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka

hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan

memasuki tingkat perkembangan berikutnya.

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke

masa dewasa yang membuat remaja mengalami perkembangan mencapai

kematangan fisik, mental, sosial, dan emosional. Perkembangan kualitas

emosi pada remaja terlihat jelas pada perubahan tingkah lakunya tergantung

pada tingkat fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut. Penerimaan diri

pada remaja berkaitan erat dengan perkembangan emosi. Terdapat beberapa

faktor yang dapat diasumsikan sebagai akibat remaja yang memiliki


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

kemampuan penerimaan diri berada pada kategori sedang dan rendah.

Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja menurut

Ali & Asrori (2009: 69) adalah sebagai berikut:

a. Perubahan jasmani

Pertumbuhan fisik pada bagian-bagian tertentu yang dialami oleh

remaja mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang.

Ketidakseimbangan yang muncul berakibat pada perkembangan emosi

remaja yang tidak terduga. Tidak setiap remaja dapat menerima kondisi

tubuhnya yang mulai berubah. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi

sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat

menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja sehingga dapat

menyebabkan masalah dalam perkembangan emosinya.

b. Perubahan pola interaksi dengan orang tua

Pola asuh orangtua terhadap remaja sangat bervariasi. Perbedaan pola

asuh orangtua dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan

emosi remaja. Pemberontakan terhadap orangtua menunjukkan bahwa

mereka berada dalam konflik dan ingin melepaskan diri dari pengawasan

orangtua. Mereka merasa puas jika memiliki pengalaman menunjukkan

perlawanan terhadap orangtua karena ingin menunjukkan dirinya berhasil

menjadi orang yang lebih dewasa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

c. Perubahan interaksi dengan teman sebaya

Faktor yang sering menimbulkan masalah emosi pada masa remaja ini

adalah hubungan cinta dengan teman lawan jenis. Gejala ini merupakan

hal yang wajar dan sehat pada masa remaja. Namun, tidak jarang dapat

menimbulkan konflik atau gangguan emosi pada remaja jika tidak diikuti

dengan bimbingan dari orangtua atau orang yang lebih dewasa.

d. Perubahan pandangan luar

Faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi

remaja selain perubahan yang terjadi dalam dirinya adalah pandangan

dunia luar terhadap dirinya. Ada sejumlah perubahan pandangan dunia

luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri

remaja yaitu:

1) Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten

2) Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang

berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan

3) Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang

tidak bertanggungjawab.

e. Perubahan interaksi dengan sekolah

Sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh remaja.

Dalam pembaruan, remaja sering terbentur pada nilai-nilai yang tidak

dapat mereka terima atau yang sama sekali bertentangan dengan nilai-

nilai yang menarik bagi mereka.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Remaja yang memiliki kemampuan penerimaan diri berada pada

kategori sedang dan rendah diasumsikan belum mencapai tugas

perkembangan, terutama perkembangan emosi. Perkembangan emosi lebih

mendominasi dalam hal penerimaan diri.

2. Identifikasi Capaian Skor Item Instrumen

Berdasarkan hasil penelitian, data menunjukkan bahwa terdapat dua

butir item kuesioner yang teridentifikasi sangat rendah dan satu butir item

yang teridentifikasi sedang dengan nilai total 96 dibawah nilai mean. Melalui

hasil tersebut dibuatlah topik-topik bimbingan untuk membantu

meningkatkan kemampuan penerimaan diri subjek.

Item-item yang tergolong sedang dengan nilai total di bawah mean

adalah item dengan nomor; (29) saya menghindar saat ditunjuk menjadi

ketua kelas, dan item yang teridentifikasi sangat rendah adalah item dengan

nomor; (18) saya sedih ketika yang saya dapatkan tidak sesuai dengan apa

yang saya harapkan, dan (24) saya sedih jika nilai saya lebih rendah dari

teman-teman yang lain. Melalui hasil yang telah diketahui, dibuatlah topik-

topik bimbingan dengan fungsi layanan sebagai pengembangan untuk

meningkatkan kemampuan penerimaan diri pada siswa kelas VIII di SMP

Karitas Ngaglik.

Usulan topik-topik bimbingan untuk meningkatkan kemampuan

penerimaan diri berdasarkan itemtingkat kemampuan penerimaan diri yang

teridentifikasi sedang dan sangat rendah tersaji dalam tabel sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Tabel 4.3
Usulan Topik-topik Bimbingan untuk Meningkatkan KemampuanPenerimaan Diri
Berdasarkan Item Kemampuan Penerimaan Diri
yang Teridentifikasi Kategori Sedang dan Sangat Rendah

Aspek
No. Jenis
Penerimaan Item Tujuan Materi Waktu Metode
Aspek Layanan
Diri
1. Sifat Percaya (29) Siswa Tips Pribadi- Tanya
diri dan saya mampu Memom- sosial jawab,
menghargai meng- menum- pa 40 lembar
diri sendiri hindar saat buhkan Semangat Menit kerja,
ditunjuk sema- untuk refleksi
menjadi ngat Berpresta-
ketua dalam si
kelas, diri
3. Mampu (18) Siswa Aku Siap Pribadi- Tanya
menilai diri saya sedih dapat Berubah! sosial jawab,
dan ketika beradap- 40 lembar
mengoreksi yang saya tasi Menit kerja,
kelemahan dapatkan dengan refleksi
tidak situasi
sesuai yang
dengan baru.
apa yang
saya
harapkan,
5. Nyaman (24) Siswa Kecakap- Pribadi- Tanya
dengan saya sedih merasa an sosial jawab,
dirinya jika nilai nyaman Mengung- 40 lembar
sendiri saya lebih dengan kapkan Menit kerja,
rendah dirinya Diri: refleksi
dari sendiri Pesan-
teman- Aku
teman (Pernya-
yang lain taan-
Saya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi paparan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. Peneliti

memaparkan kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran. Keterbatasan

penelitian dan saran akan disajikan setelah kesimpulanpenelitian dipaparkan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, data menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa

dengan prosentase 17,14% memiliki kemampuan penerimaan diri kategori

sangat tinggi, dan 22 siswa dengan prosentase 62,86% memiliki kemampuan

penerimaan diri kategori tinggi. Sedangkan terdapat 6 siswa dengan prosentase

17,14% memiliki kemampuan penerimaan diri kategori sedang, dan 1 iswa

dengan prosentase2,86% memiliki kemampuan penerimaan diri kategori rendah.

Kesimpulan yang dapat ditarik setelah melakukan penelitian ini adalah

remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 memiliki

kemampuan penerimaan diri baik dan memiliki tingkat kemampuan penerimaan

diri yang tinggi.

Berdasarkan analisis item, ditemukan satu item yang teridentifikasi

kemampuan penerimaan diri sedang yaitu item nomor 29 dengan nilai total 96

dibawah nilai mean. Selain itu ditemukan dua item yang teridentifikasi

kemampuan penerimaan diri sangat rendah yaitu item dengan nomor 18 dan 24.

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Melalui hasil tersebut dibuatlah topik-topik bimbingan untuk membantu

meningkatkan kemampuan penerimaan diri subjek.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai prosedur penelitian

ilmiah, namun masih memiliki keterbatasan. Keterbataan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pembuatan item untuk masing-masing indikator dalam setiap aspek tidak

berpasangan sehingga kurang menggali kecenderungan siswa dalam memilih

alternatif jawaban.

2. Salah satu alternatif jawaban pada kuesioner tingkat kemampuan penerimaan

diri merupakan alternatif jawaban yang sifatnya netral sehingga tidak

menutup kemungkinan subjek lebih memilih alternatif jawaban netral untuk

menghindari kemungkinan jawaban yang dipilih benar atau salah.

3. Penelitian dengan menggunakan kuesioner terkadang jawaban yang

diberikan tidak sesuai dengan keadaan subjek yang sesungguhnya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah

dipaparkan, berikut ini adalah saran yang terdiri dari dua bagian yaitu saran

praktis dan saran akademis. Saran ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

bahan pertimbangan dalam melaksanakan penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

1. Saran praktis

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan

menuunjukkan bahwa instrumen tingkat kemampuan penerimaan diri

merupakan alat yang dapat digunakan untuk penelitian atau evaluasi atas

implementasi bimbingan klasikal di sebuah lembaga pendidikan.

2. Saran akademis

Saran akademis yang berguna bagi penelitian selanjutnya adalah

sebagai berikut:

a. Pengambilan data penelitian harus jelas terkait subjek atau sasaran

penelitian. Perlu dilakukan obrvasi lapangan, wawancara langsung,

kemudian puncak penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner

kepada subjek penelitian.

b. Memberikan instruksi secara tegas dan jelas agar subjek penelitian tidak

mengalami kebingungan dalam mengerjakan lembar kuesioner. Instruksi

yang tegas dan jelas dalam penelitian sangat penting dilakukan agar

tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran ketika mengerjakan

lembar kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad & Asrori, Muhammad. (2009). Psikologi Remaja:


Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Azwar, Saiffudin. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
. (2012). Sikap Manusia; teori dan pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Feldman, Robert S. (2012). Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba
Humanika.
Gunarsa, Singgih D. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Hurlock, Elizabeth B. (1967). Adolescent Development. Tokyo: McGraw-Hill
Kogakusha, Ltd.
. (1974). Personality Development. New Delhi: McGrill
Hill.
King, Laura A. (2010). Psikologi Umum; sebuah pandangan apresiatif.
Jakarta: Salemba Humanika.
Leahy, Louis. (2001). Siapakah Manusia?. Yogyakarta: Kanisius.
Monks, F. J., Knoer, A. M. P., Haditono, Siti Rahayu. (1982). Psikologi
Remaja; pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Reber, Arthur S & Reber, Emely S. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rochmah, Elfi Y. (2005). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: STAIN
Ponorogo Press & TERAS.
Santrock, John W. (2003). Adolescence, perkembangan remaja. Jakarta:
Erlangga.
. (2012). Life-Span Development; perkembangan masa
hidup. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Sarwono, Sarlito W. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.
. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Singgihdkk. (1981). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif; dilengkapi dengan
perbandingan perhitungan manual dan SPSS. Jakarta: Kencana
Prenada Group.
Siswanto. (2007). Kesehatan Mental; konsep, cakupan dan
perkembangannya. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Soesilowindradini. (1996). Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya:
Usaha Offset Printing.
Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi; mixed methods. Bandung:
Alfabeta.
. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sumanto. (2014). Psikologi Perkembangan; fungsi dan teori. Yogyakarta:
CAPS (Center of Academic Publishing Service).
Supratiknya, A. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius
(anggota IKAPI).
Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

KUESIONER
Kemampuan Penerimaan Diri

Disusun Oleh

LAURENSIA PUJI NOVIANI

121114074

Program Studi Bimbingan dan Konseling


Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

KUESIONER

Kemampuan Penerimaan Diri

A. Identitas
Nama Lengkap : ……….........………………………..............…..
Jenis Kelamin : L/P
Tanggal Pengisian : ……/…………/2016

B. Kata Pengantar
Adik-adik yang terkasih,
Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan adik-adik
untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kemampuan penerimaan diri pada diri adik-adik. Saya sangat
mengharapkan adik-adik mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai
dengan diri adik-adik. Atas kesediaan adik-adik, saya mengucapkan
terimakasih.

C. Petunjuk Pengisian
Di bawah ini ada sejumlah pernyataan tentang penerimaan diri. Bacalah
masing-masing pernyataan dengan teliti. Berikanlah tanda centang (√) pada
kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman adik-adik.
Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut:
1. Sangat Sesuai (SS) = Centanglah kolomsangat
sesuaijikaadik-adik
merasakankeadaanini.
2. Sesuai (S) = Centanglah kolomsesuai
jikaadik-adikmerasakan
keadaan ini.
3. Agak Sesuai (AS) = Centanglah kolomagak
sesuaijika adik-adik
merasakan keadaan ini.
4. Tidak Sesuai (TS) = Centanglah kolomtidak
sesuaijikaadik-adik
merasakan keadaan ini.
5. Sangat Tidak Sesuai (STS) = Centanglah kolomsangat
tidakSesuai jika adik-adik
merasakankeadaan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Langkah-langkah mengisi kuisoner ini secara praktis adalah sebagai


berikut:
1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuesoner ini!
2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan
keadaan diri adik-adik!
3. Berilah tanda centang pada salah satu kolom yang telah
disediakan!
4. Hindari memberikan plihan alternatif jawaban di kolom ke-3!
5. Berilah jawaban pada kolom nomor 3 jika adik-adik merasa tidak
mengerti harus memberikan alternatif jawaban di kolom nomor 1,
2 , 4, dan 5!

Sangat

Sangat
Sesuai

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Sesuai
Tidak

Tidak

(STS)
Agak

(AS)

(TS)
(SS)

(S)
No. Pernyataan

1. Saya mengerjakan PR dengan


kemampuan saya sendiri
2. Saya tetap tenang saat teman-
teman sedang panik karena
sesuatu
3. Saya nyaman dengan bentuk
tubuh saya saat ini
4. Saya mudah bergaul dengan
lingkungan yang baru
5. Saya mampu mengambil
keputusan penting dalam hidup
saya
6. Saya senang saat hasil kerja saya
dikritik orang lain
7. Saya bertanya kepada teman saat
saya menemukan kesulitan
dalam pelajaran
8. Saya menerima berapa pun nilai
yang saya peroleh tanpa
mencari-cari alasan
9. Saya ingin menjadi juara sebuah
olimpiade dan saya akan tekun
belajar
10. Saya mentaati peraturan dan tata
tertib di sekolah ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

11. Saya senang saat bapak/ibu guru


menunjukkan kesalahan pada
hasil kerja saya
12. Saya introspeksi diri saat saya
memiliki masalah
13. Saya nyaman bergaul dengan
adik kelas maupun kakak kelas
14. Saya mengenali bakat dalam diri
saya
15. Kegagalan yang saya alami
dalam hidup saya berasal dari
orang lain
16. Saya maju ke depan bila diminta
bapak/ibu guru untuk
mengerjakan soal di papan tulis
17. Saya tahu apa yang harus saya
lakukan setelah lulus SMP
18. Saya sedih ketika yang saya
dapatkan tidak sesuai dengan apa
yang saya harapkan
19. Saya merasa tidak berguna
setelahmelakukan kesalahan
20. Saya sakit hati saat teman
memberi saran kepada saya
21. Saya belum menyadari bakat
yang ada dalam diri saya
22. Saya tertawa saat saya
menyadari keanehan dalam diri
saya
23. Saya membuat jadwal harian
pribadi untuk memanajemen
waktu saya
24. Saya sedih jika nilai saya lebih
rendah dari teman-teman yang
lain
25. Kegagalan yang saya alami
berasal dari diri saya sendiri
26. Saya bertanya kepada orang lain
bahkan searching di internet saat
saya penasaran dengan sesuatu

27. Saya tenang saat mendapat nilai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

yang kurang memuaskan


28. Saya nyaman bergaul dengan
orang yang belum saya kenal
29. Saya menghindar saat ditunjuk
menjadi ketua kelas
30. Saya menyadari terkadang hasil
kerjaan saya kurang maksimal
31. Saya bangga dengan
kemampuan yang saya miliki
saat ini
32. Saya tertarik dengan kegiatan
yang belum pernah saya lakukan
33. Saya memaafkan diri sendiri
setelah saya melakukan
kesalahan
34. Saya bingung apa yang akan
saya lakukan setelah lulus SMP
35. Saya mengerjakan PR tanpa di
perintah orangtua
36. Saya tenang saat teman
mengoreksi hasil kerjaan saya
37. Saya mampu mengontrol diri
untuk tetap mengerjakan PR
meski gadget ada di sebelah saya
38. Saya senang saat teman meminta
saya untuk menjelaskan maksud
tugas yang diberikan bapak/ibu
guru
39. Saya memperbaiki kesalahan
dengan hati yang gembira
40. Saya menunjukkan ekspresi
sedih saat saya sedang merasa
sedih

- Terimakasih -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

SKOR ITEM PER ASPEK

aspek 1 total
5 3 5 5 1 19
4 4 4 4 4 20
3 2 4 4 1 14
4 1 5 5 3 18
5 5 5 3 5 23
5 4 2 5 4 20
4 4 4 4 1 17
4 4 4 3 2 17
2 2 4 4 4 16
3 3 4 4 1 15
4 5 5 5 1 20
5 4 4 5 4 22
5 5 5 5 3 23
4 3 5 4 5 21
3 3 3 3 3 15
4 5 5 4 2 20
3 1 5 5 1 15
5 5 3 5 5 23
4 5 4 1 5 19
3 3 4 4 4 18
4 4 4 3 3 18
4 5 5 5 1 20
3 3 4 4 3 17
3 4 4 2 4 17
4 3 5 5 5 22
4 4 3 4 4 19
5 5 3 5 3 21
4 4 5 4 3 20
4 4 5 5 1 19
3 4 5 2 1 15
4 1 5 5 1 16
3 3 4 5 1 16
4 5 1 1 1 12
5 3 5 4 3 20
5 4 3 4 3 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

aspek 2 total
1 5 5 5 5 21
3 5 3 4 3 18
4 4 4 2 5 19
1 5 5 5 5 21
2 1 2 3 5 13
4 4 5 5 5 23
3 4 4 4 4 19
2 3 4 4 4 17
4 5 5 2 5 21
5 3 4 4 4 20
5 2 5 5 5 22
5 5 4 4 4 22
2 5 5 3 3 18
4 5 4 5 5 23
3 4 3 3 3 16
4 3 3 5 5 20
1 1 5 4 1 12
1 4 2 3 5 15
5 4 3 2 4 18
3 4 4 4 4 19
4 5 3 4 4 20
5 5 5 5 4 24
3 5 4 4 3 19
4 5 2 4 4 19
1 5 5 5 4 20
2 2 3 4 4 15
2 2 4 5 5 18
1 3 3 4 4 15
5 5 3 4 5 22
2 3 4 5 3 17
1 5 5 5 3 19
2 4 2 5 3 16
1 3 1 1 5 11
5 5 4 2 1 17
2 4 3 3 4 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

aspek 3 total
5 2 5 5 1 18
4 4 5 3 2 18
3 2 3 3 1 12
5 2 4 5 1 17
4 4 4 3 1 16
5 2 4 4 2 17
4 3 5 4 2 18
3 3 5 4 3 18
5 3 3 3 1 15
4 3 4 3 3 17
4 5 5 5 1 20
4 4 4 4 1 17
5 5 5 5 2 22
5 5 3 5 3 21
3 2 3 4 2 14
4 4 4 4 2 18
5 5 3 5 1 19
3 2 3 5 1 14
4 4 3 5 1 17
3 2 3 4 3 15
3 3 4 4 3 17
5 4 3 4 1 17
4 2 3 4 3 16
4 3 4 3 1 15
5 1 5 4 1 16
5 2 4 5 2 18
4 2 4 5 1 16
5 4 4 5 2 20
3 3 5 3 1 15
4 4 4 2 2 16
5 1 5 5 1 17
5 5 4 5 3 22
1 1 4 1 1 8
3 2 4 5 1 15
3 2 5 4 4 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

aspek 4 total
5 3 2 5 3 18
4 4 4 2 3 17
4 3 2 3 3 15
5 5 4 3 5 22
5 5 4 5 5 24
5 2 2 1 1 11
4 4 2 2 3 15
4 4 2 2 4 16
5 3 2 4 5 19
3 4 2 3 5 17
5 5 3 5 3 21
5 5 4 2 4 20
5 5 4 5 2 21
4 5 1 5 5 20
4 4 4 3 3 18
3 5 3 2 5 18
5 5 1 5 1 17
5 4 1 1 1 12
4 4 4 4 4 20
4 5 2 3 4 18
4 2 5 4 1 16
5 4 5 4 4 22
5 4 3 3 1 16
4 2 3 1 2 12
4 5 5 2 4 20
4 2 4 4 4 18
3 2 5 5 1 16
3 4 3 4 5 19
5 5 4 1 5 20
5 4 5 4 4 22
5 5 5 5 1 21
3 4 5 5 4 21
1 4 1 1 1 8
5 5 2 5 3 20
4 3 2 2 3 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

aspek 5 total
5 3 3 5 1 17
4 3 4 4 4 19
5 3 5 3 1 17
5 2 4 5 1 17
5 3 4 2 1 15
2 4 4 4 4 18
4 4 3 4 2 17
4 3 3 4 2 16
4 1 5 2 1 13
5 4 3 4 2 18
4 5 5 5 1 20
5 2 5 5 1 18
5 5 5 3 1 19
1 4 5 4 2 16
3 2 3 3 2 13
5 4 3 5 3 20
5 5 5 5 1 21
4 4 4 3 1 16
4 4 5 5 2 20
5 2 5 4 2 18
4 4 2 3 1 14
3 2 5 5 1 16
5 3 3 5 1 17
5 4 5 2 2 18
5 5 5 5 1 21
5 5 5 5 2 22
2 2 5 5 1 15
3 5 5 4 2 19
5 3 4 5 1 18
4 4 5 3 1 17
5 4 3 1 1 14
5 3 4 3 4 19
2 3 1 1 4 11
5 5 4 4 5 23
4 3 4 3 4 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

aspek 6 total
5 5 3 5 5 23
4 5 5 3 4 21
4 4 4 3 3 18
3 5 1 5 1 15
5 3 3 5 3 19
4 4 5 4 1 18
4 5 4 3 2 18
4 3 2 3 3 15
5 5 3 1 5 19
4 4 3 4 4 19
5 5 5 5 1 21
4 5 5 5 4 23
5 5 5 5 3 23
2 5 5 2 5 19
4 4 3 3 3 17
4 4 5 2 5 20
1 5 1 5 1 13
3 4 1 3 5 16
5 4 5 5 2 21
4 4 4 4 4 20
5 4 3 4 4 20
4 5 5 5 4 23
4 4 5 4 2 19
5 2 5 3 3 18
5 5 5 5 5 25
2 3 5 4 4 18
5 5 5 5 4 24
4 5 5 3 2 19
4 3 5 5 2 19
2 5 5 2 5 19
5 5 5 5 3 23
3 5 5 5 5 23
1 3 1 2 1 8
4 5 3 3 3 18
4 5 2 3 4 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

aspek 7 total
5 1 3 5 4 18
5 3 5 3 3 19
3 2 3 2 3 13
5 5 2 5 2 19
3 2 3 2 4 14
1 5 5 1 4 16
5 2 5 4 2 18
4 2 3 4 4 17
3 5 5 2 3 18
4 4 4 4 3 19
5 4 4 5 4 22
5 4 5 5 4 23
5 5 5 5 1 21
5 5 5 2 5 22
3 3 4 2 3 15
5 4 3 4 5 21
5 1 4 2 1 13
5 2 5 2 3 17
4 5 3 5 4 21
4 2 4 2 4 16
3 1 3 3 3 13
4 5 5 4 2 20
4 3 3 4 2 16
4 2 4 2 4 16
5 4 5 4 1 19
2 5 2 4 4 17
4 3 5 2 1 15
3 3 3 4 3 16
3 4 4 3 5 19
4 2 4 4 4 18
5 5 5 5 3 23
1 2 3 4 5 15
3 3 5 2 1 14
4 1 5 4 3 17
4 4 4 3 4 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

aspek 8 total
5 3 5 5 5 23
4 4 3 3 2 16
2 3 5 3 4 17
2 5 5 5 1 18
4 3 5 5 5 22
4 4 5 5 5 23
4 4 4 5 2 19
3 4 2 4 4 17
2 5 5 4 5 21
2 4 5 5 5 21
4 5 5 5 1 20
2 4 5 5 4 20
3 5 5 5 1 19
5 4 5 5 3 22
3 3 3 3 3 15
3 5 5 5 4 22
3 5 5 5 1 19
1 4 5 4 4 18
2 3 4 5 2 16
4 3 5 4 3 19
3 4 3 4 2 16
4 5 4 5 3 21
2 3 4 4 3 16
4 4 5 4 4 21
3 5 5 5 4 22
3 5 5 5 3 21
2 5 5 4 4 20
3 4 3 3 2 15
5 5 5 5 5 25
2 3 4 2 4 15
1 5 5 5 5 21
4 3 5 5 5 22
4 3 5 2 3 17
2 4 1 5 2 14
4 4 2 4 4 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

OUTPUT UJI VALIDITAS PER ASPEK


Aspek 1

Correlations
i1 i35 i16 i38 i29 x
**
Pearson Correlation 1 ,470 -,064 ,258 ,235 ,709**
i1 Sig. (2-tailed) ,004 ,713 ,135 ,175 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,470** 1 -,257 -,282 ,178 ,460**
i35 Sig. (2-tailed) ,004 ,136 ,100 ,307 ,005
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation -,064 -,257 1 ,318 -,137 ,284
i16 Sig. (2-tailed) ,713 ,136 ,062 ,433 ,099
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,258 -,282 ,318 1 -,122 ,416*
i38 Sig. (2-tailed) ,135 ,100 ,062 ,485 ,013
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,235 ,178 -,137 -,122 1 ,588**
i29 Sig. (2-tailed) ,175 ,307 ,433 ,485 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,709** ,460** ,284 ,416* ,588** 1
x Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,099 ,013 ,000
N 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Aspek 2

Correlations
i6 i11 i30 i36 i20 x
Pearson Correlation 1 ,239 ,075 -,096 ,075 ,589**

i6 Sig. (2-tailed) ,166 ,670 ,584 ,668 ,000

N 35 35 35 35 35 35

Pearson Correlation ,239 1 ,200 ,014 -,023 ,575**


i11 Sig. (2-tailed) ,166 ,249 ,935 ,897 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,075 ,200 1 ,408* -,126 ,570**
i30 Sig. (2-tailed) ,670 ,249 ,015 ,469 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation -,096 ,014 ,408* 1 ,076 ,485**
i36 Sig. (2-tailed) ,584 ,935 ,015 ,666 ,003
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,075 -,023 -,126 ,076 1 ,349*
i20 Sig. (2-tailed) ,668 ,897 ,469 ,666 ,040
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,589** ,575** ,570** ,485** ,349* 1
x Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,003 ,040
N 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Aspek 3

Correlations
i4 i28 i10 i39 i18 x
Pearson Correlation 1 ,349* ,040 ,523** -,095 ,694**
i4 Sig. (2-tailed) ,040 ,819 ,001 ,586 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,349* 1 -,062 ,167 ,107 ,667**
i28 Sig. (2-tailed) ,040 ,723 ,338 ,539 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,040 -,062 1 ,000 ,043 ,287
i10 Sig. (2-tailed) ,819 ,723 1,000 ,805 ,095
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,523** ,167 ,000 1 ,017 ,643**
i39 Sig. (2-tailed) ,001 ,338 1,000 ,922 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation -,095 ,107 ,043 ,017 1 ,366*
i18 Sig. (2-tailed) ,586 ,539 ,805 ,922 ,031
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,694** ,667** ,287 ,643** ,366* 1
x Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,095 ,000 ,031
N 35 35 35 35 35 35
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Aspek 4

Correlations
i7 i14 i33 i40 i21 x
Pearson Correlation 1 ,193 ,116 ,217 -,013 ,445**
i7 Sig. (2-tailed) ,267 ,507 ,211 ,940 ,007
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,193 1 -,018 ,142 ,349* ,545**
i14 Sig. (2-tailed) ,267 ,919 ,416 ,040 ,001
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,116 -,018 1 ,249 ,103 ,556**
i33 Sig. (2-tailed) ,507 ,919 ,149 ,555 ,001
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,217 ,142 ,249 1 ,069 ,635**
i40 Sig. (2-tailed) ,211 ,416 ,149 ,693 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation -,013 ,349* ,103 ,069 1 ,588**
i21 Sig. (2-tailed) ,940 ,040 ,555 ,693 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,445** ,545** ,556** ,635** ,588** 1
x Sig. (2-tailed) ,007 ,001 ,001 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Aspek 5

Correlations
i3 i27 i13 i37 i24 x
Pearson Correlation 1 ,124 ,064 ,093 -,211 ,443**
i3 Sig. (2-tailed) ,476 ,715 ,594 ,224 ,008
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,124 1 ,092 ,098 ,112 ,601**
i27 Sig. (2-tailed) ,476 ,601 ,576 ,521 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,064 ,092 1 ,319 -,279 ,482**
i13 Sig. (2-tailed) ,715 ,601 ,062 ,105 ,003
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,093 ,098 ,319 1 -,161 ,593**
i37 Sig. (2-tailed) ,594 ,576 ,062 ,357 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation -,211 ,112 -,279 -,161 1 ,225
i24 Sig. (2-tailed) ,224 ,521 ,105 ,357 ,195
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,443** ,601** ,482** ,593** ,225 1
x Sig. (2-tailed) ,008 ,000 ,003 ,000 ,195
N 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Aspek 6

Correlations
i9 i17 i26 i32 i22 x
*
Pearson Correlation 1 ,043 ,355 ,290 ,117 ,652**
i9 Sig. (2-tailed) ,808 ,036 ,091 ,503 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,043 1 ,107 ,130 ,195 ,437**
i17 Sig. (2-tailed) ,808 ,540 ,455 ,262 ,009
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,355* ,107 1 ,177 ,183 ,713**
i26 Sig. (2-tailed) ,036 ,540 ,308 ,292 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,290 ,130 ,177 1 -,237 ,464**
i32 Sig. (2-tailed) ,091 ,455 ,308 ,170 ,005
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,117 ,195 ,183 -,237 1 ,491**
i22 Sig. (2-tailed) ,503 ,262 ,292 ,170 ,003
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,652** ,437** ,713** ,464** ,491** 1
x Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,000 ,005 ,003
N 35 35 35 35 35 35
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Aspek 7

Correlations
i5 i23 i12 i34 i19 x
*
Pearson Correlation 1 ,013 ,270 ,391 -,267 ,546**
i5 Sig. (2-tailed) ,941 ,116 ,020 ,120 ,001
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,013 1 ,152 ,226 ,028 ,658**
i23 Sig. (2-tailed) ,941 ,383 ,192 ,873 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,270 ,152 1 -,250 -,322 ,278
i12 Sig. (2-tailed) ,116 ,383 ,148 ,059 ,106
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,391* ,226 -,250 1 ,015 ,615**
i34 Sig. (2-tailed) ,020 ,192 ,148 ,931 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation -,267 ,028 -,322 ,015 1 ,236
i19 Sig. (2-tailed) ,120 ,873 ,059 ,931 ,172
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,546** ,658** ,278 ,615** ,236 1
x Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,106 ,000 ,172
N 35 35 35 35 35 35
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Aspek 8

Correlations
i2 i8 i25 i31 i15 x
Pearson Correlation 1 -,106 ,049 ,118 ,020 ,430**
i2 Sig. (2-tailed) ,544 ,780 ,500 ,911 ,010
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation -,106 1 ,180 ,458** -,185 ,378*
i8 Sig. (2-tailed) ,544 ,301 ,006 ,288 ,025
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,049 ,180 1 ,266 ,264 ,673**
i25 Sig. (2-tailed) ,780 ,301 ,122 ,126 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,118 ,458** ,266 1 ,022 ,618**
i31 Sig. (2-tailed) ,500 ,006 ,122 ,902 ,000
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,020 -,185 ,264 ,022 1 ,541**
i15 Sig. (2-tailed) ,911 ,288 ,126 ,902 ,001
N 35 35 35 35 35 35
Pearson Correlation ,430** ,378* ,673** ,618** ,541** 1
x Sig. (2-tailed) ,010 ,025 ,000 ,000 ,001
N 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik/Pokok Bahasan : Percaya Diri dan Menghargai Diri Sendiri


B. Tugas Perkembangan : Belajar mencapai kemandirian emosional
C. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial
D. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal
E. Fungsi Layanan : Fungsi Pemahaman dan Pengembangan
F. Sasaran Pelayanan : Siswa SMP kelas VIII
G. Standar Kompetensi : Siswa memiliki kepercayaan diri dengan kemampuannya
H. Kompetensi Dasar : Siswa memiliki motivasi untuk berprestasi
I. Indikator : Sesudah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu
menyebutkan tips memompa semangat berprestasi
J. Materi Pelayanan : Tips memompa semangat berprestasi
K. Prosedur/Proses
1. Metode (Pendekatan) : Tanya jawab, lembar kerja, refleksi
2. Langkah-langkah Kegiatan:
Intrakurikuler
No. Kegiatan Konselor (Guru BK) Binimbing (siswa) Waktu
1. Pendahuluan a. Mengawali kegiatan Setiap siswa yang 3 menit
dengan mengabsen namanya di sebut
kehadiran siswa diminta untuk
mengatakan hadir atau
mengacungkan tangan

b. Memberitahukan kepada Siswa menyimak dan 1 menit


siswa tema bimbingan melibatkan diri
pada hari ini kemudian
menanyakan pertanyaan
yang berkaitan dengan
tema bimbingan
2. Kegiatan Inti a. Konselor menyampaikan Siswa menyimak dan 3 menit
materi “Tips memompa menanggapi Guru BK
Semangat Berprestasi”

b. Guru BK melibatkan Siswa melibatkan diri 3 menit


siswa untuk membacakan materi
membacakan materi bimbingan

c. Konselor melanjutkan Siswa menyimak dan


materi dan mengajak merefleksikan kepada 5 menit
siswa merefleksikan diri dirinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

3. Penutup a. Konselor mengajak Siswa dengan berani


siswa untuk dan atas inisiatif 5 menit
menyebutkan contoh tips sendiri mengangkat
lain untuk memompa tangan kemudian
semangat berprestasi menyebutkan contoh
contoh tips lain untuk
memompa semangat
berprestasi

b. Konselor meminta siswa Siswa antusias dan


mengerjakan lembar dengan tenang 10 menit
menuliskan tips untuk mengerjakan lembar
memompa semangat kerja
berprestasi yang paling
sesuai dengan keadaan
masing-masing siswa

c. Guru BK mengajak Siswa menyebutkan


siswa merangkuman rangkaian kegiatan 2 menit
rangkaian kegiatan hari ini bersama-sama
bimbingan hari ini

d. Guru BK meminta siswa Siswa menuliskan


menuliskan refleksi refleksi masing- 6 menit
kegiatan hari ini masing dalam situasi
tenang
e. Penutupan dengan
ucapan terimakasih dan
bombongan 2 menit

L. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas VIII


M. Waktu : 40 menit
N. Penyelenggara Pelayanan : Konselor/guru BK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

O. Pihak-pihak yang disertakan


dalam penyelenggaraan
pelayanan dan peranannya masing-masing : -
P. Media (Alat/Fasilitas) : Alat tulis (buku, pulpen, pensil, dll)
Q. Evaluasi
Sebutkan contoh pengungkapan diri tentang kebutuhan!
Catatan :-

Perencana Pelayanan

(Laurensia Puji Noviani)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

HANDOUT

TIPS MEMOMPA SEMANGAT UNTUK BERPRESTASI

Pernahkah kalian melihat atau mendengar tokoh-tokoh atlet atau orang-orang yang

sukses? Apa yang muncul dibenak kalian? Orang-orang yang sukses memiliki energi

yang berlimpah, berani menghadapi tantangan dan memiliki ambisi besar untuk

mewujudkan apa yang diinginkan. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang gigih

meraih prestasi adalah kemampuannya memompa semangat untuk berprestasi.

Berikut ini adalah tips untuk memompakan semangat untuk berprestasi.

1. Jadilah diri sendiri

Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain. Kenali diri kita dan jadi diri

sendiri. Menjadi diri sendiri lebih sehat bagi kepribadian kita.

2. Membuat target yang harus dicapai setiap hari

Buatlah gambaran besar yang ingin kita capai di masa depan. Mulai dengan

membuat target yag harus dicapai setiap harinya.

3. Belajar dan berusaha mempunyai keahlian khusus

Kenali kekuatan yang ada dalam diri kita dan keahlian yang kita punya. Temukan

keahlian kita sebagai sebuah keunikan yang kita miliki.

4. Melakukan yang kita sukai

Lakukan segala sesuatu yang kita sukai karena mengerjakan sesuatu hal yang kita

sukai akan menumbuhkan semangat dan kesenangan dalam mengerjakan sesuatu.

Sesuatu yang kita kerjakan dengan semangat dan senang maka hasilnya akan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

5. Jangan menyia-nyiakan peluang

Ambil setiap kesempatan yang orang lain tawarkan kepada kita. Kesempatan

tidak datang untuk kedua kalinya sehingga jangan sia-siakan kesempatan yang

menghampiri.

6. Kerjakan segala sesuatu dengan gembira

Lakukan segala sesuatu dengan riang gembira. Pekerjaan yang dilakukan dengan

riang gembirakan terasa ringan dan menyenangkan sehingga kita tidak kehilangan

banyak energi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

7. Berbagi atas keberhasilan

Sudah sepantasnya kita merayakan keberhasilan yang kita peroleh. Namun,

kebahagiaan yang kita rasakan saat berhasil dalam sesuatu hal hendaknya kita bagi

kepada orang lain di sekitar kita. Berbagi kegembiraan justru melipat gandakan

kegembiraan. Ucapan selamat dari orang lain sangat efektif untuk memompa

semangat kita meraih yang lebih baik lagi.

8. Tidak bersedih atas kegagalan

Kegagalan adalah hal yang sangat biasa ditemui oleh setiap orang yang akan

sukses. Jadikan kegagalan sebagai acuan untuk belajar dan berusaha lebih baik lagi.

Terimalah kegagalan sebagaimana adanya.

Daftar Pustaka
Yuanita, Sari. 2011. Tips Menumbuhkan Motivasi dan Percaya Diri untuk Meraih
Kesuksesan. Yogyakarta: Brilliant books.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

LEMBAR KERJA

Tuliskan tips untuk memompa semangat berprestasi yang paling sesuai dengan keadaan
mu dan berikan alsan!

PERTANYAAN REFLEKSI

1. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, pengalaman baru yang saya dapatkan
adalah...
2. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik/Pokok Bahasan : Mampu menilai diri dan mengoreksi kelemahan


B. Tugas Perkembangan : Belajar mencapai kemandirian emosional
C. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial
D. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal
E. Fungsi Layanan : Fungsi Pemahaman dan Pengembangan
F. Sasaran Pelayanan : Siswa SMP kelas VIII
G. Standar Kompetensi : Siswa dapat menilai diri dan mengoreksi kelemahan
H. Kompetensi Dasar : Siswa mampu mengubah citra diri menjadi lebih baik
I. Indikator : 1. Sesudah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu
menyebutkan macam-macam tips untuk memacu
peningkatan citra diri
2. Sesudah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu
menuliskan hal-hal yang perlu dilakukan untuk
memacu peningkatan citra diri
J. Materi Pelayanan : Aku Siap Berubah!
K. Prosedur/Proses
1. Metode (Pendekatan) : Tanya jawab, lembar kerja, games, refleksi
2. Langkah-langkah Kegiatan:
Intrakurikuler
No. Kegiatan Konselor (Guru BK) Binimbing (siswa) Waktu
1. Pendahuluan a. Mengawali kegiatan Setiap siswa yang 3 menit
dengan mengabsen namanya di sebut
kehadiran siswa. diminta untuk
mengatakan hadir atau
mengacungkan tangan

b. Memberitahukan kepada Siswa menyimak dan 1 menit


siswa tema bimbingan melibatkan diri
pada hari ini kemudian
menanyakan pertanyaan
yang berkaitan dengan
tema bimbingan.
2. Kegiatan Inti a. Konselor menyampaikan Siswa menyimak dan 4 menit
materi “Aku Siap menanggapi Guru BK
Berubah!”. Guru BK
menanyakan apa yang
muncul dalam pikiran
siswa mendengar kata
tersebut. Siswa menyimak dan 6 menit
b. Konselor melanjutkan merefleksikan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

materi dan mengajak dirinya sendiri.


siswa merefleksikan diri
3. Penutup a. Konselor mengajak Siswa dengan berani
siswa untuk dan atas inisiatif 6 menit
menyebutkan macam- sendiri mengangkat
macam tips untuk tangan kemudian
memacu peningkatan menyebutkan macam-
citra diri macam tips untuk
memacu peningkatan
citra diri

b. Konselor meminta siswa Siswa antusias dan 10 menit


mengerjakan lembar dengan tenang
kerja tentang hal-hal mengerjakan lembar
yang perlu dilakukan kerja
untuk memacu
peningkatan citra diri
Siswa menyebutkan 2 menit
c. Guru BK mengajak rangkaian kegiatan
siswa merangkuman hari ini bersama-sama
rangkaian kegiatan
bimbingan hari ini.
Siswa menuliskan 6 menit
d. Guru BK meminta siswa refleksi masing-
menuliskan refleksi masing dalam situasi
kegiatan hari ini tenang

2 menit
e. Penutupan dengan
ucapan terimakasih dan
bombongan

A. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas VIII


B. Waktu : 40 menit
C. Penyelenggara Pelayanan : Konselor/guru BK
D. Pihak-pihak yang disertakan
dalam penyelenggaraan
pelayanan dan peranannya
masing-masing :-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

E. Media (Alat/Fasilitas) : Alat tulis (buku, pulpen, pensil, dll)


F. Evaluasi
Sebutkan macam-macam tips untuk memacu peningkatan citra diri! Atau Hal-hal apa
yang perlu dilakukan untuk memacu peningkatan citra diri?
G. Catatan :-

Perencana Pelayanan

(Laurensia Puji Noviani)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

HANDOUT

AKU SIAP BERUBAH!!

Mengubah citra diri adalah hal yang sulit namun bisa dilakukan meski perilaku

citra diri yang buruk selalu muncul. Pada saat memasuki jalur perbaikan diri, kita masih

cenderung mempertahankan perilaku buruk yang pernah kita lakukan. Misalnya, kita

masih sering menyalahkan diri sendiri, memendam rasa bersalah, dan menjelek-jelekkan

diri sendiri.

Berikut ini ada beberapa tips untuk memacu peningkatan citra diri. Tips tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Terimalah pujian. Upayakan selalu mengucapkan terimakaih atau kata-kata lain yang

yang sifatnya positif.

2. Berikan pujian. Salah satu cara termudah untuk merasa senang tentang diri sendiri

adalah dengan mengenali kebaikan dalam diri orang lain.

3. Pujilah diri sendiri. Ketika kita berhasil melakukan sesuatu dengan baik dan benar,

pujilah diri sendiri. Hargailah diri sendiri dengan memuji hasil yang telah dicapai.

4. Perlakukan tubuhmu dengan baik. Perlakukanlah tubuhmu dengan baik. Merawat dan

menjaganya agar tetap dalam kondisi baik adalah salah satu bentuk peningkatan citra

diri yang baik. Peliharalah agar tetap selalu baik.

5. Bergaulan dengan orang yang baik. Pergaulan mempengaruhi citra diri kita sehingga

bergaulah dengan orang yang dapat mengubahmu menjadi lebih baik.

6. Nikmati kesenangan tanpa harus merasa bersalah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

7. Bacalah buku-buku yang membangkitkan ide dan inspirasi.

8. Selalu bayangkan bahwa dirimu menjadi seseorang yang kamu inginkan, bukan

membayangkan keadan yang sekarang.

Daftar Pustaka

Matthews, Andrew. 2015. Being Happy; kiat hidup tentram dan bahagia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LEMBAR KERJA

Setelah kita mengetahui tips untuk memacu peeningkatan citra diri, sebutkan hal-hal apa saja
yang perlu dilakukan untuk memacu peningkatan citra diri!

PERTANYAAN REFLEKSI

1. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, pengalaman baru yang saya dapatkan
adalah...
2. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik/Pokok Bahasan : Nyaman dengan dirinya sendiri


B. Tugas Perkembangan : Belajar mencapai kemandirian emosional
C. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial
D. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal
E. Fungsi Layanan : Fungsi Pemahaman dan Pengembangan
F. Sasaran Pelayanan : Siswa SMP kelas VIII
G. Standar Kompetensi : Siswa dapat bersikap jujur kepada orang lain tentang diri
sendiri
H. Kompetensi Dasar : Siswa dapat bersikap asertif
I. Indikator : 1. Sesudah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu
memberikan contoh pengungkapan diri tentang
kebutuhan
2. Sesudah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu
menuliskan contoh pengungkapan diri tentang
kebutuhan berdasarkan pengalaman individu
J. Materi Pelayanan : Kecakapan Mengungkapkan Diri dengan Pesan-Aku
K. Prosedur/Proses
1. Metode (Pendekatan) : Tanya jawab, lembar kerja, games, refleksi
2. Langkah-langkah Kegiatan:
Intrakurikuler
No. Kegiatan Konselor (Guru BK) Binimbing (siswa) Waktu
1. Pendahuluan a. Mengawali kegiatan Setiap siswa yang 3 menit
dengan mengabsen namanya di sebut
kehadiran siswa. diminta untuk
mengatakan hadir atau
mengacungkan tangan

b. Memberitahukan kepada Siswa menyimak dan 1 menit


siswa tema bimbingan melibatkan diri
pada hari ini kemudian
menanyakan pertanyaan
yang berkaitan dengan
tema bimbingan.

c. Konselor/guru BK Siswa mengikuti 3 menit


mengawali kegiatan instruksi guru BK
dengan ice breaking
2. Kegiatan Inti a. Konselor menyampaikan Siswa menyimak dan 3 menit
materi “Kecakapan menanggapi Guru BK
Mengungkapkan Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

dengan Pesan-Aku”.
Guru BK menanyakan
apa yang muncul dalam
pikiran siswa mendengar
kata tersebut.

b. Konselor melanjutkan Siswa menyimak dan 5 menit


materi dan mengajak merefleksikan kepada
siswa merefleksikan diri dirinya sendiri.
3. Penutup a. Konselor mengajak Siswa dengan berani
siswa untuk dan atas inisiatif 5 menit
menyebutkan contoh sendiri mengangkat
pengungkapan diri tangan kemudian
tentang kebutuhan dalam menyebutkan contoh
kehidupan sehari-hari. pengungkapan diri
tentang kebutuhan
dalam kehidupan
sehari-hari

b. Konselor meminta siswa Siswa antusias dan 10 menit


mengerjakan lembar dengan tenang
kerja contoh mengerjakan lembar
pengungkapan diri kerja
tentang kebutuhan
berdasarkan pengalaman
masing-masing

c. Guru BK mengajak Siswa menyebutkan 2 menit


siswa merangkuman rangkaian kegiatan
rangkaian kegiatan hari ini bersama-sama
bimbingan hari ini

d. Guru BK meminta siswa Siswa menuliskan 6 menit


menuliskan refleksi refleksi masing-
kegiatan hari ini masing dalam situasi
tenang
e. Penutupan dengan
ucapan terimakasih dan 2 menit
bombongan

L. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas VIII


M. Waktu : 40 menit
N. Penyelenggara Pelayanan : Konselor/guru BK
O. Pihak-pihak yang disertakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

dalam penyelenggaraan
pelayanan dan peranannya
masing-masing :-
P. Media (Alat/Fasilitas) : Alat tulis (buku, pulpen, pensil, dll)
Q. Evaluasi
Sebutkan contoh pengungkapan diri tentang kebutuhan!
Catatan :-

Perencana Pelayanan

(Laurensia Puji Noviani)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

HANDOUT

KECAKAPAN MENGUNGKAPKAN DIRI:


PESAN-AKU (PERNYATAAN-SAYA)

Pesan-aku adalah pernyataan yang mengungkapkan diri berupa pikiran, pendapat,

keyakinan, kebutuhan, keinginan, maupun perasaan kepada lawan bicara kita atau orang

lain. Sebaiknya pesan-aku diutarakan dengan jujur dan apa adanya. Salah satu jenis

pesan-aku yang akan kita ketahui adalah pesan-aku yang preventif.

Pesan-aku yang preventif adalah pengungkapan diri yang menyebabkan orang

lain tahu tentang apa yang kita inginkan dan apa yang kita butuhkan, sehingga tidak

menimbulkan kesalah pahaman.

Contoh sederhana pesan-aku yang preventif adalah sebagai berikut:

•Pengungkapan diri (pernyataan tegas) tentang kebutuhan

Contoh: “saya butuh istirahat sebentar”. Contoh kedua: “saya lebih suka

mengerjakan PR setelah pulang sekolah”. Gunakan kata Aku atau Saya saat

menyampaikan kebutuhan diri kita sendiri tanpa menyinggung perasaan orang

lain. Utarakan dengan jujur dan apa adanya.

Daftar Pustaka

Sinurat, R. H. Dj. 2011. Reader; mata kuliah komunikasi antar pribadi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LEMBAR KERJA

Setelah kita mengetahui salah satu jenis pesan-aku, buatlah 3 contoh pengungkapan diri tentang
kebutuhan berdasarkan pengalaman diri kalian masing-masing!

PERTANYAAN REFLEKSI

1. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, pengalaman baru yang saya dapatkan
adalah...
2. Sesudah mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa...

ICE BREAKING

Topi Saya Bundar vs Burung Kakak Tua

Nada lagu topi saya bundar dan burung kakak tua memiliki nada yang sama dinyanyikan
bersamaan dalam dua kelompok yang berbeda.

Petunjuk:

1. Buat siswa menjadi dua kelompok (kanan-kiri) untuk diadu konsentrasinya sebelum
memulai kegiatan.
2. Tentukan grup yang akan menyanyikan lagu topi saya bundar dan lagu burung kakak tua.
3. Ajak semua siswa terlebih dahulu untuk menyanyikan kedua lagu secara bergantian
untuk memastikan semua hafal lirik lagunya.
4. Secara bersamaan ajak dua kubu menyanyi bersamaan.
5. Fasilitator dapat mengulangi kegiatan sampai semua siswa benar-benar berkonsentrasi
atau secukupnya untuk mencairkan suasana kelas.

Waktu: 3-5 menit

Anda mungkin juga menyukai