PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
RAVIIKA WIDYASARI WOWOR
18010664030
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada perbedaan agresivitas ditinjau
dari pola asuh orang tua antara siswa kelas x dan kelas xi pada SMA Kota X
Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan agresivitas ditinjau dari pola asuh orang tua antara
siswa kelas x dan kelas xi pada SMA Kota X Surabaya.
E. Batasan Penelitian
1. Penelitian ini mengungkap perbedaan agresivitas ditinjau dari pola asuh
orang tua antara siswa kelas x dan kelas xi pada SMA X Kota Surabaya
2. Tempat penelitian terletak di SMA X Kota Surabaya
3. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas x dan kelas xi SMA X Kota
Surabaya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Asuh
Pola asuh adalah sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-
anaknya, dimana sikap ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan,
hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya dan cara
orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya (Hargiyati
et al., 2016). Menurut Sri Lestari (2013) pola asuh orang tua yaitu serangkaian
sikap orang tua kepada anak untuk menciptakan iklim emosi yang meliputi
interaksi orang tua dan anak. Havighurst dalam Baswedan (2015) menyatakan
bahwa pola asuh orang tua adalah cara-cara pengaturan tingkah laku anak oleh
orang tua sebagau perwujudan dari tanggung jawabnya dalam pembentukan
kedewasaan diri anak. Sugihartono dkk. (2007) menyebutkan bahwa pola asuh
ialah pola perilaku pada anak yang diterapkan konsisten dari waktu ke waktu.
Pola asuh dapat memberi perlindungan, mendidik anak dalam kehidupan
sehari-hari, dimana pola asuh yang diterapkan tiap orang tua berbeda dengan
keluarga lainnya. Pola asuh orang tua memberikan pengaturan tingkah laku
kepada anak sebagai wujud dari tanggung jawab dengan cara memberi
peraturan, menunjukkan kekuasaan serta memberikan perhatian dan tanggap
terhadap keinginan anak (Suteja & Yusriah, 2017).
Menurut Alfiana (Setiarani & Suchyadi, 2018) pola asuh adalah sebagai
model memelihara dan mendidik anak. Pola asuh orang tua yaitu kebiasaan
yang dilakukan oleh ayah dan ibu dan diterapkan kepada anak dalam
perkembangannya, dimana alangkah baiknya pola asuh yang diberikan kepada
anak disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak (Setiarani & Suchyadi,
2018). Pola asuh merupakan cara keluarga dalam membentuk perilaku anak
sesuai dengan norma dan nilai dalam kehidupan bermasyarakat (Pelealu et al.,
2019). Baumrind (dalam Santrock, 2007) mengemukakan bahwa mengasuh anak
adalah sikap orang tua terhadap anak-anak mereka, dengan mengembangkan
peraturan dan mencurahkan kasih sayang kepada anak-anak mereka (Wulandari
et al., 2018). Banyak penelitian mengikuti tiga gaya pengasuhan yang awalnya
diusulkan oleh Baumrind yaitu pola asuh otoritatif, pola asuh otoriter dan pola
asuh permisif, meskipun pada tahun 1971, Baumrind menambahkan pola asuh
yang lalai (Shyny & Velayudhan, 2018).
Fathi (2010) dalam jurnal Pola Asuh Orang Tua Dengan Temperamen Remaja
oleh (Pelealu et al., 2019) menyatakan orang tua yang menerapkan pola asuh
demokratis lebih mendukung perkembangan anak terutama dalam kemandirian
dan tanggung jawab. Orang tua permisif mengakibatkan anak kurang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar rumah. Orang tua yang otoriter
cenderung merugikan karena kurang bertanggung jawab dan agresif.
Dimensi table dalam Parenting Styles as the Factor that Encourage Sharing
Behavior among Preschoolers (Mahamud & Fong, 2018).
Berdasarkan jurnal “Parenting styles moderate how parent and adolescent
beliefs shape each other's eating and physical activity: Dyadic evidence from a
cross-sectional, U.S. National Survey” ada berbagai tipe pola pengasuhan dari
Baumrind (1966) dan lainnya (Maccoby, 1992; Maccoby & Martin, 1983) yaitu
tipologi pengasuhan berdasarkan kombinasi dua sifat: tuntutan dan responsive.
Orang tua yang otoritatif (mereka yang sangat menuntut dan sangat responsif)
cenderung memiliki harapan yang tinggi tetapi masuk akal untuk anak-anak
mereka, menghormati pendapat mereka, ingin tahu tentang masalah mereka,
dan mengungkapkan kehangatan kepada anak-anak mereka. Orang tua yang
permisif (mereka yang tidak terlalu menuntut dan sangat responsif) menaruh
harapan yang lebih sedikit pada anak-anak mereka, tetapi tetap menunjukkan
rasa hormat, peduli, dan berperilaku hangat terhadap mereka. Orang tua yang
otoriter (mereka yang menuntut banyak dan responsif rendah) menetapkan
aturan ketat untuk anak-anak mereka dan mengharapkan mereka untuk diikuti
tanpa pertanyaan, menolak untuk mempertimbangkan perspektif dan keinginan
anak-anak mereka. Orang tua yang tidak terlibat (mereka yang rendah dalam
menuntut dan responsif) sering tidak menyadari atau tidak peduli dengan
kebutuhan atau pendapat anak-anak mereka, dan memegang harapan minimal
untuk anak-anak mereka (Lenne et al., 2019).
B. Agresivitas
Perilaku negative banyak macamnya, perilaku agresif menjadi salah
satunya. Perilaku agresif ialah suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja
pada individu lain sehingga menyebabkan sakit fisik dan psikis pada individu
lain (Restu & Yusri, 2013; Rahayu, 2018). Perilaku ini dapat terjadi dimana saja
yang dapat berupa kekerasan secara fisik (memukul, menendang, menampar,
dan lainnya yang berhubungan dengan fisik), dapat juga berupa kekerasan
secara verbal seperti memaki, mengejek, menghina, dan lain-lain. Menurut Buss
dan Perry (1992), terdapat empat dimensi agresi untuk melihat jenis perilaku
agresif, sebagai berikut: pertama agresi fisik merupakan kecenderungan
individu untuk melakukan serangan secara fisik sebagai ekspresi kemarahan,
kedua agresi verbal yaitu kecenderungan untuk menyerang orang lain atau
memberi stimulus yang merugikan dan menyakitkan melalui kata-kata atau
penolakan, ketiga kemarahan merupakan wujud emosi berupa dorongan
fisiologis sebagai tahap persiapan agresi, dan keempat permusuhan yaitu
perasaan ketidakadilan sebagai wujud dari proses berpikir (Pratiwi et al., 2019).
Menurut Bandura, perilaku agresif merupakan sesuatu yang dipelajari
dan bukannya perilaku yang dibawa individu sejak lahir. Perilaku ini dipelajari
dari lingkungan sosial seperti interaksi dengan keluarga, rekan sebaya, dan
media massa melalui modeling. Menurut Rahayuningsih, perilaku agresif ini
dipengaruhi oleh banyak hal termasuk pola asuh orang tua. Sedangkan, menurut
Krahe perilaku agresi muncul pada individu dipengaruhi faktor kepribadian
yaitu kontrol diri, kerentanan emosional, pikiran kacau versus perempuan, harga
diri, iritabilitas, dan gaya atribusi permusuhan (Rahayu, 2018).
Susantyo (2011) menyatakan bahwa perilaku agresif sebagai luapan emosi
atas reaksi terhadap kegagalan yang dialami individu yang diluapkan dalam
bentuk perusakan terhadap orang atau benda dengan unsur kesengajaan yang
diekspresikan dengan verbal dan non verbal. Wiyani (2014) menyebutkan
perilaku agresif sebagai perbuatan yang baik disengaja maupun tidak disengaja
yang ditunjukkan untuk menyerang pihak lain, baik secara fisik maupun secara
verbal. Wiyani juga menyebutkan ada dua faktor penyebab individu berperilaku
agresif yaitu faktor biologis dan faktor lingkungan. Faktor biologis dibagi
menjadi faktor keturunan dan faktor bentuk atau anatomi tubuh. Faktor
lingkungan mencakup lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Anantasari (2006) menyebutkan ada enam ciri perilaku agresif, yaitu
perilaku menyerang, perilaku menyakiti atau merusak diri sendiri, orang lain,
atau objek-objek penggantinya; perilaku yang tidak diinginkan orang menjadi
sasarannya; perilaku yang melanggar norma sosial; sikap bermusuhan terhadap
orang lain; dan perilaku agresif yang dipelajari. Sedangkan, Hildayani membagi
perilaku agresif menjadi perilaku agresif tipe soliter, perilaku agresif yang
ditampilkan oleh anak secara individu. Pada tipe ini perilaku agresif dapat
berupa fisik maupun verbal. Kemudian ada perilaku agresif tipe grup, perilaku
agresif yang ditampilkan oleh ank secara berkelompok (Rahayu, 2018).
D. Kerangka Berpikir
POLA ASUH
AGRESIVITAS
ORANG TUA
Kerangka konseptual penelitian ini yaitu pola asuh orang tua memiliki
hubungan dengan agresivitas.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah terdapat perbedaan agresivitas ditinjau dari pola asuh
orang tua antara siswa kelas x dan kelas xi pada SMA X Kota Surabaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif non eksperimen
metode komparasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan
satu atau lebih variabel penelitian terhadap dua atau lebih kelompok subjek
penelitian (Jannah, 2018).
B. Lokasi Penelitian
Tempat yang menjadi lokasi penelitian adalah di SMA X Kota Surabaya
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2011:118) sampel merupakan bagian yang mewakili
jumlah dan karakteristik populasi untuk diteliti (Nur & Massang, 2016).
Sedangkan, Jannah (2016) menjelaskan sampel adalah bagian dari populasi
penelitian yang merepresentasikan karakteristik populasi dalam penelitian
(Jannah, 2018). Sampel dalam penelitian ini berjumlah X siswa dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling.
b. Variabel Terikat
Variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel ini memiliki banyak istilah, yaitu variabel dependen (melihat
pengaruh dari pemberian intervensi variabel bebas) dan variabel
kriteria(ketika variabel bebas berupa konstruk yang sudah melekat
pada diri subjek penelitian). Variabel terikat dapat dilambangkan
dengan huruf “Y” sehingga variabel terikat dalam penelitian ini
adalah agresivitas.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional ialah definisi dari variabel penelitian yang
berhubungan dengan standardisasi pengukuran dan pengumpulan data
dalam penelitian yang berkaitan dengan kelompok penelitian (Jannah, 2018).
a. Pola Asuh
Pola asuh merupakan sikap dan tingkah laku orang tua dalam
berinteraksi dengan anak-anaknya untuk memelihara untuk
menciptakan ikatan diantara orang tua dan anak. Dimana pola asuh
dibagi menjadi beberapa tipe yaitu authoritative, authoritarian,
permissive, dan neglected.
b. Agresivitas
Agresivitas adalah tindakan yang ditujukan kepada orang lain
secara sengaja yang bertujuan untuk menyakiti orang tersebut dimana
orang yang menjadi korban tidak ingin disakiti. Agresi sendiri dibagi
menjadi verbal dan non verbal yang mana perilaku ini dapat dipelajari
di lingkungan (modeling).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan Skala
Guttman dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Jannah (2018), reliabilitas ialah derajat kepercayaan dari hasil
penelitian yang diperoleh yang dipastikan reliable. Uji reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas metode single-trial.
Lenne, R. L., Joyal-Desmarais, K., Jones, R. E., Huelsnitz, C. O., Panos, M. E., Auster-
Gussman, L. A., Johnson, W. F., Rothman, A. J., & Simpson, J. A. (2019). Parenting
styles moderate how parent and adolescent beliefs shape each other’s eating and
physical activity: Dyadic evidence from a cross-sectional, U.S. National Survey.
Journal of Experimental Social Psychology, 81(December 2017), 76–84.
https://doi.org/10.1016/j.jesp.2018.06.003
Mahamud, S. B., & Fong, J. Y. (2018). Parenting Styles as the Factor that Encourage
Sharing Behavior among Preschoolers. International Journal of Academic Research in
Business and Social Sciences, 8(9), 1999–2007. https://doi.org/10.6007/ijarbss/v8-
i9/4878
Nur, A. S., & Massang, B. (2016). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua, Konsep Diri, Dan
Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Ix Smp
Negeri Di Kota Merauke. Suska Journal of Mathematics Education, 2(2), 89.
https://doi.org/10.24014/sjme.v2i2.2067
Pelealu, A. C., Rompas, S., & Bataha, Y. (2019). Pola asuh orang tua dengan temperamen
remaja. Jurnal Keperawatan (JKp), 7(November), 1–7.
Pratiwi, D. F., Hafidah, R., & Pudyaningtyas, A. R. (2019). Authoritarian Parenting Style
With Aggressive Behavior of 5-6 Years Old. Early Childhood Education and
Development Journal, 1(1), 30. https://doi.org/10.20961/ecedj.v1i1.34326
Rahayu, L. P. (2018). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Kontrol Diri Terhadap
Perilaku Agresif Pada Remaja Smp Negeri 27 Samarinda. Psikoborneo, 6(2), 317–329.
http://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2018/08/JURNAL LEILLY (08-28-18-09-44-52).pdf
Saltalı, N. D., & İmir, H. M. (2018). Parenting Styles as a Predictor of the Preschool
Children ’ s Social Behaviours. Participatory Educational Research (PER), 5(2), 18–37.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17275/per.18.10.5.2 Parenting
Setiarani, S., & Suchyadi, Y. (2018). POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK
TUNA NETRA BERPRESTASI USIA SEKOLAH DASAR. 01(September), 15–18.
http://journal.unpak.ac.id/index.php/jppguseda
Shyny, T. Y. A., & Velayudhan. (2018). A correlative study between Parenting Style
Dimension Questionnaire and Newly constructed Parenting Style Four Factor
Questionnaire. International Journal of Social Science and Humanities Research, 6(3), 18–
28. www.scientificrc.com
Suteja, J., & Yusriah. (2017). Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan
Sosial-Emosional Anak. AWLADY : Jurnal Pendidikan Anak, 3(1), 1–13.
https://doi.org/10.24235/awlady.v3i1.1331
Wulandari, S., Marhojan, M., & Ahmad, R. (2018). Relationship Perception of Parenting
and Peer Social Support with Prosocial Behavior. International Journal of Reasearch in
Counseling and Education, 2(1), 45–51. https://doi.org/10.24036/0090za0002