Anda di halaman 1dari 14

PERBEDAAN AGRESIVITAS DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG

TUA ANTARA SISWA KELAS X DAN KELAS XI PADA SMA X KOTA


SURABAYA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh
RAVIIKA WIDYASARI WOWOR
18010664030

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keluarga adalah pilar utama dari setiap perkembangan anak. Setiap


interaksi dan kualitas hubungan antara orang tua dan anak membantu anak
untuk proses sosialisasi dan akulturasi di masyarakat (Kilonzo, 2017). Anak yang
sudah berkembang dan memasuki masa remaja akan lebih rentan dimana masa
ini anak akan mencari jati dirinya dan mencoba hal-hal baru yang dimana jika
tidak sesuai dengan yang diharapkan dapat mengarah ke perilaku-perilaku
negative (Rahayu, 2018). Masa remaja adalah masa transisi dari usia 12-21 tahun.
Rentang usia remaja dibagi menjadi tiga yaitu masa remaja awal 12-15 tahun,
masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun
(Supandi et al., 2019). Pola asuh orang tua menjadi salah satu penyebab yang
mengarahkan anak pada perilaku anti-sosial. Tipe pola asuh orang tua yang
diberikan kepada anaknya dipengaruhi oleh pengalaman pribadi orang tua saat
sebagai anak, persepsi orang tua, kepercayaan popular, dan status sosial
ekonomi seseorang. Faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku anti-sosial
yaitu agresi fisik, agresi verbal, dan melanggar aturan. Banyak studi penelitian
menyebutkan bahwa pola asuh orang tua memiliki hubungan yang positif
dengan perilaku anti-sosial anak, pola asuh otoriter memiliki hubungan yang
signifikan dengan agresi fisik dan sosial. Pola asuh permisif juga berkorelasi
dengan perilaku anti-sosial yaitu agresi fisik dan melanggar aturan dimana
orang tua yang menerapkan pola asuh ini memiliki kemungkinan lebih besar
anak akan memiliki perilaku anti-sosial daripada pola asuh otoriter atau
otoritatif (Kiran et al., 2019).

Dalam jurnal The Impact Of Parenting Styles On Personality Dimensions Of


Adolescents In Public Secondary Schools: A Case Of Mombasa County, Kenya (2019)
menyebutkan ada sembilan gaya pengasuhan yang disarankan oleh Baumrind
(2009) yaitu berwibawa, menuntut, tradisional, otoriter, tidak berdiferensiasi,
demokratis, permisif, tidak diarahkan, dan mengabaikan-pengabaian. Namun,
studi saat ini telah menemukan bahwa gaya pengasuhan sering diadaptasi oleh
dua variabel utama yang diidentifikasi oleh Baumrind (2009) yang berpusat
pada gaya pengasuhan dan hasil anak. Buss dan Perry (Pratiwi et al., 2019)
menjelaskan ada empat dimensi agresi yang dapat digunakan untuk melihat
jenis perilaku agresi. Pertama, agresi fisik yang cenderung menyerang secara
fisik sebagai ekspersi kemarahan. Kedua, agresi verbal yang cenderung
menyerang atau menstimulus orang lain melalui kata-kata atau penolakan yang
menyakitkan. Ketiga, kemarahan yaitu wujud emosi sebagai tahap persiapan
agresi. Terakhir, keempat yaitu permusuhan merupakan perasaan ketidakadilan
sebagai wujud dari proses berpikir. Pratiwi & Rahma (2019) dalam penelitiannya
juga menyebutkan bahwa jenis kelamin mempengaruhi perilaku agresif anak,
dimana anak laki-laki memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk
melakukan perilaku agresif daripada anak perempuan. Hane, Cheah, Rubin, &
Fox (2008) mengatakan selain perilaku agresif dan pro-sosial, faktor orang tua
dapat menjadi alasan perilaku terhambat anak secara sosial (Saltalı & İmir, 2018).
Sehingga, faktor orang tua menjadi peran pertama anak berkembang sebelum
dapat berkompetensi dengan baik di lingkungannya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada perbedaan agresivitas ditinjau
dari pola asuh orang tua antara siswa kelas x dan kelas xi pada SMA Kota X
Surabaya?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan agresivitas ditinjau dari pola asuh orang tua antara
siswa kelas x dan kelas xi pada SMA Kota X Surabaya.

D. Manfaat Hasil Penelitian


1. Untuk mendukung teori-teori yang sudah ada sebelumnya terkait pola asuh
orang tua dan agresivitas remaja.
2. Dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk perbedaan agresivitas dari pola
asuh orang tua pada remaja.
3. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan berdasar pengalaman yang
dijumpai peneliti.

E. Batasan Penelitian
1. Penelitian ini mengungkap perbedaan agresivitas ditinjau dari pola asuh
orang tua antara siswa kelas x dan kelas xi pada SMA X Kota Surabaya
2. Tempat penelitian terletak di SMA X Kota Surabaya
3. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas x dan kelas xi SMA X Kota
Surabaya

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Asuh
Pola asuh adalah sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-
anaknya, dimana sikap ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan,
hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya dan cara
orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya (Hargiyati
et al., 2016). Menurut Sri Lestari (2013) pola asuh orang tua yaitu serangkaian
sikap orang tua kepada anak untuk menciptakan iklim emosi yang meliputi
interaksi orang tua dan anak. Havighurst dalam Baswedan (2015) menyatakan
bahwa pola asuh orang tua adalah cara-cara pengaturan tingkah laku anak oleh
orang tua sebagau perwujudan dari tanggung jawabnya dalam pembentukan
kedewasaan diri anak. Sugihartono dkk. (2007) menyebutkan bahwa pola asuh
ialah pola perilaku pada anak yang diterapkan konsisten dari waktu ke waktu.
Pola asuh dapat memberi perlindungan, mendidik anak dalam kehidupan
sehari-hari, dimana pola asuh yang diterapkan tiap orang tua berbeda dengan
keluarga lainnya. Pola asuh orang tua memberikan pengaturan tingkah laku
kepada anak sebagai wujud dari tanggung jawab dengan cara memberi
peraturan, menunjukkan kekuasaan serta memberikan perhatian dan tanggap
terhadap keinginan anak (Suteja & Yusriah, 2017).
Menurut Alfiana (Setiarani & Suchyadi, 2018) pola asuh adalah sebagai
model memelihara dan mendidik anak. Pola asuh orang tua yaitu kebiasaan
yang dilakukan oleh ayah dan ibu dan diterapkan kepada anak dalam
perkembangannya, dimana alangkah baiknya pola asuh yang diberikan kepada
anak disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak (Setiarani & Suchyadi,
2018). Pola asuh merupakan cara keluarga dalam membentuk perilaku anak
sesuai dengan norma dan nilai dalam kehidupan bermasyarakat (Pelealu et al.,
2019). Baumrind (dalam Santrock, 2007) mengemukakan bahwa mengasuh anak
adalah sikap orang tua terhadap anak-anak mereka, dengan mengembangkan
peraturan dan mencurahkan kasih sayang kepada anak-anak mereka (Wulandari
et al., 2018). Banyak penelitian mengikuti tiga gaya pengasuhan yang awalnya
diusulkan oleh Baumrind yaitu pola asuh otoritatif, pola asuh otoriter dan pola
asuh permisif, meskipun pada tahun 1971, Baumrind menambahkan pola asuh
yang lalai (Shyny & Velayudhan, 2018).
Fathi (2010) dalam jurnal Pola Asuh Orang Tua Dengan Temperamen Remaja
oleh (Pelealu et al., 2019) menyatakan orang tua yang menerapkan pola asuh
demokratis lebih mendukung perkembangan anak terutama dalam kemandirian
dan tanggung jawab. Orang tua permisif mengakibatkan anak kurang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar rumah. Orang tua yang otoriter
cenderung merugikan karena kurang bertanggung jawab dan agresif.
Dimensi table dalam Parenting Styles as the Factor that Encourage Sharing
Behavior among Preschoolers (Mahamud & Fong, 2018).
Berdasarkan jurnal “Parenting styles moderate how parent and adolescent
beliefs shape each other's eating and physical activity: Dyadic evidence from a
cross-sectional, U.S. National Survey” ada berbagai tipe pola pengasuhan dari
Baumrind (1966) dan lainnya (Maccoby, 1992; Maccoby & Martin, 1983) yaitu
tipologi pengasuhan berdasarkan kombinasi dua sifat: tuntutan dan responsive.
Orang tua yang otoritatif (mereka yang sangat menuntut dan sangat responsif)
cenderung memiliki harapan yang tinggi tetapi masuk akal untuk anak-anak
mereka, menghormati pendapat mereka, ingin tahu tentang masalah mereka,
dan mengungkapkan kehangatan kepada anak-anak mereka. Orang tua yang
permisif (mereka yang tidak terlalu menuntut dan sangat responsif) menaruh
harapan yang lebih sedikit pada anak-anak mereka, tetapi tetap menunjukkan
rasa hormat, peduli, dan berperilaku hangat terhadap mereka. Orang tua yang
otoriter (mereka yang menuntut banyak dan responsif rendah) menetapkan
aturan ketat untuk anak-anak mereka dan mengharapkan mereka untuk diikuti
tanpa pertanyaan, menolak untuk mempertimbangkan perspektif dan keinginan
anak-anak mereka. Orang tua yang tidak terlibat (mereka yang rendah dalam
menuntut dan responsif) sering tidak menyadari atau tidak peduli dengan
kebutuhan atau pendapat anak-anak mereka, dan memegang harapan minimal
untuk anak-anak mereka (Lenne et al., 2019).

B. Agresivitas
Perilaku negative banyak macamnya, perilaku agresif menjadi salah
satunya. Perilaku agresif ialah suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja
pada individu lain sehingga menyebabkan sakit fisik dan psikis pada individu
lain (Restu & Yusri, 2013; Rahayu, 2018). Perilaku ini dapat terjadi dimana saja
yang dapat berupa kekerasan secara fisik (memukul, menendang, menampar,
dan lainnya yang berhubungan dengan fisik), dapat juga berupa kekerasan
secara verbal seperti memaki, mengejek, menghina, dan lain-lain. Menurut Buss
dan Perry (1992), terdapat empat dimensi agresi untuk melihat jenis perilaku
agresif, sebagai berikut: pertama agresi fisik merupakan kecenderungan
individu untuk melakukan serangan secara fisik sebagai ekspresi kemarahan,
kedua agresi verbal yaitu kecenderungan untuk menyerang orang lain atau
memberi stimulus yang merugikan dan menyakitkan melalui kata-kata atau
penolakan, ketiga kemarahan merupakan wujud emosi berupa dorongan
fisiologis sebagai tahap persiapan agresi, dan keempat permusuhan yaitu
perasaan ketidakadilan sebagai wujud dari proses berpikir (Pratiwi et al., 2019).
Menurut Bandura, perilaku agresif merupakan sesuatu yang dipelajari
dan bukannya perilaku yang dibawa individu sejak lahir. Perilaku ini dipelajari
dari lingkungan sosial seperti interaksi dengan keluarga, rekan sebaya, dan
media massa melalui modeling. Menurut Rahayuningsih, perilaku agresif ini
dipengaruhi oleh banyak hal termasuk pola asuh orang tua. Sedangkan, menurut
Krahe perilaku agresi muncul pada individu dipengaruhi faktor kepribadian
yaitu kontrol diri, kerentanan emosional, pikiran kacau versus perempuan, harga
diri, iritabilitas, dan gaya atribusi permusuhan (Rahayu, 2018).
Susantyo (2011) menyatakan bahwa perilaku agresif sebagai luapan emosi
atas reaksi terhadap kegagalan yang dialami individu yang diluapkan dalam
bentuk perusakan terhadap orang atau benda dengan unsur kesengajaan yang
diekspresikan dengan verbal dan non verbal. Wiyani (2014) menyebutkan
perilaku agresif sebagai perbuatan yang baik disengaja maupun tidak disengaja
yang ditunjukkan untuk menyerang pihak lain, baik secara fisik maupun secara
verbal. Wiyani juga menyebutkan ada dua faktor penyebab individu berperilaku
agresif yaitu faktor biologis dan faktor lingkungan. Faktor biologis dibagi
menjadi faktor keturunan dan faktor bentuk atau anatomi tubuh. Faktor
lingkungan mencakup lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Anantasari (2006) menyebutkan ada enam ciri perilaku agresif, yaitu
perilaku menyerang, perilaku menyakiti atau merusak diri sendiri, orang lain,
atau objek-objek penggantinya; perilaku yang tidak diinginkan orang menjadi
sasarannya; perilaku yang melanggar norma sosial; sikap bermusuhan terhadap
orang lain; dan perilaku agresif yang dipelajari. Sedangkan, Hildayani membagi
perilaku agresif menjadi perilaku agresif tipe soliter, perilaku agresif yang
ditampilkan oleh anak secara individu. Pada tipe ini perilaku agresif dapat
berupa fisik maupun verbal. Kemudian ada perilaku agresif tipe grup, perilaku
agresif yang ditampilkan oleh ank secara berkelompok (Rahayu, 2018).

C. Penelitian yang Relevan


Dalam melakukan penelitian ini tentunya didukung dari sumber-sumber
ilmiah sepert buku, jurnal ilmiah, e-book, hasil penelitian, dan lain sebagainya.
Sumber-sumber ilmiah ini ada untuk membantu peniti dalam pemahaman dan
dapat sebagai acuan teori dalam melakukan penelitian ini.
1. International Journal of Education and Research, karya Kilonzo, (2017)
dengan judul “The Impact of Parenting Styles on Personality Dimensions of
Adolescents in Public Secondary Schools: A Case of Mombasa County,
Kenya”
Penelitian ini mengadaptasi desain survey deskriptif. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive dan stratified random sampling.
Populasi target yang diteliti adalah 6.440 siswa di sekolah menengah di
Kabupaten Mombasa, tetapi sampel 320 responden tercapai. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan jadwal wawancara.
Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif seperti
jumlah frekuensi dan persentase sementara dan disusun dalam tabel dan
gambar. Analisis data menggunakan SPSS. Studi ini mengungkapkan bahwa
gaya pengasuhan otoritatif menjelaskan 41% dimensi kepribadian positif,
sementara gaya pengasuhan yang memanjakan menjelaskan hanya 28,2%
dari sifat kepribadian positif di kalangan remaja di sekolah menengah. Oleh
karena itu, orang tua memainkan peran yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan anak-anak mereka karena mereka mempengaruhi self-
efficacy, harga diri, dan pengembangan identitas, yang terkait dengan
dimensi kepribadian siswa.
2. European Online Journal of Natural and Social Sciences, karya Kiran et al.,
(2019) dengan judul “Parenting Style and Anti-social Behavior: An
Exploratory Study of Secondary School Students”
Penelitian ini menggunakan studi korelasi dengan metode survey untuk
mengumpulkan data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
random sampling technique. Data dikumpulkan dari 190 siswa laki-laki (95
perkotaan dan 95 pedesaan) dan 200 siswa perempuan (100 perkotaan dan
100 pedesaan) dengan menggunakan dua kuesioner yaitu Parental Authority
Questionnaire (PAQ) dan Sub-Jenis Perilaku Antisosial Perilaku (STAB).
Analisis data menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada
korelasi signifikan yang ditemukan antara gaya pengasuhan otoritatif dan
perilaku antisosial siswa. Gaya pengasuhan yang otoriter dan permisif secara
signifikan berkorelasi dengan perilaku antisosial siswa. Untuk kesimpulan,
gaya pengasuhan otoriter dan permisif adalah kontributor utama untuk
mengarahkan siswa menuju perilaku antisosial.

3. Early Childhood Education and Development Journal, karya Pratiwi et al.,


(2019) dengan judul “Authoritarian Parenting Style With Aggressive
Behavior of 5-6 Years Old”
Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional dengan teknik
pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan 37 orang tua dan anak
usia 5-6 tahun. Pengumpulan data menggunakan kuisioner, sedangkan skala
yang digunakan untuk mengukur pola asuh orang tua menggunakan
Parenting Practices Questionnaire yang terdiri dari 20 item. Skala untuk
mengukur perilaku agresif menggunakan kuisioner dari Buss dan Perry
(1992) yang terdiri dari 27 item. Teknik analisis item kuesioner menggunakan
rumus corrected item-total correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh otoriter dengan perilaku
agresif anak dengan nilai r = 0,996 dengan p = 0,000 dengan bantuan SPSS 16
for windows. Nilai tersebut menunjukkan hasil yang positif yang berarti
semakin tinggi pola asuh otoriter maka semakin tinggi pula perilaku agresif
anak.
4. Jurnal PSIKOBORNEO, karya Rahayu, (2018) dengan judul “Pengaruh Pola
Asuh Orang Tua Dan Kontrol Diri Terhadap Perilaku Agresif Pada Remaja
SMP Negeri 27 Samarinda”
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian adalah Skala Likert. Teknik pengambilan sampel
adalah purposive sampling dengan sampel berjumlah 90 orang. Data yang
dikumpulkan dianalisis dengan analisis regresi linier berganda dengan Paket
Statistik untuk Ilmu Sosial (SPSS) 20.0 untuk windows. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pola asuh orang tua tidak berpengaruh terhadap
perilaku agresif pada remaja SMP Negeri 27 Samarinda dibuktikan dengan
nilai beta = 0.070, nilai t = 0.684 dimana t hitung < t tabel (1.987), dan nilai p =
0.496 > 0.05. Kesimpulannya tidak terdapat pengaruh antara pola asuh orang
tua terhadap perilaku agresif pada remaja SMP Negeri 27 Samarinda,
terdapat pengaruh kontrol diri terhadap perilaku agresif pada remaja SMP
Negeri 27 Samarinda, dan terdapat pengaruh pola asuh orang tua dan
kontrol diri terhadap perilaku agresif pada remaja SMP Negeri 27 Samarinda.
5. Participatory Educational Research (PER), karya Saltalı & İmir, (2018) dengan
judul “Parenting Styles as a Predictor of the Preschool Children’s Social
Behaviours”
Studi ini menggunakan model survey relasional. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini ada Child Rearing Questionnaire dan Teacher Assessment of
Social Behavior Scale. Penelitian ini dilakukan dalam 60-72 bulan, 276 anak-
anak yang menghadiri prasekolah di Konya, Turki. Menurut hasil penelitian,
perilaku sosial anak-anak (agresif, prososial dan pemalu / ditarik) dapat
diprediksi secara signifikan oleh penalaran induktif, kehangatan dan gaya
menghukum orang tua terhadap anak-anak. Selain itu, skor agresi anak laki-
laki ditemukan secara signifikan lebih tinggi daripada skor rasa malu
perempuan dan perempuan ditemukan secara signifikan lebih tinggi
daripada anak laki-laki.

D. Kerangka Berpikir

POLA ASUH
AGRESIVITAS
ORANG TUA
Kerangka konseptual penelitian ini yaitu pola asuh orang tua memiliki
hubungan dengan agresivitas.

E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah terdapat perbedaan agresivitas ditinjau dari pola asuh
orang tua antara siswa kelas x dan kelas xi pada SMA X Kota Surabaya.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif non eksperimen
metode komparasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan
satu atau lebih variabel penelitian terhadap dua atau lebih kelompok subjek
penelitian (Jannah, 2018).
B. Lokasi Penelitian
Tempat yang menjadi lokasi penelitian adalah di SMA X Kota Surabaya

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2017) adalah wilayah generalisasi
(sekelompok individu yang memiliki karakteristik serupa dengan yang
ditetapkan oleh peneliti) dari hasil penelitian yang dilakukan (Jannah, 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas x dan kelas xi SMA
X Kota Surabaya yang berjumlah X siswa.

2. Sampel
Menurut Sugiyono (2011:118) sampel merupakan bagian yang mewakili
jumlah dan karakteristik populasi untuk diteliti (Nur & Massang, 2016).
Sedangkan, Jannah (2016) menjelaskan sampel adalah bagian dari populasi
penelitian yang merepresentasikan karakteristik populasi dalam penelitian
(Jannah, 2018). Sampel dalam penelitian ini berjumlah X siswa dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling.

D. Variabel dan Definisi Operasional


1. Variabel
Menurut Jannah (2018), variabel penelitian adalah konstruk yang
memiliki nilai tertentu yang bervariasi yang kemudian dianalisis secara
statistic dalam penelitian kuantitiatif (Jannah, 2018). Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas
Variabel yang memliki pengaruh terhadap variabel terikat yang
dapat berupa intervensi (variabel independen) yang diberikan kepada
subjek penelitian atau dapat berupa konstruk-konstruk tertentu
(variabel predictor). Variabel bebas dapat dilambangkan dengan huruf
“X” sehingga variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola asuh.

b. Variabel Terikat
Variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel ini memiliki banyak istilah, yaitu variabel dependen (melihat
pengaruh dari pemberian intervensi variabel bebas) dan variabel
kriteria(ketika variabel bebas berupa konstruk yang sudah melekat
pada diri subjek penelitian). Variabel terikat dapat dilambangkan
dengan huruf “Y” sehingga variabel terikat dalam penelitian ini
adalah agresivitas.

2. Definisi Operasional
Definisi operasional ialah definisi dari variabel penelitian yang
berhubungan dengan standardisasi pengukuran dan pengumpulan data
dalam penelitian yang berkaitan dengan kelompok penelitian (Jannah, 2018).
a. Pola Asuh
Pola asuh merupakan sikap dan tingkah laku orang tua dalam
berinteraksi dengan anak-anaknya untuk memelihara untuk
menciptakan ikatan diantara orang tua dan anak. Dimana pola asuh
dibagi menjadi beberapa tipe yaitu authoritative, authoritarian,
permissive, dan neglected.
b. Agresivitas
Agresivitas adalah tindakan yang ditujukan kepada orang lain
secara sengaja yang bertujuan untuk menyakiti orang tersebut dimana
orang yang menjadi korban tidak ingin disakiti. Agresi sendiri dibagi
menjadi verbal dan non verbal yang mana perilaku ini dapat dipelajari
di lingkungan (modeling).

E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan Skala
Guttman dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik pengumpulan data dengan Skala Guttman yang mana hasil dari data
yang diperoleh dari subjek penelitian akan di scoring oleh peneliti lebih lanjut.

G. Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Menurut Jannah (2018), validitas berarti derajat kesahihan hasil suatu
penelitian yang telah dilakukan. Uji validitas yang digunakan dalam
penelitian ini ialah validitas muka.

2. Uji Reliabilitas
Menurut Jannah (2018), reliabilitas ialah derajat kepercayaan dari hasil
penelitian yang diperoleh yang dipastikan reliable. Uji reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas metode single-trial.

H. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS 20.0 for windows.
DAFTAR PUSTAKA
Hargiyati, I. A., Hayati, S., & Maidartati. (2016). Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja
Usia (15-18) TAHUN DI SMA X KABUPATEN BANDUNG. Jurnal Ilmu
Keperawatan, IV(2), 3. http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

Jannah, M. (2018). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi. UNESA


UNIVERSITY PRESS.

Kilonzo, P. M. (2017). the Impact of Parenting Styles on Personality Dimensions of


Adolescents in Public Secondary Schools: a Case of Mombasa County, Kenya.
International Journal of Education and Research, 5(7), 263–276.
Kiran, U., Tahir, M., Farooqi, K., & Ahmed, S. (2019). Parenting Style and Anti-social
Behavior : An Exploratory Study of Secondary School Students. European Online
Journal of Natural and Social Sciences 2019, 8(2), 294–308. www.european-science.com

Lenne, R. L., Joyal-Desmarais, K., Jones, R. E., Huelsnitz, C. O., Panos, M. E., Auster-
Gussman, L. A., Johnson, W. F., Rothman, A. J., & Simpson, J. A. (2019). Parenting
styles moderate how parent and adolescent beliefs shape each other’s eating and
physical activity: Dyadic evidence from a cross-sectional, U.S. National Survey.
Journal of Experimental Social Psychology, 81(December 2017), 76–84.
https://doi.org/10.1016/j.jesp.2018.06.003

Mahamud, S. B., & Fong, J. Y. (2018). Parenting Styles as the Factor that Encourage
Sharing Behavior among Preschoolers. International Journal of Academic Research in
Business and Social Sciences, 8(9), 1999–2007. https://doi.org/10.6007/ijarbss/v8-
i9/4878

Nur, A. S., & Massang, B. (2016). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua, Konsep Diri, Dan
Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Ix Smp
Negeri Di Kota Merauke. Suska Journal of Mathematics Education, 2(2), 89.
https://doi.org/10.24014/sjme.v2i2.2067

Pelealu, A. C., Rompas, S., & Bataha, Y. (2019). Pola asuh orang tua dengan temperamen
remaja. Jurnal Keperawatan (JKp), 7(November), 1–7.

Pratiwi, D. F., Hafidah, R., & Pudyaningtyas, A. R. (2019). Authoritarian Parenting Style
With Aggressive Behavior of 5-6 Years Old. Early Childhood Education and
Development Journal, 1(1), 30. https://doi.org/10.20961/ecedj.v1i1.34326

Rahayu, L. P. (2018). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Kontrol Diri Terhadap
Perilaku Agresif Pada Remaja Smp Negeri 27 Samarinda. Psikoborneo, 6(2), 317–329.
http://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2018/08/JURNAL LEILLY (08-28-18-09-44-52).pdf

Saltalı, N. D., & İmir, H. M. (2018). Parenting Styles as a Predictor of the Preschool
Children ’ s Social Behaviours. Participatory Educational Research (PER), 5(2), 18–37.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17275/per.18.10.5.2 Parenting

Setiarani, S., & Suchyadi, Y. (2018). POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK
TUNA NETRA BERPRESTASI USIA SEKOLAH DASAR. 01(September), 15–18.
http://journal.unpak.ac.id/index.php/jppguseda

Shyny, T. Y. A., & Velayudhan. (2018). A correlative study between Parenting Style
Dimension Questionnaire and Newly constructed Parenting Style Four Factor
Questionnaire. International Journal of Social Science and Humanities Research, 6(3), 18–
28. www.scientificrc.com

Suteja, J., & Yusriah. (2017). Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan
Sosial-Emosional Anak. AWLADY : Jurnal Pendidikan Anak, 3(1), 1–13.
https://doi.org/10.24235/awlady.v3i1.1331

Wulandari, S., Marhojan, M., & Ahmad, R. (2018). Relationship Perception of Parenting
and Peer Social Support with Prosocial Behavior. International Journal of Reasearch in
Counseling and Education, 2(1), 45–51. https://doi.org/10.24036/0090za0002

Anda mungkin juga menyukai