Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANTARA STRESS DENGAN PROKRASTINASI

AKADEMIK PADA MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Proposal Penelitian

QANSANYA HADIE ‘AINA


18010664105

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mencetak sumber daya manusia yang
unggul dan berkualitas. SDM yang berkualitas nanti akan menghadapi persaingan global
yang ketat dan menuntut pentingnya penggunaan waktu. Mahasiswa yang merupakan
bagian dari SDM unggul tersebut dipandang sebagai sosok yang memiliki kapasitas
intelektual tinggi. Akan tetapi karena ketidakmampuan beberapa mahasiswa dalam
menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya menyebabkan masa studi yang seharusnya
bisa diselesaikan dalam waktu empat tahun terpaksa harus diperpanjang hingga tujuh
tahun atau lebih.
Skripsi merupakan tugas akhir yang harus dikerjakan oleh mahasiswa yang
mengambil pendidikan di jenjang strata satu. Normalnya, skripsi harus selesai dalam
waktu yang sudah ditentukan oleh pihak universitas. Namun dalam prakteknya, seringkali
pengerjaan skripsi molor atau terlambat dan tidak sesuai deadline yang sudah ditetapkan.
Keterlambatan ini disebabkan oleh berbagai macam faktor antara lain self efficacy dan
self-control(Fajarwati, 2015). Kedua faktor ini dapat ditingkatkan dengan self-regulated
learning training yang menurut Sarajar dalam penelitiannya mampu menurunkan
prokrastinasi(Sarajar, 2016). Penelitian lain menyebutkan bahwa Mahasiswa yang
memiliki self-control rendah, namun tidak memiliki kebiasaan menunda-nunda
pengerjaan tugas memiliki kemungkinan besar untuk tidak menunda-nunda pengerjaan
skripsi pula(Ursia et al., 2013). Self-efficacy sendiri hanya menyumbang sebesar 23,9%
dalam prokrastinasi akademik yang artinya 76,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
lain. (Hapsari, 2016).Ciri-ciri prokrastinasi akademik dalam penyelesaian skripsi yakni
penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi, keterlambatan
mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan
aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Selain hal tersebut, faktor-faktor prokrastinasi akademik dalam penyelsaian skripsi turut
mempengaruhi seperti faktor internal dan faktor eksternal.(Wulan & Abdullah, 2014)
Selain self regulated learning yang disinyalir mampu menurunkan tingkat
prokrastinasi, dukungan sosial orang tua juga berperan yang mana semakin tinggi
dukungan spsial orang tua maka semakin rendah prokrastinasi akademik dalam
mengerjakan skripsi, sebaliknya semakin rendah dukungan sosial orang tua maka
semakin tinggi prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi(Safitri, 2018).
Penelitian lain menambahkan bahwa faktor eksternal lebih mempengaruhi perilaku
prokrastinasi penyelesaian skripsi. Sub faktor yang paling menyebabkan perilaku
prokrastinasi penyelesaian skripsi dari faktor eksternal adalah kontrol lingkungan rendah,
disusul banyak tugas, kurang informasi tentang tugas, kurang tersedia alat, dan
kemampuan yang dimiliki diragukan orang. (Kuswandi, 2009)
Hal tersebut di atas sejurus dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz (Aziz &
Raharjo, 2013) yakni faktor-faktor penyebab prokrastinasi antara lain Anxiety, Time
Disorganization, Poor Task Approach, Stress and Fatigu juga faktor prokrastinasi
akademik sekunder yang terdiri dari Low Discomfort Tolerance and Pleasure Seeking,
Self-Depreciation, Environmental Disorganization dan Lack of Assertion. Tatan juga
memaparkan temuan yang sama mengenai 3 faktor dominan yang menyebabkan
mahasiswa menunda menyelesaikan skripsi 1) 83,8% mahasiswa memiliki keterbatasan
dalam pemahaman tentang membuat skripsi, 2) 82,6% mahasiswa memiliki keterbatasan
pemahaman tentang metode penelitian, dan 3) 76,3^ mahasiswa memiliki keterbatasan
tentang mata kuliah seminar pra skripsi. (Mutakien, 2015)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, penelitian ini berusaha
untuk menjawab pertanyaan : Bagaimana hubungan antara stress dengan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa jurusan psikologi Universitas Negeri Surabaya?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stress dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa jurusan psikologi Universitas Negeri
Surabaya.

D. Manfaat Hasil Penelitian


1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi psikologi khususnya
mengenai hubungan stress dengan prokrastinasi akademik
b. Penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti lain untuk memberikan
masukan khususnya mereka yang akan meneliti lebih lanjut mengenai
prokrastinasi akademik
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan bagi pembaca dan
masyarakat mengenai pengaruh prokrastinasi terhadap efektivitas pengerjaan
skripsi pada mahasiswa
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa
mengenai pentingnya menghindari prokrastinasi

E. Asumsi Penelitian
Terdapat beberapa asumsi dasar dalam penelitian ini yaitu:
1. Tingkat prokrastinasi yang dimiliki setiap individu berbeda-beda
2. Tingkat prokrastinasi dapat diukur menggunakan skala
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis
1. Pengertian Prokrastinasi
Menurut Rothblum, Solomon, dan Mukarami dalam (Afriyeni, 2015) definisi
prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan dari (a) selalu atau hampir
selalu menunda mengerjakan tugas akademik, dan (b) selalu dan hampir selalu
mengalami masalah kecemasan yang berhubungan dengan penundaan ini. Tugas-
tugas akademik tersebut diantaranya adalah tugas menulis, membaca, belajar
menghadapi ujian, menghadiri pertemuan (belajar di sekolah), tugas administratir,
dan kinerja akademik secara keseluruhan.
2. Pengertian Stress
Secara garis besar ada empat pandangan mengenai stres, yaitu: stres merupakan
stimulus, stres merupakan respon, stres merupakan interaksi antara individu dengan
lingkungan, dan stress sebagai hubungan antara individu dengan stressor.
(Musradinur, 2016)
a. Stres Sebagai Stimulus
Menurut konsepsi ini stres merupakan stimulus yang ada dalam lingkungan
(environment). Individu mengalami stres bila dirinya menjadi bagian dari
lingkungan tersebut. Dalam konsep ini stres merupakan variable bebas
sedangkan individu merupakan variabel terikat.
b. Stres Sebagai Respon
Konsepsi kedua mengenai stres menyatakan bahwa stress merupakan respon
atau reaksi individu terhadap stressor. Dalam konteks ini stress merupakan
variable tergantung (dependen variable) sedangkan stressor merupakan
variable bebas atau independent variable.
Respon individu terhadap stressor memiliki dua komponen, yaitu: komponen
psikologis, misalnya terkejut, cemas, malu, panik, nerveus, dst. dan komponen
fisiologis, misalnya denyut nadi menjadi lebih cepat, perut mual, mulut kering,
banyak keluar keringat dst. respon- repon psikologis dan fisiologis terhadap
stressor disebut strain atau ketegangan
c. Stres Sebagai Interaksi antara Individu dengan Lingkungan
Menurut pandangan ketiga, stress sebagai suatu proses yang meliputi stressor
dan strain dengan menambahkan dimensi hubungan antara individu dengan
lingkungan. Interaksi antara manusia dan lingkungan yang saling
mempengaruhi disebut sebagai hubungan transaksional. Dalam konteks stres
sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan, stres tidak dipandang
sebagai stimulus maupun sebagai respon saja, tetapi juga suatu proses di mana
individu juga merupakan pengantara (agent) yang aktif, yang dapat
mempengaruhi stressor melalui strategi perilaku kognitif dan emosional.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz (Aziz & Raharjo, 2013) yakni faktor-
faktor penyebab prokrastinasi antara lain Anxiety, Time Disorganization, Poor Task
Approach, Stress and Fatigu juga faktor prokrastinasi akademik sekunder yang
terdiri dari Low Discomfort Tolerance and Pleasure Seeking, Self-Depreciation,
Environmental Disorganization dan Lack of Assertion. Tatan juga memaparkan
temuan yang sama mengenai 3 faktor dominan yang menyebabkan mahasiswa
menunda menyelesaikan skripsi 1) 83,8% mahasiswa memiliki keterbatasan dalam
pemahaman tentang membuat skripsi, 2) 82,6% mahasiswa memiliki keterbatasan
pemahaman tentang metode penelitian, dan 3) 76,3^ mahasiswa memiliki
keterbatasan tentang mata kuliah seminar pra skripsi. (Mutakien, 2015)

C. Hipotesis

Ho : Prokrastinasi tidak berpengaruh terhadap efektivitas pengerjaan skripsi


Ha : Prokrastinasi berpengaruh terhadap efektivitas pengerjaan skripsi
BAB III
Metode Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi.
Penelitian korelasi menurut Jannah merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan atau korelasi antara dua variabel atau lebih variabel
penelitian(Jannah, 2018)

B. Variabel dan Definisi Operasional


Menurut Jannah, variabel penelitian adalah konstruk yang memiliki nilai tertentu
dimana nilai ini yang dianalisis secara statistik dalam suatu penelitian (Jannah, 2018).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable)
dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi variabel dalam penelitian ini
adalah :
a. Vatiabel Terikat (dependent variable)
Menurut jannah Variable terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
keberadaan variabel bebas (Jannah, 2018). Variabel terikat dapat dilambangkan
dengan huruf “Y”. variabel terikat dalam penelitian ini adalah prokrastinasi
akademik(Y).

b. Variabel Bebas (independent variable)

Menurut Jannah Variabel bebas merupakan variabel yang secara teoritis memiliki
pengaruh terhadap perubahan variabel (Jannah, 2018). Varibel bebas dapat
dilambangkan dengan huruf “X”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah stress
(X).

C. Definisi Operasional
Menurut Nurastuti definisi operasional variabel adalah istilah variabel yang harus
mempunyai sebuah rujukan empiris yang dapat diukur, dihitung, logis dan dinyatakan
dalam kriteria operasi yang dapat diuji khusus. Definisi variabel penelitian harus
dirumuskan untuk menghindaari kesalahan dalam mengumpulan data. Definisi
operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah :
a. Prokrastinasi akademik
Prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan dari (a) selalu atau hampir
selalu menunda mengerjakan tugas akademik, dan (b) selalu dan hampir selalu
mengalami masalah kecemasan yang berhubungan dengan penundaan ini. Tugas-
tugas akademik tersebut diantaranya adalah tugas menulis, membaca, belajar
menghadapi ujian, menghadiri pertemuan (belajar di sekolah), tugas administratir,
dan kinerja akademik secara keseluruhan..
b. Stress
Stress adalah sebuah kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
pikiran, dan kondisi seseorang, dan merupakan hasil penafsiran seseorang
mengenai keterlibatannya dalam lingkungannya, baik secara fisik maupun
psikososialnya yang ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :
1) Gejala fisikal yang meliputi: sakit kepala, susah tidur, sakit punggung terutama
bagian bawah, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, keringat yang
berlebihan, nafsu makan berkurang atau sebaliknya berlebihan.
2) Gejala emosional yang meliputi : rasa cemas atau gelisah, sedih depresi, mudah
menangis, mudah marah, gugup, terlalu peka, mudah tersinggung, rasa harga diri
menurun, merasa tidak aman, mudah menyerang orang lain dan bersikap
bermusuhan.
3) Gejala intelektual yang meliputi : daya ingat menurun, susah berkonsentrasi,
sulit membuat keputusan, mudah lupa, pikiran kacau, melamun secara berlebihan.
4) Gejala interpersonal meliputi : Kehilangan kepercayaan kepada orang lain,
mudah menyalahkan orang lain, mudah membatalkan dan mengingkari janji, suka
mencari-cari kesalahan orang lain dan semburan kata-kata (Indah Handayani,
2012)

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik pengumpulan data skala.
Menurut Jannah teknik pengumpulan data berupa skala adalah suatu instrumen yang
berupa kuesioner yang berisi daftar pertanyaan. Penggunaan teknik ini dipilih karena
dirasa paling cocok untuk meneliti hubungan antara stress dengan Prokrastinasi
Akademik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala
yaitu skala prokrastinasi akademik dan skala stress. (Jannah, 2018)

E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa skala likert. Skala likert adalah sebuah
skala untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi seseorang. Dalam penelitian ini
terdapat dua skala, yang pertama Academic Procrastination Scale (APS) yang terdiri
dari 24 pertanyaan dan disusun oleh McCloskey dan skala stress. Dari kedua skala
tersebut maka peneliti akan membuat alternative jawaban yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat
Tidak Sesuai (STS). Pada pertanyaan favourable untuk jawaban SS skor 4, S skor 3,
TS skor 2, dan STS skor 1. Pada pertanyaan unfavourable SS skor 1, S skor 2, TS
skor 3, dan STS skor 4.
Daftar Pustaka

Afriyeni, N.-. (2015). Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada
Siswa Kelas Xi Sma Negeri 9 Padang. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 16(2),
191. https://doi.org/10.25077/jantro.v16i2.25

Aziz, A., & Raharjo, P. (2013). Faktor-faktor prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat
akhir yang menyusun skripsi di universitas muhammadiyah purwokerto tahun akademik
2011/2012. Psycho Idea, 61–68.

Fajarwati, S. (2015). Hubungan Antara Self Control Dan Self Efficacy Dengan Prokrastinasi
Akademik Pada Mahasiswa Bk Uny Yang Sedang Menyusun Skripsi. Jurnal Bimbingan
dan Konseling, 8(April), 1–11.

Hapsari, E. W. (2016). Self efficacy pengerjaan skripsi prokrastinasi akademik dengan pada
mahasiswa fakultas farmasi universitas katolik widya mandala. Jurnal Experienta, Vol.
4(No. 2), 75–84.

Indah Handayani, S. W. R. (2012). Konsep Diri, Stres, dan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa. Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 1(2), 114–121.
https://doi.org/10.30996/persona.v1i2.36

Jannah, M. (2018). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi. Unesa University


Press.

Kuswandi, N. (2009). ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB


PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA STRATA
SATU FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
ANGKATAN 2001 DAN 2002. Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah, 1(1), 17–26.

Musradinur, M. (2016). Stres Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi. JURNAL
EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(2), 183. https://doi.org/10.22373/je.v2i2.815

Mutakien, T. Z. (2015). Analisis Prokrastinasi Tugas Akhir/Skripsi. Formatif: Jurnal Ilmiah


Pendidikan MIPA, 2(1), 82–89. https://doi.org/10.30998/formatif.v2i1.87

Safitri, A. (2018). Hubungan Dukungan Sosial Orang Tua Terhadap Prokrastinasi Akademik
Dalam Menyelesaikan Skripsi. Jurnal Insight Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Jember, 14(2), 165–184.

Sarajar, D. K. (2016). PENGARUH PELATIHAN SELF-REGULATED LEARNING


TERHADAP PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA
TINGKAT AKHIR. 18(2).

Ursia, N. R., Siaputra, I. B., & Sutanto, N. (2013). Academic Procrastination and Self-
Control in Thesis Writing Students of Faculty of Psychology, Universitas Surabaya.
Makara Human Behavior Studies in Asia, 17(1), 1.
https://doi.org/10.7454/mssh.v17i1.1798
Wulan, D. A. N., & Abdullah, S. M. (2014). Prokrantinasi Akademik Dalam Penyelesaian
Skripsi. Jurnal Sosio-Humaniora, 5(1), 55–74. http://ejurnal.mercubuana-
yogya.ac.id/index.php/soshum/article/view/136

Anda mungkin juga menyukai