Anda di halaman 1dari 35

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/339616409

Peran Kebersyukuran terhadap Stres pada Mahasiswa di Jakarta

Presentation · February 2020

CITATIONS READS

0 801

3 authors, including:

Muhammad Farhan Melok Roro Kinanthi


Ghazi University Universitas YARSI
25 PUBLICATIONS   46 CITATIONS    43 PUBLICATIONS   49 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Community service View project

Family of Special Need or Disable Child View project

All content following this page was uploaded by Ratih Arruum Listiyandini on 02 March 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Peran Kebersyukuran
Terhadap Stres Pada
Mahasiswa di Jakarta
Muhammad Farhan, Melok Roro Kinanthi, Ratih Arruum Listiyandini
Fakultas Psikologi Universitas YARSI
Latar Belakang
 Mahasiswa merupakan salah satu kelompok populasi yang
rentan mengalami stres. American College Health
Association (2018)menunjukkan:
 44,9% atau 39.243 mahasiswa menyatakan diri mereka
memiliki stres yang berada ditingkat di atas rata-rata
 12,7% atau 11.079 mahasiswa menyatakan diri mereka
memiliki stres yang berat ketika ditanya mengenai tingkat
stres yang dialami selama 12 bulan terakhir.
Dampak Stres pada Mahasiswa

 Prokrastinasi lebih banyak


 Menangis
 Penurunan performa akademik (Dexter, Huff, Rudecki, &
Abraham, 2018; American College Health Association,
2018)
 Perilaku merokok
 Penyalahgunaan narkoba
 Gangguan makan
 Kesulitan tidur
 Resiko mengalami kecelakaan yang lebih tinggi
(schneiderman, ironson, & siegel, 2005).
Penyebab Stres pada Mahasiswa
 Perubahan gaya belajar
 Adaptasi dengan lingkungan pertemanan di kuliah
 Tugas-tugas dalam kuliah
 Prestasi akademik
 Salah memilih jurusan
 Nilai rendah terancam drop out
 Praktikum
 Manajemen waktu
 Kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan berpikir
 Ujian (Kholida & Alsa, 2012; Septiani, 2013; Fadillah, 2013;
Pozos-Radillo, Preciado-Serrano, Acosta-Fernández,
Aguilera-Velasco, & Delgado-García, 2014)
 Gangguan hubungan sosial, kurangnya dukungan dari
orangtua, finansial, dan mengatur hubungan romantis
(Devi & Mohan, 2015).
Stres
 Stres adalah tegangan, tekanan, rasa cemas yang
disebabkan oleh interaksi individu dengan
lingkungannya, sehingga membuat individu merasa
adanya jarak antara diri dia dengan tuntutan yang ada,
yang berasal dari kondisi biologis, sosial, dan psikologis
orang tersebut (Cahplin, 2006; Sarafino & Smith, dalam
Safitri, 2014).
 Menurut Lovibond dan Lovibond (1995), stres adalah
ketegangan yang ditandai dengan sulit untuk bersantai,
gelisah, gugup, lekas marah, dan agitasi.
Kebersyukuran
 Kebersyukuran adalah apresiasi terhadap hal-hal yang
berharga dan berarti bagi seseorang dan juga berupa
keadaan seseorang yang bersyukur secara umum
(Sansone & Sansone, 2010).
 Bersyukur memiliki beberapa dimensi, yaitu:
 Rasa apresiasi terhadap orang lain ataupun Tuhan dan
kehidupan (SA)
 Perasaan positif terhadap kehidupan yang dimiliki (PP)
 Ekspresi dari perasaan positif dan apresiasi yang
dimilikinya (EB) (Listiyandini, Nathania, Syahniar, Sonia, &
Nadya, 2015).
Manfaat Kebersyukuran

 Pada penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa


yang bekerja full time, diketahui bahwa variabel
kebersyukuran dan kesejahteraan psikologis berkorelasi
secara positif (Chintya, 2016).
 Studi longitudinal yang dilakukan terhadap mahasiswa
juga memperlihatkan bahwa seiring berjalannya waktu,
kebersyukuran mampu menurunkan kadar stres (Wood,
Maltby, Gillett, Linley, & Joseph, 2008).
Perbedaan Penelitian
 Penelitian sebelumnya melakukan pemisahan antara
kebersyukuran dengan ketuhanan.
 Aspek transpersonal yang digunakan hanyalah sebatas
bersyukur kepada kekuatan yang lebih besar dan alam
semesta.
 Indonesia adalah negara yang berasaskan ketuhanan di
dalam dasar negaranya.
 Konsep kebersyukuran dari Negara Barat kurang cocok
dengan masyarakat Indonesia (Listiyandini, Nathania,
Syahniar, Sonia, & Nadya, 2015).
 Belum ada penelitian terkait peran kebersyukuran dan stres
pada mahasiswa yang menggunakan skala kebersyukuran
dengan mengaitkan bersyukur yang melibatkan peran
konsep ketuhanan secara eksplisit.
Pertanyaan, Tujuan, dan Manfaat
Penelitian
 Apakah kebersyukuran berperan secara signifikan terhadap
stres pada mahasiswa di Jakarta?
 Menganalisis peranan dari rasa syukur terhadap stres pada
mahasiswa di Jakarta
Manfaat Teoritis dan Praktis

 Manfaat Teoretis: memberikan sumbangan literatur


ilmiah dalam bidang ilmu psikologi, khususnya di dalam
ranah psikologi positif.
 Manfaat Praktis: Penelitian ini bisa digunakan oleh
praktisi psikologi sebagai acuan mengenai pentingnya
kebersyukuran terhadap stres mahasiswa. Penelitian ini
sendiri bisa digunakan bagi mahasiswa untuk
menerapkan kebersyukuran di dalam kehidupan sehari-
hari mereka. Institusi pendidikan diharapkan mampu
menggunakan hasil penelitian ini untuk menekankan
pentingnya kebersyukuran kepada siswanya. Adapun
manfaat penelitian ini bagi orangtua adalah mereka
mampu mengajarkan anaknya mengenai pentingnya
kebersyukuran.
Pendekatan dan Desain Penelitian
 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analasis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan (Sugiyono, 2013).
 Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian non-
eksperimental dengan tipe korelasional. Peneliti memutuskan
memakai non-eksperimental karena peneliti tidak akan
melakukan manipulasi terhadap subjek dan melihat kondisi asli
mereka. Peneliti memilih tipe penelitian korelasional, karena
peneliti ingin melihat peranan dari variabel kebersyukuran
terhadap variabel stres pada mahasiswa.
Identifikasi Variabel

 Variabel prediktor: Kebersyukuran


 Variabel kriteria: Stres
Hipotesis dan Partisipan Penelitian
 Ha: Kebersyukuran berperan secara signifikan terhadap stres
pada mahasiswa.
 H0: Kebersyukuran tidak berperan secara signifikan terhadap stres
pada mahasiswa.
 Partisipan Penelitian
 Subjek: mahasiswa yang berada di DKI Jakarta
 Quota sampling adalah teknik penentuan sampel dengan ciri-ciri
tertentu sampai memenuhi jumlah (kuota) yang diharapkan
(Sugiyono, 2016).
 Menurut Sugiyono (2016), jumlah sampel yang akan baik untuk
penelitian korelasional adalah antara 30-500 mahasiswa.
Partisipan Penelitian

 Peneliti akan mengambil 400 sampel yang


didapatkan dengan cara menggunakan metode
Slovin yang didasarkan jumlah populasi mahasiswa
di Jakarta, yang berjumlah sebanyak 1,2 juta orang
(PDDikti Kemenristekdikti, 2017).
 Peneliti memutuskan untuk mengambil 80 sampel di
setiap kota di dalam Provinsi DKI Jakarta, proporsi
yang seimbang dari aspek jenjang pendidikan dan
jenis kelamin.
 Kriteria subjek yang dibutuhkan adalah:
1. Mahasiswa
2. Domisili kampus berada di provinsi DKI Jakarta.
3. Berada pada jenjang pendidikan diploma atau
sarjana.
Alat Ukur Kebersyukuran

 Variabel kebersyukuran di dalam penelitian ini akan


menggunakan alat ukur kebersyukuran yang
dikembangkan oleh Listiyandini dkk. (2015), yaitu skala
bersyukur versi Indonesia.
 Alat ukur ini terdiri dari 3 komponen, yaitu sense of
appreciation/perasaan menghargai (SA), perasaan
positif mengenai kehidupan (PP), dan ekspresi bersyukur
(EB) (Listiyandini dkk., 2015).
Alat Ukur Stres

 Peneliti akan menggunakan alat ukur stres, yaitu DASS-


21 (Depression Anxiety Stress Scale) sub skala stres, yang
dikembangkan oleh Lovibond dan Lovibond (1995).
 Alat ukur ini merupakan bentuk singkat dari versi
sebelumnya, yang memiliki 42 aitem.
 DASS-21 sub skala stress terdiri dari tujuh aitem yang
berbentuk self report.
Kebersyukuran
Stres

Indikator Nomor Aitem Contoh Aitem


- Reaksi berlebihan 1, 6, 8, 11, Saya merasa sulit
- Mudah tergugah 12, 14, 18 untuk beristirahat.
- Cemas Saya merasa energi
- Sulit untuk bersantai saya terkuras karena
- Sulit untuk beristirahat terlalu cemas.
- Tidak bertoleransi Perasaan saya
- Agitasi mudah tergugah atau
tersentuh.
Metode Analisis Data
 Uji normalitas diperlukan agar peneliti mampu
menentukan teknik statistik apa yang akan peneliti
gunakan (Sugiyono, 2016).
 Korelasi adalah salah satu syarat untuk uji regresi. Peneliti
akan menggunakan korelasi Pearson atau Spearman
(Sugiyono, 2016).
 Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
bebas dan variabel terikat membentuk garis linear atau
tidak (Sugiyono, 2013).
 Analisis regresi dilakukan untuk membuat keputusan
apakah naik dan menurunnya variabel dependen (kriteria)
dapat dilakukan melalui peningkatan variabel
independen (prediktor) atau tidak. Selain itu, analisis regresi
juga berfungsi untuk memprediksikan seberapa jauh
perubahan variabel dependen bila variabel independen
dinaik-turunkan (Sugiyono, 2016).
 Uji beda pada faktor demografi yang dimiliki subjek dan
melihat keterkaitannya terhadap variabel kebersyukuran
dan variabel stres.
Tabel Deskriptif Kebersyukuran & Stres
Kebersyukuran Statistik
Jumlah Subjek 400
Skor Tertinggi (Max) 180
Skor Terendah (Min) 62
Rata-rata (Mean) 140,19
Standar Deviasi 19,037

Stres Statistik
Jumlah Subjek 396
Skor Tertinggi (Max) 21
Skor Terendah (Min) 1
Rata-rata (Mean) 9,08
Standar Deviasi 4,126
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogoro
Kolmogorov-Smirnov v-Smirnov
Test Sig.
Kebersyukuran*Stres 0,000
 Hasil data yang tidak normal ini membuat peneliti berusaha
melakukan transformasi data terhadap variabel yang ada. Peneliti
melakukan transformasi terhadap variabel dependen saja, sesuai
dengan pendapat Rawlings, Pantula, & Dickey (1998), yaitu
variabel stres. Peneliti melakukan transformasi dengan rumus
dengan menggunakan rumus SQRT. Hal ini peneliti lakukan karena
variabel stres memiliki kurva yang tergolong dalam moderate
positive skewness (Perdana, 2016).
One-Sample Kolmogorov- Kolmogorov-
Smirnov Smirnov Sig.
Test
Kebersyukuran*Stres (SQRT) 0,062
Uji Linearitas

Dimensi Kualitas Hidup Deviation From


Terkait Kesehatan Linearity
F Sig
Kebersyukuran dan Stres 1,048 0,381
Uji Korelasi

Variabel r Sig. N
Kebersyukuran dan Stres -,486** .000 396
 Hasil analisis menunjukkan nilai R-Square pada variabel mempunyai
nilai 0,236. Nilai tersebut berarti bahwa kebersyukuran berperan
terhadap stres sebesar 23,6% dan 76,4% lainnya dipengaruhi oleh
faktor yang lain. Nilai konstanta sebesar 5,432 dan nilai koefisien
regresi X (kebersyukuran) sebesar -0,018. Hal ini mengindikasikan
bahwa hubungan kedua variabel bersifat negatif, yang artinya
setiap penambahan 1 nilai pada kebersyukuran, maka nilai stres
akan berkurang sebesar 0,018.

Variabel R-Square F Sig.


Kebersyukuran 0,236 121,853 0,000
Uji Regresi dengan Faktor Demografis

Variabel Regresi Regresi Sig. 1 Sig. 2


1 (b) 2 (b)
Step 1:
Jenis Kelamin 0,062 0,100 0,215 0,024
Usia -0,064 -0,44 0,385 0,320
Status pernikahan orangtua 0,079 0,041 0,118 0,357

Step 2:
Kebersyukuran -0,491

R-square 0,012 0,250


R change 0,238
Uji Beda Kebersyukuran Berdasarkan
Demografi
Data Partisipan N Mean Sig
Jenis Laki-laki 200 189,51 0,057
kelamin Perempuan 200 211,49

Data Partisipan N Mean Sig


Usia 17-19 123 203,54 0,726
20-27 277 199,15
Data Partisipan N Mean Sig
Status Masih menikah 326 205,41 0,154
Pernikahan Bercerai 27 170,28
Orangtua
Salah satu sudah meninggal 44 189,75
Lainnya 3 96,33
Uji Beda Stres Berdasarkan Demografi

Data Partisipan N Mean Sig


Jenis Laki-laki 197 190,92 0,189
kelamin Perempuan 199 206,00

Data Partisipan N Mean Sig


Usia 17-19 123 187,90 0,218
20-27 277 203,22
Data Partisipan N Mean Sig
Status Masih menikah 323 192,99 0,107
Pernikahan Bercerai 27 239,81
Orangtua
Salah satu sudah meninggal 43 208,33
Lainnya 3 278,67
Pembahasan
 Kebersyukuran memiliki peran yang signifikan terhadap
stress mahasiswa di Jakarta, yakni sebesar 23,6% (F =
121,853, p= 0,000). Hipotesis yang diajukan peneliti dapat
diterima.
 Temuan penelitian ini mendukung temuan penelitian
sebelumnya, yakni kebersyukuran merupakan prediktor
terjadinya stes (Lee dkk, 2018; Kumar, Verma, & Dube,
2019; Yildirim & Alanazi, 2018). Semakin individu bersyukur,
maka semakin rendah tingkat stresnya.
 Individu yang bersyukur akan merasakan emosi-emosi
positif yang menjadi penangkal timbulnya stress (Lee dkk,
2018).
 Kebersyukuran membuat individu merasa
berterimakasih untuk hal-hal kecil yang diterima (Olawas
& Idemudia, 2017). Dengan berterimakasih, individu
menghargai pencapaian-pencapaian yang sudah
dilalui, mengurangi kecenderungan untuk mengkritik diri
sendiri maupun lingkungan, dan meningkatkan
kepercayaan dirinya bahwa ia mampu menghadapi
tantangan.
 Hal tersebut menjadikan kebersyukuran sebagai salah
satu bentuk coping yang dapat digunakan saat
tekanan terjadi (Olawas & idemudia, 2017). Dengan
coping tersebut, kecenderungan individu untuk merasa
stress akan berkurang.
Kesimpulan

 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, model


regresi ini sudah layak digunakan untuk memprediksi
variabel terikat penelitian, yakni stres. Hasil uji regresi
menunjukkan bahwa kebersyukuran berperan signifikan
terhadap stres pada mahasiswa. Adapun variabel kontrol
seperti faktor demografis berperan terhadap stres ketika
dikaitkan dengan kebersyukuran.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai