Anda di halaman 1dari 9

Acta Psychologia, Volume 1 Nomor 2, 2019, Halaman 97-105

Acta Psychologia
Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/acta-psychologia

Hubungan antara Intensitas Penggunaan Media Sosial dan Prokrastinasi Akademik


dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa
Arrazzaqu Widya Neidi
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta;
Jl. Colombo No. 1 Sleman Yogyakarta, 55281
arrazzaquwdy@gmail.com

Abstrak
Intensitas penggunaan media sosial ternyata dapat menimbulkan dampak negatif pada penyelesaian skripsi
mahasiswa. Intensitas yang tinggi ditengarai menjadi salah satu penyebab terjadinya prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan skripsi. Namun sayangnya hubungan antara dua variabel tersebut belum banyak diteliti. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan positif antara intensitas penggunaan media sosial dan perilaku
prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Subjek penelitian ini adalah 68 orang mahasiswa Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta dengan menggunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling.
Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari skala intensitas penggunaan media sosial dan skala
prokrastinasi akademik. Reliabilitas skala intensitas penggunaan media sosial dan skala prokrastinasi akademik diuji
dengan menggunakan metode koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Reliabilitas untuk skala intensitas penggunaan
media sosial memperoleh hasil sebesar 0.862, sedangkan skala prokrastinasi akademik memperoleh hasil 0.785. Data
dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik korelasi product moment dari Pearson. Koefisien korelasi yang
diperoleh 0.421 dengan signifikansi (p) < 0.01 dan koefisiensi determinasi sebesar (R2) 17.7%. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas penggunan media sosial dan prokrastinasi
akademik. Hal ini berarti semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial, maka diikuti pula semakin tingginya
perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi.

Kata Kunci: intensitas penggunaan media sosial, prokrastinasi akademik, mahasiswa, korelasi

Abstract
Intensity of using social media has a negative impact in completing undergraduate thesis. The high intensity of using
social media can be a factor of academic procrastination in completing undergraduate thesis. However, only few of
studies in Indonesia examining the correlation between those variables. Therefore, this study aimed to find out a
positive relation between the intensity of social media uses and the behavior of academic procrastinations among
the college students who are completing the minithesis. The research subjects were 68 students of the Faculty of
Education of Yogyakarta State University using simple random sampling. This study used a quantitative approach
with a type of correlational research. The data collected using an intensity of social media uses scale and academic
procrastination scale. Reliability scale for social media uses and academic procrastination scale were tested using the
methods of the reliability coefficient of Cronbach Alpha. The reliability for the social media uses intensity
questionnaire obtained a result of 0.862, while the academic procrastination questionnaire obtained the result of
0.785. The Data in this study was analyzed by Pearson's Product Moment correlation technique. The correlation
coefficient obtained is 0.421 with significancy (p) < 0.01. The results of this study shows that there is a positive
relationship between intensity of media social usage and academics procrastination. This means that the higher the
intensity of social media use, the higher the academic procrastination behaviour in the college students who are
completing the undergraduate thesis.

Keywords: intensity of using social media, academic procrastination, college student, correlation

Copyright © 2019, Acta Psychologia – 97


Pendahuluan mahasiswa mengalami tekanan secara
psikologis (Aziz & Rahardjo, 2013).
Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai
individu yang sedang menuntut ilmu di Hasil penelitian Green (dalam Ghufron
tingkat perguruan tinggi, baik negeri & Risnawati, 2010) mengungkap bahwa
maupun swasta atau lembaga yang setara tekanan secara psikologis yang dialami
dengan perguruan tinggi. Mahasiswa strata mahasiswa dapat memicu perilaku
1 atau S1 biasanya merupakan individu yang prokrastinasi atau penundaan. Prokrastinasi
telah memasuki masa dewasa awal yang yang berkaitan dengan penundaan pada
pada umumnya dalam rentang usia 18-25 jenis tugas formal yang berhubungan
tahun. Mahasiswa adalah seorang peserta dengan tugas akademik disebut dengan
didik berusia 18-25 tahun yang terdaftar dan Prokrastinasi Akademik. Menurut Steel
menjalani pendidikannya di perguruan (2007), manusia secara alami akan
tinggi baik dari akademik, politeknik, menghindari stimuli yang tidak
sekolah tinggi, institut dan universitas menyenangkan. Semakin situasi tersebut
(Siswoyo dalam Hulukati & Djibran, 2018). tidak menyenangkan, maka semakin sering
kita menghindari hal itu, sama halnya
Mahasiswa memiliki berbagai macam dengan tugas perkuliahan. Karakteristik
tugas, baik itu tugas akademik maupun non tugas yang membuat mahasiswa enggan
akademik. Tugas-tugas tersebut yang mengerjakannya akan cenderung
menentukan seorang mahasiswa meningkatkan perilaku prokrastinasi.
mendapatkan gelar profesional sebagai Contohnya saja pada penyelesaian tugas
sarjana, namun seringkali terjadi problem akhir skripsi yang memiliki beban berat
yang disebabkan perilaku menunda-nunda membuat sebagian besar mahasiswa untuk
untuk menyelesaikan tugas. Hal ini cenderung melakukan prokrastinasi
kemudian dapat menimbulkan gelar sarjana terhadap penyelesaian atau pengerjaan
tersebut juga tertunda untuk didapatkan. skripsi.
Gejala dari menunda-nunda tersebut dapat
dilihat dari perilaku mahasiswa dalam Prokrastinasi dapat dikatakan sebagai
menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, salah satu perilaku yang tidak efisien dalam
belajar untuk persiapan ujian semester menggunakan waktu dan adanya
untuk memperoleh Indeks Prestasi kecenderungan untuk tidak segera memulai
Kumulatif (IPK), sampai pada tahap akhir suatu pekerjaan ketika menghadapi suatu
yaitu penyelesaian skripsi. Proses tugas (Purnama & Muis, 2014). Berdasarkan
penyelesaian skripsi seringkali menjadi wawancara dengan enam orang mahasiswa
permasalahan tersendiri bagi sebagian besar angkatan 2014 di Fakultas Ilmu Pendidikan
mahasiswa (Wijayanti, 2006). Yogyakarta pada bulan Januari tahun 2019,
diketahui bahwa alasan mereka menunda
Sebelum mahasiswa dinyatakan lulus menyelesaikan skripsinya dikarenakan
dan memeroleh ijazah gelar S1 yang memiliki prioritas terhadap kegiatan lain,
nantinya berhubungan dengan pengakuan selain itu banyaknya revisi membuat
sosial masyarakat dan persyaratan mendapat mahasiswa enggan untuk melakukan
pekerjaan sesuai bidang keilmuan yang bimbingan dengan dosen pembimbing. Hal
digelutinya, mahasiswa diwajibkan untuk ini membuat tertundanya penyelesaian
menyelesaikan skripsi. Kewajiban dan Tugas Akhir Skripsi tersebut.
pentingnya menyusun skripsi sebagai tugas
akhir yang menentukan berhak atau Penelitian Hervani (2015)
tidaknya seorang mahasiswa memperoleh mengungkapkan terdapat 29 mahasiswa
gelar strata satu (S1) kadangkala membuat (8.6%) memiliki prokrastinasi akademik
sangat tinggi, 124 mahasiswa (36.6%)

Copyright © 2019, Acta Psychologia – 98


memiliki prokrastinasi akademik tinggi, diartikan dalam konotasi yang negatif
kemudian 155 mahasiswa (45.7%) memiliki sebagai sebuah penundaan yang tidak
kategori prokrastinasi akademik sedang, 31 bermanfaat dalam penyelesaian tugas atau
mahasiswa (9.1%) memiliki prokrastinasi yang disebut dengan Dysfunctional
akademik rendah dan tidak ada mahasiswa Procrastination.
yang memiliki prokrastinasi akademik
dalam kategori sangat rendah. Temuan penelitian yang ada di
Indonesia oleh Sandra dan Djalali (2013),
Ferrari, Johnson, dan Mc Cown (1995) juga menunjukkan bahwa perilaku
yang membagi prokrastinasi menjadi dua prokrastinasi ini dipengaruhi oleh
jenis yaitu Functional procrastinate dan manajemen waktu dan efikasi diri. Hal ini
Dysfunctional procrastinate. Functional mendukung penelitian yang dilakukan
procrastinate yaitu menunda pekerjaan atau Burka dan Yuen (2008), wawancara
sebuah tugas dengan tujuan untuk informal yang dilakukan oleh peneliti bahwa
memperoleh informasi yang lebih akurat. manajemen waktu menjadi salah satu faktor
Adapun dysfunctional procrastinate yaitu yang mempengaruhi prokrastinasi.
menunda tugas atau pekerjaan yang tidak Manajemen waktu yang tidak efektif, dapat
berdasarkan tujuan. Dysfunctional procrastinate berdampak pada pemborosan waktu, yaitu
dapat memberi dampak negatif dan dapat menghabiskan waktu tanpa mendapatkan
menimbulkan suatu permasalahan. manfaat yang baik atau dibutuhkan.
Pemborosan waktu pada seseorang dapat
Secara garis besar, terdapat empat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:
faktor yang mempengaruhi perilaku tidak menemukan apa yang dicari, adanya
prokrastinasi yaitu emosional, manajemen pertemuan, adanya situasi yang genting atau
waktu, biologis, dan hubungan permasalahan, ingin segalanya sempurna,
interpersonal (Burka & Yuen, 2008). Faktor serta adanya gangguan (Treacy, 1992).
yang pertama, emosional, meliputi perasaan
yang ada dalam diri individu, kekhawatiran, Salah satu gangguan yang dapat
ingatan, tujuan, keinginan, dan tekanan. menyebabkan terjadinya pemborosan
Faktor yang kedua, manajemen waktu, para waktu adalah keinginan untuk
prokrastinator memiliki angan-angan dalam menggunakan atau mengakses media sosial
melihat waktu yaitu sebagai lawannya untuk (Kumorotomo, 2010). Hasil penelitian yang
mengecoh, mengakali, atau untuk lebih dilakukan oleh Sitiayu Anisa Gultom,
lama melakukan hal yang lain. Faktor ketiga Natalia Dewi Wardani, Alifiati Fitrikasari
yaitu faktor biologis meliputi otak yaitu (2017) menunjukkan bahwa sebanyak
berupa pikiran, tubuh, dan genetis. Faktor 77.2% responden memiliki tingkat adiksi
keempat yaitu faktor hubungan internet rendah, 19.6% adiksi internet
interpersonal seseorang. sedang, dan 3.2% adiksi internet tingkat
tinggi. Sebanyak 34.1% responden memiliki
Menurut Ferrari, Johnson, dan Mc frekuensi prokrastinasi yang cukup tinggi,
Cown (1995) prokrastinasi memiliki makna besar prokrastinasi menjadi masalah cukup
negatif apabila dilakukan tanpa adanya tinggi sebanyak 49.5%, keinginan untuk
tujuan yang bermanfaat, tanpa disertai suatu mengurangi prokrastinasi cukup tinggi
alasan yang bermanfaat, serta berakibat sebanyak 82.9%, dan prevalensi
buruk dan memicu adanya permasalahan. prokrastinasi cukup tinggi sebanyak 49.4%.
Salah satu contoh prokrastinasi yang
bermakna negatif adalah mahasiswa Diketahui berdasarkan wawancara
menunda untuk mengerjakan Tugas Akhir dengan enam mahasiswa angkatan 2014 di
karena memiliki kegiatan lain di luar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
perkuliahan. Prokrastinasi lebih sering Negeri Yogyakarta pada bulan Januari

Copyright © 2019, Acta Psychologia - 99


tahun 2019, bahwa mereka menggunakan Berdasarkan data akademik yang
memiliki lebih dari dua jenis media sosial diperoleh dari Sub bagian Pendidikan
dan menggunakannya sekitar kurang lebih Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
dua jam dalam sehari. Subjek mengaku Negeri Yogyakarta, diketahui bahwa
menggunakan media sosial ketika merasa terdapat mahasiswa angkatan 2014 di
bosan atau ketika berada di tempat umum. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta yang masih aktif
Berdasarkan data statistik dari berjumlah 155 dari 9 prodi yang ada.
Kementerian Komunikasi dan Informatika Mahasiswa tersebut diketahui masih dalam
(Kemenkominfo) mengungkapkan bahwa tahap penyelesaian skripsi. Berdasarkan
pengguna internet di Indonesia saat ini data tersebut menunjukkan bahwa masih
mencapai 63 juta orang. Dari angka cukup banyak mahasiswa
tersebut, dapat diketahui 95%
menggunakan internet untuk mengakses Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
sosial media. Menurut survei Asosiasi Negeri Yogyakarta yang cenderung
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mengalami permasalahan dalam proses
(APJII) pada tahun 2016, secara umum menyelesaikan studi lebih dari 4 tahun. Hal
menyebutkan jumlah pengguna internet di tersebut menunjukkan adanya
Indonesia mencapai 132.7 juta atau setara kemungkinan terjadinya kecenderungan
51.7% terhadap populasi 256.2 juta jiwa. perilaku prokrastinasi akademik. Dikaitkan
Hal ini mengalami kenaikan dari tahun 2014 dengan maraknya penggunaan media sosial
yang mencapai 34.9% dari populasi. Dari pada saat ini, individu dengan intensitas
golongan usia, pengguna internet terbanyak penggunaan media sosial yang tinggi
diketahui terdapat pada kelompok usia 25- cenderung mengalami pemborosan waktu.
29 tahun dan 35-39 tahun. Masing-masing Diperkuat dengan hasil wawancara yang
berjumlah 24 juta pengguna atau jika dilakukan terhadap enam mahasiswa
digabungkan menjadi 48 juta. angkatan 2014 di Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta mengenai
Kelompok usia terbesar kedua adalah penyelesaian Tugas Akhir Skripsi, diketahui
30-34 tahun dengan jumlah 23.3 juta. bahwa enam mahasiswa tersebut menunda
Selanjutnya 20-24 tahun diketahui sebanyak menyelesaikan skripsi dikarenakan
22.3 juta. Yang menariknya lagi adalah banyaknya revisi yang menyebabkan enggan
kelompok usia remaja yang mengonsumsi untuk menemui dosen pembimbing skripsi
internet kian besar. Kelompok usia 15-19 untuk melakukan bimbingan, mereka juga
tahun diketahui mencapai 12.5 juta memiliki kegiatan lain yang mereka jadikan
pengguna dan 10-15 tahun sebanyak 768 prioritas. Selanjutnya berdasarkan hasil
ribu. Berdasarkan survei di atas, ada tiga wawancara dengan enam mahasiswa
besar jenis konten internet yang dikonsumsi tersebut mengenai penggunaan media
oleh para pengguna, yaitu media sosial sosial, diketahui bahwa mereka
sebanyak 129.2 juta (97.7%), hiburan 128.4 menggunakan media sosial ketika mereka
juta (96.8%) dan berita 127.9 juta (96.4%). merasa bosan dan juga ketika mereka
Selanjutnya konten pendidikan 124 juta sedang berada di tempat umum.
pengguna, komersial 123.5 juta, dan layanan
publik 121.5 juta. Terkait dengan konten Berdasarkan paparan sebelumnya dapat
media sosial, Facebook yang terbesar disimpulkan bahwa prokrastinasi pada
dengan 71.6 juta pengguna (54%). Disusul mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhir
dengan Instagram dan Youtube, masing- skripsi lebih mengarah pada Dysfunctional
masing dengan 19.9 juta pengguna dan 14.5 Procrastination. Bentuk prokrastinasi
juta. disfungsional inilah yang secara umum
disebut sebagai prokrastinasi atau

Copyright © 2019, Acta Psychologia -100


menunda- nunda menyelesaikan suatu tugas Teknik pengumpulan data dan instrumen
dan melakukan aktivitas lain yang lebih Pengumpulan data pada penelitian ini
menyenangkan dan cenderung tidak menggunakan pengukuran dengan teknik
bermanfaat. Prokrastinasi kerap kali skala. Instrumen pengumpulan data yang
ditemui, salah satunya yang paling sering digunakan berupa skala yang terdiri atas
adalah dibidang akademik, yaitu pada skala intensitas penggunaan media sosial
kehidupan akademik mahasiswa (Solomon dan skala prokrastinasi akademik.
& Rothblum, 1984). Bentuk prokrastinasi
disfungsional inilah yang mendasari Intensitas penggunaan media sosial
penelitian ini. Berdasarkan permasalahan terdiri dari empat aspek yaitu aspek
tersebut, hipotesis yang diajukan dalam perhatian, penghayatan, durasi, dan
penelitian ini adalah terdapat hubungan frekuensi. Individu yang memiliki
positif antara intensitas penggunaan media kecenderungan intensitas penggunaan
sosial dan prokrastinasi akademik pada media sosial yang tinggi ditandai dengan
mahasiswa yang sedang menyelesaikan tingginya sikap yang menunjukkan aspek
skripsi. perhatian, penghayatan, durasi, dan
frekuensi. Kisi- kisi skala intensitas
Metode Penelitian penggunaan media sosial disadur dari Ajzen
(1991) dan dapat dilihat pada Tabel 1.
Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Tabel 1. Kisi-kisi skala Intensitas
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan Penggunaan Media Sosial
jenis korelasional untuk mengetahui Aspek Pengertian
hubungan antara dua variabel. Variabel Perhatian Ketertarikan individu
bebas berupa prokrastinasi akademik. terhadap suatu objek tertentu yang
Adapun variabel tergantung yaitu intensitas menjadikan target perilaku.
penggunaan media sosial. Penghayatan Penyerapan dan pemahaman
terhadap informasi sebagai
Waktu dan tempat penelitian pengetahuan yang baru bagi
individu.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret
sampai bulan April 2019. Penelitian Durasi Kebutuhan individu dalam jangka
waktu tertentu untuk melakukan
dilaksanakan di Fakultas Ilmu Pendidikan perilaku yang menjadi target dalam
Universitas Negeri Yogyakarta. hitungan satuan jam.
Populasi, Sampling, dan Subjek Frekuensi Banyaknya pengulangan tindakan
yang menjadi target yang dihitung
Populasi dalam penelitian ini adalah dalam kurun waktu satu hari.
mahasiswa angkatan 2014 di Fakultas Ilmu Prokrastinasi akademik ditunjukkan
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. oleh empat aspek, yaitu aspek Perceived Time,
Sampel pada penelitian ini berjumlah 68 Intention-Action, Emotional Distress, dan
mahasiswa. Pengambilan sampel Perceived Ability. Individu yang memiliki
menggunakan teknik simple random sampling. tingkat prokrastinasi akademik yang tinggi
Subjek akhir penelitian terdiri dari 68 ditunjukkan oleh tinggi pada Perceived Time,
mahasiswa angkatan 2014 di Fakultas Ilmu Intention-Action, Emotional Distress, dan
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Perceived Ability. Kisi- kisi skala prokrastinasi
yang sedang mengerjakan tugas akhir akademik dirujuk dari Ferrari, Jhonson, dan
skripsi. McCown (1995) dan dapat dilihat pada
Tabel 2.

Copyright © 2019, Acta Psychologia - 101


Tabel 2. Kisi-kisi skala Prokrastinasi
akademik 2. Uji prasyarat
Aspek Pengertian
Perceived Time Kegagalan individu dalam Uji prasyarat yang dilakukan yaitu uji
menepati waktu yang telah normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas
ditentukan untuk menyelesaikan dilakukan untuk mengetahui apakah data
tugas yang berkaitan dengan dalam penelitian ini berdistribusi normal
akademik. atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
Intention- Action Kesenjangan antara keinginan Kolmogorov-Smirnov dengan taraf
dan sebuah tindakan dalam signifikansi 5%. Data berdistribusi normal
mengerjakan tugas. apabila taraf signifikansi ≥ 0.05, sedangkan
Emotional Adanya sebuah perasaan tidak data tidak beristribusi normal jika
Distress menyenangkan saat melakukan menunjukkan taraf signifikansi ≤ 0.05.
prokrastinasi. Apabila data berdistribusi normal maka
Perceived Keyakinan terhadap menggunakan uji parametrik, namun
Ability kemampuan apabila data tidak berdistribusi normal maka
diri. menggunakan uji non parametric. Adapun
uji linearitas pada penelitian ini digunakan
Teknik Analisis data sebagai prasyarat dalam analisis korelasi dan
Teknik analisis data yang digunakan dalam dilakukan dengan menggunakan Tes for
penelitian ini terdiri atas analisis deskriptif, Linearity dalam program SPSS Statistics for
uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji windows dengan taraf signifikan 0.05.
normalitas dan uji linearitas, serta uji 3. Uji Hipotesis
hipotesis.
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
1. Analisis deskriptif untuk mengetahui apakah terdapat
Analisis data deskriptif memiliki tujuan hubungan antara intensitas penggunaan
untuk mendeskripsikan variabel yang media sosial dengan prokrastinasi akademik
diperoleh dari kelompok subjek penelitian pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan
dan tidak dimaksudkan untuk melakukaan skripsi. Dalam penelitian ini pengujian
uji hipotesis (Azwar, 2017). Data berupa hipotesis dilakukan dengan bantuan IBM
skala diperoleh dari kategori yang terdiri SPSS Statistics for windows, menggunakan
atas pilihan yang tertinggi sampai dengan teknik korelasi Pearson Product Moment.
yang terendah yaitu; (4) = sangat sesuai, (3) Teknik ini dilakukan apabila persebaran
= sesuai, (2) = tidak sesuai, (1) = sangat data penelitian dapat dikatakan normal dan
tidak sesuai. Kategori dari sangat tinggi linier, akan tetapi jika tidak normal atau
sampai sangat rendah akan diubah dalam linier maka pengujian korelasi data
data interval. Jumlah skor dari keseluruhan penelitian menggunakan teknik Spearman
butir akan dikategorikan ke dalam empat Rho. Teknik pengujian korelasi Pearson
kategori. Pengkategorian dilakukan dengan Product Moment dan Spearman Rho dapat
panduan pada tabel 3. digunakan apabila data berjenis ordinal,
interval dan rasio.
Tabel 3. Kategorisasi skor
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kategori Intensitas Prokrastinasi
penggunaan akademik
Rendah <64 <56 Hasil Uji Deskriptif
Sedang 64-95 56-83 Skor dari tiap variabel kemudian
Tinggi 96 ke atas 84 ke atas dikategorisasi. Sebanyak 15 mahasiswa
(22.05%) memiliki skor intensitas

Copyright © 2019, Acta Psychologia -102


penggunaan media sosial pada kategori maya dapat menemukan kenyamanan
rendah; 53 mahasiswa (77.94%) kategori dikarenakan bebas menjelajah ke situs mana
sedang, dan tidak ada yang berada di saja, menemukan apapun, melihat apapun,
kategori tinggi. Adapun pada variable berbuat apapun, dan menjadi siapapun yang
prokrastinasi akademik, sebanyak 13 dirinya inginkan. Sehingga hal ini dapat
mahasiswa (19.11%) memiliki skor menjadikannya melupakan dan tidak
prokrastinasi pada kategori rendah, 51 menyadari akan adanya masalah.
mahasiswa (75%) pada kategori sedang, dan
4 mahasiswa (5.88%) pada kategori tinggi. Mahasiswa yang memiliki tingkat
prokrastinasi akademik yang sedang ketika
Hasil Uji Hipotesis dihadapkan permasalahan dalam
Berdasarkan uji normalitas dengan menghadapi skripsi cenderung akan
Kolmogorov-Smirnov pada intensitas menjadikan alasan untuk gagal.
penggunaan media sosial diperoleh Permasalahan- permasalahan tersebut
menunjukkan nilai signifikansi sebesar diantaranya yaitu adanya tuntutan dari
0.802 (p> 0.05). Adapun uji Kolmogorov- dosen pembimbing yang tinggi dan
menyebabkan kesulitan penyelesaian, revisi
Smirnov pada variabel prokrastinasi
yang terlalu banyak menyebabkan
akademik sebesar 0.812 (p> 0.05). dengan
mahasiswa cenderung menunda-nunda
demikian kedua variable memiliki distribusi dalam menyelesaikan skripsi, merasa belum
data normal. Adapun hasil uji prasyarat mampu dan kurang percaya diri terhadap
linearitas menunjukkan nilai signifikansi kemampuan yang dimiliki untuk
variabel intensitas penggunaan media sosial menyelesaikan skripsi secara tuntas dan
dan variabel prokrastinasi akademik kurang kesulitan menyelesaikan skripsi dalam
dari 0.05. Uji hipotesis dalam penelitian ini waktu 1 semester.
menggunakan analisis Pearson Product
Moment. Hasil uji koefisien korelasi yang Individu yang memiliki intensitas
diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar penggunaan media sosial sedang cenderung
akan mudah melakukan prokrastinasi
0.421 dengan signifikansi (p) < 0.01 dan
akademik, sehingga setiap individu memiliki
koefisiensi determinasi sebesar (R2) 17.7%.
tingkat prokrastinasi yang berbeda-beda
Dengan demikian intensitas dan keberhasilan dalam pemenuhan tugas
penggunaan media sosial berhubungan setiap individupun juga berbeda. Individu
positif dengan perilaku prokrastinasi yang memiliki intensitas yang sedang dalam
akademik pada mahasiswa angkatan 2014 di penggunaan media sosial akan cenderung
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas memiliki perhatian yang tidak terlalu
Negeri Yogyakarta. Hal ini berarti hipotesis berlebihan terhadap penggunaan media
sosial dan mudah melakukan penundaan
yang berbunyi semakin tinggi intensitas
terhadap tugas atau pekerjaan yang
penggunaan media sosial maka diikuti pula
seharusnya segera diselesaikan. Selain itu
dengan semakin tingginya perilaku individu lebih mampu menyerap dan
prokrastinasi pada mahasiswa terbukti. memahami dengan baik informasi sebagai
Pembahasan pengetahuan yang baru bagi individu.
Dalam menggunakan media sosial, individu
Seperti yang dikatakan Corner (Elia, 2009) cenderung lebih mampu mengontrol
terdapat dua hal yang menjadikan internet waktunya untuk mengakses media sosial
begitu menarik dan juga menimbulkan dalam waktu sehari. Individu cenderung
permasalahan, yaitu menjadikan seseorang tidak terlalu sering melakukan pengulangan
merasa nyaman dan tidak menyadari akan aktivitas dalam menggunakan media sosial,
adanya masalah. Seseorang dalam dunia misal dalam waktu sehari individu

Copyright © 2019, Acta Psychologia - 103


membuka akun instagramnya hanya 2-3 mahasiswa (9.1%) memiliki kategori
kali. prokrastinasi akademik rendah dan tidak
ada mahasiswa yang memiliki prokrastinasi
Temuan ini sejalan dengan penelitian akademik dalam kategori sangat rendah.
yang dilakukan oleh Gultom, Wardani, dan Mahasiswa dapat menanggulangi
Fitrikasari (2017) yang menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik dalam
sebanyak 77.2% responden memiliki tingkat menyelesaikan skripsi dan mengurangi
adiksi internet rendah, 19.6% adiksi internet penggunaan media sosial yang kurang
sedang, dan 3.2% adiksi internet tingkat bermanfaat dengan mengenali gejala
tinggi. Sebanyak 34.1% responden memiliki prokrastinasi akademik dalam
frekuensi prokrastinasi yang cukup tinggi, penyelesaikan skripsi, memprioritaskan
besar prokrastinasi menjadi masalah cukup kewajiban sebagai mahasiswa, serta gigih
tinggi sebanyak 49.5%, keinginan untuk dalam berusaha dan yakin terhadap
mengurangi prokrastinasi cukup tinggi kemampuan diri sendiri.
sebanyak 82.9%, dan prevalensi
prokrastinasi cukup tinggi sebanyak 49.4%. Simpulan dan Saran
Penggunaan media sosial yang Simpulan
berlebihan dapat menjadikan mahasiswa
untuk melupakan aktivitas lainnya yang Berdasarkan penelitian dilakukan, dapat
seharusnya lebih penting dilakukan, diambil kesimpulan bahwa intensitas
bermain media sosial menjadi aktivitas yang penggunaan media sosial memiliki
lebih menyenangkan. Aktivitas yang lebih hubungan dengan perilaku prokrastinasi
menyenangkan bagi mahasiswa ini akan akademik pada mahasiswa yang sedang
berhubungan dengan munculnya perilaku menyelesaikan skripsi angkatan 2014 di
prokrastinasi akademik. Oleh karena itu, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
perlunya kemampuan mengatur jadwal Negeri Yogyakarta. Hal ini berarti bahwa
mengenai aktivitas di dalam perkuliahan apabila diketahui intensitas penggunaan
maupun di luar perkuliahan. Fauziah (2015) media sosial seseorang berada dalam
dalam penelitiannya menemukan bahwa kategori tinggi, maka diikuti pula semakin
yang menjadi pemicu prokrastinasi tingginya perilaku prokrastinasi akademik
akademik adalah lebih suka melakukan hal- pada mahasiswa.
hal yang lebih menarik seperti menonton
Saran
film, bermain game, dan baca novel,
sehingga mengabaikan tugas kuliah, selain Berdasarkan kesimpulan dari penelitian
itu tidak bisa mengatur waktu antara kuliah yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
dengan kegiatan di luar kampus, hal ini diberikan yaitu sebagai berikut.
dikarenakan jadwal kuliah yang padat
sehingga mahasiswa lupa tugas apa saja yang 1. Bagi mahasiswa
harus dikerjakan.
Mahasiswa diharapkan bijak dalam
Berdasarkan hasil penelitian yang mengatur waktu untuk menggunakan media
dilakukan oleh Penelitian Hervani (2015) sosial serta kegiatan lainnya dan lebih
mengungkapkan bahwa Terdapat 29 memprioritaskan menyelesaikan tugas akhir
mahasiswa (8.6%) memiliki kategori agar dapat terselesaikan dengan tuntas.
prokrastinasi akademik sangat tinggi, 124 Penelitian ini juga diharapkan mampu
mahasiswa (36.6%) memiliki kategori memberikan pemahaman lebih lanjut
prokrastinasi akademik tinggi, kemudian mengenai prokrastinasi akademik di
155 mahasiswa (45.7%) memiliki kategori kalangan mahasiswa.
prokrastinasi akademik sedang, 31

Copyright © 2019, Acta Psychologia -104


2. Bagi peneliti selanjutnya Universitas Muhammadiyah
Purwokerto Tahun Akademik
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat 2011/2012. Psycho Idea, 11(1).
mengembangkan penelitian menggunakan
Burka, J. B., & Yuen, L. M. (1983).
variabel lain yang berkaitan dengan
Procrastination: Why you do it what to do
prokrastinasi akademik khususnya dalam
about it. Cambridge, MA: Da Capo
menyelesaikan skripsi pada mahasiswa
Press.
tingkat akhir. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan Ferrari, J.R., Jhonson, J.L., & McCown,
serta referensi bagi penelitian selanjutnya W.G. (1995). Procrastination and Task
khususnya mengenai prokrastinasi Avoidance. New York: Plenum Press.
akademik. Ghufron, M. N., & Risnawati, R.S. (2010),
Teori- Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-
Daftar Pustaka
Ruzz.
Ajzen. (1991). Attitude, personality, and Sandra, K. I.& Djalali, M. A. (2013).
behavior. Milton keyhes: Open Manajemen waktu, efikasi-diri, dan
University. prokrastinasi. Jurnal Psikologi
Azwar, S. (2015). Validitas dan reliabilitas Indonesia, 2.
(Edisi 4). Yogyakarta: Pustaka Treacy, D. (1992). Successful time
Pelajar. management in a week
Azwar, S. (2007). Metode penelitian. (terjemahan). Inggris: Hodder &
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Stoughton

Aziz, A., & Raharjo, P. (2013). Faktor- Wijayanti, G. (2006). Faktor-faktor yang
faktor prokrastinasi akademik mempengaruhi self- efficacy dalam
pada mahasiswa tingkat akhir mengerjakan skripsi. Skripsi (Tidak
yang menyusun skripsi di Diterbitkan): Universitas Surabaya

Copyright © 2019, Acta Psychologia – 105

Anda mungkin juga menyukai