Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN SELF EFFICACY DENGAN

PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA PERANTAU YANG


BERKULIAH DI JAKARTA

Lisa Dwi Lastary1, Anizar Rahayu2


1
Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Jakarta, Indonesia
2
Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Jakarta, Indonesia

*E-mail: dwilastary@yahoo.co.id
*E-mail: anizarrahayu.upiyaijkt@gmail.com

ABSTRAK

Mahasiswa yang merantau diluar kota, jauh dari orangtua untuk berkuliah, pada kenyataannya sering kali
mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan yang tidak penting, sehingga kuliah menjadi tertunda dan
penyelesaiannya sering tidak tepat waktu.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
dukungan sosial dan self efficacy dengan prokrastinasi akademik mahasiswa perantau yang berkuliah dijakarta.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 121 mahasiswa perantau yang berkuliah di jakarta. Yang
diambil dengan teknik insidental. Skala yang digunakan adalah skala dukungan sosial, skala self efficay dan
skala prokrastinasi akademik. Berdasarkan hasil analisis data bivariate correlation dengan bantuan program
SPSS 15.00 for windows. Ditemukan“Ada hubungan antara dukungan sosial dengan prokrastinasi akademik
mahasiswa perantau yang berkuliah di jakarta” dan ”Ada hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa perantau yang berkuliah di jakarta”. Sedangkan dari hasil analisis data multivariate
correlation ditemukan“Ada hubungan dukungan sosial dan self efficacy dengan prokrastinasi akademik
mahasiswa perantau yang berkuliah di jakarta”.
Kata kunci : Dukungan Sosial, Self Efficcay, Prokrastinasi Akademik

dalam tugas dan menunda penyelesaian tugas tidak


1. PENDAHULUAN tepat waktu, terutama dalam menyelesaikan kuliah.
Dalam bidang psikologi, menunda-nunda
perkerjaan dikenal dengan istilah prokrastinasi.
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang Prokrastinasi adalah perilaku menunda-menunda
dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan mengerjakan tugas atau penundaan menyelesaikan
terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah tugas yang diberikan oleh seorang dosen atau guru.
satu bentuk perguruan tinggi, baik akademik, Prokrastinasi bukanlah tindakan sederhana seorang
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas yang sering menunda disebut penunda atau
(Hartaji, 2012). Menurut Siswoyo, (2007) prokrastinator. Salah satu perilaku prokrastinasi bagi
mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu mahasiswa perantau diduga dikarenakan jauhnya
yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan mahasiswa dari pengawasan orangtua.
tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain Jarangnya kehadiran orangtua di sisi
setingkat perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai mahasiswa, dapat menurunkan semangat mahasiswa
memiliki tingkat intelektualitas tinggi, kecerdasan untuk menyelesaikan tugas kuliah. Secara umum
dalam berpikir dan perencanaan dalam bertindak. dukungan sosial adalah suatu cara yang dilakukan
Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat untuk menunjukkan kepedulian, kasih sayang, cinta,
merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri dan penghargaan kepada orang lain. Menurut Ritter
setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang (dalam Smet, 1994) dukungan sosial mengacu pada
saling melengkapi. bantuan emosional, instrumental, dan finansial yang
Pemicu mahasiswa perantau sulit untuk diperoleh dari jaringan sosial seseorang. Dukungan
menyelesaikan kuliah tepat waktu diduga karena sosial merupakan kenyamanan psikis dan emosional
kurangnya dukungan dan pengawasan dari orangtua, yang diberikan kepada individu oleh keluarga,
menyebabkan mahasiswa kurang bertanggung jawab teman, rekan dan yang lainnya.

IKRAITH-HUMANIORA, Vol. 2, No. 2, MARET 2018 17


Selain pengaruh eksternal seperti adanya tergabung dalam ikatan pelajar mahasiswa Bangka
dukungan sosial, agar tidak terjadi prokrastinasi, Jakarta raya (ISBA JAYA). Karakteristik sampel
mahasiswa perlu memiliki kenyakinan diri yang adalah mahasiswa asal Bangka yang berkuliah di
besar untuk bisa menyelesaikan kuliah, kenyakinan jakarta yang tergabung dalam ISBA JAYA sampel
itu disebut dengan self efficacy. Menurut Bandura, dalam penelitian ini sebanyak 121 mahasiswa
(1997) self efficacy adalah kenyakinan seseorang dengan menggunakan teknik insidental. Yang
terhadap kemampuannya dalam mengorganisasikan digunakan untuk menguji hipotesis serta
dan melaksanakan serangkaian tindakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah
mencapai tujuan yang dikehendaki. Dengan adanya Bivariate Correlation dan Multivariate Correlation.
kenyakinan diri yang tinggi akan mudah mahasiswa Bivariate Correlation digunakan untuk menguji
untuk bisa menyelesaikan tugas yang menjadi hubungan antara satu variabel independen dengan
tanggung jawabnya. Sebaliknya mahasiswa yang satu variabel dependen Kuncono (2005).
memiliki kenyakinan diri rendah, akan sulit untuk Dalam hal ini, metode Bivariate
menyelesaikan suatu masalah ataupun tugas yang Correlation digunakan untuk mengetahui hubungan
ada. Self efficacy atau kenyakinan diri yang dimiliki dukungan sosial dengan prokrastinasi akademik
mahasiswa sangatlah penting, karena kenyakinan mahasiswa perantau yang berkuliah di Jakarta dan
mahasiswa terhadap kemampuanya untuk bisa hubungan self efficacy dengan prokrastinasi
menyelesaikan tugas, mempengaruhi perilaku yang akademik mahasiswa perantau yang berkuliah di
dihasilkan untuk menyelesaikan tugas. Self efficacy Jakarta.
dan Dukungan orang tua pada mahasiswa perantau Sedangkan metode Multivariate
sangatlah penting untuk tidak melakukan Correlation digunakan untuk menguji hubungan
prokrastinasi, namum karena rendahnya atau antara lebih dari satu variabel independen dengan
kurangnya dukungan sosial dari orangtua yang satu variabel dependen Kuncono (2005). Dalam hal
didapatkan oleh mahasiswa perantau, dan rendahnya ini metode Multivariate Colleration digunakan
self efficacy mahasiswa maka membuat prokrastinasi untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dan
semakin besar dialami mahasiswa perantau. self efficacy dengan prokrastinasi akademik
Mengingat pentingnya lulus tepat waktu, mahasiswa yang berkuliah dijakarta. Proses
bagi setiap mahasiswa maka penelitian tentang pengolahan data dalam Spenelitian ini dilakukan
prokrastinasi akademik dengan faktor yang dengan bantuan program SPSS 15.0 for IOS.
mempengaruhinya, yaitu dukungan sosial dan self
efficacy menjadi layak untuk dilakukan. Berdasarkan
fenomena diatas, judul penelitian yang di ajakuan 3. LANDASAN TEORI
adalah: Hubungan Dukungan Sosial dan Self
Efficacy dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa
Perantau yang Berkuliah di Jakarta. Prokrastinasi Akademik
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, procrastination dengan awalan pro yang berarti
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran
(a) Apakah ada hubungan dukungan sosial dengan crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika
prokrastinansi akademik mahasiswa perantau digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda
yang berkuliah di Jakarta ? sampai hari berikutnya (Ghufron & Rini, 2014).
(b) Apakah ada hubungan self efficacy dengan Steel (2007) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah
prokrastinasi akademik mahasisa perantau yang menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan
berkuliah di jakarta ? walaupun individu mengetahui bahwa perilaku
(c) Apakah ada hubungan dukungan sosial dan self penundaanya tersebut dapat menghasilkan dampak
efficacy dengan prokrastinansi akademik buruk. Ferrari ( dalam Ghufron & Rini, 2014)
mahasiswa perantau yang berkuliah di Jakarta ? membagi prokrastinansi menjadi dua, yakni (1)
functional procrastination, yaitu penundaan
mengerjakan tugas yang bertujuan untuk
2. METODOLOGI memperoleh informasi yang lebih lengkap dan
akurat ; (2) disfunctional procrastinantion, yaitu
penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek, dan
Jenis penelitian ini adalah penelitian menimbulkan masalah.
kuantitatif, ditinjau dari sudut paradigma penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi
yang menekankan pada pengujian teori melalui prokrastinasi akademik dapat dikategorikan menjadi
pengukuran variable penelitian dengan angka dan dua macam, yaitu faktor internal dan faktor ekternal
melakukan analisa data mengunakan prosedur (Ghufron & Rini, 2014).
statistika. Jenis penelitian ini adalah penelitian a. Faktor Internal
korelasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah Faktor internal adalah faktor-faktor yang
mahasiswa asal bangka yang berkuliah di jakarta dan terdapat dalam dari individu yang mempengaruhi

18 IKRAITH-HUMANIORA, Vol. 2, No. 2, MARET 2018


prokrastinasi. Faktor-faktor internal meliputi desa ataupun di kota tidak mempengaruhi perilaku
kondisi fisik dan kondisi psikologis dari individu. prokrastinasi individu.
1) Kondisi fisik individu Menurut Joseph Ferrari (dalam Sekar &
Anne, 2013) faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor dari dalam diri individu yang turut prokrastinasi akademik dapat dikategorikan dua
mempengaruhi munculnya prokrastinasi macam, yaitu:
akademik adalah keadaan fisik dan kondisi a) Faktor internal
kesehatan individu, misalnya kelehan mental Faktor-faktor yang terdapat dalam diri
atau fatigue. Individu yang mengalami fatigue individu yang mempengaruhi prokrastinasi.
akan memilki kecenderungan yang lebih tinggi Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan
untuk melakukan prokrastinasi daripada yang kondisi psikologis individu.
tidak. Tingkat intelegensi yang dimiliki individu b) Faktor eksternal
tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi. Faktor-faktor diluar individu yang ikut
Walaupun prokrastinasi sering disebabkan oleh mempengaruhi kecenderungan timbulnya
adanya keyakinan-keyakinan yang irasional yang prokrastinasi pada individu, antara lain: gaya
dimiliki individu. pengasuhan orangtua, kondisi lingkungan yang
2) Kondisi psikologis individu laten, kondisi lingkungan yang mendasarkan pada
penilaian akhir, serta dukungan sosial.
Menurut Millgram dkk (dalam Ghufron & Beberapa penelitian sebelumnya
Rini, 2014) mengatakan bahwa trait kepribadian menemukan kualitas internal individu memiliki
individu turut mempengaruhi munculnya perilaku peranan penting dalam mempengaruhi perilaku
menunda, misalnya trait kemampuan sosial yang prokrastinasi seseorang, Janssen dan Carton (dalam
tercermin dalam self regulation dan tingkat Nela Regar Ursia, dkk, 2013). Kualitas internal
kecemasan dalam berhubungan sosial. Besarnya tersebut adalah rendahnya kontrol diri (self control),
motivasi juga akan mempengaruhi prokrastinasi self consciuous, self esteem, self efficacy, dan
secara negatif. Semakin tinggi motivasi intrinsik kecemasan sosial.
yang dimiliki individu ketika menghadapi tugas,
akan semakin rendah kecenderungannya untuk Dukungan sosial
prokrastinasi akademik. Berbagai hasil penelitian Menurut Dimatteo (dalam sekar & anne,
juga menemukan aspek-aspek lain pada diri 2015) mendefenisikan dukungan sosial sebagai
individu yang turut mempengaruhi individu untuk dukungan atau bantuan yang berasal dari orang lain
mempunyai suatu kecenderungan perilaku seperti teman, tetangga, teman kerja dan orang-
prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri. orang. Menurut sarafino (dalam Tiara, 2013)
b. Faktor Eksternal menyatakan bahwa inidivu yang memperoleh
dukungan sosial akan menyakini bahwa ia dicintai,
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dirawat, dihargai, berharga, dan merupakan bagian
terdapat di luar diri individu yang mempengaruhi dari lingkungan sosialnya. Selanjutnya Sarafino
prokrastinasi. Faktor-faktor itu berupa pengasuhan menyatakan setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
orang tua dan lingkungan yang kondusif, antara lain: mahasiswa tak lepas dari dukungan sosial orang tua.
1) Gaya pengasuhan orang tua Menurut Sherinda dan Radmacher (1992),
Sarafino (1998), Taylor (1999) (dalam Lubis, 2005)
Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete (dalam
membagi dukungan sosial ke dalam lima bentuk,
Ghufron & Rini, 2014) menemukan bahwa tingkat
yaitu:
pengasuhan otoriter ayah menyebabkan
a. Dukungan Emosional
munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi
Dukungan ini membuat individu memiliki
yang kronis pada subjek penelitian perempuan,
perasaan nyaman, yakin, diperlukan dan dicintai
sedangkan tingkat pengasuhan otoritatif ayah
oleh pemberi dukungan sosial sehingga individu
menghasilkan anak perempuan yang bukan
dapat mengatasi masalah dengan lebih baik.
prokrastinator. Ibu yang memiliki kecenderungan
Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi
melakukan avoidance procrastination
keadaan yang tidak dapat dikontrol.
menghasilkan anak perempuan yang memiliki
b. Dukungan Instrumental
kecenderungan untuk melakukan avoidance
Dukungan ini berupa penyediaan materi yang
procrastination pula.
dapat memberikan pertolong langsung, seperti
2) Kondisi lingkungan
pinjaman uang, pemberian barang, makanan, serta
Kondisi lingkungan yang toleran terhadap pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi
prokrastinasi akademik lebih banyak ditemukan stress karena individu dapat langsung
pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan meme1cahkan masalahnya yang berhubungan
daripada lingkungan yang penuh pengawasan. dengan materi. Dukungan instrumental sangat
Tingkat atau level sekolah, dan letak sekolah di diperlukan terutama dalam mengatasi masalah
yang dianggap dapat dikontrol.

IKRAITH-HUMANIORA, Vol. 2, No. 2, MARET 2018 19


c. Dukungan Informasi menunjang. Dimensi ini biasanya berkaitan
Dukungan ini melibatkan pemberian langsung dengan dimensi level, yaitu makin tinggi
informasi, saran dan umpan balik tentang situasi taraf kesulitan tugas, makin lemah keyakinan yang
dan keadaan individu. Jenis informasi seperti ini dirasakan untuk menyelesaikannya.
dapat menolong individu untuk mengenali dan c. Dimensi generalisasi (generality)
mengatasi masalah dengan lebih mudah. Dimensi ini berkaitan dengan luas bidang
d. Dukungan pada Harga Diri tingkah laku yang mana individu merasa yakin
Dukungan ini berupa penghargaan diri pada akan kemampuannya. Individu dapat merasakan
individu, pemberian semangat, persetujuan pada yakin terhadap kemampuan dirinya. Apakah
pendapat individ, perbandingan yang positif terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu
dengan individu lain. Bentuk dukungan ini atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang
membantu individu dalam membangun harga diri bervariasi.
dan kompetensi.
e. Dukungan dari Kelompok Sosial
Bentuk dukungan ini akan membuat individu 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
merasa menjadi anggota dari suatu kelompok yang
memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial
dengannya. Dengan begitu individu akan merasa Hasil Penelitian
memiliki teman senasib.
Bivariate Correlation
Self efficay Variabel R P
Menurut Bandura (1997) self efficacy Dukungan sosial(X1) -0,406 0,000
adalah keyakinan individu mengenai kemampuan Prokrastinasi Akademik (Y)
dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang Self Eficacy(X2) -0,435 0,000
diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Sedangkan Prokrastinasi Akademiik(Y)
Menurut Baron dan Byrne (2003) mendefinisikan
self efficacy sebagai keyakinan seseorang akan pada hasil analisis data antara dukungan sosial
kemampuan atau kompetensinya atas kinerja tugas dengan prokrastinasi akademik mahasiswa perantau
yang diberikan, pencapain tujuan, dan kemampuan yang berkuliah di jakarta diperoleh r = - 0,406 dan p
akan mengatasi hambatan. = 0,000 ˂ 0,05. Pada hipotesis kedua, hasil analisis
Menurut Bandura (1997) Self efficacy pada data antara self efficacy dengan prokrastinasi
diri tiap individu akan berbeda antara satu individu akademik mahasiswa perantau yang berkuliah di
dengan yang lain berdasarkan tiga dimensi. Berikut jakarta diperoleh r = - 0,435 dan p = 0,000 ˂ 0,05.
adalah dimensi tersebut:
a. Dimensi tingkat (level) Multivariat Correlation
Dimensi ini berkaitan dengan derajat kesulitan Variabel R P
tugas ketika individu merasa mampu untuk Dukungan sosial(X1) -0,445 0,000
melakukannya. Apabila individu dihadapkan pada Self Efficacy (X2)
tugas-tugas yang disusun menurut tingkat Prokrastinasi Akademik (Y)
kesulitannya, maka efikasi diri individu mungkin
akan terbatas pada tugas-tugas yang mudah, Hipotesis Ketiga yang menggunakan analisis
sedang, atau bahkan meliputi tugas-tugas yang multivariate correlation ditemukan korelasi antara
paling sulit. Sesuai dengan batas kemampuan yang dukungan sosial dan self efficacy dengan
disarankan untuk memenuhi tuntutan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa perantau yang
yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat. berkuliah di jakarta sebesar R = -0,445 dan p =
Dimensi ini memiliki implikasi terhadap pemilihan 0,000 ˂ 0,05.
tingkah laku yang akan dicoba atau dihindari.
Individu akan mencoba tingkah laku yang Berdasarkan hasil analisis regresi metode
dirasakan mampu dilakukannya dan menghindari stepwise didapatkan hasil kontribusi dukungan sosial
tingkah laku yang berada di luar batas kemampuan dan self efficacy dengan prokrastinasi akademik
yang dirasakannya. berdasarkan hasil R square 0,420 sebesar 42%, di
b. Dimensi kekuatan ( strength) mana dukungan sosial memberi sumbangan sebesar
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan 33,1% dengan R square = 0,331 dan sisanya (42%-
dari keyakinan atau pengharapan individu 33,1%) = 8,9 % adalah hasil sumbangan self
mengenai kemampuannya. Pengharapan yang efficacy. Ada pun sisanya 58 % memperoleh
lemah mudah digoyahkan oleh pengalaman- kontribusi faktor lainnya yang tidak disebutkan
pengalaman yang tidak mendukung. Sebaliknya, dalam penelitian ini.
pengharapan yang mantap mendorong individu
tetap bertahan dalam usahanya. Meskipun
mungkin ditemukan pengalaman yang kurang

20 IKRAITH-HUMANIORA, Vol. 2, No. 2, MARET 2018


Uji Normalitas dilakukan. Sebaliknya, bila dukungan sosial yang
Variabel P Keterangan diberikan orangtua rendah maka akan tinggi
Dukungan sosial 0,001 Tidak prokrastinasinya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
Normal dukungan sosial berperan besar dalam terjadinya
Self Efficacy 0,001 Tidak prokrastinasi akademik pada mahasiswa perantau di
Normal Jakarta yang berasal dari Bangka. Dukungan sosial
Prokrastinasi Akademik 0,001 Tidak yang diberikan orangtua kepada mahasiswa perantau
Normal menimbulkan rasa dihargai, dibutuhkan, merasa
tenang secara emosional serta menjadi satu tim yang
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan kompak. Dukungan orangtua merupakan dukungan
metode kolmogrov-smirnov. Hal ini dikarenakan sosial utama yang diterima oleh mahasiswa perantau
jumlah subyek / responden lebih dari 100. karena orangtua merupakan orang yang paling
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan berperan saat mahasiswa dalam keadaan bermasalah
terhadap skala prokrastinasi akademik diperoleh sehingga kemungkinan orangtua memberikan
nilai p = 0,001< 0,05, skala dukungan sosial bantuan ketika sedang mengalami kesulitan .
diperoleh p = 0,000 > 0,05, serta pada skala self Hasil hipotesis kedua dari analisis data melalui
efficacy diperoleh p = 0,000 < 0,05. bivariate correlation, menunjukkan ada hubungan
Variabel X X X Katego antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik
Renda tinggi temuan ri mahasiswa perantau yang berkuliah di Jakarta. Hasil
h korelasi dengan arah yang signifikan negatif
Dukungan 61,62 66,04 73,08 tinggi menunjukkan bahwa semakin tinggi self efficacy
Sosial maka semakin rendah prokrastinasi akademik
Self Eficacy 38,77 42,27 58,42 Tinggi terjadi, sebaliknya bila semakin tinggi self efficacy
Prokrastinasi 93,40 98,64 86,88 Rendah maka semakin rendah prokrastinasi akademiknya.
Akakdemik Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh damri dkk (2017) yang
Berdasarkan hasil kategorisasi skor, menemukan hubungan signifikan antara self efficacy
prokrastinasi akademik diperoleh mean temuan (X) dan prokrastinasi akademik. Sehingga dapat
sebesar 86,88, yaitu tergolong rendah. Mean temuan dikatakan bahwa individu yang memiliki self
(X) dukungan sosial diperoleh sebesar 73,08 artinya efficacy tinggi semakin rendah prokrastinasi
dukungan sosial tergolong tinggi, sedangkan mean akademiknya, namun sebaliknya semakin rendah
temuan (X) dari self efficacy diperoleh sebesar 58,42 self efficacy pada mahasiswa maka semakin tinggi
tergolong tinggi. terjadinya prokrastinasi akademik. Dapat ditarik
Analisis tambahan dalam penelitian ini adalah kesimpulan bahwa self efficacy sangat berperan
jenis kelamin laki-laki memiliki persentase sebesar besar dalam terjadinya prokrastinasi akademik pada
59,50 % dan perempuan sebesar 40,50% . Usia 20- mahasiswa perantau. Ini berarti self efficacy sangat
22 tahun memeiliki persentanse sebesar 36,36% , mendukung mahasiswa perantau untuk tidak
23-24 tahun sebesar 42,14% dan > 25 tahun sebesar melakukan prokrastinasi akademik, self efficacy
21,50% . Lama tinggal di Jakarta < 3 tahun memiliki yang terdapat dalam diri mahasiswa seperti
persentase sebesar 30,57% , 3-4 tahun sebesar mengetahui kemampuannya dan yakin terhadap
51,23 %, 4-5 tahun sebesar 13,26 % dan > 5 tahun kemampuan diri sendiri, membuat prokrastinasi
sebesar 4, 94 % . akademik pada mahasiswa perantau rendah. Karena
self efficacy yang ada dalam diri mahasiswa
Pembahasan merupakan hal yang penting untuk harus dimiliki
Dari hasil analisis bivariate correlation, setiap mahasiswa perantau agar menyakini
ditemukan ada hubungan antara dukungan sosial kemampuan diri sendiri dalam melakukan pekerjaan
dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di perantauan.
perantau yang berkuliah di Jakarta. Hasil korelasi Hasil penelitian untuk uji hipotesis korelasi
dengan arah yang negatif menunjukkan bahwa multivariate antara variabel dukungan sosial dan self
semakin tinggi dukungan sosial maka semakin efficacy dengan prokrastinasi akademik ditemukan
rendah prokrastinasi akademik, sebaliknya semakin ada hubungan antara dukungan sosial dan self
rendah dukungan sosial maka semakin tinggi efficacy dengan prokrastinasi akdemik mahasiswa
prokrastinasi akademiknya. Ini sejalan dengan hasil perantau yang berkuliah di Jakarta.
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nini Sri Berdasarkan hasil analisis regresi dengan
Wahyuni (2012) mengatakan bahwa ada hubungan metode stepwise kontribusi dukungan sosial dan self
negatif antara dukungan sosial orangtua dengan efficacy terhadap prokrastinasi akademik sebesar
prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Hal ini 42%, di mana dukungan sosial memberi sumbangan
dapat dikatakan apabila mahasiswa perantau sebesar 33,1% dan 8,9 % adalah hasil sumbangan
mendapatkan dukungan sosial tinggi dari orangtua self efficacy.
maka akan rendah prokrastinasi akademik yang

IKRAITH-HUMANIORA, Vol. 2, No. 2, MARET 2018 21


Hasil kategorisasi skor pada penelitian ini, 1. Saran teoritis
prokrastinasi akdemik yang dimiliki mahasiswa Diharapkan penelitian ini dapat berguna
perantau yang berkuliah di Jakarta berada pada sebagai sumbangan ilmiah secara teoritis
kategori “Rendah”, dukungan sosial pada ketegori bagi perkembangan disiplin ilmu psikologi,
“tinggi” dan self efficacy pada kategori “tinggi”. Hal khususnya psikologi pendidikan dan
ini berarti mahasiswa perantau asal Bangka yang psikologi sosial, serta dapat
berkuliah di Jakarta menunjukkan dukungan sosial membangkitkan minat peneliti untuk
yang diberikan oleh orangtua mahasiswa perantau melakukan penelitian lebih lanjut yang
tinggi, self efficacy juga tinggi. Oleh karenanya terkait dengan prokrastinasi akademik
dapar dipahami bahwa prokrastinasi yang terjadi dengan memperluas sampel tidak hanya
pada mahasiswa perantau asal Bangka pada kategori mahasiswa Bangka tetapi juga mahasiswa
rendah. Artinya semakin tinggi dukungan sosial dan dari daerah lainya. Agar generalisi dapat
self efficcay maka semakin rendah prokrastinasi diterapkan lebih luas. Selain itu bagi
akademikmahasiswa perantau yang berasal dari peneliti selanjutnya yang akan melakukan
bangka yang berkuliah di jakarta. penelitian mengenai dukungan sosial dan
Dalam analisis tambahan penelitian ini self efficacy dengan prokrastinasi akdemik
ditemukan responden pada laki-laki lebih banyak di untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain
bandingakan dengan perempuan dengan demikian yang memiliki kontribusi dalam
pada mahaiswa perantau dari bangka yang berkuliah mempengaruhi prokrastinasi akdemik
di jakarta ditemukan prokrastinasi akademik lebih seperti faktor kontrol diri, self regulation,
banyak di lakukan oleh mahasiswa laki-laki daripada gaya pengasuh orangtua, kondisi
perempuan sedangkan bila dilihat dari usia maka lingkungan, self esteem . Hal lain yang
mahasiswa perantau yang terbanyak adalah yang perlu diperhatikan adalah metode tambahan
berusia 23-24 paling sedikit pada usia > 25 tahun, seperti obeservasi dan wawancara yang
bila dilihat dari lamanya tinggal di Jakarta maka lebih mendalam kepada responden
mahasiswa yang prokrastinasi adalah yang tinggal penelitian karena tidak semua hal dapat
selama 3-4 tahun dan paling sedikit selama >5 diungkapkan dengan skala.
tahun. Yang artinya dalam penelitian ini memang 2. Saran praktis
benar bahwa prokrastinasi yang di lakukan oleh a. Bagi mahasiswa perantau khususnya
mahasiswa perantau yang bersal dari Bangka rendah, mahasiswa dari Bangka yang berkuliah
yang dapat dilihat dari persentase yang rendah pada di Jakarta diharapkan, untuk
yang di temukan. mempertahankan komunikasi dengan
orangtua dengan cara bertukar pikiran,
mengembangkan hubungan yang baik
dengan orangtua, harus terbuka kepada
5. KESIMPULAN orangtua ketika dalam kesulitan
mengerjakan tugas-tugas kuliah,
berfikir positif, menggunakan waktu
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
dengan sebaik-baiknya. Selain itu lebih
disimpulakan bahwa:
yakin dengan kemampuan diri sendiri,
1. Ada hubungan yang signifikan dengan arah
dan lebih menyadari pentingnya
negatif antara dukungan sosial dengan
menyelesaikan tugas secepatnya agar
prokrastinasi akdemik mahasiswa perantau
bisa menyelesaikan kuliah pada tepat
yang berkuliah di Jakarta.
waktu.
2. Ada hubungan yang signifikan dengan
b. Bagi ISBA JAYA diharapkan agar
arah negatif antara self efficacy dengan
dapat merangkul seluruh anak perantau
prokrastinasi akdemik mahasiswa perantau
yang berasal dari Bangka untuk dapat
yang berkuliah di Jakarta.
menjalin silahturahmi dan saling
3. Ada hubungan yang signifikan dengan arah
menyemangati masalah perkuliahan
negatif antara dukungan sosial dan self
sehingga terciptalah rasa kekeluargaan
efficacy dengan prokrastinasi akdemik
yang membuat mahasiswa perantauan
mahasiswa perantau yang berkuliah di
merasa memiliki dan mendapat
Jakarta.
dukungan keluarga di tempat
perantaunya sehingga semangat dalam
A. Saran – Saran
menyelesaikan perkuliahan.
Setelah mengadakan penelitian dan menganalisa
data penelitian serta menyimpulkan data-data
diperoleh, maka penulis memberikan beberapa
saran, yaitu:

22 IKRAITH-HUMANIORA, Vol. 2, No. 2, MARET 2018


DAFTAR PUSTAKA

Baron, R.A & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial


edisi kesepuluh jilid 1. Jakarta: Erlanga
Bandura, A. (1997).Self Efficacy: The Exercize Of
Control, New York: W.H. Freeman and
Company.
Damri, dkk. (2017). Hubungan Self Efiicacy dan
Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Dalam
Menyelesaikan Tugas Perkuliahan.
Universitas Negeri Padang. Jurnal
bimbingan konseling. Hal 74-95
Hartaji, Damar A. (2012). Motivasi Berprestasi Pada
Mahasiswa yang Berkuliah Dengan Jurusan
Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma. (tidak diterbitkan)
Lubis, N.L. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis.
Jakarta : kencana
M, N. Ghufron & Rini, R.S. (2014). Teori-teori
psikologi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Nini Sri, W. (2012). Hubungan dukungan sosial
orangtua dengan prokrastinasi akademik
dalam menyelesaikan skripsi pada
mahasiswa/I stie pelita bangsa binjai.
Jurnal psikologi.
Rissa Tiara, P. (2013). Hubungan antara dukungan
sosial orangtua dengan motivasi
menyelesaikan skripsi pada mahasiswa
psikologi semester 9 dan 11 di binus
university
Siswoyo, Dwi dkk. 2007. Ilmu Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press
Sekar, R.A & Anne, F. (2013). Hubungan antara
distress dan dukungan sosial dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa
dalam menyusun skripsi. Talenta Psikologi.
Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Sahid Surakarta.
Vol. II, No 2
Smet, Bart. 1994. Psikolgoi Kesehatan. Jakarta.
Grasindo
Steel, P. (2007). The nature of procrastination: A
meta analytic and theoretical review of
quintessential self regulatory failure.
Psychological Bulletin, 133(1), 65– 94.

IKRAITH-HUMANIORA, Vol. 2, No. 2, MARET 2018 23

Anda mungkin juga menyukai