Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
Academic procrastination is the kind of delay that made the tasks associated with the assignment of formal academic.
One of them is that often a student prokrastinator. If procrastination is not immediately addressed, it would be
detrimental to the students themselves. The development of students academic achievement become impaired. The
purpose of this study is to determine the internal factors and external factors that cause students academic
procrastination.. Questionnaire given to 221 students of High School in Temanggung, and 6 respondents to be
interviewed. Data analysis using quantitative analysis that includes percentages descriptive,and qualitative analysis of
the interview result. The study found that internal factors cause students academic procrastination viewed of physical
conditions (69%), psycological condition (73%), Then the external factors cause academik procrastination viewed from
the families conditions (75%), school environment ( 67%), environment society (66%). The conclusions that the main
cause of internal factors on students academik prokrastination is the physical condition and the most important external
factor causes procrastination on students academic is the school environment. For school counselor to provide services
regarding content mastery of time mangement as an effort to prevent the emergence of academic procrastination.
66
Ujang Candra,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (3) (2014)
67
Ujang Candra,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (3) (2014)
dengan hasil seadanya, bahkan tidak Jenis penelitian yang digunakan dalam
mengumpulkan tugas dengan alasan lupa. Siswa penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
cenderung melakukan aktivitas lain yang Berdasarkan metodenya maka penelitian yang
dianggap lebih menyenangkan daripada digunakan yaitu penelitian survei. Subjek dalam
mengerjakan tugas. Hal tersebut menandakan penilitan ini berjumlah 221 orang siswa kelas XI
bahwa siswa juga kurang memahami tujuan dan SMA Negeri Kabupaten Temanggung yang
manfaat dari tugas yang diberikan oleh guru. diperoleh dengan teknik pengambilan cluster
Kesadaran siswa tentang tugasnya sebagai random sampling dan purposive sampling. Untuk
seorang pelajar juga perlu dipertanyakan. mengungkap variabel yang diteliti, yaitu faktor
Selain dari pengamatan, peneliti juga penyebab prokrastinasi akademik siswa, maka
mendapat informasi dari beberapa Guru bidang digunakan angket prokrastinasi akademik dan
studi, bahwa siswa sering menunda tugas dalam wawancara untuk memperkuat data. Validitas
bentuk take home atau pekerjaan rumah pada instrumen penelitian menggunakan validitas
mata pelajaran tertentu. Permasalahan seperti ini konstruk dan dengan perhitungan product moment,
tidak hanya sesekali terjadi melainkan menjadi sedangkan reliabilitas instrumen dengan
kebiasaan siswa. Kendati sudah mengantisipasi menggunakan perhitungan Alpha.
dengan memberikan informasi pada pertemuan Teknik analisis data menggunakan analisis
sebelumnya tetapi masih ada beberapa siswa kuantitatif yang mencakup deskriptif presentase,
yang beralasan tidak tahu. Fenomenan tersebut dan analisis kualitatif dari hasil wawancara.
paling dominan terjadi pada siswa kelas sebelas. Analisis deskriptif presentase digunakan untuk
Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti mengetahui faktor–faktor apa saja yang
tersebut, maka menandakan perilaku menyebabkan prokrastinasi akademik pada
prokrastinasi akademik siswa di SMA Negeri 1 siswa, dan analisis kualitatif hasil wawancara
Candiroto masih tinggi. Hal serupa juga terjadi digunakan sebagai data pendukung dalam
pada sekolah lain dengan permasalahan siswa menemukan faktor–faktor penyebab
yang mengalami prokrastinasi akademik. prokrastinasi akademik pada siswa.
Untuk menjawab faktor apa saja yang
sebenarnya menyebabkan prokrastinasi HASIL DAN PEMBAHASAN
akademik pada siswa kelas dua di SMA Negeri
Kabupaten Temanggung, perlu dilaksanakan Beradasrkan data kuantitatif hasil
penelitian yang empiris. Berdasarkan penelitian faktor–faktor penyebab prokrastinasi
permasalahan inilah yang mendorong peneliti akademik pada siswa kelas XI SMA Negeri
untuk mengadakan penelitian mengenai “Faktor Kabupaten Temanggung, diperoleh data bahwa
– Faktor Penyebab Prokrastinasi Akademik Pada faktor internal yaitu kondisi fisik mempunyai
Siswa Kelas XI SMA Negeri Kabupaten presentase sebesar 69%, dan kondisi psikologis
Temanggung”. Pentingnya penelitian ini mempunyai presentase sebesar 73%. Sedangkan
dilakukan dalam layanan bimbingan dan dalam faktor eksternal yaitu kondisi keluarga
konseling agar Guru BK dapat membantu sebesar 75%, faktor lingkungan sekolah
kelompok individu yang mempunyai mempunyai presentase sebanyak 67%, dan faktor
permasalahan sesuai dengan masalah yang lingkungan masyarakat mempunyai presentase
dihadapi. Melalui penelitian ini diharapkan guru sebesar 66%.
BK dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang Dari tabel analisis deskriptif presentase di
menyebabkan prokrastinasi akademik pada siswa atas, maka dapat disimpulkan jika dilihat dari
dan guru BK dapat mencegah terjadinya data secara keseluruhan menunjukkan bahwa
prokrastinasi akademik siswa. semua indikator dalam faktor – faktor penyebab
prokrastinasi akademik pada siswa kelas XI SMA
METODE Negeri Kabupaten Temanggung yaitu Kondisi
fisik, kondisi psikologis, kondisi keluarga,
68
Ujang Candra,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (3) (2014)
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat akademik siswa adalah faktor kondisi fisik dan
tergolong dalam kriteria tinggi. kondisi psikologis. Faktor penyebab pada
indikator kondisi fisik disajikan dalam tabel
Faktor penyebab internal sebagai berikut.
Berdasarkan data hasil penelitian, daktor
internal yang menjadi penyebab prokrastinasi
Salah satu faktor yang menjadi penyebab membentuk suatu kebiasaan yang membuat
terjadinya prokrastiinasi akademik adalah sikap siswa laki-laki nyaman dengan kondisi tersebut,
dan kebiasaan suatu gender dalam memandang walaupun memang tidak semua siswa laki-laki
tugas dengan persentase 56%. Sugiyo (2006) bersikap seperti itu.
sikap merupakan sistem yang berlangsung terus Davidoff dan Orgel dalam (Sugiyo, 2006)
dalam tiga komponen yang dipusatkan pada menyebutkan bahwa persepsi merupakan proses
suatu objek tunggal. Keyakinan terhadap objek pengorganisasian, pengintepretasian terhadap
merupakan komponen kognitif, perasaan stimulus yang diterima oleh organisme sehingga
terhadap objek merupakan komponen afektif, merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan
dan kesiapan bertindak terhadap objek aktivitas yang integrated dalam diri individu.
merupakan komponen kecenderungan bertindak. Oleh karena itu persepsi inilah yang
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, seharusnya dapat dirubah baik menggunakan
menunjukkan bahwa siswa perempuan lebih rajin modifikasi perilaku maupun metode lain guna
dari siswa laki-laki dan siswa laki-laki sudah menumbuhkan persepsi baru tentang siswa laki-
terbiasa menunda tugas. Hal tersebut laki yang mempunyai sikap rajin dan disiplin
menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik terhadap suatu tugas, sehingga siswa laki-laki
lebih banyak terjadi pada siswa laki-laki. mampu terlepas dari persepsi lamanya dan
Fenomena ini terjadi karena adanya persepsi mampu mengembangkan dirinya ke arah yang
dasar bahwa siswa laki-laki kurang rajin lebih positif.
dibangdingkan siswa perempuan, dan persepsi Faktor penyebab pada indikator kondisi
tersebut terjadi berulang-ulang hingga psikologis disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Konsep diri dapat menjadi salah satu siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil
faktor penyebab prokrastinasi akademik pada penelitian, dalam dekriptor mampu memahami
69
Ujang Candra,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (3) (2014)
konsep dirinya terhadap suatu tugas dengan siswa dalam mengembangkan konsep dirinya
persentase 70%. Konsep diri adalah gambaran secara matang karena akan sangat bermanfaat
mengenai dirinya sendiri baik yang berhubungan bagi dirinya, salah satunya dalam hal akademik
dengan aspek fisik, sosial dan psikologis, (Sugiyo, yang berhubungan dengan tugas. Dengan
2005). Jika dihubungkan dengan siswa yang demikian siswa tidak lagi mempunyai
mengalami prokrastinasi akademik, dapat permasalahan dengan kondisi psikisnya sehingga
dikatakan bahwa siswa tersebut mempunyai dapat menekan prokrastinasi akademik.
konsep diri yang kurang baik dalam menghadapi
suatu tugas. Sugiyo (2005) menyebutkan bahwa Faktor penyebab eksternal
konsep diri negatif adalah pengetahuan yang Berdasarkan hasil penelitian, faktor
tidak tepat tentang dirinya sendiri, penghargaan eksternal yang menjadi penyebab prokrastinasi
yang tidak tepat tentang diri sendiri, penghargaan akademik pada siswa adalah faktor kondisi
diri yang tidak realistis, dan harga diri yang keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
rendah. masyarakat. Faktor penyebab pada indikator
Dari hasil analisis tersebut kondisi keluarga disajikan dalam tabel sebagai
menggambarkan bahwa peningkatan konsep diri berikut.
masih sangat diperlukan. Hal ini akan membantu
70
Ujang Candra,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (3) (2014)
Dari data kuantitatif hasil penelitian atau sekedar mengobrol dengan temannya ketika
menunjukkan bahwa pengaruh teman sebaya ada tugas kelompok daripada mengerjakannya.
dapat menjadi salah satu penyebab prokrastinasi Dari hal tersebut, pengendalian diri pada siswa
akademik pada siswa dengan persentase 61%. sangatlah penting. Siswa belum sepenuhnya
Perkembangan kehidupan sosial remaja juga mampu membedakan apa yang sedang dilakukan
ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh dan apa yang seharusnya dilakukan.
teman sebaya dalam kehidupan mereka.
Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk Faktor penyebab pada indikator
berhubungan atau bergaul dengan teman-teman lingkungan masyarakat disajikan dalam tabel
sebaya mereka (Desmita, 2008). Tetapi yang sebagai berikut.
terjadi adalah siswa lebih memilih untuk bermain
71
Ujang Candra,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (3) (2014)
Santrock, J.W. 2002. Life Span Development: Sugiyo. 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang:
Perkembangan Masa Hidup. Alih bahasa UNNES Press.
Achmad Chusairi dan Wisnu Chandra Supriyo. 2008. Studi Kasus Bimbingan dan Konseling.
Kristiaji. Jakarta: Erlangga. Semarang: CV. Nieuw Setapak.
72