Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI

AKADEMIK PADA MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Proposal Penelitian

QANSANYA HADIE ‘AINA


18010664105

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Individu yang sedang menuntut ilmu baik di jenjang sekolah menengah maupun
perguruan tinggi akan selalu dituntut atau dibebani tugas-tugas yang bertujuan untuk
meningkatkan potensi diri dan pemahaman mereka. Namun dalam penyelesaiannya,
kerapkali pelajar akan menemui kesulitan yang datang dari dalam maupun luar diri
individu tersebut. Kesulitan tersebut umumnya akan berdampak pada lama waktu yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas. Keyakinan seseorang terhadap kemampuannya
dalam mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan
yang dikendaki atau yang menurut Bandura disebut self-efficacy juga disinyalir turut
mempengaruhi kecepatan penyelesaian tugas.

Self-efficacy yang rendah sering diduga sebagai penyebab utama prokrastinasi yang
mana semakin individu tidak yakin akan kemampuannya maka potensi untuk menunda
penyelesaian tugas atau prokrastinasi akan cenderung meningkat juga. Hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Julianda bahwa hubungan antara self-efficacy dengan
prokrastinasi memiliki korelasi negatif (Julianda, 2012). Temuan serupa juga muncul
dalam penelitian yang dilakukan oleh Nuruddin yang menyatakan bahwa self-efficacy
memiliki hubungan yang negatif dengan perilaku prokrastinasi akademik (Nuruddin,
n.d.). Korelasi negatif ini memiliki arti semakin tinggi self-efficacy maka akan diikuti
dengan semakin rendah perilaku prokrastinasi akademik. Hasil penelitian serupa juga
diajukan oleh Afriyeni yang mengatakan bahwa “The result shows ther is a negative and
significant relationship between self-efficacy and academic procrastination” (Afriyeni,
2015) dan yang dilakukan oleh Damri (Damri et al., 2017). Namun hal tersebut
berseberangan dengan hasil penelitian oleh Setiyowati yang mengatakan bahwa self-
efficacy dan prokrastinasi akademik memiliki hubungan namun tidak signifikan
(Setyowati, 2016) yang mana mungkin hal tersebut disebabkan oleh perbedaan usia
subjek penelitian yang digunakan oleh Setiyowati yakni siswa SMP. Irawan juga
melakukan penelitian serupa akan tetapi dengan menggunakan subjek yaitu pegawai dan
menghasilkan kesimpulan yang sama (Irawan & Mubarak, 2015)

Menurut Zusya “the academic self-efficacy had differences by age, year in, obstacles
and activities” (Zusya & Akmal, 2016). Di lingkup mahasiswa, berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Lastary prokrastinasi akademik lebih banyak dilakukan oleh
mahasiswa laki-laki daripada perempuan.(Lastary & Rahayu, 2018). Menurut Dewi
Efikasi diri menyumbang 32,3% terhadap prokrastinasi akademik (Dewi, 2014).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, penelitian ini berusaha
untuk menjawab pertanyaan : Bagaimana hubungan antara self-efficacy dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

D. Manfaat Hasil Penelitian


1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi psikologi khususnya
mengenai hubungan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik
b. Penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti lain untuk memberikan
masukan khususnya mereka yang akan meneliti lebih lanjut mengenaik
prokrastinasi akademik
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan bagi pembaca dan
masyarakat mengenai hubungan self-efficacy dengan prokrastinasi akademik
pada mahasiswa
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa
mengenai pentingnya self-efficacy dalam pengerjaan berbagai tugas

E. Asumsi Penelitian
Terdapat beberapa asumsi dasar dalam penelitian ini yaitu:
1. Tingkat self-efficacy yang dimiliki setiap individu berbeda-beda
2. Self-efficacy dapat diukur menggunakan skala
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis
1. Pengertian Efikasi Diri
Bandura dalam (Afriyeni, 2015) menjelaskan bahwa self-efficacy merupakan
keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasi dan melakukan
tindakan-tindakan yang perlu dalam mencapai tingkat kinerja tertentu. Bandura
juga menjelaskan bahwa self-efficacy adalah evaluasi seseorang terhadap
kemampuannya atau kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai
tujuan atau mengatasi hambatan.
Menurut Bandura dalam (Lastary & Rahayu, 2018) self-efficacy pada tiap individu
akan berbeda satu dengan yang lain berdasarkan tiga dimensi. Berikut adalah
dimensi tersebut:
a. Dimensi Tingkat (Level)
Berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika individu merasa
mampu untuk melakukannya. Apabila individu dihadapkan pada tugas-tugas
yang disusun menurut tingkat kesulitannya, maka efikasi diri individu
mungkin akan terbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang, atau bahkan
paling sulit. Sesuai dengan batas kemampuan yang disarankan untuk
memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat.
Dimensi ini memiliki implikasi terhadap pemilihan tingkah laku yang akan
dicoba atau dihindari. Individu akan mencoba tingkah laku yang diraksakan
mampu dilakukannya dan menghindari tingkah laku yang berada di luar batas
kemampuan yang dirasakannya.
b. Dimensi Kekuatas (Strength)
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau
pengharapan individu mengenai kemampuannya. Pengharapan yang lemah
mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tdak mendukung.
Sebaliknya, pengharapan yang mantap mendorong individu tetap bertahan
dalam usahanya. Meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang kurang
menunjang. Dimensi ini biasanya berkaitan langsung dengan dimensi level,
yaitu makin tinggi taraf kesulitan tugas, makin lemah keyakinan yang
dirasakan untuk menyelesaikannya.
c. Dimensi Generalisasi (generality)
Berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa
yakin akan kemampuannya. Apakah terbatas pada suatu aktivitas dan situasi
tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.
2. Pengertian Prokrastinasi Akademik
Menurut Rothblum, Solomon, dan Mukarami dalam (Afriyeni, 2015) definisi
prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan dari (a) selalu atau hampir
selalu menunda mengerjakan tugas akademik, dan (b) selalu dan hampir selalu
mengalami masalah kecemasan yang berhubungan dengan penundaan ini. Tugas-
tugas akademik tersebut diantaranya adalah tugas menulis, membaca, belajar
menghadapi ujian, menghadiri pertemuan (belajar di sekolah), tugas administratir,
dan kinerja akademik secara keseluruhan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Zusya dan Akmal mengenai self-efficacy dengan
prokrastinasi akademik mahasiswa menyatakan bahwa ada hubungan yang tidak
signifikan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik. (Zusya & Akmal, 2016).
Hasil yang serupa juga ditemukan oleh Anwar dkk yang menyatakan bahwa ada korelasi
negatif yang signifikan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik (Damri et al.,
2017)

C. Kerangka Konseptual

Prokrastinasi Akademik
Ciri-Ciri :
1. Penundaan untuk memulai
dan menyelesaikan tugas.
Self-Efficacy : 2. Keterlambatan dalam
mengerjakan tugas.
1. Level
3. Kesenjangan waktu antara
2. Strength rencana dan kinerja aktual
4. Melakukan aktivitas yang
3. Generality
lebih menyenangkan.
Ferrari dkk. 1995 (dalam
Ghufron, Rsnawati,2010

Semakin tinggi self-efficacy pada mahasiswa maka kecenderungan untuk melakukan


prokrastinasi akan menurun.

D. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa
Ha : Terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa
BAB III
Metode Penelitian

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi.
Penelitian korelasi menurut Jannah merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan atau korelasi antara dua variabel atau lebih variabel penelitian

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel
Menurut Jannah, variabel penelitian adalah konstruk yang memiliki nilai tertentu
dimana nilai ini yang dianalisis secara statistik dalam suatu penelitian (Jannah, 2018).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable)
dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi variabel dalam penelitian ini
adalah :
a. Vatiabel Terikat (dependent variable)
Menurut jannah Variable terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
keberadaan variabel bebas (Jannah, 2018). Variabel terikat dapat dilambangkan
dengan huruf “Y”. variabel terikat dalam penelitian ini adalah prokrastinasi
akademik(Y).

b. Variabel Bebas (independent variable)

Menurut Jannah Variabel bebas merupakan variabel yang secara teoritis memiliki
pengaruh terhadap perubahan variabel (Jannah, 2018). Varibel bebas dapat
dilambangkan dengan huruf “X”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah self-
efficacy (X).

2. Definisi Operasional
Menurut Nurastuti definisi operasional variabel adalah istilah variabel yang harus
mempunyai sebuah rujukan empiris yang dapat diukur, dihitung, logis dan dinyatakan
dalam kriteria operasi yang dapat diuji khusus. Definisi variabel penelitian harus
dirumuskan untuk menghindaari kesalahan dalam mengumpulan data. Definisi
operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah :
a. Prokrastinasi akademik
Prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan dari (a) selalu atau hampir
selalu menunda mengerjakan tugas akademik, dan (b) selalu dan hampir selalu
mengalami masalah kecemasan yang berhubungan dengan penundaan ini. Tugas-
tugas akademik tersebut diantaranya adalah tugas menulis, membaca, belajar
menghadapi ujian, menghadiri pertemuan (belajar di sekolah), tugas administratir,
dan kinerja akademik secara keseluruhan..
b. Self-Efficacy
Self-efficacy adalah sebuah kepercayaan yang dimiliki oleh masing-masing
individu kepada dirinya kemampuan yang dimiliki, dalam menghadapi masalah
serta bertindak dalam keseharian. Efikasi diri ini akan diukur dengan
menggunakan skala efikasi diri yang didasarkan pada aspek-aspek efikasi diri
yaitu, level, generality, strength. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala
efikasi diri maka semakin tinggi pula efikasi dirinya, begitu pula sebaliknya.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik pengumpulan data skala.
Menurut Jannah teknik pengumpulan data berupa skala adalah suatu instrumen yang
berupa kuesioner yang berisi daftar pertanyaan. Penggunaan teknik ini dipilih karena
dirasa paling cocok untuk meneliti hubungan Efikasi diri dengan Prokrastinasi
Akademik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala
yaitu skala prokrastinasi akademik dan skala efikasi diri.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa skala likert. Skala likert adalah sebuah
skala untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi seseorang. Dalam penelitian ini
terdapat dua skala, yang pertama Academic Procrastination Scale (APS) yang terdiri
dari 24 pertanyaan dan disusun oleh McCloskey dan Academic Self-Efficacy yang
disusun oleh Zajacova dan terdiri dari 27 item pertanyaan. Dari kedua skala tersebut
maka peneliti akan membuat alternative jawaban yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat
Tidak Sesuai (STS). Pada pertanyaan favourable untuk jawaban SS skor 4, S skor 3,
TS skor 2, dan STS skor 1. Pada pertanyaan unfavourable SS skor 1, S skor 2, TS
skor 3, dan STS skor 4.
Daftar Pustaka

Afriyeni, N.-. (2015). Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada
Siswa Kelas Xi Sma Negeri 9 Padang. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 16(2),
191. https://doi.org/10.25077/jantro.v16i2.25

Damri, Engkizar, E., & Anwar, F. (2017). Hubungan Self-Efficacy Dan Prokrastinasi
Akademik Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas Perkuliahan. JURNAL EDUKASI:
Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1), 74. https://doi.org/10.22373/je.v3i1.1415

Dewi, R. N. (2014). Hubungan antara Efikasi Diri dengan Prokrastinasi pada Mahasiswa
Program Twinning Universitas Muhammadiyah Surakarta. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Irawan, I., & Mubarak, A. (2015). Hubungan Self-Efficacy dengan Procrastination pada
Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAd (Persero). Prosiding Psikologi, 2(1),
412–416. https://doi.org/10.1007/SpringerReference_223312

Jannah, M. (2018). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi. Unesa University


Press.

Julianda, B. N. (2012). Prokrastinasi dan Self Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Surabaya. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Unversitas Surabaya, 1(1).

Lastary, L. D., & Rahayu, A. (2018). Hubungan dukungan sosial dan. 2(2), 17–23.

Nuruddin, I. (n.d.). Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Perilaku Prokrastinasi Akademik


Pada Siswa Ma Al-Hidayah Wajak Malang. 01.

Setyowati, R. (2016). Hubungan Self-Efficacy dan Prokrastinasi Akademik terhadap Prestasi


Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Se-kecamatan Kuwarasan Kabupaten
Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Zusya, A. R., & Akmal, S. Z. (2016). Hubungan Self Efficacy Akademik dengan
Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi.
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(2), 191–200.
https://doi.org/10.15575/psy.v3i2.900

Anda mungkin juga menyukai