Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS SELF-EFFICACY SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

DI SMA NEGERI 2 KERINCI

PROPOSAL

OLEH

DEKA APRIANI

NIM. 1910204072

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN 2022/1443 H
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................................... 7


1. Pembelajaran Biologi ................................................................ 7
2. Self-efficacy ............................................................................... 8
3. Gender ....................................................................................... 13
B. Penelitian Relevan.......................................................................... 15
C. Kerangka Konseptual ..................................................................... 17
D. Hipotesis ........................................................................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 20


B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 21
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 23
D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 24
E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, Slameto (2003).

Kemudian Nana Syodih Sukmadinata, Menyatakan tujuan belajar pada dasarnya

mengarah pada peningkatan Penguasaan Pengetahuan, Kemampuan, Keterampilan,

Pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka Pembentukan dan

Pengembangan diri siswa. Hasil belajar merupakan Realisasi tercapainya tujuan

Pendidikan sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan

Pendidikannya, Purwanto (2013;46).

Efikasi diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri yang paling

berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Karena efikasi diri ikut serta dalam

menentukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan dan perkiraan yang akan

dihadapinya. Seseorang dengan self-efficacy yang tinggi cenderung lebih banyak

belajar dan berprestasi dari pada mereka yang memiliki self-efficacy rendah

cenderung akan mudah menyerah ketika megerjakan soal-soal hal ini benar ketika

tingkat kemampuan aktualnya sama menurut Bandura dalam (Omrod, 2008).

1
2

Dengan kata lain ketika siswa memiliki kemampuan yang sama, mereka yang

percaya dan yakin dapat melakukan tugas yang lebih ada kemungkinan siswa

tersebut lebih dulu menyelesaikan tugas tersebut dengan sukses daripada mereka

yang tidak yakin mampu mencapai keberhasilan.

Menurut Bandura dalam Ghufron dan Rini (2010;73) Efikasi diri sebagai

keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau

tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Sedangkan menurut

Alwisol 2009;278) Self-efficacy merupakan keyakinan diri (sikap percaya diri)

terhadap kemampuan sendiri untuk menampilkan tingkah laku yang akan

mengarahkannya kepada hasil yang diharapkan.

Baron dan Byerne (2004;186) Menyatakan Self-efficacy Akademik

berhubungan dengan keyakinan siswa akan kemampuannya melakukan tugas-tugas,

mengatur kegiatan belajar mereka sendiri, dan hidup dengan harapan akademis

mereka sendiri dan orang lain. sedangkan menurut Bandura (1997;213)

menyatakan Self-efficacy memiliki beberapa faktor salah satunya jenis kelamin

(gender). Zimmerman dalam Bandura (1997;213) Menyatakan bahwa terdapat

perbedaan pada perkembangan kemampuan dan kompetensi laki-laki dan

perempuan.

Berdasarkan hasil Observasi dan Wawancara di SMAN 2 KERINCI pada

jum'at 23 September 2022 mendapatkan bahwa adanya siswa saat pembelajaran


3

biologi berlangsung mereka malu untuk bertanya atau menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru, cenderung mereka lebih memilih berdiskusi dengan teman

sebangku dan menyuruh teman lain untuk menanyakan sesuatu hal yang mereka

tidak mengerti. Hal ini didasari berdasarkan wawancara dengan guru mata

pelajaran biologi dikelas X SMAN 2 KERINCI mereka menyatakan bahwa pada

saat jam pembelajaran berlangsung adanya siswa yang ragu-ragu untuk tampil

presentasi di depan kelas, dan ada siswa yang tidak percaya diri dengan jawaban

mereka sendiri saat guru memberikan soal atau ulangan. Kepercayaan diri siswa

laki laki cenderung sangat rendah dibandingkan dengan kepercayaan diri siswa

Perempuan. Permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya self-efficacy siswa untuk

mengerjakan tugas yang diberikan guru. Rata-rata siswa lebih mengerjakan pr saat

disekolah dan saat pembelajaran berlangsung, serta mereka menyontek kepada

teman yang selesai duluan. Sehingga hasil belajar dan aktivitas self-efficacy siswa

dapat dikatakan rendah.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya

perbedaan antara Self-efficacy siswa Laki-laki dengan Self-efficacy siswa

perempuan. Hal ini sesuai dengan indikator Self-efficacy yang dikemukakan oleh

ziberman (2016) yaitu adanya Tingkat kesulitan tugas, dan adanya derajat

keyakinan efikasi yang lemah.

Penelitian terkait dengan self-efficacy, Dilakukan oleh Gusriko Hardianto,

Erlamsyah dan Nurfarhanah (2014). Dengan judul "Hubungan Antara Self-efficacy

Akademik dengan Hasil Belajar Siswa" penelitian ini adalah penelitian deskriptif
4

korelasional. Kesimpulan pada penelitian ini terdapatnya hubungan yang signifikan

antara self-efficacy akademik dengan hasil belajar siswa di SMA Negeri 2 Solok

Selatan, yang mempunyai tingkat keeratan hubungan sedang. Selanjutnya

Penelitian yang dilakukan oleh Harida dan Marhaeny Wiji Astuti (2012). Dengan

judul "Self-efficacy dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ipa-kimia"

Penelitian ini bersifat Korelasional. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu semakin

tinggi Self-efficacy siswa, semakin tinggi prestasi belajar siswa. Sebaliknya,

semakin rendah self-efficacy siswa, maka semakin rendah prestasi siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul "ANALISIS SELF-EFFICACY SISWA PADA PEMBELAJARAN

BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 KERINCI".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, Maka Identifikasi masalah

adalah :

1. Banyaknya siswa yang kurang percaya diri atau ragu-ragu terhadap

keberhasilan dalam mata pelajaran Biologi, Sehingga siswa bosan

saat pembelajaran berlangsung.

2. Kurangnya motivasi belajar siswa, yang menyebabkan rendahnya

pencapaian pembelajaran.
5

3. Adanya siswa yang tidak mampu menunjukkan prestasi akademis

secara optimal, yang disebabkan oleh siswa yang tidak percaya diri

atau ragu-ragu dalam bertindak.

4. Banyaknya siswa yang belum mengenal potensi dirinya, yang

menyebabkan kurang percaya diri terhadap apa yang dilakukannya.

C. Batasan Masalah

Untuk mempermudah dalam pembahasan masalah yang hendak dibahas dalam

penelitian ini dan juga mempermudah pelaksanaan penelitian maka perlu adanya

batasan masalah sebagai berikut :

a. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA NEGERI 2

KERINCI tahun ajaran 2022/2023.

b. Penelitian ini dilakukan pada pembelajaran Biologi.

c. Penelitian dilakukan untuk melihat adanya perbedaan Sikap percaya diri

siswa laki-laki dengan sikap percaya diri siswa Perempuan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi

rumusan masalah adalah :

1. Bagaimana tingkat self-efficacy siswa perempuan kelas X SMA NEGERI

2 KERINCI ?
6

2. Bagaimana tingkat self-efficacy siswa laki-laki kelas X SMA NEGERI 2

KERINCI ?

3. Bagaimana perbedaan self-efficacy siswa perempuan dengan self-efficacy

siswa laki-laki kelas X SMA NEGERI 2 KERINCI ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka penelitian bertujuan :

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat self-efficacy siswa perempuan kelas

X SMA NEGERI 2 KERINCI.

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat self-efficacy siswa laki-laki kelas X

SMA NEGERI 2 KERINCI.

3. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan self-efficacy siswa perempuan

dengan self-efficacy siswa laki-laki kelas X SMA NEGERI 2 KERINCI.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah :

1. Untuk memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang penelitian ilmiah.

2. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang bersangkutan, yaitu

tentang permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

3. Untuk melengkapi dan memenuhi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Kerinci.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Biologi

Belajar merupakan suatu proses aktvitas individu dalam bentuk

interaksi dengan lingkungannya sehingga terjadi pengalaman belajar.

Pembelajaran merupakan hala yng membelajrkan yang artinya mengacu ke

segala adanya upaya bagaimana membuat seseorang belajar bagaiman

menghasilkan terjadinya peristiwa belajar didalam diri orang tersebut (Lufri

Dkk, 2006).

Istilah lain pembelajaran juga dimaksudkan adalah upaya

membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penatapan

upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang ditata

dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan peluang di

capainya hasil Pembelajaran (Uno Dkk, 2006). Biologi adalah ilmu yang

mempelajari mengenai makhluk hidup. Sebagai suatu ilmu pengetahuan

biologi lahir dan berkembang melalui pengamatan dan eksperimen. Seorang

ahli biologi dapat mengetahui bagaiman organ-organ pata tumbuhan, hewan,

7
8

dan manusia bekerja. Biologi juga memperhatikan tentang mengapa

berbagai tumbuhan dan hewan-hewan berbeda bentuk dan ukurannya

(Sudjadi Dkk, 2002).

Pembelajaran biologi merupakan salah satu komponen dari proses

pembelajaran di sekolah. Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang sangat

menarik untuk dipelajari, karena materi pelajaran biologi sangat erat

kaitannya dengan lingkungan dan kehidupan manusia sehari-hari.

Materi atau bahan ajar biologi pada dasarnya berupa fakta, konsep,

prinsip, dan teori. Materi yang disajikan dan pengalaman siswa yang

dirancang guru akan dapat menciptakan presepsi dan image siswa terhadap

ilmu itu. Dari pengertian di atas berarti pembelajaran biologi merupakan

salah satu komponen dari proses pembelajaran yang ada di sekolah dan

sangat menarik untuk dipelajari.

2. Self-efficacy

a. Pengertian Self-efficacy

Self efficacy adalah salah satu aspek pengetahuan tentang

diri atau self knowledge yang paling berpengaruh dalam

kehidupan manusia sehari-hari. Menurut Bandura dalam Ghufron

dan Rini (2010:73), efikasi diri sebagai keyakinan individu

mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau


9

tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.

Sedangkan menurut Alwisol (2009: 287), self efficacy

merupakan keyakinan diri (sikap percaya diri) terhadap

kemampuan sendiri untuk menampilkan tingkah laku yang akan

mengarahkannya kepada hasil yang diharapkan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa self

efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang

dimilikinya untuk bisa menampilkan perilaku performa yang

efektif sehingga bisa menyelesaikan tugas tertentu dengan baik.

Menurut Indah (2009: 25), self efficacy memiliki beberapa fungsi,

yaitu.

1.Menentukan pilihan tingkah laku.

2.Menentukan seberapa besar usaha dan ketekunan yang

dilakukan.

3.Mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional.

4.Meramalkan tingkah laku selanjutnya.

5.Menunjukkan kinerja selanjutnya.

Self efficacy dapat ditumbuhkan dan dipelajari berdasarkan lima

sumber informasi, yaitu.


10

1) Perfomance Accomplishment

Performance accomplishment merupakan sumber

pengharapan yang utama karena didasarkan pada pengalaman

individu ketika berhasil mengerjakan suatu hal dengan baik.

Keberhasilan akan menumbuhkan pengharapan dan kegagalan

yang terjadi berulangkali melemahkan pengharapan. Bandura

menyebutkan hal ini sebagai mastery experience dimana

keberhasilan sebelumnya dimasa lalu akan mempengaruhi

keberhasilan dan pengerjaan tugas-tugas berikutnya.

2) Vicorious Experiences

Vicarious experiences adalah pengalaman yang didapat

ketika individu melihat orang lain berhasil menyelesaikan suatu

tugas dengan baik. Pengharapan dapat tumbuh pada diri individu

yang memiliki posisi sebagai pengamat pada saat dirinya

menyaksikan orang lain mampu melakukan aktivitas dalam

situasi yang tertekan tanpa akibat yang merugikan.

3) Verbal Persuasion

Menurut Bandura verbal persuasion ini digunakan untuk

meyakinkan seseorang bahwa dirinya memiliki kemampuan.

Individu yang dapat diyakinkan secara verbal oleh


11

lingkungannya akan mengeluarkan usaha yang besar

dibandingkan jika dirinya memiliki keraguan akan kemampuan

yang dimilikinya.

4) Emotional Arousal

Emotional aurosal adalah muncul dan naiknya emosi

seseorang ketika individu berada dalam situasi yang tertekan.

Saat berada dalam situasi yang tertekan, kondisi emosional dapat

mempengaruhi pengharapan individu. Rasa takut dan cemas

mengalami kegagalan membuat individu menjadi tidak yakin

dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

5) Physical or Affective Status

Stres dan kecemasan memiliki akibat negatif terhadap self

efficacy. Jika individu tidak sedang mengalami gejolak perasaan

maka dirinya akan mampu berpikir relatif tenang, jernih, dan

terarah. Hal ini berguna agar dapat melihat apakah tujuan yang

akan dicapai sulit, sedang, atau mudah. Pada akhirnya self

efficacy yang akan muncul akan lebih sesuaidengan kenyataan

yang sedang dihadapi oleh individu yang bersangkutan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi self-efficacy antara lain adalah performance


12

accomplishment atau sumber pengharapan yang muncul ketika

individu berhasil menyelesaikan suatu hal dengan baik, vicarious

experiences atau pengalaman yang didapat ketika individu

melihat orang lain berhasil meyelesaikan suatu tugas dengan

baik, verbal persuasion atau dukungan verbal kepada individu

agar dapat menyelesaikan tugas dengan baik, emotional aurosal

atau gejolak fisiologis ketika individu berada dalam situasi

tertekan dan physical or affective status atau kondisi fisik dan

afeksi yang dirasakan oleh individu.

b. Indikator self-efficacy

Berikut adalah indikator instrumen self-efficacy menurut

zimmerman :

1. Magnitude (Tingkat Kesulitan Tugas)

a. Menghindari situasi dan perilaku diluar

batas kemampuan.

b. Analisis pilihan perilaku yang akan dicoba.

c. Menyesuaikan dan menghadapi langsung

tugas-tugas yang sulit.

2. Generality (Luas Bidang Perilaku)


13

a. Keyakinan yang menyebar pada berbagai

bidang perilaku.

b. Keyakinan hanya pada bidang khusus.

4. Strength ( Derajat Keyakinan/Pengharapan)

a. Keyakinan efikasi yang lemah.

b. Menilai dirinya tidak mampu

menyelesaikan tugas.

c. Keyakinan yang menetap bertahan dalam

usahanya.

d. Memiliki keyakinan akan kesuksesan

terhadap apa yang dikerjakan

3. Gender

Menurut Eckerrt dan McCoonel (2003) bahwa gender merupakan

klasifikasi berdasarkan jenis kelamin terhadap sesuatu kegiatan yang

dilakukan berdasarkan peran sebagai laki-laki atau perempuan. Hal-hal

yang identik dilakukan oleh laki-laki disebut dengan Maskulin dan yang

dilakukan perempuan dengan feminim. Litosseliti (2006).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Gender diartikan sebagai

jenis kelamin. Gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan

perempuan yang dibentuk oleh faktor sosial budaya masyarakat, sehingga


14

lahirlah beberapa anggapan tentang peran sosial dan budaya laki-laki dan

perempuan. Bentukan sosial atas laki-laki dan perempuan itu antara lain

perempuan dikenal sebagai makhluk lemah lembut, cantik dan emosional

sedangkan laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Dikutip

dalam buku ajar gender dalam hukum.

Peran gender adalah apa yang harus, pantas dan tidak pantas

dilakukan laki-laki dan perempuan berdasarkan pada nilai, budaya dan

norma masyarakat pada masa tertentu. Minsalnya, laki-laki bekerja untuk

mencari nafkah, pemimpin, direktur, dan sebagainya. Sedangkan

perempuan adalah menjadi ibu rumah tangga, guru, dokter dan

sebagainya. Sedangkan sifat gender adalah sifat dan perilaku yang

diharapkan pada laki-laki dan perempuan berdasarkan pada nilai, budaya

dan norma masyarakat pada masa tertentu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gender sangat erat

kaitannya dengan sikap percaya diri seseorang siswa. Dimana sikap

percaya diri siswa laki-laki akan berbeda dengan sikap percaya diri siswa

perempuan. Menurut hasil pengamatan sikap percaya diri perempuan

lebih lemah dibandingkan dengan sikap percaya diri laki-laki.


15

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan Self-efficacy siswa antara lain :

1. Penelitian ini dilakukan oleh Fauziana. Dengan judul "Pengaruh Self-

efficacy terhadap kemampuan memecahkan masalah ipa" Penelitian

ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis data secara

mendalam tentang pengaruh self-efficacy terhadap kemampuan

pemecahan masalah ipa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu

terdapat hubungan positif yang signifikan antara self- efficacy dan

kemampuan memecahkn masalah ipa. Kesimpulan tersebut

menunjukkan bahwa semakin tinggi self-efficacy maka akan semakin

tinggi pula kemampuan memecahkan masalah ipa.

Dari penelitian terkait diatas terdapat persamaan dengan

penelitian yang sedang dilakukan yaitu sama sama meneliti tentang

self-efficacy dan menganalisis data. Akan tetapi selain persamaan

penelitian relavan diatas memiliki perbedaan dimana penelitian

relavan diatas lebih fokus kepada kemampuan pemecahan masalah

sedangkan penelitian yang sedang dilakukan berfokus pada

perbedaan self-efficacy siswa laki-laki dan perempuan.

2. Penelitian ini dilakukan oleh Harida dan Marhaeny Wiji Astuti.

Dengan judul "self-efficacy dan prestasi belajar siswa dalam


16

pembelajaran ipa-kimia" Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

hubungan antara self-efficacy dan prestasi belajar ipa-kimia, sehingga

metode penelitian yang digunakan adalag metode kuantitatif yang

bersifat korelasional digunakan. Teknik pengambilan sampel secara

random dengan pengundian, terpilih sampel penelitian sebanyak 72

orang. Kesimpulan yang didapat terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara self-efficacy dan prestasi belajar ipa-kimia siswa.

Semakin tinggi self-efficacy siswa, semakin tinggi prestasi belajar

siswa. Sebaliknya, semakin rendah self-efficacy siswa, maka semakin

rendah prestasi siswa.

Dari penelitian terkait diatas terdapaat persamaan dengan

penelitian yang sedang dilakukan, persamaannya adalah sama sama

menggunakan metode kuantitatif serta sama sama mengukur tingkat

self-efficacy siswa. Selain persamaan dari penelitian relavan diatas

terdapat juga perbedaan antara penelitian relavan dengan penelitian

yang sedang dilakukan, yaitu penelitian relavan berfokus pada

prestasi belajar siswa sedangkan penelitian ini berfokus pada gender.

3. Penelitian ini dilakukan oleh Nadia El Khair. Dengan judul "Analisis

self-efficacy peserta didik dalam pembelajaran biologi dan

hubungannya dengan hasil belajar peserta didik di kelas X MAS

PPM diniyyah pasia" Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif,


17

analisis data pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi pearson

product moment. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah

peserta didik kelas X ipa dan ips dengan jumlah sampel sebanyak 64

orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik saruration

sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket self-

efficacy.

Dari penelitian terkait diatas terdapat persamaan dengan

penelitian yang sedang diteliti yaitu sama sama menganalisis self-

efficacy siswa pada pembelajaran biologi. Adapun perbedaannya

yaitu penelitian relavan berfokus pada hasil belajar siswa. Sedangkan

penelitian ini berfokus pada perbedaan sikap percaya diri sesuai

gender.

C. Kerangka Konseptual

Self efficacy merupakan keyakinan diri (sikap percaya diri) terhadap

kemampuan sendiri untuk menampilkan tingkah laku yang akan

mengarahkannya kepada hasil yang diharapkan. self-efficacy siswa ini

diharapkan bisa membantu siswa mengetahui bakat serta minat siswa. Serta

dapat mengetahui apakah ada perbedaan antara self-efficacy siswa laki-laki

dengan self-efficacy siswa perempuan.


18

Dengan demikian permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya self-efficacy

siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Rata-rata siswa lebih

mengerjakan pr saat disekolah dan saat pembelajaran berlangsung, serta mereka

menyontek kepada teman yang selesai duluan. Sehingga hasil belajar dan

aktivitas self-efficacy siswa dapat dikatakan rendah.Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa adanya perbedaan antara Self-efficacy siswa Laki-laki

dengan Self-efficacy siswa perempuan.

Dari penjelasan diatas maka penelitian kali ini penulis akan meneliti tentang

perbedaan self-efficacy siswa laki-laki dengan self-efficacy siswa perempuan saat

belajar biologi.

Self-efficacy

Self-efficacy Self-efficacy

Siswa Perempuan Siswa Laki-Laki

Tabel 1.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Adapun yang menjadi Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :


19

HO = Tidak ada perbedaan antara self-efficacy siswa laki-laki dengan self-

efficacy siswa perempuan SMAN 2 KERINCI.

H1 = Ada perbedaan antara self-efficacy siswa laki-laki dengan self-

efficacy siswa perempuan SMAN 2 KERINCI.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif

menurut Arikunto (2019;27) Penelitian Kuantitatif adalah metode penelitian

yang sesuai dengan namanya, Banyak dituntut Menggunakan angka, Mulai dari

pengumpulan data, Penafsiran terhadap data tersebut, Serta penampilan hasilnya.

Sedangkan menurut Sunyoto (2016;21) Penelitian kuantitatif merupakan Angka

atau bilangan yang sudah pasti sehingga mudah dirangkai dan juga memudahkan

dalam membaca, serta mempermudah peneliti untuk mrmbuat sebuah

pemahaman. Penelitian ini Menggunakan teknik Komparatif sebagai teknik

menganalisis data yang meneliti apakh ada perbedaan antara Self-efficacy siswa

laki-laki dengan Self-efficacy siswa perempuan kelas X SMAN 2 KERINCI.

Komparatif adalah penelitian yang menggunakan teknik yang

membandingkan suatu objek dengan objek lain. Objek yang digunakan dapat

berupa tokoh yang bersifat membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari

suatu variabel tertentu. Dari penjelasan diatas alasan penulis memilih pendekatan

20
21

komparatif yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan antar Self-efficacy

siswa laki-laki dengan Self-efficacy siswa perempuan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018) Populasi adalah keseluruhan dari objek

penelitian.Maka populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

X SMAN 2 KERINCI.

NO KELAS SISWA LAKI- SISWA

LAKI PEREMPUAN

1 XA 18 16

2 XB 20 14

3 XC 18 16

4 XD 17 13

5 XE 15 18

6 XF 17 14

7 XG 18 13
22

8 XH 17 16

120 140

Jumlah 260

Sumber : Wawancara guru SMA NEGERI 2 KERINCI

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari Populasi yang menjadi sumber data dalam

penelitian, Sugiyono (2017). Dalan penelitian ini penulis menggunakan

rumus slovin untuk menghitung jumlah sampel. Dimana rumus slovin

merupakan formula untuk menghitung jumlah sampel minimal jika

perilaku sebuah populasi belum diketahui secara pasti.

n = jumlah sampel yang akan dicari

N = jumlah seluruh populasi

e = besarnya kesalahan yang ditetapkan


23

Dari perhitungan rumus diatas penulis mendapatkan sampel siswa

perempuan sebanyak 54 orang dan siswa laki-laki sebanyak 58 orang.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang saya gunakan adalah dengan Menggunakan

Angket atau kuisoner yang menurut Sugiyono (2005) kuisoner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Pada

penelitian ini peneliti menggunakn instrumen penelitian berupa angket yang

mana rumusan indikator dari angket tersebut sebagai berikut :

NO DIMENSI INDIKATOR

1. Magnitude (Tingkat Kesulitan 1. Menghindari situasi dan

Tugas) perilaku diluar batas

kemampuan.

2. Analisis pilihan perilaku yang

akan dicoba.

3. Menyesuaikan dan menghadapi

langsung tugas-tugas yang sulit

2. Generality (Luas Bidang 1. Keyakinan yang menyebar pada


24

Perilaku) berbagai bidang perilaku.

2. Keyakinan hanya pada bidang

khusus.

3. Strength (Derajat 1. Keyakinan efikasi yang lemah.

Keyakinan/Pengharapan)
2. Menilai dirinya tidak mampu

menyelesaikan tugas.

3. Keyakinan yang menetap

bertahan dalam usahanya.

4. Memiliki keyakinan akan

kesuksesan terhadap apa yang

dikerjakan.

Sumber : ziberman (2016)

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sanjaya (2011) Instrumen Penelitian adalah alat yang dapat

diggunakan untuk mengumpulkan data atau informasi penelitian. Sedangkan

Menurut Sugiyono (2006) Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang digunakan

mengukur kejadian alam maupun sosial yang diamati.


25

a. Uji Validitas

Uji Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang diukur. Uji Validitas ini digunakan untuk mengetahui

seberapa berat hubungan antara self-efficacy siswa berdasarkan jenis

kelamin dengan hasil belajar.

b. Uji Reabilitas

Uji reabilitas ini menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam

mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Pada program SPSS,

metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha, dimana kuesioner

dikatakan reliabel jika nilai Croncbach Alpha lebih besar dari 0,60.

E. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah atau

hipotesis dalam penelitian. Karena jenis penelitian ini adalah komparatif maka

analisis data yang digunakan analisis data yang tersedia.

a. Uji hipotesis

Uji hipotesis adalah sebuah proses untuk melakukan evaluasi

kekuatan bukti dari sampel, dan memberikan dasar untuk membuat

keputusan terkait dengan populasinya. uji hipotesis dilakukan untuk


26

menjawab apakah parameter memiliki perbedaan dengan nilai pada

hipotesis nol. Tahapan uji hipotesis.

1. Menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

2. Mengumpulkan data sebagai dasar uji hipotesis

3. Menentukan Significance Level (alpha)

4. Menentukan kriteria pengujian dan daerah penolakan

5. Memilih uji statistik yang sesuai

6. Menarik kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian. Malang: Umm press.

Anas, Sudijono. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Pt. raja Grafindo

Persada

Buangin, Burhan. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif 'Pemahaman Filosofis

Dan Metodologis Kearah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Fauziana. (2022). Pengaruh Self-efficacy Terhadap Kemampuan Memecahkan

Masalah Ipa. Jurnal pgmi ftik iain lhokseumave, 2(1).

Harida, Wiji Astute, Marhaeny. (2012) Self-efficacy dan Prestasi Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran Ipa-kimia. Jurnal pendidikan matematika dan ipa, 3(1).

Hasbullah. (2006). Dasar Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Lurfri dan Ardi. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Konsep

Disertasi Contoh Pada Materi Sel Untuk Siswa SMA. Bioeducation jurnal.

1(1).

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi Bandung: Pt.

Remaja Rosdakarya.

27
Nawawi, Hadari. (2015). Manajemen SDM Untuk Bisnis Kooperatif. Yogyakarta:

Gajah Mada University press.

Safitri, Isnaini, dkk. (2019). Hubungan Self-efficacy Berdasarkan Gender Dengan

Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ipa. Jurnal bioterdidik, 7(3).

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjadi, Siti Laila. (2005). Biologi Sains Dalam Kehidupan. Jakarta: Yudistira.

Susanti, Try dan Ussisa Aula. (2016). Hubungan Self-efficacy dan Prestasi Belajar

Siswa Pada Mata Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. Jurnal ijer,

1(1).

Syah, Muhibin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: Pt. Raja Grapindo Persada.

28

Anda mungkin juga menyukai