Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DAN SELF-ESTEEM

TERHADAP HASIL BELAJAR


MAHASISWA MAGISTER PSIKOLOGI UNTAG

TESIS PROPOSAL
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Psikologi

Diajukan oleh :

Ika Mufid Dati


1532100035

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Permasalahan .......................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah .......................................... 1
2. Rumusan Masalah ...................................................... 3
3. Keaslian Penelitian .................................................... 4
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 6
1. Tujuan Penelitian ....................................................... 6
2. Manfaat Penelitian ........................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 7
1. Self-Efficacy ............................................................... 7
2. Self-Esteem ................................................................ 9
3. Prestasi Belajar Mahasiswa .................................... 10
B. Landasan Pemikiran .............................................................. 11
C. Hipotesis ................................................................................ 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian .................................................................... 13
1. Populasi .................................................................... 13
2. Sampel ...................................................................... 12
B. Variabel Penelitian dan Pengukuran ....................................... 14
1. Self-Efficacy .............................................................. 14
2. Self-Esteem ............................................................... 14
3. Hasil Belajar Mahasiswa ....................................... 15
C. Analisis Data ........................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Permasalahan

1. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa merupakan salah satu bagian dari masa remaja. Stanley Hall

(1904; dalam Santrock 2007) menyatakan bahwa remaja terjadi dari usia 12

sampai 23 tahun. Pada tahap ini remaja memperantarai masa kanak dengan masa

dewasa, saat usia ini remaja kebanyakan mengalami tekanan, konflik serta

perubahan suasana hati (Santrock, 2012; Santrock 2007). Menurut Badan Pusat

Statistik Nasional (2013). Tahun 2013 jumlah penduduk di Indoenesia sebanyak

290 juta manusia dengan 35% diantaranya yaitu remaja yang berusia 24 tahun.

Salah satu faktor utama terjadinya masalah dalam diri remaja disebabkan

oleh rendahnya self esteem. Menurut Rosenberg (1965) self esteem yaitu sebuah

penilaian negatif atau positif tentang diri sendiri. Menurut Coopersmith (1967),

apabila self esteem remaja rendah dapat menyebabkan mudah marah, suka

menyendiri, kesulitan dalam mengungkapan pendapat, dan kesepian. penilaian

pada diri sendiri yang diekspresikan dalam bentuk perilaku seperti menunjukkan

bahwa diri berhasil serta berharga untuk orang sekitar merupakan pengertian dari

harga diri. Terdapat 2 aspek self esteem menurut Rosenberg (1965) seperti social

self esteem dan performance self esteem

Proses belajar yang dilakukan mahasiswa di kampus pada kenyataannya

dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga hasil belajar yang dicapai akan sangat

tergantung pada interaksi dari berbagai faktor yang saling terkait antara satu

1
2

dengan yang lainya. Inteligensi merupakan salah satu faktor yang diprediksikan

sebagai penyebab utama dalam pencapaian prestasi belajar mahasiswa oleh karena

itu tingkat inteligensi sering digunakan untuk meramalkan kemampuan dalam

belajar serta prestasi yang akan diraih mahasiswa.

Kemampuan intelektual mahasiswa sangat menentukan keberhasilan

mahasiswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya

seseorang atau mahasiswa dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,

tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh mahasiswa setelah proses

belajar mengajar berlangsung. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang

tinggi atau rendahnya prestasi belajar mahasiswa.

Selain itu kayakinan diri dan harga diri juga merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dalam diri seorang mahasiswa yang menginginkan prestasi yang

baik. Bandura (1997:73) menyatakan bahwa self-efficacy adalah keyakinan

individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan

yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Jadi self-efficacy menekankan

kepada aspek keyakinan diri dalam melakukan tindakan tugas dan tindakan

dimana seharusnya mahasiswa dapat melakukan sebuah tindakan dari apa yang

dimilikinya.

Kemudian Bandura (1999:75) mengatakan bahwa self-efficacy pada

dasarnya adalah hasil dari proses kognitif berupa keputusan, keyakinan atau

harapan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam

melaksanakan tugas tau tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil

yang diinginkan. Menurut dia, efikasi diri tidak berkaitan dengan kecakapan yang
3

dimilki, tetapi berkaitan dengan keyakinan individu mengenai hal yang dapat

dilakukan dengan kecakapan yang ia miliki seberapa pun besarnya. Efikasi diri

menekankan pada komponen keyakinan diri yang dimiliki seseorang dalam

mengahadapi situasi yang akan datang yang mengandung kekaburan, tidak dapat

diramalkan, dan sering penuh dengan tekanan.

Individu dengan self-efficacy yang kuat akan terfokus dengan usaha dalam

menghadapi segala tuntutan situasi dan hambatan atau dapat dikatakan mampu

mengasah pola pikir untuk dapat menghadapi segala macam masalah yang

dihadapinya. Begitupun dengan self-esteem, individu dengan selfesteem yang

tinggi mampu menanggulangi kesengsaraan dan kemalangan hidup, lebih tabah

dan ulet, lebih mampu melawan suatu kekalahan, kegagalan, dan keputusasaan,

cenderung lebih berambisi dan memiliki kemungkinan untuk lebih kreatif dalam

pekerjaan dan sebagai sarana untuk menjadi lebih berhasil. Sehingga self efficacy

dan self-esteem perlu dimiliki peserta didik dalam proses pembelajaran.

Melihat pentingnya self-efficacy dan self-esteem untuk dimiliki peserta

didik seperti yang telah dipaparkan di atas, yaitu memiliki peranan yang cukup

signifikan dalam hasil belajar mahasiswa, peneliti merasa perlu untuk mengkaji

“Hubungan antara Self-efficacy dan Self-esteem terhadap Hasil Belajar Mahasiswa

Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah:

1) Bagaimanakah hubungan antara self-efficacy dengan hasil belajar


4

mahasiswa Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945

Surabaya?

2) Bagaimanakah hubungan antara self-esteem dengan hasil belajar

mahasiswa Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945

Surabaya?

3) Bagaimanakah hubungan self-efficacy dan self-esteem secara

bersamasama dengan hasil belajar mahasiswa Magister Psikologi

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ditinjau dari masing-masing

indikator self-efficacy dan self-esteem?

3. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian sebelumnya yang juga membahas mengenai,

hubungan self-efficacy dan self-esteem terhadap hasil belajar, antara lain:

Skripsi oleh Nirwana Gita pertiwi pada tahun 2015 yang berjudul

Pengaruh Self Efficacy terhadap Hasil Belajar pada Siswa kelas V Sekolah Dasar

Daerah Binaan IV Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap. Penelitian ini

menggunakan metode expost facto dengan pendekatan kuantitatif.

Populasi dalam penelitian yaitu siswa kelas V SD Dabin IV Kecamatan

Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap berjumlah 406 siswa. Sampel penelitian

sebanyak 202 siswa yang ditentukan dengan teknik proporsional random

sampling. Variabel penelitian meliputi self efficacy sebagai variabel bebas dan

hasil belajar sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data menggunakan

skala, wawancara dan dokumentasi. Uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa


5

data berdistribusi normal dan linier sehingga teknik pengujian hipotesis

menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Selain itu, skripsi oleh Srinofa Bandra Naike yang berjudul Korelasi

Antara Harga Diri (Self Esteem) Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Di

SMP N 2 Batusangkar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

korelasional. Penulis menggunakan skala Likert untuk memperoleh apakah

terdapat korelasi Harga Diri dengan Prestasi Belajar siswa kelas VIII di SMPN 2

Batusangkar. Populasi peneliti adalah seluruh siswa kelas VIII, yang berjumlah

223 orang dan yang terdiri dari 7 lokal. Sampel penelitian berjumlah 62 orang

dengan teknik pengambilan Cluster Sampling. Pengambilan sampel dilakukan

dengan cara acak (random), lokal yang menjadi populasi peneliti kemudian di

random dengan cara lotre. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, digunakan

skala Harga Diri yang diberikan kepada enam puluh dua orang siswa-siswi kelas

VIII SMPN 2 Batusangkar.

Sedangkan peneliti sendiri tertarik untuk mengambil judul Hubungan

antara Self-efficacy dan Self-esteem terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Magister

Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Yang membedakan dengan

peneliti sebelumnya adalah terletak pada tempat dan waktu serta subjek partisipan.

Peneliti menggunakan populasi mahasiswa magister S2 dan menggunakan teknik

porposional random sampling untuk pemgambilan sampel. Hasil belajar yang

digunakan adalah mengacu pada Indeks Prestasi Komulatif (IPK) dengan tidak

memperhatikan jumlah Sistem Kredit Semeter (SKS) yang telah diambil.


6

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dirumuskan tujuan penelitian

ini adalah: untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dan self-esteem

terhadap hasil belajar mahasiswa Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945

Surabaya.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dengan

memperkaya temuan terkait hubungan antara self-efficacy dan self-

esteem dengan hasil belajar mahasiswa Magister Psikologi Universitas

17 Agustus 1945 Surabaya..

2) Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengalaman dalam melakukan penelitian berbasis research

khusnya terkait dengan hubungan antara self-efficacy dan self-

esteem dengan hasil belajar mahasiswa.

b. Bagi Mahasiswa

Diharapkan penelitian ini dapat membantu mahasiswa dalam

mengembangkan dan meningkatkan kualitas diri dalam proses

pembelajaran di Universitas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Self-Efficacy

a. Pengertian Self-Efficacy

Self-efficacy merupakan keyakinan dalam diri seseorang terhadap

kemampuan yang dimiliki bahwa ia mampu untuk melakukan sesuatu atau

mengatasi suatu situasi bahwa ia akan berhasil dalam melakukannya.

Sebagaimana Bandura (1997) mengemukakan bahwa self- efficacy merupakan

keyakinan orang tentang kemampuan mereka untuk menghasilkan tingkat kinerja

serta menguasai situasi yang mempengaruhi kehidupan mereka, kemudian self-

efficacy juga akan menentukan bagaimana orang merasa, berpikir, memotivasi

diri dan berperilaku.

Sesuai dengan pendapat Jeanne Ellis Ormrod, self-efficacy adalah

keyakinan seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku

tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Kemudian Bandura dalam Howard (2008)

juga menambahkan bahwa self-efficacy memiliki dampak yang penting, bahkan

bersifat sebagai motivator utama terhadap keberhasilan seseorang. Orang lebih

mungkin mengerjakan aktivitas yang yakin dapat mereka lakukan daripada

melakukan pekerjaan yang mereka rasa tidak bisa.

Selain itu, Baron dan Byrne juga mengartikan self-efficacy sebagai

keyakinan seseorang akan kemampuan atau kompetensinya atas kinerja tugas

yang diberikan, mencapai tujuan, atau mengatasi sebuah hambatan Sedangkan


8

efikasi menurut Alwisol ialah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan

yang baik atau buruk, benar atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai

dengan yang dipersyaratkan (Nasution, 2017).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa self-efficacy

merupakan keyakinan dalam diri seseorang akan kemampuan yang dimiliki dalam

melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan,

serta dapat mempengaruhi situasi dengan baik, dan dapat mengatasi sebuah

hambatan.

b. Komponen Self-Efficacy

Selain itu, terdapat komponen self-efficacy yang dikemukakan oleh

Bandura yang dapat menjadi dasar dalam menentukan keberhasilan metode

pengukuran, yaitu:

 Tingkat kesulitan tugas (magnitude),

Individu akan memilih pekerjaan berdasarkan kemampuan untuk

melakukan pekerjaan itu. Individu akan mampu melakukan pekerjaan yang

bisa dilakukan dan individu dianggap akan mengendap-endap keluar dari

batas kemampuan yang dirasakan.

 Kekuatan keyakinan (strength),

Kekuatan yang berkorelasi dengan kekuatan keyakinan individu

akan kemampuannya. Keberadaan individu memiliki harapan yang kuat,

akan mendorong individu memiliki keinginan yang kuat untuk

mencapainya, meskipun pengalaman masih kurang.


9

 Generalisasi,

Generalisasi yang berkorelasi dengan perilaku lapangan, individu

merasa yakin kemampuannya. Hal ini terjadi pada kepercayaan individu

dalam kemampuan kegiatan tertentu dan situasi di bidang ketenagakerjaan

atau banyak situasi dan beragam

2. Self-Esteem

a. Pengertian Self-Esteem

Kreitner dan Kinicki, menyatakan self esteem adalah suatu keyakinan nilai

diri sendiri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Artinya self

esteem adalah nilai-nilai yang ada pada diri, kemampuan dan perilaku seseorang

yang kenyataanya terbentuk oleh keadaan kita dan bagaimana orang lain

memperlakukan kita. Pengertian ini sejalan dengan pendapat Coopersmith yang

menyatakan bahwa self esteem adalah penilaian umum tentang diri sendiri yang

berkaitan dengan kemampuan diri, memiliki sesuatu yang bernilai, dan bernilai

dalam pandangan orang lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa self esteem merupakan

keyakinan seseorang untuk menilai diri sendiri yang meliputi perasaan mampu,

perasaan diterima secara sosial, perasaan mampu mengontrol diri, atau perasaan

akan nilai moral sehingga karyawan merasa di hargai dalam perusahaan.


10

b. Aspek yang Terkandung dalam Self-Esteem

Aspek Yang Tekandung Dalam Self esteem Coopersmith merangkum

empat aspek yang terkandung dalam self esteem:

 Power.

Kekuasaan yaitu kemampuan untuk bisa mengatur dan mengontrol

tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai dengan adanya

pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain dan

besarnya sumbangan dari pendapat atau pikiran dan kebenarannya.

 Significance

Keberartian yaitu adanya kepedulian, perhatian, dan afeksi yang

diterima individu dari orang lain. Hal tersebut merupakan penghargaan dan

minat dari orang lain dan pertanda penerimaan dan popularitasnya.

Keadaan tersebut ditandai oleh kehangatan, keiukutsertaan, perhatian,

kesukaan orang lain terhadapnya.

 Virtue.

Kebijakan yaitu ketaatan mengikuti standar moral dan etika,

ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang harus dihindari

dan melakukan tingkah laku yang diperbolehkan atau diharuskan oleh

moral dan agama.

 Competence.
11

Kemampuan untuk memenuhi tuntutan prestasi. Ditandai oleh

keberhasilan individu dalam mengerjakan bermacam-macam tugas.

3. Prestasi Belajar Mahasiswa

Karakter mahasiswa berprestasi dapat diikuti dan dilakukan jika ada

kemauan yang timbul dari hati jangan terpaksa, karena jika ingin pintar atau

berprestasi karena paksaan atau terpaksa hasil yang akan diperoleh tidak akan

bagus. Dalam memperoleh prestasi yang baik sangat dipengaruhi tingkat

intelegensi yang dimiliki oleh mahasiswa karena menurut Dalyono (dalam

Djamarah, 2002:160) menyebutkan secara tegas bahwa seseorang yang memiliki

inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah dalam belajar dan hasilnya

cenderung baik, sebaliknya orang yang inteligensinya rendah, cenderung

mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, dan prestasi yang rendah.

B. Landasan Pemikiran

Mahasiswa yang memiliki kemauan untuk memenuhi tuntutan

akademiknya, tentunya akan selalu berusaha seoptimal mungkin serta harus

memiliki keyakinan akan kemampuannya (self-efficacy) untuk mencapai

tujuannya hingga berhasil. Hal ini akan berpengaruh pada bagaimana individu

merasa, berfikir, dan bertingkah laku (keputusa-keputusan yang dipilih, usaha-

usaha dan keteguhannya pada saat menghadapi hambatan), memiliki rasa bahwa

individu mampu untuk mengendalikan lingkungan sosialnya.

Pada dasarnya self-efficacy seseorang dibangun melalui berbagai

informasi yang diperoleh seseorang berkaitan dengan kemampuan yang ia miliki


12

pada suatu bidang tertentu. Apabila ia mengalami suatu keberhasilan akan

meningkatkan harga dirinya (self-esteem). Mahasiswa yang memiliki self esteem

tinggi akan membangkitkan rasa percaya diri, rasa yakin akan kemampuan diri,

rasa berguna serta merasa semakin optimis.

C. Hipotesis

Secara lebih rinci rumusan hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah:

1. Terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan hasil belajar

mahasiswa magister psikologi UNTAG ditinjau dari masing-masing

instrumen variabel self-efficacy.

2. Terdapat hubungan positif self-esteem dengan hasil belajar mahasiswa

magister psikologi UNTAG.

3. Terdapat hubungan positif self-efficacy dan self-esteem secara

bersama-sama pada hasil belajar mahasiswa magister psikologi

UNTAG.
BAB III

METODE PENELITIAN

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

mendeskripsikan kontribusi self-efficacy dan self-esteem terhadap prestasi

belajar mahasiswa yang memiliki tingkat intelegensi diatas ratarata dan

tingkat intelegensi dibawah rata-rata.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan analisis data yang

berbentuk numerik/angka yang bertujuan untuk mengembangkan dan

menggunakan model matematis, teori dan/atau hipotesis yang berkaitan

dengan fenomena yang diselidiki oleh peneliti (Suryani, 2015).

A. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa magister psikologi

di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya tahun ajaran 2022/2023.

2. Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik simple random sampling, dimana pengambilan

sampel secara acak sederhana (simple random sampling) dapat dilakukan

apabila daftar nama populasi sudah ada (Riduwan, 2007:58). Peneliti

dapat mengambil sampel dengan cara mengundi semua anggota populasi.

Secara otomatis, nomor-nomor yang muncul dalam undian akan terpilih

menjadi sampel penelitian. Teknik


14

pengambilan sampel ini dilakukan bila anggota populasi dianggap homogeny

(Sugiyono, 2013)

B. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Self-Efficacy

Self-efficacy merupakan variabel independen (X1), dan akan diukur

menggunakan instrumen self-efficacy. Instrumen ini berisi pernyataan-

pernyataan tentang self efficacy merujuk pada aspek kognitif, afektif, dan

evaluatif (kecenderungan bertindak). Angket menggunakan format rating

scale (skala penilaian) untuk mengungkap self efficacy dengan

berpedoman kepada skala yang telah dikembangkan oleh Bandura

(2006:307) yaitu guide for Constructing self efficacy scale. Instrumen

menggunakan format rating scale (skala penilaian) dengan alternatif

respon subjek dalam skala sepuluh (10). Rating scales yang digunakan

memiliki rentang alternative respon yang diurutkan dari yang terendah

sampai yang tertinggi.

2. Self-Esteem

Self-esteem atau variable independen (X2), diukur menggunakan

instrumen self-esteem mahasiswa dikembangkan dari definisi operasional

variabel. Instrumen ini berisi pernyataan-pernyataan tentang self esteem

merujuk pada aspek kognitif, afektif, dan evaluative (kecenderungan

bertindak) berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Smelser (1989).

Angket menggunakan format (skala penilaian) model Likert untuk


15

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

3. Hasil Belajar Mahasiswa

Untuk melihat hasil belajar mahasiswa digunakan penilaian dengan

mengacu pada Indeks Prestasi Komulatif (IPK) dengan tidak

memperhatikan jumlah Sistem Kredit Semeter (SKS) yang telah diambil.

Data prestasi belajar diambil secara keseluruhan dari IPK mahasiswa

semester II, IV, dan VI.

C. Analisis Data

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei

dengan teknik analisis korelasional. Penelitian korelasional merupakan

penelitian yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat asosiasi

antara dua variable atau lebih serta seberapa jauh korelasi yang ada di

antara variable yang diteliti (Sudaryono, 2018)

1. Uji Distribusi Frekuensi

Untuk skala data nominal dan ordinal, peneliti menghitung jumlah

frekuensi dan prosentase. Untuk skala data ordinal dan rasio, peneliti

menghitung frekuensi, prosentase, mean, median, SD, nilai minimal dan

maksimal, dan mean butir. Semua skala data tersebut dihitung dengan

menggunakan program SPSS 16.0.

2. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan keterandalan atau

konsistensi angket dalam mengukur variabel. Angket dianggap reliabel


16

ketika nilai alpha cronbach / reliabilitas mencapai > .7. Selain melihat nilai

alpha cronbach, juga melihat nilai corrected item total correlation. Nilai

tersebut menunjukkan rentang nilai reliabilitas butir-butir pada angket. Uji

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (alpha

cronbach) yang dibantu dengan SPSS versi 16.0 (dalam Cohen &

Swerdlik, 2005).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu dua arah (two tailed).

Tujuannya adalah untuk melihat arah hubungan kedua variabel (positif

atau negatif). Syarat agar nilai korelasi cukup memadai adalah .2 < r < .3.

Bila .3 < r < .4, maka nilai korelasi dianggap memadai. Apabila nilai

korelasi r > .04 maka korelasi dianggap baik. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan SPSS versi 16.0


17

DAFTAR PUSTAKA

Cohen, J. R., & Swerdlik, M. E. 2005. Psychological testing and assessement : an

introduction to tests and measurement (6th ed). New York : McGraw-

Hill Companies, Inc.

Bandura, A. 1997. Self Efficacy in Changing Societies. New York: Camberg

University Press.

Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nasution, Rizky Syahfitri. 2017. Pengaruh Antara Self-Efficacy dan Kreatifitas

terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Sumatera Utara: Universitas

Riduwan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: CV. Alfabeta.

Rosenberg, M. 1980. Conceiving the Self. New York: Basic Books

Smelser, N. J. 1989. Self-Esteem and Social Problems: An Introduction. In A. M.

Mecca, N. J. Smelser & J. Vasconcellos (Eds.), The Social Importance of

Self Esteem (pp. 1– 23). Berkeley: University of California Press.

Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Penerjemah Tri

Wibowo. Jakarta: Tambra Raya.

Sudaryono. 2018. Metodelogi Penelitian. Depok: Raja Grafindo Persada.

Sugioyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed

Methods). Bandung: Alfabeta.

Suryani, Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada

Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Fajar

Interpratama Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai