Anda di halaman 1dari 12

Religiusitas dan Prokrastinasi Akademik

Mahasiswa
Hayyinah
Universitas Islam Indonesia

Abstract
This study examined the relationship between religiousity and academic procrastina-
tion. The proposed hypothesis was that there is a negative correlation between
religiousity and academic procrastination. The data were collected using religiosity
scale and academic procrastination scale. Subjects of this study were 86 college stu-
dents from one private university in Yogyakarta, from various study discipline. The
hypothesis was tested using Pearson product moment correlation. The study result
shows that there is a significant negative correlation between religiousity and aca-
demic procrastination ( r= -.748, p < 0.01). The more religious the student, lhe less
procrastinator he/ she is in regard with his/ her academic activities.

Key Words : Academic procrastination, religiousity

Pendahuluan

M asyarakat Indonesia lerkenal dengan


tradisi kedisiplinan yang kurang. Hal ini
dapat dilihat dari kebiasaan mengulur-ulur
seorang prokrastinator, bahkan bagi illdividu
prokrastinasi telah menjadi semacam gaya
hidup.
waktu baik dalam menja1ankan suatu tugas Angka persentase keteriambat-an lulus di
maupun dalam menghadlri sebuah per- Universitas Islam Indonesia tahun 2000
temuan. Keblasaan ini telah menjadi mencapai angka 23,08% (Rumiani, 2000).
fenomena umum di masyarakat Indonesia Data terbaru (2003) yang penulis dapatkan
sehingga melahirkan istilah umum untuk dari Biro Akademik dan Adminlstrasi Ke-
keblasaan tersebut yaitu jam karet.. Sikap mahasiswaan (BAAK) Ul1 terdapat 29,24 %
menunda ini dalam literatur pslko1ogi biasa (5655 dari keseluruhan mahasiswa Ull)
disebut dengan isti!ah pro-krastinasi. Tldak mahasiswa UII belum dapat menyetesaean
hanya di Indonesia karena fenomena ini kuliahnya sete1ah menjalani masa kuliah
temyata juga bukan merupakan hal yang luar empat tahun.
biasa di luar negeri. Penelitian dari Bruno Keputusan Mentri Pendidikan Nasional
(1997) mengungkapkan bahwa ada 60 % Republik Indonesia Nomor 232/U/2000
individu memasukkan sikap menunda sebagai tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
kebiasaan dalam hidup mereka (Ervinawati, Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
1999). Penelitian lain dari Hara Marano (2003) Mahasiswa bab Ill pasal 5 ayat 1 menyatakan
memberikan kesimpulan bahwa 20 % individu bahwa Sistem Kredit Semester untukjenjang
di luar negeri mengaku bahwa dirinya adalah pendidikan S-1 dljadwalkan untuk de\apan

PSIKOLOGlKA Nomor 17 tahun IX Jlll'IUart 2004 31


Hayyinah

semester yang dapat ditempuh dalam waktu tingkat religiusitas yang pada akhimya akan
kurang dari delapan semester atau delapan membenluk sikap dalam kehidupannya
semester. Artinya bahwa pada dasamya setiap termasuk kehidupan aka-demiknya.
mahasiswa mampu menyelesaikan kuliahnya Dari penjelasan di alas dapat dibuat
dalam jangka waktu delapan semester atau pertanyaan penelilian: benarkah terdapat
empat tahun. Ketika mahasiswa S-1 telah hubungan antara tingkat religiusitas ma-
melewati empat tahun masa studinya maka hasiswa dengan perilaku prokrastinasi
dapat dikatakan ada indikasi mahasiswa akademik?
tersebut metakukan prokrastinasi akademik.
Prokrastinasi tidak sesuai terjadi pada
mahasiswa di univetsitas yang mempunyai ba- Dasar Teorl
sis ajaran Islam seperti UII. Karena agama Is-
lam sendiri sangat menganjurkan umatnya Prokrastinasi Akademik. Prokrastinasi
untuk selalu menghargai waktu dalam hal berasal dari gabungan kata pro dan crastinate
apapun termasuk kegiatan-kegiatan aka- yang dalam bahasa latin disebut dengan
demik. Dalam AI-Our'anAllah menjelaskan arti crastinus. Pro berarti memajukan, me4anjutkan
pentingnya waktu bagi kehidupan manusia atau lebih menyukai dan crastinate berarti
yaitu dalam QS. Al-'Ashr. Ayat-ayat di sampal besok .. Jika disambung gabungan
dalamnya menjelaskan pentingnya waktu bagi kata lnl berarti memajukan. melanjutkan atau
kehidupan manusia. Jika manusia hidup tidak lebih menyukal melakukan aktivitas dihari
memperhatikan waktu yang terus berjalan kemudlan. lstilah ini pertama kali digunakan
maka manusla akan mengalaml kerugian secara ilmlah oleh Brown & holzman (1967)
(Sahil & Dahlan, 1999). Anjuran-anjuran untuk menunjuk pada suatu kecenderungan
menghargai waktu juga tercermin dalam menunda-nunda penyelesaian suatu tugas
perintah-perintah ibadah wajib seperti dalam atau pekerjaan (Rizvi, 1997). Solomon dan
sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Rothblum (1984) menemukan bahwa pro-
Mas'ud AI-Anshori menceritakan bahwa Nabi krastinasi secara signiflkan berhubungan
Muhammad menganjurkan umatnya untuk dengan depresi, keyakinan irasional dan
selalu menyegerakan sholat ketika telah tiba harga dili rendah dan kebiasaan belajar yang
waktunya (Zabidi, 1997). Cuplikan ayat dan buruk (Rumiani, 2000). Burka dan Yuen (1983)
hadist diatas secara implislt berisi tentang serta tokoh lain Sabini & Silver (1982) juga
anjuran menghindari tindakan-tindakan me- sependapat bahwa keyakinan yang tidak
nunda atau prokrastlnasi. rasional merupakan faktor yang menghambat
Akan tetapi fakta yang terjadr ber- kinerja dan menimbulkan perl1aku pro-
kebalikan dengan yang seharusnya. Di Uni- krastlnasl. Selain itu menurut dua tokoh
versitas Islam Indonesia yang berbasis pada terakhlr juga menyebutkan bahwa pro-
agama Islam masih banyak mahasiswa yang krastlnasi lebih. dari sekedar sebuah ke-
memperlihat-kan indikasl melakukan pro- cenderungan, melainkan suatu respon
krastinasi bahkan data memperlihatkan mengantisipasi tugas-tugas yang tidak
presentase yang semakin meningkat. Sebuah disukal, atau karena tidak memadainya suatu
ironi karena agama Islam selalu mengajarkan penguatan.
bahwa manusla hendaknya da1am bersikap, Prokrastinasi dldefinisikan secara
berpikir dan berbuat ber-pedoman pada AI- berbeda-beda oleh tiap-tiap tokoh, namun
Quran dan AJ-Hadist. Namun faktor penting demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
yang perlu diingat adalah bahwa cara prokrastinasi adalah suatu tindakan menunda
pandang individu terhadap keberadaan untuk memulai atau menyelesaikan suatu
agama mempengaruhi tinggi atau rendahnya tugas dengan mengganti dengan aktivitas lain

32 PSIKot.OGIKA Nomot" 17 lahun IX Januari 2004


REUGIUSITAS DAN PROKRASTINASI AKAOEMIK MAHASISWA

yang tidak begitu penting dan cenderung pelakunya.


menjadi sebuah kebiasaan terjadi karena Dari beberapa cin-ciri yang diungkap para
kurangnya penguatan atau adanya pikiran tokoh antara lain Rothblum (Rizvi, 1998),
irasional sehingga menghambat kinerja Milgram dkk (1991) Solomon and Rothb1um
individu maupun orang lain dan menimbulkan (Rumiani, 2000), Quek (2002) , dan Ellis &
perasaan tidak enak pada pelakunya. Knaus (1997), Ferrary dan Timothy (Marano,
Prokrastinasi akademik merupakan 2003) dapat ditarik kesimpulan bahwa secara
bentuk coping dari mahasiswa untuk me- garis besar ciri-ciri prokraslinator di bidang
ngatasi stress akademik (Covington & akademik adalah individu yang melakukan
Omelich, 1991). Sabini & Silver {dalam penundaan atau meninggalkan tugas, me-
Rumiani, 2000), berpendapat prokrastinasi libatkan emosi yang tidak menyenangkan
lebih dari sekedar kecenderungan, melainkan seperti perasaan cemas dan perasaan ber-
suatu respon mengantisipasi tugas-tugas yang salah, dan adanya pikiran-piran irasional
tidak disukai, atau karena tidak memadainya seperti perfeksionis dan takut gagal.
suatu penguatan atau keyakinan yang tidak Solomon dan Rothblum (Rumiani, 2000}
rasional yang menghambat kinerja. Menurut berpendapat ada dua macam prokrastinator
Ferrari dkk (1995) prokrastinasi akademik yaitu yang pertama adalah The Tense Type,
adalah jenis penundaan yang dilakukan pada prokrastinator lipe ini seringkali merasakan
jenis tugas formal yang berhubungan dengan tekanan yang sama kual antara keinginan
bidaog akademik misalnya tugas sekolah atau untuk menjadi sukses dan ketakutan akan
tugas kursus. Prokrastinasi akademik menurut kegagalan Yang keclua adalah 7he Relaxed
Jeremy Hsieh (2003) dianggap sebagai suatu Type, prokrastinator tipe ini seringkali me-
kecenderunan sifat yang dimiliki oleh pelajar mandang sisi buruk dari tugas atau pekerjaan
yang sering menghadapi tugas-tugas yang mereka dan berusaha melupakannya dengan
mempunyai batas waktu. Ferrari (1995) mencari aktivitas lain yang sifatnya lebih
mengungkapkan bahwa pada dasarnya menyenangkan.
prokrastinator sadar bahwa individu meng- Berdasarkan fungsmya Ferrari dkk {1995)
hadapi lugas yang penting dan bermanfaat dan Bruno {1998) mengungkapkan bahwa
bagi dirinya tetapi dengan sengaja menunda prokrastinasi akademik ada dua bentuk yaitu:
secara berulang-ulang (kompulsif), hingga a. Prokrastinasi fungsional yaitu penundaan
muncul perasaan cemas ataupun bersalah pelaksanaan tugas untuk mencari data
(Rizvi, 1998). Pengulangan perilaku pro- yang lebih lengkap sehingga tugas yang
krastinasi ini menurut Jeremy Hsieh (2003) diker-jakan sempuma.
karena adanya penguatan berupa keber-
hasilan tugas-tugas yang dilakukan pada saat- b. Prokrastinasi disfungsional yaitu pe-
saat terakhir. nundaan penyelesaian tugas tanpa ada
Dari beberapa teori di alas dapat diambil arah yang jelas. Prokrastinasi ini me-
kesimpulan bahwa prokrastinasi akademik rupakan pro-krastinasi yang tidak berguna.
adalah suatu tindakan menunda untuk
memulai atau menyelesaikan suatu tugas Berdasarkan uraian diatas dapat disim-
akademik dengan menggantinya dengan pulkan bahwa pengertian prokraslinasi aka-
aktivitas lain yang tidak begitu penting den demik dalam penelitian ini mengarah pada
cenderung menjadi sebuah kebiasaan terjadi prokrastinasi disfungsional.
karena kurangnya penguatan atau adanya Dari beberapa faktor penyebab dan yang
pikiran irasional sehingga menghambat kinerja mempengaruhi terjadinya prokrastinasi yang
akademik individu maupun orang lain dan diungkap para tokoh seperti Birner (1994),
menimbulkan perasaan tidak enak pada Ellis dan Knaus (1997), Ferrari dkk (1995),

PSIKOLOGIKANomor 17 taoon IX Januari 2004 33


REUGIUS1TAS DAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHAS\SWA

yang tidak begitu penting dan cenderung pelakunya.


menjadi sebuah kebiasaan terjadi karena Dari beberapa ciri-ciri yang diungkap para
kurangnya penguatan atau adanya pikiran tokoh antara lain Rothblum (Rizvi, 1998),
irasional sehingga menghambat kinerja Milgram dkk {1991) Solomon and Rothblum
individu maupun orang lain dan menimbulkan (Rumiani, 2000), Ouek (2002) , dan Ellis &
perasaan tidak enak pada pelakunya. Knaus (1997), Ferrary dan Timothy (Marano,
Prokrastinasi akademik merupakan 2003) dapat ditarik kesunpulan bahwa secara
bentuk coping dari mahasiswa untuk me- garis besar ciri-clri prokrastinator di bidang
ngatasi stress akademik (Covington & akademik adalah individu yang melakukan
Omelich, 1991). Sabini & Silver (dalam penundaan atau meninggalkan tugas, me-
Rumlani, 2000), berpendapat prokrastinasi libatkan emosi yang tidak menyenangkan
lebih dari sekedar kecenderungan, melainkan seperti perasaan cemas dan perasaan ber-
suatu respon mengantis1pasi tugas-tugas yang salah, dan adanya pikiran-piran irasional
tidak disukai, atau karena tidak memadainya seperti perfeksioms dan takut gagal.
suatu penguatan atau keyakinan yang tidak Solomon dan Rothblum (Rumiani, 2000)
rasional yang menghambat kinerja. Menurut berpendapat ada dua macam prokrastinator
Ferrari dkk (1995) prokrastinasi akademik yaitu yang pertama adalah The Tense Type,
adalah jenis penundaan yang dilakukan pada prokrastinator tipe inl seringkali merasakan
jenis tugas formal yang berhubungan dengan lekanan yang sama kuat antara keingman
bidang akademik misalnya tugas sekolah atau untuk menjadi sukses dan ketakutan akan
tug as kursus. Prokrastinasi akademik menu rut kegagalan. Yang kedua adalah The Relaxed
Jeremy Hsieh (2003) dianggap sebagai suatu Type, prokrastinator tipe mi seringkali me-
kecenderunan sifat yang dimiliki oleh pelajar mandang sisi buruk dari tugas atau pekerjaan
yang sering menghadapi tugas-tugas yang mereka dan berusaha melupakannya dengan
mempunyai batas waktu. Ferrari (1995) mencari aktivitas lain yan9 srratnya lebih
mengungkapkan bahwa pada dasarnya menyenangkan.
prokrastinator sadar bahwa individu meng- Berdasarkan fungsinya Ferrari dkk (1995)
hadapi tugas yang penting dan bermanfaal dan Bruno (1998) mengungkapkan bahwa
bagi dirinya tetapi dengan sengaja menunda prokrastinasi akademik ada dua bentuk yaitu:
secara berulang-ulang (kompulsif), hingga a. Prokrastinasi fungsiona1 yaitu penundaan
muncul perasaen cemas ataupun bersalah pelaksanaan tugas untuk mencari data
{Rizvi, 1998). Pengulangan perilaku pro- yang lebih lengkap sehingga tugas yang
krastinasi ini menurut Jeremy Hsieh (2003) diker-jakan sempuma.
karena adanya penguatan berupa keber-
hasilan tugas-tugas yang dilakukan pada saat- b. Prokrastinasi disfungsional yaitu pe-
saat terakhir. nundaan penyelesaian tugas tanpa ada
Dari beberapa teori di alas dapat diambil arah yang [elas , Prokrastinasi ini me-
kesimpulan bahwa prokrastinasi akademik rupakan pro-krastinasi yang tidak berguna.
adalah suatu tindakan menunda untuk
Berdasarkan uraian diatas dapat disim-
memulai atau menyelesaikan suatu tugas
akademik dengan menggantinya dengan pulkan bahwa pengertian prokrastinasi aka-
demik dalam penelitian mr mengarah pada
aktivitas lain yang tidak begitu penting dan
prokrastinasf disfungsional.
cenderung menjadi sebuah kebiasaan terjadi
karena kurangnya penguatan atau adanya Dari beberapa faktor penyebab dan yang
pikiran irasional sehingga menghambat kinerja mempengaruhi terjadinya prokrastinasi yang
akademik individu maupun orang lain dan diungkap para tokoh seperti Birner (1994),
menimbulkan perasaan tidak enak pada Ellis dan Knaus (1997), Ferrari dkk (1995),

PSIKOLOGIKA Nomor 17tnln IXJanuari 2004 33


Hayylnah

Solomon dan Rothblum (dalam Rumiani, 2000) oleh penganut.penganutnya yang berporospada
dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua faktor kekuatan-kekuatan non empiris yang dipercayai
utama yang mempengaruhi pro-krastinasi yaitu dan didayagunakan untuk men-capai
keselamatan bagi din mereka dan masyarakat
1. Faktor internal, yaitu faktor yang datang luas pada umumnya.
dari dalam diri individu yang ikut mem- Dengan demikian dapat disimpulkan
bentuk perilaku prokrastinasi. Faktor Inter- bahwa tingkat religiusitas atau tingkat
nal ini terdiri dari lemahnya fisik maupun keberagamaan adalah kadar atau kualitas
psikis dan tipe kepribadian individu. Faktor seberapa dalam individu mengintegrasikan
tingkat religiusitas berada pada faktor ajaran-ajaran agamanya dalam kehidupannya
lemahnya psik.is individu, yaitu ketika ketika sehari-hari. Sedangkan tingkat religiusitas
prokrastinasi terjadi karena motivasf yang dalam penelitian ini adalah lebih khusus pada
rendah. irasional dan malas, tiga sikap ini seberapa dalam individu mampu meng-
adalah indikasi rendahnya tingkat re- integrasikan ajaran-ajaran agama tentang
ligiusitas yang dimiliki individu. penghargaan terhadap waktu dalam ke-
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang hidupanya. Dalam penelilian religiusitas yang
dari luar diri individu seperti tugas yang dimaksud adalah religiusitas Islam.
tertalu banyak dan menuntut penyelesaian Dari beberapa pendapat para tokoh
pad a waktu yang bersamaan (Bruno dalam tentang dimensl agama Islam pada khu-
Rumiani, 2000). Faktor eksternal yang lain susnya, penulis memilih pendapat dari Anshari
adalah faktor lingkungan dan pola asuh or- (1987). Karena pendapat dari tokoh ini dapat
ang tua. mencakup semua pendapat para ahli bahwa
Religiusitas. Tingkat religiusitas rneru- dimensi Islam secara umum terdiri dari akidah,
pakan paduan dua kata tingkat dan re- syari'ah dan akhlak. Dimensi-dimensi tersebut
1igiusitas. Tingkat sendiri biasanya diartikan dapat disimpu1kan sebagai berikut:
sebagai suatu kadar atau kua1itas. Sedangkan
re1igiusitas mempunyai dasar kata religius 1. Akidah.
yang berasal dari bahasa latin yaitu rehgio. Yaitu kepercayaan dan keyakinan yang
Religio memiliki akar kata religare yang berarti mendalam sehingga melahirkan keimanan
mengikat (Driyakara dalam Taufik, 2002). kepada Allah yang maha Esa, kepada
Konsep religiusitas sendiri dalam literatur malaikat, rasul-rasul. kitab-kitab, adanya
psikologi diartikan sebagai hubungan personal hari qiamat, dan kepada Qada' dan Qadar.
yang melibatkan perasaan pasrah dan Akidah pada hakekatnya adalah pe-
tergantung serta pengakuan akan adanya ngaplikasian rukun iman.
kekuatan yang melebihi dirinya sendiri. Fromm 2. Syari'at
(Mutahhari. 1984) menyebutkan bahwa tidak Yaitu suatu aturan-aturan dari Allah yang
seorang pun didunia ini yang tidak mem- menjadi sarana bagl manusia sehingga
butuhkan agama. Glock & Stark (Subandi, menemukan jalan yang lurus kepada Al·
1997) mengatakan bahwa agama ada1ah lah. Syari'at terbagi menjadi dua yaitu
slstem slmbol, sistem keyakinan, sisitem nilai muamalat dan ibadah.
dan sistem perilaku yang ter1embagakan yang a. Muamalat ada1ah peraturan-
semuanya berpusat persoalan-persoalan peraturan Allah tentang hubungan
yang dihayati sebagai sesuatu yang paling sesama manusla yang meliputi aspek
maknawi (ultimate meaning). Hendropuspito kemasyarakatan, keadilan, akhlak.
(Alfisyahr, 2001) mendefinisikan agama politik, ekonomi dan keuangan.
sebagai suatu jenis sistem sosial yang dibuat b. 1badah dalam pengertian khusus

34 PSIKOLOGIKA Nomor 17 tahoo IX Januari 2004


REUGIUSITAS DAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASlSWA

adalah pelaksanaan perintahAJlah dan paling disukai Allah adalah sholat yang tepat
Rosui-Nya seperti Syahadat, sholal, pada waktunya. Hadist lain yang diriwayatkan
zakat, puasa dan haji. Sedangkan oleh Abu Mas'ud AI-Anshori menceritakan
hakekat ibadah adalah ketaatan dan bahwa Nabi Muhammad menganjurkan
ketundukan secara mullak kepada Al- umatnya untuk selalu menyegerakan sholal
lah. Sehingga segala amal perbuatan ketika telah tiba waktunya (Zabidi, 1997).
manusia yang d1lakukan dengan dasar Beberapa cuplikan ayat-ayat Al Qur'an
ketaatan dan ketundukan kepada Al· dan hadist-hadist di atas secara implisil
lah adalah sebuah ibadah. memberikan gambaran bahwa Islam sangat
3. Akhlak menqanjurkan bahwa datam hal apapun
Akhlak merupakan perilaku yang telah manusia harus sela!u menglndahkan ajaran
menjadi pribadi bagi seorang musnm tentang keutamaan waktu termasuk di da-
sehingga munculnya secara spontan. lamnya adalah menghargai waktu-waktu
Akhlak merupakan buah dari iman yang dalam kegiatan akademik. Hal ini dapat
kuat. Akhlak mulia merupakan tanda dari disimpulkan bahwa ajaran Islam pada da-
kesempurnaan iman. sarnya membentuk pribadi Muslim yang
Hubungan Tingkat Religiusitas Dengan menghindari prorastinasi termasuk pro-
ProkrastinasiAkademik. Agama Islam adalah krastinasi akademik Namun demikian tidak
agama yang sangat menganjurkan umatnya semua muslim mampu meng-integrasikan ha!
untuk selalu menghargai waktu dan ber- tersebut dalam kehidupannya. Kemampuan
sungguh·sungguh dalam melakukan segala dan ketidak mampuan mengmtegrasikan ini
sesuatu Salah satu yang mendukung per- yang mempengaruhi tingkat religiusitas dalam
nyataan ini adalah QS. A1·'Ashr, ayat-ayat diri individu. Sehingga tingkat reliqursttas
didalamnya menjelaskan penlingnya waktu mahasiswa dapat mempengaruhi perilakunya
bagi kehidupan manusia yaitu [rka manusia dalam mensikapi wektu-waktu dalam kegiatan
hidup tanpa memperhatihan waktu yang terus akademiknya.
berjalan maka manusia akan rugi (Dahlan &
Sahil, 1999). Salah satu hadist yang diri- Hipotesls
wayatkan Bukhori-Musllm juga menjelaskan
betapa berharganya waktu. Dalam hadist Berdasarkan linjauan pustaka di atas,
tersebut Rasulullah mengingatkan umalnya maka dalam penelilian ini diajukan hlpotesls
untuk selalu memanfaatkan lima waktu yaitu ada korelasl negatif antara tingkat
sebelum datangnya lima waktu sesudahnya re!igiusitas mahasiswa dengan prokrastinasi
yaitu memanfaatkan waktu muda sebelum akademik. Semakln tlnggi tingkat religiusitas
datangnya waktu tua, lapang sebelum sempit, mahasiswa semakin rendah prokrastmasl
sehat sebelum sakit, kaya sebe!um miskin dan akademlknya seba1iknya semakin rendah
hidup sebelum mati. Rasulullah juga mene- tingkat religiusitas mahasiswa maka semakin
gaskan bahwa manusia yang han ini lebih tinggi prokrastinasi akademiknya.
buruk dari pada hari kemarin adalah benar-
benar manusia yang rugi (Asqalani, 1998). Metode Penelitlan
Anjuran Islam kepada umatnya untuk selalu
menghargai dan memanfaatkan waktu sebaik- Sesual dengan hipotesis yang diajukan,
baiknya Juga tercermin dalam perintah- maka dibuat rancangan penelitian sebagai
perintah ibadah yang selalu dikaitkan dengan berikut :
keutamaan waktu. Misalnya perintah tentang 1. Variabel bebas : Tingkat re1iglusitas
sholat hadist riwayat Abdullah bin Mas'ud 2. Variabel tergantung : Prckrastmast
menerangkan bahwasanya pekerjaan yang akademik

PSIKOLOGIKA Nomot 17 tahun IXJanuari 2004 35


Secara khusus karakteristik subjek Hasil Penelitian
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa fakultas Ekonomi. Tekmk Ujl normalitas dengan One sample
Sipil dan Perencanaan, dan Teknik lndustri Kolmogorov-Sminov diperoleh sebaran nor-
Universitas Islam Indonesia. mal untuk masing·masing variabe1 yaitu prok-
2. Aktif dalam perkuliahan pada saat rastlnas! akademik ( K-S Z = 0,935; p=0,347
pengambilan data penelilian ini. Akt1f di sini atau p>0,05) dan untuk tingkat religiusitas
artinya adalah ketlka pengambilan data ini mahasiswa (K·S Z = 0,765 ; p= 0,602 atau
dilakukan subjek masih tercatat sebagai p>0,05).
mahasiswa Ull yang sedang mengambil tugas Uji linieritas dengan Analisis Regresl
akhir atau mengambll kuliah dengan disertai terhadap variabel tingkat religiusitas ma·
praktikum, penulisan makalah, laporan dan hasiswa dan prokrastinasi akademik me-
tugas akademik lainnya. nunjukkan hasil yang unter tapi terdapat
3. Menempuh studi 1ebih dari 4 tahun ( beberapa data pengacau diluar garis linier
mahasiswa angkatan 1998 dan sebelumnya ) (Linierity F=156,512; p=0,00 atau p<0,05 dan
diluar cuti akademik. Deviation from Linearity F=2,069; p=0,10 atau
Data dalam penelltian ini dikumpulkan p<0,05).
dengan menggunakan skala. Ada dua macam Hasil uji asumsl diatas memenuhl syarat
skala yang digunakan dalam penefltren ini untuk uji hipotesis dengan menggunakan
yaitu Skala Prokrastinasi Akademik yang teknik korelasi dari Product Moment. Hasil
dalam pelaksanaannya disebut sebagai Skala analisis korelasi inl menunjukkan ada korelasi
I. Skala prokrastinasi akademik yang negatif yang sangat signifikan antara variabel
digunakan pene1iti merupakan modifikasi dari tingkat rellgiusitas mahasiswa dengan
Skala Prokrastinasi Akademik dari Ervinawati prokrastinasi akademik. Hal ini ditunjukkan
(1999). Skala prokraslinasi dari Ervinawati o1eh besamya koefisien korelasi antara tingkat
(1999). Skar tinggl yang diperoleh subjek dart religiusitas mahasiswa dengan prokraslinasi
skala ini menunjukkan tingginya prokraslinasi akademik sebesar rxy = -0,748; p<0,01 dan
akademik subjek, sebaliknya rendahnya skor memberikan sumbangan efektif sebesar 55,95
yang drperoleh mengindikasikan rendahnya %. Tingginya nilal korelasi disebabkan oleh
prokrastinasi akademlk subjek. Skala kedua maslng-masing variabel saling me1engkapl,
adalah skala tingkat Religiusitas yang dalam artlnya bahwa variabel tingkat religiusltas
pelaksanaannya disebut sebagai Skala 11. mahaslswa disesualkan dengan variabel
Skala tingkat religlusltas memuat tiga dimensi prokrastinasi akademik yaitu tentang ke-
yaitu aqidah, syariah dan akhlaq. Uj1 coba utamaan waktu.
terhadap alat ukur Skala Ttngkat Religiusitas Dari hasil uji hipotesis tersebut diatas
mahasiswa diperoleh koefisien alpha 0,9144 dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
dan 0,9178 untuk Skala Prokrastinasi berbunyi ·Ada korelasi negatif antara tingkat
Akademik. religiusitas mahasiswa dengan prokrastinasi
Metode analisis statistik yang digunakan akademik" diterima. Hasil ini dapat
untuk menguji hipotesis adalah analisis prod· digenerallsasikan pada individu yang mem-
uct moment dari Pearson. Namun jika teknik punyal karakteristik sama dengan subjek
analisis ini ternyata tidak sesuai dengan data dalam penelitian ini.
penelitian maka akan digunakan teknik Hasil pengkategorisasian baik tingkat
analisis lain yang lebih sesuai. Perhitungan re1igius1tas maupun prokrastinasi akademik
statistik lni dilakukan dengan komputasi keduanya berada dalam kategori sedang. Hal
melalui bantuan program SPSS 10.0. ini dapat disimpulkan dari persentase
terbanyak dari kedua variabel berada pada

36 PSlKOLOGIKA Nomor 17 lahun IXJanuarl 2004


Hayymah

kategori sedang yaitu untuk tingkat re!igiusitas mahasiswa. Hal ini sesuai bahwa lingginya
mahasiswa 48,84% atau 42 mahasiswa dari tingkat religiusitas akan membentuk sikap
86 mahasiswa, sedangkan untuk variabel yang positif seperti disiplin waktu, motivasi
prokrasttnasi akademik 44, 19% atau sebanyak kerja yang linggi dan lebih rasional. Sikap-
38 mahasiswa dari keseluruhan jumlah sikap positif ini yang yang menghindarkan
mahasiswa yang menjadi subjek penelitian individu dari tindakan prokrastinasi khususnya
yaitu 86. Hasll pengkategorisasian ini tidak dalam penelitian ini adalah prokrastinasi
sesuai dengan data cbjeknt yang didapatkan, akademik sehingga masa studi yang ditempuh
hal ini dipengaruhi oleh faklor peraturan pun relalif singkat. Sebaliknya rendahnya
akademik yang mengikat mahasiswa yang tingkat rellgiusitas akan membentuk sikap
menjadi salah satu pemicu lamanya masa negatif seperti senang melakukan penundaan,
sludi mahasiswa. motlvasl kerja rendah dan lebih irasional.
Tabel diatas menjelaskan bahwa tidak Sikap-sikap negatif ini yang akhimya mem-
ada perbedaan tingkat re1igiusitas dan bentuk tindakan prokrastinasi termasuk
prokrastinasi akadem,k antar angkatan dan prokrastinasi akademik dan menjadi salah
terdapat perbedaan antar fakultas datam hal satu faktor lamanya masa studi mahasiswa.
tingkat religiusitasnya, namun dalam hal Prokrastinator akademik secara garis
prokrastinasi akademik tiga fakultas tersebut besar mempunyai ciri-ciri antara lain me-
tidak terdapat perbedaan. lakukan penundaan atau meninggalkan
tugas, melibatkan emosi yang tidak me-
Pembahasan nyenangkan seperti perasaan cemas dan
perasaan bersalah, dan adanya pikiran-piran
Uji hipotesis yang telah dt1akukan dengan irasional seperti perfeksionis dan takut gagal,
teknik korelasi Product Moment dari Pearson kelambanan dalam menyelesaikan tugas,
memberikan hasil adanya korelasi negatif kesenjangan waktu antara rencana dan kine�a
yang sangat signifikan antara variabel Tingkat intelektual serta mengerjakan aktivitas lain
Re1igiusitas Mahasiswa dengan variabel yang lebih menyenangkan (Schwounberg,
Prokrasttnaar Akademik. Artinya bahwa dalam Ferrari 1995). Tingginya tingkat
semakin tmggi tingkat religiusitas mahasiswa religiusitas mahasiswa akan memacu
maka semakin rendah prokrastinasi aka- tingginya motivasi, kesungguhan dan pe-
demiknya, sebaliknya semakin rendah tingle.at manfaatan waktu yang efektif bagi mahasiswa.
religiusitas mahasiswa maka semakin tmggi Sikap ini akan memacu mahasiswa untuk
prokrastinasi akademik yang dilakukan. sesegera mungkm dan dengan kesungguhan
Korelasi negatif ini d1tunjukkan oleh ni1ai dan motivasi yang tinggi untuk mengerjakan
koefisien korelasi r, koefisien korelasi yang dan menyelesaikan segala sesuatu yang
diperoleh sebesar r= - 0, 748 yang memberikan harus mereka lakukan, khususnya dalam hal
sumbangan korelasi sebesar 55,95%. Hasil ini adalah pekerjaan-pekenaan atau tugas-
penelitian ini dapat digeneralisasikan pada tugas akademik. Sikap yang seperti ini juga
subjek Jain yang mempunyai karakteristik yang secara signifrkan akan menjauhkan emosi-
sama dengan subjek dalam penelitian ini. emosi yang tidak menyenangkan sepem
Nilai negatif pada angka kore!asi me- k.ecemasan dan perasaan bersalah. Tlngginya
nunjukkan bahwa ada hubungan yang tingkat religiusitas juga ak.an menimbulkan
berbanding terbalik yattu tmgginya tingle.at kepasrahan dan ketkhlasan yang mendalam
reliqiusrtas mahasiswa diikuti dengan yaitu ketika telah berusaha, bersungguh-
rendahnya prokrastinasi akademik dan sungguh dan memanfaatkan waktu sebaik
sebaliknya tingginya angka prokrastinasi mungkin maka selanjulnya adalah hak Allah
akademik diikuti rendanya Ungkat religiusitas 'Azza wa jalla untuk menentukan hasil,

38 PS1KOLOGIKA Nomor 17 tahun IX Januao 2004


REUGIUSITAS DAN PROKRASTtNASI AKAOEMIK MAHASI!

Kategori Skor Variabel Tingkat Religiusitas

Kategori Rum us Skor F %

Sang at x = m·1,25Dh X=61,934 11 12,79


Rendah

Rendah m·1,2SDh < x = rn- 0,6SDh 61,934< X =69,452 10 11,63

Sedang m-0,6SOh < x = m + 0,6$Dh 69,452 < X = 84,488 42 48,84

Tinggi M+0,6 SOh < x = m+1,2 SOh 84,488< X = 92,006 15 17,44

Sangat m+1,2 SOh < x X > 92,006 8 9,30


Tlnggi

Total 86 100

Kategorl Skor Variabel Prokrastinasi Akademik

Kategori Ru mus Skar F %

Sangat x = m·1,2SDh X = 57,668 8 9,30


Rendah

Rendah m·1,2SDh < x = m- 0,6SDh 57,668 < X = 65,054 15 17,44

Sedang m·0,6SDh < x = m + 0,6SDh 65,054 < X =79,826 38 44,19

Tlnggi M+0,6 SDh < x = m+1,2SDh 79,286< X =87,212 18 20,93

Sangat m+1,2 SDh < x X > 87,212 7 8,14


Tinggi

Total 86 100

Analisis An ova

Variabel Tingkat religiusltas Prokrastinasi akademik

Angkatan f=0,443; p(0,644) >0,05 f=0,863; p(0,426) >0,05


(<1996, 1997, 1998)

Fakultas (FE,FTl,FTSP) f=3,326; p(0,041) <0,05 f=2, 135; p(0, 125) >0,05

PSIKOLOGIKA Nomor 17 tahun IX Januari 2004 37


\

REUGIUSITAS DAN PROKRASTINASI AKAOEMIK MAHASISWA

sehingga mahasiswa tertlindar dari pikiran- hasiswa-mahasiswa angkatan 1998, 1997 dan
pikiran irasional. Hal-hal yang demikian <1996 mempunyai kecenderungan yang sarna
secara umum dapat menjadi prediktor dalam melakukan prokrastinasi akademik dan
ketepatan waktu mahasiswa dalam menye- dalam tingkat religiusitasnya. Sedangkan
lesaikan sega!a sesuatu tennasuk ketepatan antara mahasiswa fakultas Ekonomi, Teknik
waktu dalam menempuh masa studinya. lndustri dan Teknik Sipil dan Perencanaan
Dari kategorisasi yang telah dilakukan terdapat perbedaan dalam hal tingkat
diketahui bahwa tingkat religiusitas ma- religiusitasnya yaitu fakultas Teknik Sipil dan
hasiswa termasuk dalam kategori sedang Perencanaan mempunyai tingkat retiglusitas
dapat dilihat dari jumlah skor subyek yang paling tinggi disusul fakultas Teknik lndustri
berada pada kategori sedang paling banyak dan fakultas Ekonomi. Namun dalam hal
(48,84%) dibandingkan dengan kategori prokrastinasi akademik ketiga faku!las
lainnya. Demikian Juga pada prokrastinasi tersebut tidak didapatkan perbedaan ..
akademik, subjek peneliuan sebaqian besar
(44, 19%) berada dalam kategori sedang. Hasil
tidak sesuai dengan data objektif bahwa Kesimpulan
prokrastinasi akademik mahasiswa tinggi.
Kesenjangan int disebabkan antara lain oleh Hasil uji hipotesis dari data penelitian
faktor sistem dan peraturan yang mengikat menunjukkan bahwa tingkat religiusitas
mahasiswa yang menjadi salah satu pemicu mahasiswa memiliki korelasi negatif yang
lamanya masa studi. Misalnya di FTI sangat signifikan dengan prokrastinasi
pelaksanaan Kerja Praktek (KP) lidak akademik. Pengkategorisasian menunjukkan
diperbolehkan untuk dilaksanakan pada subjek penelitian memiliki tingkat religiusitas
perusahaan-perusahaan yang berada di dan tingkat prokrastinasi akademik dalam
wilayah Yogyakarta sehingga para rnahasiswa kategori sedang. Analisis tambahan meng-
yang melakukan kerja praktek harus dilakukan hasilkan ada perbedaan tingkat religiusitas
diluar kola Yogyakarta, peraturan ini bagi antara mahasiswa Fakultas Ekonomi {FE),
mahasiswa mengganggu dan menunda Teknik lndustri (Tl) dan Teknik Sipil dan
kegiatan akademik yang lain, sehingga Perencanaan (FTSP), di mana FTSP memi!iki
mattasrswa harus menunggu sampai benar- tingkat refigiusitas yang paling tinggi
benar mempunyai waktu luang untuk me- dibandingkan dua fakultas yang lain. Namun
ngerjakan KP. Contoh lain dari sislem dalam hal perilaku prokrastinasi akademik
peraturan yang mendukung lamanya masa mahasiswa ketiga fakultas tersebul memiliki
studi mahasiswa adalah peraturan fakultas kesamaan. Ditinjau dari angkatan tidak
yang menyediakan beberapa mata kuliah terdapat perbedaan antara angkatan <1996,
hanya pada semester-semester tertentu saja 1997 dan 1998 dalam tingkat religiusitas dan
sehingga mahasiswa yang harus mengu1ang prokrastinasi akadermxnya.
mata kuliah tersebut harus menunggu sampai
semester yang menyediakan mata kuliah Saran
tersebut tlba.
Hasil uji hlpotesrs tambahan ada1ah Berdasarkan hasil penelitian yang
bahwa antara mahasiswa angkatan 1998, dipero1eh, rnaka penuhs ingin mengemukakan
1997. dan <1996 Fakultas Ekonomi, Teknik beberapa saran :
lndustri dan Teknik Sipil dan Perencanaan
tidak terdapat perbedaan dalam perilaku a. Bagi Subjek Penelitlan
prokrastinasi akademik maupun tingkat
relig1usitasnya. Artinya bahwa antara ma- Tingkat religiusitas dan tingkat prok-

PSIKOLOGIKA Nomor 17 tahun IX Januari 2004 39


rastinasi akademik subjek penelitian yang
tergolong dalam kategori sedang meng- Daftar Pustaka
isyaratkan harus ditingkatnya pemahaman dan
peogamalan subjek pene1itian terhadap ajaran- Alfisyahr. S. 2001. Hubungan Antara
ajaran agamanya sehngga dapat menilgkatkan Religiusitas Dengan Kecenderungan
motivasi subjek penelitian untuk menyelesaikan Agresi Pada Siswa SMU Muham-
segala tugas akademik. Sehingga hal yang madiyah II Yogyakarta. Skripsi (tidak
menjadi kendala dalam kemajuan pendidikan diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
dalam hal ini penundaan yang dilakukan Psikologi Universltas Islam Indone-
mahasiswa tidak ouakukan lagi. sia.

b. Bagi Plhak Fakultas Anshari, E.S. 1987. I/mu Filsafat dan


Agama. Surabaya: PT. Bina llmu.
Pertama, menimbaog kemba1i peraturan-
peraturan yang telah dibuat agar tidak mejadi Asqalani, I.H.A. 1998. Nasahaihuf /bad.
salah satu pemicu lamanya masa studi Jakarta: Pustaka Amani.
mahaslswa.
Kedua, menjalin kerjasama yang baik Azwar, S. 1997. Sikap Manusia dan
dengan mahasiswa unluk menciptakan Pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka
suasana yang religius dilingkungan kampus Pela jar.
karena lingkungan dapat mempengaruhi
secara signifikan terhadap perubahan individu Bruno. F.J. 1998. Stop Prcrastinating I
didalamnya. Dengan demikian jika ha1 ini (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedla.
dapat dicapai dengan balk maka sesuai
Covington & Omelich. 1991. Stress and
dengan hasil penelitian ini bahwa tingkat
Coping. http : II al f. success·
rellgiusitas mahaslswa akan mengurangl
center.ohio-state.edu. 12/4/03.
perilaku prakrastinasl akademik. Sehingga
perilaku prokrastinasi dapat dihilangkan dari
Dahlan, Z., Sahil, A. 1999. Qur'an Karim dan
tiga fakultas dalam penelitian ini pada
Terjemahan Artlnya. Yogyakarta: UII
khususnya dan lingkungan UII pada
Press.
umumnya.
Ellis, a & Knaus , W.J. 1997. Over-coming
c. Bagi Peneliti Selanjutnya Procrastination. http: II www. carte ton.
cal - tpychylltips.html 13/4/03
Bagi peneliti selanjutnya disarankan
untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang Ervinawati, E. 2000. Harga Diri dan
dapat mempengaruhi dan mendukung ter- Prokrastinasi akademik pada Ma-
jadinya prokrastinasi akademik baik di Univer- hasiswa UII. Skripsi (tidak diter-
sitas Islam Indonesia mapun di lingkungan bitkan). Yogyakarta: Universitas Islam
pendidikan yang lain, misalnya faktor tingkat Indonesia.
religiusitas yang dilihat secara umum dan yang
merupakan bentuk penghayatan dan bukan Ferrari, J.R: Johnson, J.L & Mccown, W.
pengetahuan. G. 1995. Procrastination and Task
Avoidance: Theory, Research and
Treatment. New York:Plenum Press.

40 PSIKOLOGIKA Nomor 17 tah.m IX Januari 2004


RELIGIUSITAS DAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA

Forum Silaturohim Pendampingan Agama Faku1tas Psiko1ogi Universitas Islam


Islam- Jama'ah Shalahuddin. 1993. Indonesia.
Meniti Jalan Islam. Yogyakarta: UGM.
Queik. 2002. Overcoming Procrastination.
Hadi, S. 1996. Statistik 2. Cetakan 12. http:// all. successcenter.ohio-
Yogyakarta: Andi Offset. state.edul. 1/3/03

Hsieh, J. 2002. Procrastinating students Rizvi, A., Prawltasari, J.E & Soetjipto, H.P.
flock to web for papers. http : JI al 1997. Pusat Kendall dan Efikasi Dlrl
I. successcenter. Ohio - state.edu 281 sebagal Prediktor Prokrastinasi
3/03 Akademik Mahaslswa. Jurnaf Psi-
kologlka, Hal. 51-66, No. 3, tahun 11.
Marano, H. 2002. Tomrrow ... Tomorrow: Yogyakarta: Faku1tas Psiko1ogi Uni-
Why We Procrastinate.http:// versitas Islam Indonesia.
all. successcenter. oh/a-state. edu/ 28/
3103 Rumiani. 2000. Prokrastinasi Akademik
Ditinjau dari Motivasi Berprestasi
Milgram, N. 1991. Procrastination dalam dan Stress Pada Mahasiswa. Skrlpsi
Dulbecco, R. Encyclopedy of Human (tldak dlterbitkan). Yogyakarta : Uni-
Biology. http://www.ucalgary.ca/ versitas 1s1am Indonesia
-steel/procrastinus/define.htmf 2813/
03 Subandi. 1997. Tema-tema Pengalaman
Beragama Pengamal Dzikir. Jurnaf
Muttahari, M. 1984. Manusia dan Agama. Psikologika. Hal. 7-18, No. 3 Vol. II
Bandung: Mizan. tahun 1997.

Nashori, F. 1997. Manusia Sebagai Homo Zabidi, A. 1997. Hadist-Hadist Sahih.


Religiosus. Jumal Psikologika, Hal. 3- Bandung: Mizan.
5, No. 3, tahun 11. Yogyakarta:

PSIKOLOGIKA Nornor 17 tahun IX Januafl 2004 41

Anda mungkin juga menyukai