NIM: 10521840
Kelas: 1PA08
PEMBAHASAN
Driscoll seperti yang dikutip Reiser dan Dempsey (2012: 36); Smaldino,
Lowther dan Russel (2011: 11) mendefinisikan belajar sebagai konsekuensi dari
perubahan kemampuan yang berasal dari pengalaman dan interaksi pemelajar
dengan dunia. Sementara menurut Dale (2012: 39), belajar merupakan perubahan
perilaku atau perubahan dalam kapasitas perilaku dengan cara tertentu yang
bertahan lama, perubahan yang dimaksud dihasilkan dari praktek atau bentuk-
bentuk pengalaman lainnya. Definisi ini mengindikasikan tiga kriteria yang harus
dipenuhi oleh belajar yakni: (1) perubahan perilaku, artinya seseorang dikatakan
belajar ketika mereka mampu melakukan suatu hal dengan cara yang berbeda; (2)
perubahan perilaku itu bertahan lama seiring dengan waktu. Perubahan perilaku
yang sifatnya sementara (pengaruh alkohol atau obat-obatan) bukan merupakan
perubahan perilaku yang dimaksud, karena jika pengaruh obat-obatan atau alkohol
hilang, perilakunya akan kembali ke keadaan semula; (3) perubahan perilaku
terjadi melalui pengalaman seperti melakukan kegiatan praktek dari mengamati
orang lain, sementara perubahan perilaku yang disebabkan oleh perubahan sifat
fisik tidak termasuk dalam kriteria belajar.
Data yang didapat dari observasi diri dan intropeksi diri dianggap tidak
obyektif. Jika ingin menelaah kejiwaan manusia, amatilah perilaku yang muncul,
maka akan memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Untuk itu behaviorisme sebenarnya adalah sebuah kelompok teori yang memiliki
kesamaan dalam mencermati dan menelaah perilaku manusia yang menyebar di
berbagai wilayah, selain Amerika teori ini berkembang di daratan Inggris,
Perancis, dan Rusia. Tokoh-tokoh yang terkenal dalam teori ini meliputi
E.L.Thorndike, I.P.Pavlov, B.F.Skinner, J.B.Watson, dll.
1) Thorndike
Menurut Thorndike (1911), salah seorang pendiri aliran tingkah laku, teori
behavioristik dikaitkan dengan belajar adalah proses interaksi antara stimulus
(yang berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga berupa
kiran, perasaan, dan gerakan). Jelasnya menurut Thorndike, perubahan tingkah
laku boleh berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang non-konkret
(tidak bisa diamati). Dalam implementasinya, siswa sekolah dasar mengalami
peningkatan kemampuan membaca dengan adanya interaksi siswa dengan media
belajar, dalam hal ini berupa media cerita bergambar. Belajar dengan
menggunakan media pembelajaran akan terbentuk proses penguasaan karena
adanya interaksi dalam belajar (Fahyuni, 2011)
3) John B. Watson
Fahyuni, Eni Fariyatul & Istikomah. 2016. Psikologi Belajar & Mengajar.
Sidoarjo:Nizamia Learning Center.