Anda di halaman 1dari 7

Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa

Yuli Sumiati Hasibuan

Mahasiswa Psikologi, Universitas HKBP Nommensen Medan


Email: yulisumiati.hasibuan@student.uhn.ac.id

Abstrak
Tulisan ini adalah sebuah kajian teoritis mengenai fenonema tentang prokrastinasi akademik
pada mahasiswa yang banyak dialami oleh para mahasiswa mahasiswa. Seperti yang kita
ketahui, istilah prokrastinasi sering kita dengar tetapi kita tidak mengertahui apa arti dari
prokrastinasi. Munculnya konflik tentang prokrastinasi berawal dari diri kita sendiri. Sampai saat
ini penelitian mengenai prokrastinasi masih sangat minim. Tujuan dari tulisan ini adalah agar
masyarakat terutama pada mahasiswa semakin menyadari bahwa perilaku prokrasinasi
berdampak buruk.

Abstract

This paper is a theoretical study of the phenomenon of academic procrastination in students


which is experienced by many students. As we know, we often hear the term procrastination but
we don't know what procrastination means. The emergence of conflicts about procrastination
begins with ourselves. Until now research on procrastination is still very minimal. The purpose
of this paper is that the public, especially students, are increasingly aware that procrastination
behavior has a negative impact.
A. Pendahualuan
Perilaku menunda-nunda menyelesaikan tugas maupun mengerjakan tugas dalam istilah
psikologi disebut dengan prokrastinasi akademik. Perilaku ini sering terjadi dikalangan
mahasiswa dalam menunda menyelesaiakan tugas serta membaca materi perkuliahan. Perilaku
menunda dan mengerjakan tugas pada detik-detik terakhir disebut dengan “Sistem Kebut
Semalam” (SKS) dan sudah dianggap sebagai perilaku yang umum dilakukan oleh mahasiswa
(Nugrasanti,2006).

Perilaku menunda yang di tunjukkan oleh mahasiswa cukup merisaukan karena dapat
membuat mahasiswa tidak mengerjakan tugas secara maksimal dan tidak memahami materi
dengan baik.

Istilah prokrastinasi berasal dari Bahasa Latin procrastination. Pro yang berarti
mendorong maju atau bergerak maju dan crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika kedua
kata ini digabungkan dapat diartikan sebagai teruskan besok atau lebih dikenal dengan akan saya
kerjakan nanti (Burka & Yuen, 2008).

Menurut M. N. Ghufron, 2003, pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari bebagai


batasan tertentu, yaitu: (1) prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, bahwa setiap
perilaku dalam menunda menegerjakan tugas disebut sebagai prokrastinasi, tanpa
mempermasalahkan tujuan dan alasan dari perilaku penundaan tersebut. (2) prokrastinasi adalah
kebiasaan atau pola yang dimiliki oleh individu, yang mengarah pada trait. (3) prokrastinasi
adalah suatu trait kepribadian, dalam hal ini prokrastinasi bukanlah hanya sebuah perilaku
menunda saja, tetapi sebagai trait yang melibatkan komponen perilaku maupun struktur mental
yang saling berkaitan.
B. PEMBAHASAN

Prokrastinasi menurut Salomon & Rothblum adalah penundaan dalam menyelesaikan


tugas yang disengaja. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa perilaku prokrastinasi
merupakan perilaku yang disengaja. Maksudnya adalah faktor dalam penundaan itu merupakan
keputusan dari diri kita sendiri.

Ferrari, Johnson, & MeCown (1995) menyebutkan bahwa prokrasistinasi akademik


terdiri dari beberapa aspek, seperti: (1) Penundaan dalam proses mengerjakan maupun
menyelesaikan tugas. (2) Melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan daripada
menyelesaikan tugas. (3) Adanya keterlambatan yang disengaja dalam menegerjakan tugas. (4)
Ketidak larasan waktu anatara rencana pengerjaan tugas dengan kinerja aktual.

Suatu hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Burka & Yuen (2008) memperkirakan
sekitar 75% mahasiswa yang mengalami prokrastinasi, perilaku tersebut sudah dianggap sebagai
suatu kebiasaan dalam kehidupan seorang mahasiswa.

Sejalan dengan hsil penelitian diatas, adanya dampak negatif daripada dampak positif
kepada mahasiswa yang melakukan perilaku prokrastinasi. Dampak dari prokrastinasi yang telah
dilakukan oleh mahasiswa akan berdampak negatif bagi aktifitas akademik mahasiswa. Hal ini
sesuai dengan temuan kasus oleh peneliti saat melakukan studi pendahuluan pada mahasiswa
Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang.

Menurut Ferrari, Johnson, & MeCown (1995) ada 2 bentuk prokrastinasi, yaitu
functional procrastination dan dysfunctional procrastination

1. Functional Procrastination merupakan penundaan mengerjakan tugas yang mempunyai tujuan


untuk memperoleh lebih banyak informasi yang lengkap dan akurat agar tugas itu bisa menjadi
sempurna. Contohnya, seorang mahasiswa marasa informasi yang ia dapatkan masih kurang dan
terus mencari informasi dari berbagai sumber agar tugas nya sempurna sehingga membuat ia
menunda untuk menyelesaikan tugas tersebut.
2. Dysfunctional Procrastination merupakan penundaan yang tidak bertujuan, penundaan yang
tidak memiliki manfaat, serta berakibat buruk dan dapat menimbulkan masalah. Dysfunctional
procrastination dibagi menjadi 2 berdasarkan tujuan dilakukannya penundaan, yaitu:

1. Decisional Procrastination merupakan suatu penundaan dalam pengambilan keputusan.


Penundaan ini terjadi akibat kegagalan dalam mengindentifikasikan tugas, yang kemudian dapat
menimbulkan konflik. Contohnya, Seorang mahasiwa tidak paham dengan tugas yang diberikan
oleh dosen dan tidak langsung memutuskan bertanya kepada teman yang lainnya sehingga tugas
yang seharusnya dikerjakan menjadi tertunda.

2. Avoidance Procrastination merupakan penundaan dalam perilaku yang tampak. Penundaan

ini dilakukan sebagai suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan
sulit untuk dikerjakan. Contohnya, Seorang mahasiswa yang mendapatkan tugas membuat
laporan tentang fenomena sosial dari dosen padahal mahasiswa tersebut tidak menyukai mata
kuliah tersebut. Hal ini membuat mahasiswa itu menunda untuk mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosennya.

Menurut Ferrari, prokrastinasi tidak selalu menghasilkan dampak yang buruk. Faktanya,
banyak individu yang menampilkan hasil kerja yang baik walaupun waktu yang ada hanya
sedikit. Oleh karena itu, prokrastinasi harus dilihat dalam konteks frekuensi atau kedalamannya.
Dengan kata lain, individu dipandang sebagai seorang prokrastinator apabila memiliki
kecenderungan parah untuk menunda atau menyelesaikan suatu tugas. Salomon and Rothblum
(1984) mengemukakan bahwa prokrastinasi lebih dari sekedar lamanya waktu dalam
menyelesaikan suatu tugas, tetapi juga meliputi penundaaan secara konsisten yang disertai oleh
kecemasan.

Prokrastinasi melibatkan kesenjanagan anatara niat dengan perilaku nyata. Jika


mahasiswa menunda mengerjakan tugas sambil menunggu informasi lebih lanjut dari dosen
dapat dikatakan sebagai prokrastinasi. Dalam kasus seperti ini, Ferrari (1992) membedakan
prokrastinasi fungsional dan disfungsional. Prokrastinasi fungsional merupakan penundaan
mengerjakan tugas dengan memperoleh informasi yang lebih lenkap dan akurat. Sebaliknya,
prokrastinasi disfungsiona merupakan penundaan menyelesaikan tugas yang merupakan prioritas
tanpa didasari oleh alasan yang masuk akal.
C. KESIMPULAN DAN SARAN

Baerdasarkan uraian diatas, dapat kita lihat bahwa prokrastinasi akademik yang dialami
oleh para mahasiswa penting untuk kita cermati dan teliti. Prokrastinasi akademik merupakan
salah satu topik yang sangat bagus untuk diteliti, apalagi bagi mahasiswa tingkat akhir yang
sedang menyusun skripsi. Dengan menyadari perilaku prokrastinasi yang terjadi dikalangan
mahasiswa dapat mengurangi jumlah prokrastinator yang di Universitas tersebut.

Karena masih minimnya penelitian mengenai prokrastinasi akademik pada mahasiswa di


Indonesia, maka penulis berharap kedepannya penelitian mengenai topik ini dapat semakin
bertambah jumlahnya.
D. DAFTAR PUSTAKA

Nugrasanti, R. (2006). Locus of Control dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Journal


Provitae, 2(1), 25-33.

Burka, J.B. & Yuen, L. M. (1983). Procrastination: Why You Do It, What To Do About It.
Newyork: Perseus Books.

Burka, J. B & Yuen, L. M. 2008. Procrastination. Cambridge: Da Capo Pres

Ghufron, M.N. 2003. Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan Disiplin
Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gajah Mada.

Ferrari, Joseph R., Johnson, J. & McCown, W. 1995. Procrastination and Task Avoidance. New
York, USA: Plenum Press.

Solomon dan Rothblum 1984. Academic Procrastination: Frequency and cognitive-


behavioralcorrelates. Journal of Counseling Psychology hlm 31, 503-509.

Anda mungkin juga menyukai