Abstrak
Tulisan ini adalah sebuah kajian teoritis mengenai fenonema tentang prokrastinasi akademik
pada mahasiswa yang banyak dialami oleh para mahasiswa mahasiswa. Seperti yang kita
ketahui, istilah prokrastinasi sering kita dengar tetapi kita tidak mengertahui apa arti dari
prokrastinasi. Munculnya konflik tentang prokrastinasi berawal dari diri kita sendiri. Sampai saat
ini penelitian mengenai prokrastinasi masih sangat minim. Tujuan dari tulisan ini adalah agar
masyarakat terutama pada mahasiswa semakin menyadari bahwa perilaku prokrasinasi
berdampak buruk.
Abstract
Perilaku menunda yang di tunjukkan oleh mahasiswa cukup merisaukan karena dapat
membuat mahasiswa tidak mengerjakan tugas secara maksimal dan tidak memahami materi
dengan baik.
Istilah prokrastinasi berasal dari Bahasa Latin procrastination. Pro yang berarti
mendorong maju atau bergerak maju dan crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika kedua
kata ini digabungkan dapat diartikan sebagai teruskan besok atau lebih dikenal dengan akan saya
kerjakan nanti (Burka & Yuen, 2008).
Suatu hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Burka & Yuen (2008) memperkirakan
sekitar 75% mahasiswa yang mengalami prokrastinasi, perilaku tersebut sudah dianggap sebagai
suatu kebiasaan dalam kehidupan seorang mahasiswa.
Sejalan dengan hsil penelitian diatas, adanya dampak negatif daripada dampak positif
kepada mahasiswa yang melakukan perilaku prokrastinasi. Dampak dari prokrastinasi yang telah
dilakukan oleh mahasiswa akan berdampak negatif bagi aktifitas akademik mahasiswa. Hal ini
sesuai dengan temuan kasus oleh peneliti saat melakukan studi pendahuluan pada mahasiswa
Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang.
Menurut Ferrari, Johnson, & MeCown (1995) ada 2 bentuk prokrastinasi, yaitu
functional procrastination dan dysfunctional procrastination
ini dilakukan sebagai suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan
sulit untuk dikerjakan. Contohnya, Seorang mahasiswa yang mendapatkan tugas membuat
laporan tentang fenomena sosial dari dosen padahal mahasiswa tersebut tidak menyukai mata
kuliah tersebut. Hal ini membuat mahasiswa itu menunda untuk mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosennya.
Menurut Ferrari, prokrastinasi tidak selalu menghasilkan dampak yang buruk. Faktanya,
banyak individu yang menampilkan hasil kerja yang baik walaupun waktu yang ada hanya
sedikit. Oleh karena itu, prokrastinasi harus dilihat dalam konteks frekuensi atau kedalamannya.
Dengan kata lain, individu dipandang sebagai seorang prokrastinator apabila memiliki
kecenderungan parah untuk menunda atau menyelesaikan suatu tugas. Salomon and Rothblum
(1984) mengemukakan bahwa prokrastinasi lebih dari sekedar lamanya waktu dalam
menyelesaikan suatu tugas, tetapi juga meliputi penundaaan secara konsisten yang disertai oleh
kecemasan.
Baerdasarkan uraian diatas, dapat kita lihat bahwa prokrastinasi akademik yang dialami
oleh para mahasiswa penting untuk kita cermati dan teliti. Prokrastinasi akademik merupakan
salah satu topik yang sangat bagus untuk diteliti, apalagi bagi mahasiswa tingkat akhir yang
sedang menyusun skripsi. Dengan menyadari perilaku prokrastinasi yang terjadi dikalangan
mahasiswa dapat mengurangi jumlah prokrastinator yang di Universitas tersebut.
Burka, J.B. & Yuen, L. M. (1983). Procrastination: Why You Do It, What To Do About It.
Newyork: Perseus Books.
Ghufron, M.N. 2003. Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan Disiplin
Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gajah Mada.
Ferrari, Joseph R., Johnson, J. & McCown, W. 1995. Procrastination and Task Avoidance. New
York, USA: Plenum Press.