BAB II
LANDASAN TEORI
A. Prokrastinasi Akademik
awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran
dilakukan.
1
Ibid 13. Hal, 150
18
19
perilaku yang spesifik yang meliputi suatu perilaku yang melibatkan unsur
menimbulkan perasaan tidak nyaman dan serta secara subjektif dirasakan oleh
seorang prokrastinator.4
yaitu menunda membaca buku atau refrensi yang berkaitan dengan tugas
2
Triyono Muh. Ekhsan Rifai, Efikasi Diri dan Regulasi Emosi dalam Mengatasi Prokrastinasi
Akademik, (Sukoharjo: CV Sindunata, 2018), 15.
3
Ibid, 13.
4
Suparman, dkk, Dinamika Psikologi Pendidikan Islam, (Ponorogo: Buatbuku.com), 187.
menyelesaikan tugas-tugas administratif seperti menyalin catatan,
secara keseluruhan.0
tugas yang sudah terencana walau pada dasarnya individu tersbut mengerti
dengan rendahnya regulasi diri, efikasi diri, dan harga diri dan berasosiasi
menit terakhir suatu tugas harus diselesaikan, yang pada akhirnya individu
yang diakibatkan perasaan tidak senang terhadap tugas serta ketakutan untuk
telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang trait prokrastinasi.
suatu respon tetap dalam mengantisipasi tugas-tugas yang tidak disukai dan
tidur yang tidak sehat, mempunyai depresi yang kronis, penyebab stress, dan
dengan sempurna sehingga dia merasa lebih aman untuk tidak melakukannya
sudah merupakan kebiasaan atau pola yang menetap yang selalu dilakukan
0
Ibid 13
20
penting dan bernanfaat (sebagai tugas yang primer). Akan tetapi, dengan
sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, Misalnya tugas kantor,
disertai alasan yang kuat. Mempunyai tujuan pasti sehingga tidak merugikan.
Bahkan, berguna untuk melakukan suatu upaya konstruktif agar suatu tugas
penundaan yang dilakukan pada tugas yang penting. Penundaan tersebut tidak
bertujuan dan dapat menimbulkan akibat yang negatif baik yang kategori
hal tertentu saja atau pada semua hal. Jenis-jenis tugas yang sering ditunda
dilakukan pada jenis tugas non formal atau tugas berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari (tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor, dsb).
sebelumnya.
0
M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-Teori Psikologi (Jogjakarta: AR-RUSMEDIA 2017)
Hal, 158-159.
23
yang dimilikinya.
yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana yang telah
ketika saatnya tiba dia tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang
yaitu:
a. Perilaku
b. Afektif
sebelum atau sesudah batas waktu yang ditentukan. Selain itu, cenderung
c. Kognitif
25
buruk.
d. Motivasi
yang melihat tugas sebagai hal yang tidak penting, tidak relevan
faktor internal dan eksternal. Dua faktor tersebut ialah sebagai berikut:0
1) Faktor Internal
0
Ibid 40. Hal 20-21.
0
Ibid, 165-166.
26
Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa yang
a. Kondisi Fisik
b. Kondisi Psikologis
2) Faktor Eksternal
b. Kondisi lingkungan
sekolah, juga apakah sekolah terletak pada desa ataupun di kota tidak
individu.
individu
pengawasan.0
yang ada dalam diri individu dan faktor eksternal berupa faktor di luar
diantaranya:
0
Ibid 40. Hal 18-19
29
melakukannya.
h. Giat hanya pada bagian dari tugas, misalnya hanya menulis kembali
pembahasan.
terselesaikan.0
B. Perilaku Menyontek
0
Triyono Muh. Eksan Rifai, Efikasi diri dan regulasi Emosi dalam Mengatasi Prokrastinasi
Akademik,(Sukoharjo: Cv Sindunata, 2018) hal.16.
30
catatan kecil saat ujian, menyontek dengan mendapat jawaban dari pihak lain
atau teman luar kelas atau luar sekolah, sengaja menyuruh orang lain
menggunakan cara-cara yang tidak jujur atau curang untuk memalsukan hasil
belajar dengan memanfaatkan bantuan secara tidak sah pada saat ujian
berlangsung.0
0
Ibid 40. Hal 0-11
31
adalah suatu perbuatan siswa menjiplak atau meniru pekerjaan seseorang baik
didik untuk mendapatkan nilai yang bagus. Beberapa alasan adalah agar
mendapat pujian dari orangtua, guru, dan teman. Adapun alasan lain adalah
tidak siap dalam ujian, atau rasa tidak percaya diri dengan kemampuan diri
sendiri, kesulitan dalam mata pelajaran tertentu, malas belajar, dan solidaritas
antar teman. Selain itu siswa juga memiliki persepsi bahwa prestasi itu adalah
sudah biasa. Siswa yang terbiasa melakukan perilaku menyontek akan sangat
sulit untuk meninggalkannya karena sudah tidak ada lagi rasa takut di dalam
dirinya. Menyontek juga dapat dikatakan sebagai suatu tradisi atau kebiasaan
yang tak pernah hilang. Hal ini terjadi karena hasil ujian dan ulangan itu
merupakan salah satu kriteria yang dipakai pendidik atau pengajar dalam
0
Dedy Hartanto, “Bimbingan & Konseling Menyontek: Mengungkap Akar Masalah dan
Solusinya” (Jakarta: Indeks, 2012), 10-11
0
Erna Ariyani, “Perilaku menyontek Siswa Kelas IV Sekolah Dasar (Studi Kasus di Sebuah Sekolah
Dasar di Raman Utara)”, (Skripsi, Institut Agama Islam Metro, 2020) 2-3
32
Kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan
selalu terkait dengan tes atau ujian. Ujian di adakan untuk mengetahui hasil
dari kegiatan belajar mengajar selama satu semester atau selama satu tahun
ajaran. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik
peserta didik maka akan menunjukkan hasil ujian yang optimal juga. Setiap
orang pasti ingin mendapat nilai yang baik dalam ujian, dan sudah tentu
hingga pendidikan tinggi, dari sekolah Dasar (SD) hingga strata 3 (S3),
terjadi di desa dan kota, di sekolah maju dan sekolah abal-abal, serta di
meminta informasi atau jawaban dari orang atau teman lain memberikan ijin
kepada orang lain untuk menyalin pekerjaan, menyalin tugas orang lain
0
Kiki Nurmayasari, “ Hubungan Antara Berfikir Dan Perilaku Menyontek Pada Siswa Kelas X SMK
Koperasi Yokyakarta, “ Jurnal Fakultas Psikologi Vol 3, no. 1 : 2015
33
mendapatkan nilai yang baik, mereka akan mendapatkan masa depan yang
baik.0
pekerjaan orang lain pada saat tes dilakukan, menyontek pada saat ujian
diperoleh dari sumber internet. Praktik menyontek dimulai dari bentuk yang
sederhana sampai kepada bentuk yang canggih, Selain itu tampaknya juga
yang menyertainya.
0
Ibid 22. 1-2
0
Ibid, 17-19.
34
jawaban dari orang lain, mengizinkan orang lain untuk melihat atau menyalin
tukar menukar lembar jawaban, dan tidak mentaati aturan-aturan pada saat
ujian berlangsung.0
1. Perilaku (Behavior)
lain, memberikan jawaban yang telah selesai kepada siswa lain dan
2. Sasaran (Target)
Sasaran (Target) yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku objek yang
yaitu orang tertentu, sekelompok objek dan objek pada umumnya. Pada
maupun teman.
3. Situasi (Situation)
0
Ibid 44. hal 10.
0
Erna Ariyani, “Perilaku Menyontek Siswa Kelas IV Sekolah Dasar (Studi Kasus di Sebuah
Sekolah Dasar di Raman Utara)”, (Skripsi, Institut Agama Islam Metro, 2020)
35
sehingga siswa kurang memiliki waktu untuk belajar. Situasi lain yang
terlalu berat.
4. Waktu (Time)
dalam satu periode atau tidak terbatas dalam satu periode, misalnya
(bulan tertentu) dan waktu yang tidak terbatas (waktu yang akan datang).
diantaranya:0
1. Faktor internal
0
Ginanjar, Mukti Priaswandy, “Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Perilaku Menyontek Pada
Siswa Kelas XI DI SMA Negeri 1 Pleret Bantul Yogyakarta” (Skripsi, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2015)
36
2. Faktor eksternal
adalah tekanan dari teman sebaya, tekanan dari orang tua peraturan
sekolah yang kurang jelas dan sikap guru yang tidak tegas terhadap
perilaku menyontek.
dimiikinya.
b. Tekanan terlalu besar yang diberikan ntuk hasil belajar berupa angka
0
Aulia syifa, “ Perilaku Menyontek Ditinjau Dari Efikasi diri dan Persepsi Mahaiswa Terhadap
Harapan Orangtua” (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2018).
37
menjadi gejala yang paling sering ditemui pada siswa yang menyontek.
Pemberian tugas dari guru kepada siswa merupakan salah satu upaya untuk
pekerjaan atau suatu tugas pada akhirnya akan mengalami ujian atau tes
0
Ibid 31.
viii
viii