PROKRASTINASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kesehatan Mental
Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
3D
3C
3C
3D
Kelas
( 1114500103 )
( 1114500106 )
3D
( 1114500037 )
1114500091 )
( 1114500057 )
: 3 BK
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Kesehatan Mental yang
berjudul PROKRASTINASI.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Kesehatan Mental yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Pancasakti. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................. 1
Rumusan Masalah ............................................................................ 1
Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K. Penanganan
Prokrastinasi............................................................
31
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan iii
B. Saran ...iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Prokrastinasi
Dimana prokrastinasi itu dilakukan
Kapan prokrastinasi sering dilakukan oleh seseorang
Mengapa Prokrastinasi sering dilakukan
Bagaimana cara mencegah dan mengatasi agar tidak melakukan
prokrastinasi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, ciri ciri prokrastinasi
2. Untuk mengetahui siapa yang pertama kali menemukan istilah dari
3.
4.
5.
6.
prokrastinasi
Untuk mengetahui dimana saja prokrastinasi dilaksanakan
Untuk mengetahui kapan prokrastinasi sering dilakukan
Untuk mengetahui alasan orang melakukan prokrastinasi
Untuk mengetahui cara mencegah dan mengatasi prokrastinasi
Dan yang paling utama tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Kesehatan Mental yang diampu oleh Dosen Sri Adi Nurhayati,
S.Psi, S.Pd, MM
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Prokrastinasi
1. Pengertian Prokrastinasi
Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro yang berarti maju, ke
depan, lebih menyukai dan crastinus yang berarti besok (Steel, 2006). Jadi
dari asal katanya prokrastinasi adalah lebih suka melakukan tugasnya besok.
Orang yang melakukan prokrastinasi disebut sebagai prokrastinator. Prokrastinasi
adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui
bahwa penundaannya dapat menghasilkan dampak buruk.
Kata prokrastinasi sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan dalam salah
satu prasasti di Universitas Ottawa Canada, pada abad ke 17 kata ini telah
dituliskan oleh Walker dalam Khatbahnya. Disana dikatakan bahwa prokrastinasi
sebagai salah satu dosa serta kejahatan manusia, dengan menunda-nunda
pekerjaan manusia akan kehilangan kesempatan dan menyia-nyiakan karunia
Tuhan.
Prokrastinasi juga tidak selalu diartikan sama dalam bahasa dan budaya
manusia. Bangsa mesir kuno misalnya, mempunyai dua kata kerja yang memiliki
arti sebagai prokrastinasi, yang pertama menunjukkan pada suatu kebiasaan yang
digunakan untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan penting dan usaha yang
impulsuf. Sedangkan kata yang kedua menunjukkan pada kebiasaan yang
berbahaya akibat kemlasan dalam menyelesaikan suatu tugas yang penting untuk
nafkah hidup, seperti mengerjakan ladang ketika musim tanam tiba.
Bangsa Romawi menggunakan kata procrastinare dalam istilah militer
mereka yaitu perbuatan yang bijaksana untuk menangguhkan keputusan
menyerang dengan cara menunggu musuh keluar yang menunjukkan suatu sikap
sabar dalam konflik militer.
Pada abad lalu pokrastinasi bermakna positif bila penunda-nunda sebagai
upaya yang konstruktif untuk menghindari keputusan impilsif dan tanpa
pemikiran yang matang dan tanpa tujuan yang pasti.
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinare, dari kata pro
yang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang berarti besok atau
menjadi hari esok. Jadi, prokrastinasi adalah menunda-nunda hari esok atau lebi
suka melakukan pekerjaannya besok. Orang yang melakukan prokrastinasi dapat
disebut sebagai procrastinator. (Kartadinata, 1, & Sia, T, Prokrastinasi Akademik
Dan Manajemen Waktu, Anima Indonesa Psychological Journal, 23 (2), 2008,
Hal.110).
Fiore mengatakan bahwa secara etiologis atau menurut asal katanya, istilah
prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro atau forward yang berarti maju,
dan crastinus atau tomorrow yaitu hari esok, ini berarti prokrastinasi adalah maju
pada hari esok. Sedangkan secara etimologis prokrastinasi adalah suatu
Artinya: Ada dua kenikmatan, banyak manusia menjadi tertipu garagara dua kenikmatan ini, yaitu; nikmat kesehatan dan nikmat waktu
luang.(Hadist riwayat Bukhari)
B. Tipe-tipe Prokrastinator
Pada beberapa individu tipe prokrastinasi ini dapat bercampur, sedangkan
beberapa individu lainnya dapat diklasifikasikan dengan mudah pada satu tipe
yang lebih terlihat dari tipe lainnya. Menurut Ferrari ( 2000 ) Tipe tipe itu antara
lain :
1. The sometime-procrastinator, tipe ini merupakan seseorang yang
melakukan prokrastinator setiap hari.
2. The chronic-procrastinator, yaitu seseorang yang melakukan tindakan
prokrastinasi dalam semua area kehidupan. Perilaku prokrastinasi dapat
menjadi gaya hidup bagi prokrastinator kronik.
3. The tense-afraid type, yaitu seseorang yang sering merasa berada di
bawah tekanan untuk mencapai sukses dan selalu merasa takut gagal
sehingga melakukan prokrastinasi, contohnya: tidak mempunyai tujuan,
tidak mempunyai komitmen.
4. The relaxed type, yaitu tipe orang tidak mau mengambil pusing dengan
tugas yang sedang atau harus dikerjakan, merasa bisa melakukannya
dilain waktu dan lebih memilih melakukan sesuatu yang lebih
menyenangkan.
Menurut Sapadin dan Maguire (2000), ada 6 tipe prokrastinator:
1. The perfectionist
seseorang yang enggan memulai atau menyelesaikan tugasnya, karena jika
hasilnya kurang dari sempurna, maka hal tersebut dilihat sebagai kegagalan oleh
dirinya atau orang lain
2. The dreamer
ingin hidup berjalan dengan lancar dan menghindari tugas yang sulit.
Pemikiran grandiose tidak dapat diterjemahkan dalam tujuan yang jelas dan dapat
diraih.
10
3. The worrier
a. memiliki ketakutan bahwa hal-hal tidak akan berjalan sesuai dengan
tujuannya.
b. seringkali perilakunya dipengaruhi oleh rasa cemas dan muncul pikiranpikiran seperti bagaimana jika..
c. seringkali menghindari resiko dan perubahan.
d. memiliki sedikit kepercayaan diri terhadap kemampuannya dalam
mengambil keputusan atau mentoleransi ketidaknyamanan
4. The defier
a. Seseorang yang resisten, senang berargumen dengan instruksi dan saran
orang lain.
b. Kurang suka jika orang lain memberikan arahan mengenai apa yang harus
dilakukan atau saat orang lain berusaha untuk mengontrol dirinya
c. Resistensi merupakan bentuk tidak langsung dari passive-aggressive yang
mengatakan iya pada permintaan orang lain, namun sebenarnya ia
mengatakan tidak dikarenakan ia tidak siap untuk mengambil tanggung
jawab untuk mengerjakan hal tersebut saat itu.
5. The crisis-maker
a. Seseorang yang suka menunjukkan keberanian dengan menyatakan bahwa
ia tidak dapat termotivasi hingga saat-saat terakhir atau saat ini merupakan
saat dimana ia dapat mengeluarkan sisi terbaiknya.
b. Cenderung mudah bosan dengan aktivitas yang menurutnya kurang
menantang.
6. The overdoer
a. Merupakan individu yang memiliki banyak pekerjaan tanpa membangun
prioritasnya
b. Mereka tidak dapat mengatur waktu dengan efisien yang kemudian
mengarah pada pekerjaan yang tidak terselesaikan, tidak memuaskan, atau
terlambat menyelesaikan
C. Perilaku prokrastinasi
perilaku prokrastinasi dibedakan menjadi 2 (Chu & Choi, dalam Gafni &
Geri, 2010), yaitu:
1. Prokrastinator aktif:
Memilih untuk bekerja di bawah tekanan dan sengaja untuk menunda tugastugasnya, namun mereka tetap menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
11
2. Prokrastinator pasif:
Orang-orang yang terhambat oleh sikap indecisive dan gagal untuk
menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
D. Ciri-Ciri Pelaku prokrastinasi
Burka dan Yuen (2008), menjelaskan ciri-ciri seorang pelaku prokrastinasi
antara lain:
1. Prokrastinator lebih suka untuk menunda pekerjaan atau tugastugasnya.
2. Berpendapat lebih baik mengerjkan nanti dari pada sekarang, dan
menunda pekerjaan adalah bukan sutu masalah.
3. Terus megulang perilaku prokrastinasi.
4. Pelaku prokrastinasi akan kesulitan dalam mengambil keputusan.
Menurut Ferrari (M. N. Ghufron,2003: 22), mengatakan bahwa sebagai
suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat terminifertasikan dalam
indikator tertentu yang dapat dikir dan diawali dalam ciri-ciri tertentu berupa:
a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas
yang dihadapi.
b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.
c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas-tugas
yang dihadapi jadi siswa yang melakukan prokrastiasi tahu bahwa tugas yang
dihadapinya harus segera diselesaikan, akan tetapi dia menunda-nunda untuk
mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas
jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya. Keterlambatan dalam mengerjakan
tugas, jadi siswa yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lma
dari pada watu yang dibutuhkn dalam penyelesaia suatu tugas, tanpa
meperhitungkan keterbatasan waktu yang dimiliinya. Kadang-kadang tindakan
tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara
memadai. Kelambanan, dalam arti lambannya siswa dalam melakukan suatu tugas
dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik.
Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, maksudnya siswa
yang melakukan prokrastinasi mempuyai kesulitan untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorag
12
14
15
non formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya
tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor dan sebagainya.
Solomon dan Rothblum membagi enam area akademik dimana biasa terjadi
prokrastinasi pada pelajar. Enam area akademik tersebut yaitu:
a. Tugas menulis, contohnya antara lain keengganan dan penundaan
pelajar dalam melakanakan kewajiban menulis makalah, laporan, dan
tugas menulis lainnya.
b. Belajar menghadapi ujian, contohya pelajar melakukan penundaan
belajar ketika menghadapi ujian, baik ujian semester, ujian akhir
semester, kuis-kuis, maupun ujian yang lainnya.
c. Tugas membaca per minggu, contohnya antara lain penundaan dan
keengganan pelajar membaca buku referensi atau literatur-literatur
yang berhubungan dengan tugas sekolahnya.
d. Tugas administratif, meliputi penundaan pengerjaan dan penyelesaian
tugas-tugas administratif, seperti menyalin catatan materi pelajaran,
membayar SPP, mengisi daftar hadir (presensi) sekolah, presensi
praktikum, dan lain-lain.
e. Menghadiri pertemuan, antara lain penundaan dan keterlambatan
dalam masuk sekolah, praktikum dan pertemuan lainnya.
f. Tugas akademik pada umumnya, yaitu penudaan pelajar dalam
mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas kademik lainnya secara
umumnya. (M. N. Ghufron, Hubungan Control Diri Dan Persepsi
Remaja Terhadap Penerapan Disiplin Orang Tua Dengan
ProkrastinasiAkademik,www.mitropedulicenter.multiply.com,diakses
23 April 2009.
F. Faktor Penyebab Prokrastinasi
Sementara itu, Catrunada mengungkapkan tentang sepuluh wilayah
magnetis yang menjadi faktor-faktor dilakukannya prokrastinasi:
a) Anxiety ( Kecemasan )
Anxiety dapat diartikan sebagai kecemasan. Kecemasan pada
akhirnya menjadi kekuatan magnetik yang berlawanan dimana tugastugas yang diharapkan dapat diselesaikan berinteraksi dengan
18
19
20
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang ikut menyebabkan kecenderungan
munculnya prokrastinasi akademik dalam diri seseorang yaitu faktor
pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.
Menurut Ferrari & Ollivete (Ghufron, 2003: 28), tingkat
pengasuhan otoriter ayah akan menyebabkan munculnya
kecenderungan prokrastinasi yang kronik pada subyek peneliti anak
wanita, sedangkan tingkat otoritatif ayah menghasilkan perilaku anak
wanita yang tidak melakukan prokrastinasi.
Menurut Millgram (M. N. Ghufron, 2003: 30), kondisi
lingkungan yang linent, yaitu lingkungan yang toleran terhadap
prokrastinasi mempengaruhi tinggi rendahnya prokrastinasi seseorang
daripada lingkungan yang penuh dengan pengawasan.
Menurut Stell perilaku prokrastinasi kerja dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
a. Kesengajaan antara niat dan tindakan (intetron Action Gap)
Menunda-nunda tidak hanya dilakukan secara irasional, tetap juga
tanpa niatan.
b. Tugas yang sulit
Perilaku yang dianggap tidak menyenangkan dan cenderung
dihindari. Semakin tidak menyenangkan, maka situasi tersebut
semakin dihindari.
c. Pimikiran Dalam
Prokrastinasi sering kali bersumber dari pemikiran-pemikiran yang
neorotis. Perasaan khawatir yang berlebihan, kecemasan dasar, semua
itu adalah sumber neurotisme.
d. Keyakinan diri (self efficacy) dan (self esteem)
Sebagaimana dengan ketakutan dan kegagalan yang berasumsi
dengan neurotisme, hal tersebut berkaitan dengan keyakinan diri (self
efficacy) dan citra diri (self esteem) seseorang.
e. Impulsivines
Seseorang yang impulsive cenderung mudah terjerumus dalam
perilaku menunda-nunda dan mudah tertarik pada situasi yang
memikat.
f. Kontrol diri (self control)
22
24
Item
Saya menunda menyelesaikan suatu
pekerjaan, meskipun pekerjaan tersebut
penting.Saya berjanji pada diri saya
untuk
2. Kecenderungan menghindari
tugas yang sulit atau tidak
menyenangkan
3. Kecenderungan untuk
adalah
orang yang tidak adil.Orang lain tidak
berhak untuk memberikan saya
deadline
G. Teori Prokrastinasi
Berikut ini akan disajikan beberapa pandangan teoritis mengenai
prokrastinasi, yakni ditinjau dari teori-teori yang berasal dari Barat, seperti:
Psikodinamika, Behaviorisme, dan Behavioral Kognitif.
25
1. Psikodinamika.
Penganut psikodinamika beranggapan bahwa pengalaman masa
kanak-kanak akan mempengaruhi perkembangan proses kognitif seseorang
ketika dewasa, terutama trauma. Seseorang yang pernah mengalami
trauma akan suatu tugas tertentu, misalnya gagal menyelesaikan tugas
sekolahnya, akan cenderung melakukan prokrastinasi ketika ia dihadapkan
lagi pada suatu tugas yang sama. Orang tersebut akan teringat kepada
pengalaman kegagalan maupun perasaan tidak menyenangkan yang pernah
dialami seperti masa lalu, sehingga seseorang menunda mengerjakan tugas
sekolah, yang dipersepsikannya akan mendatangkan perasaan seperti masa
lalu (Ferrari dkk, dalam Romano, 1996: 698).
Berkaitan dengan konsep tentang penghindaran tugas, Freud
(dalam Ferrari dkk, 2000) mengatakan bahwa seseorang yang dihadapkan
pada tugas yang mengancam ego pada alam bawah sadar akan
menimbulkan ketakutan dan kecemasan. Perilaku penundaan atau
prokrastinasi merupakan akibat dari penghindaran tugas dan sebagai
mekanisme pertahanan diri. Seseorang bisa secara tidak sadar melakukan
penundaan untuk menghindari penilaian yang dirasakan akan mengancam
keberadaan ego atau harga dirinya. Akibatnya, tugas yang cenderung
dihindari atau yang tidak diselesaikan adalah jenis tugas yang
mengancam ego seseorang, seperti menghindari tugas-tugas sekolah
sebagaimana tercermin dalam perilaku prokrastinasi akademik.
2. Behaviorisme.
Penganut aliran Behaviorisme beranggapan bahwa perilaku
prokrastinasi akademik muncul akibat proses pembelajaran. Seseorang
yang pernah merasakan sukses dalam melakukan tugas sekolah dengan
melakukan penundaan, cenderung akan mengulangi lagi perbuatannya.
Sukses yang pernah dia rasakan akan dijadikan hadiah (reward) untuk
mengulangi perilaku yang sama di masa yang akan datang (Bijou dkk,
dalam Ferrari dkk, 1995: 8). Adanya obyek lain yang memberikan hadiah
lebih menyenangkan daripada obyek yang diprokrastinasi, menurut
McCown dan Johnson (dalam Ferrari dkk, 1995: 9), juga dapat
26
27
29
I. Dampak Prokrastinasi
Perilaku menunda dapat mempengaruhi keberhasilan akademik dan pribadi
individu. Sirois (2004:33) mengemukakan konsekwensi negative yang timbul dari
perilaku menunda, yaitu :
1. Performa akademik yang rendah
2. Stress yang tinggi
3. Menyebabkan penyakit
4. Kecemasan yang tinggi
J. Penanganan Prokrastinasi
I. Langkah-langkah penanganan Prokrastinasi
1. Langkah pertama: Telah sikap diri terhadap tugas
Untuk dapat mengatasi persoalan prokrastinasi, terlebih dahulu anda
perlu memahami persoalan itu sendiri. Artinya diperlukan analisis atas situasi
dan kondisi anda pada saat tugas tidak terselesaikan dengan baik. Cobalah
untuk diam sejenak, lalu telaah dan cobalah berdialog dengan diri sendiri
tentang tugas yang sedang dihadapi. Telusuri sikap diri secara jujur terhadap
tugas tersebut. Perlu dilihat apakah tugas tersebut memang merupakan tugas
anda dan anda bertanggung jawab untuk melakukanya. Bila demikian halnya,
maka silakan lanjut pada langkah kedua.
Sebaliknya bila anda tidak atau belum bisa melihat bahwa tugas itu adalah
tugas anda dan ada kemarahan atau emosi menggaggu lainnya di dalam hati,
maka selesaikanlah terlebih dahulu masalah emosi anda.
a.
Pertama-tama, perlu ditelaah apakah tidak selesainya tugas tersebut
disebabkan oleh manajemen waktu yang tidak bagus? Bila demikian
halnya, silakan kembali ke MD05 mengenai manajemen waktu dan
b.
30
dan tidak melihat manfaatnya bagi tujuan anda, maka anda akan
terhambat untuk menyediakan waktu untuk mengerjakannya.
3) Perfeksionisme. Anda memiliki standar yang terlalu tinggi,
sehingga tak ter jangkau. Anda menjadi terhambat, tidak terdorong
untuk mengerjakannya. Perlu Anda catat bahwa kesempurnaan
tidak pernah dapat dicapai.
4) Kecemasan dievaluasi. Ada orang-orang yang tidak siap untuk di
evaluasi, sehingga timbul kecemasan jangan jangan saya akan
dinilai jelek, takut salah, dst; sehingga akhirnya tidak bisa bekerja
jadi tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut.
5) Ambiguity keraguan. Apabila Anda tidak jelas tentang apa yang
diharapkan dari Anda, boleh jadi Anda kesulitan untuk memulai
pekerjaan. Takut akan hal baru yang tidak diketahui, akan
menghambat semangat anda untuk mulai bekerja.
6) Ketidak mampuan menangani tugas tersebut. Apabila Anda kurang
memiliki pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas tsb. atau mungkin penghayatan Anda tidak
cukup memadai untuk dapat menyelesaikan tugas tersebut. Boleh
c.
31
Contoh /illustrasi :
a. Tugas membaca text,
1) Rencanakanlah membaca sejumlah halaman setiap waktu tertentu,
setiap harinya/setiap minggunya sehingga seluruhnya dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah kita tentukan.
2) Buat penjadwalan, siapkan bahannya (bila perlu fotocopy supaya bisa
dipilah per-porsinya)
3) Kerjakan
b. Tugas membuat paper/project,
1) Pilah tugas membuat paper berdasarkan proses pembuatannya
2) Tentukan estimasi kurun waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah
dari proses tersebut.
3) Buat penjadwalan, tentukan waktu spesifik untuk mengerjakannya
setiap hari/minggunya, kemudian hitung mundur (backward) dari
beberapa hari sebelum dead line
4) Kerjakan
3. Langkah ketiga : Hindari perasaan terbeban (overwhelmed)
Hindari perasaan terbebani (over-whelmed), dengan cara memecah tugas
besar atau tugas sulit menjadi bagian/komponen yang lebih kecil, sehingga
manageable. Kemudian pusatkan perhatian Anda hanya pada satu bagian saja
yakni satu bagian yang sedang Anda kerjakan.
4. Langkah keempat: Hindarkan Diri dari perfectionism
Jangan biarkan kebiasaan perfectionism membuat Anda tidak berdaya.
Sebagai orang yang sedang belajar (mahasiswa, dosen, siapapun) Anda tidak
diharapkan menunjukkan keahlian / kepakaran. Lakukan yang terbaik yang
mampu Anda lakukan (do the best you can), kemudian mintalah umpan balik
feed-back (berbeda dari evaluasi/penilaian), dan sedapat mungkin menyesuaikan
dengan masukkan umpan balik tersebut. Sebagai catatan perlu anda pahami
bahwa dosen yang baik akan memperhatikan upaya serius dan perbaikan yang
semakin nampak, bukan kesempurnaan.
5. Langkah kelima : Hal-hal penting yang harus diperhatikan
32
Hal-hal penting yang harus diperhatikan agar Anda bisa segera mulai
mengerjakan tugas dan menjaga tetap mengerjakan tugas tersebut sehingga selesai
pada waktu yang Anda tetapkan:.
a. Tetapkan sasaran tertentu (spesifik) untuk diselesaikan dalam setiap kurun
waktu belajar
b. Pusatkan perhatian hanya pada satu langkah setiap kali.
c. Optimalkan effisiensi Anda, dengan cara mengendalikan segala sesuatu
yang dapat mengganggu Anda
d. Jangan tunggu sampai anda merasa mau memulai melakukannya, tetapi
lakukanlah saja sejumlah kecil tugas tersebut (sebagai warming up), nanti
Anda bisa lihat Anda akan menjadi terpacu untuk lanjut bekerja.
e. Perhatikan baik-baik, untuk tidak mengijinkan dalih/ excuses apapun
untuk tidak memulai ataupun berhenti bekerja.
6. Langkah keenam : Monitoring pola perilaku Anda secara sadar
Anda perlu memonitor kegiatan Anda sehari-hari.Catat kemajuan
kerja/study anda dengan cara memberi check-mark di daftar porsi pekerjaan anda
atau pada jadwal anda, pada butir porsi yang baru saja anda selesaikan. Nikmati
rasa puas yang muncul di diri anda karena telah menyelesaikan apa yang anda
canangkan. Selamat -Congratulation.
7. Langkah ketujuh : Beri Apresiasi kepada Diri
Jangan lupa beri diri anda imbalan/reward karena sudah menyelesaikan
tugas. Hal ini bisa dengan jalan-jalan, nonton TV, makan sesuatu yang anda
sukai, baca novel yang tadinya amat menggoda, bahkan istrahat-tidur, atau apa
saja yang dapat menyenangkan hati Anda.
8. Langkah kedelapan: Kembangkan Respek Diri
Langkah terakhir, dan yang perlu dilakukan terus menerus, adalah menjaga
dan merawat respek diri agar tidak terperangkap ke masa lalu maupun masa
depan. Selalu bisa mensyukuri setiap saat kini dan di kehidupan ini. Dengan
demikian kita bisa terhindar dari prokrastinasi dan bisa menjalani hidup lebih
bertanggung jawab dan berdaya guna.
II. 10 Tips untuk menginggalkan menunda nunda
33
34
35
36
DAFTAR PUSTAKA
http://www.carleton.cartpychyl/interner.html, diakses 28 Mei 2009
Ferrari J. R, Self Handicapping By Procrastinator: Academic Procrastination
http://www.carleton.cartpychyl/interner.html, diakses 28 Mei 2009
www.mitropedulicenter.multiply.com,diakses 23 April 2009
37
http://psychology.about.com/od/the-psychologyof/a/psychology-of procrastination.htm
Artikel
http://sas.calpoly.edu/asc/ssl/procrastination.html
Artikel
http://fgbmfi.web.id/2013-07-06-04-08
39/artikel/marketplace/2768-10-tips-mengatasi-kebiasaanmenunda-prokrastinasi
38