Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan tenaga kependidikan adalah perguruan tinggi
yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program
pengadaan guru pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, serta untuk
menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan non
kependidikan (Undang-Undang Republik Indonesia) nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen. Sesuai dengan pernyataan tersebut dalam rangka
mempersiapkan calon tenaga kependidikan yang profesional lembaga
perguruan tinggi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) Wates menerapkan kurikulum yang
mengacu pada KKNI.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah salah satu
rujukan nasional untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa
Indonesia disetor sumber daya manusia melalui pencapaian kualifikasi
sumber daya manusia Indonesia yang dihasilkan oleh sistem pendidikan
dan sistem kerja nasional, serta sistem penilaian kesetaraan penilaian.
Dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia disektor
pendidikan tepatnya pada calon-calon guru Bimbingan dan Konseling,
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) Wates mengadakan kegiatan magang II.
Kegiatan magang II diikuti oleh mahasiswa semester IV Fakultas
Ilmu Pendidikan program studi Bimbingan Konseling. Magang II adalah
suatu serangkaian kegiatan praktikum Bimbingan dan Konseling yang
dilaksanakan oleh Mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Wates Kulon Progo
Yogyakarta, dibawah naungan Guru Bimbingan dan atau Dosen

1
Pembimbing. Dengan terselenggaranya kegiatan Magang II ini diharapkan
mahasiswa sebagai calon tenaga kependidikan dapat profesional, memiliki
sikap, pemahaman, penghayatan, motivasi dan keterampilan sebagai calon
guru berkualitas profesional yang cerdas, unggul dan berwibawa dan
bermutu sehingga dapat menopang laju perkembangan dunia akademik.

B. Tujuan dan Manfaat Magang II Bimbingan dan Konseling di sekolah


1. Tujuan Kegiatan Magang II
Selain dengan tujuan kurikuler Program Studi Bimbingan dan
Konseling IKIP PGRI Wates yang ingin menyiapkan mahasiswa menjadi
calon guru Bimbingan dan Konseling dengan kewenangan utama sebagai
pembimbing di sekolah, dan kewenangan tambahan sebagai pembimbing
di masyarakat atau luar sekolah, maka tujuan Magang II di Sekolah ini :
a. Melatih mahasiswa agar memiliki pengalaman praktis (langsung)
yang berkaitan dengan pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah.
b. Agar mahasiswa dapat mempraktikkan teori-teori Bimbingan dan
Konseling yang telah diterima di kampus.
2. Manfaat Kegiatan Magang II
a. Memiliki pengalaman riil mengajar di kelas.
b. Menjadi peka terhadap fenomena yang terjadi di dalam proses
pembelajaran.

C. Waktu dan Tempat Magang II


1. Waktu
Kegiatan Magang II Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Wates
di selenggarakan pada bulan Mei dengan rentang waktu pelaksanaan di
sekolah masing-masing selama 14 hari.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan Magang II Bimbingan dan Konseling IKIP
PGRI Wates di sekolah dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 1 Temon,

2
di Jalan Wates-Purworejo Km.10, Kaliwangan Kidul, Temon Kulon,
Kec. Temon, Kab. Kulon Progo Prov. D.I. Yogyakarta.

3
BAB II
KAJIAN TEORITIK

A. Pengertian Magang II
Kegiatan Magang II merupakan serangkaian kegiatan praktikum
Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) Wates Kulon Progo Yogyakarta, dibawah naungan Guru
Pembimbing dan Dosen Pembimbing Magang.
B. Kegiatan Pokok Magang II Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Mahasiswa harus melaksanakan kegiatan Magang II yang bertujuan
memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan kaitannya dengan
kompetensi akademik bidang studi dan menetapkan kemampuan awal calon
pendidik dalam mengembangkan perangkat layanan Bimbingan dan
Konseling. Melalui penjabaran kurikulum ke dalam perangkap layanan
Bimbingan dan Konseling yang digunakan guru Bimbingan dan Konseling,
yaitu ;
1. Penjabaran kurikulum
2. Penelaah sistem evaluasi
3. Perancangan RPL
4. Pengembangan media layanan bimbingan
5. Pengembangan materi layanan
6. Pengembangan perangkat evaluasi
C. Penjabaran Kurikulum keadaan Perangkat Layanan Bimbingan dan
Konseling yang digunakan Guru Bimbingan dan Konseling
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 111 Tahun
2014
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbinga dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

4
menjelaskan bahwa pengembangan potensi hidup, peserta didik
memerlukan sistem layanan disatuan pendidikan yang tidak hanya
mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran atau bidang studi
dan managemen, tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih bersifat
psiko-edukatif melalui layanan Bimbingan dan Konseling.
Peserta didik yang satu dengan yang lainnya berbeda konsep dasar,
bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, dan latar belakang keluarga serta
pengalaman belajar yang menggambarkan adanya perbedaan masalah
yang dihadapi peserta didik sehingga memerlukan layanan bimbingan
dan konseling. Kurikulum 2013 mengharuskan peserta didik menentukan
peminatan akademik, fokasi, dan pemilihan lintas peminatan serta
mengandalkan peminatan yang memerlukan layanan Bimbingan dan
Konseling.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Muhammadiyah 1
Temon
Bimbingan dan Konseling sebagai bagian yang terintegrasi dari
sistem pendidikan (khususnya jalur pendidikan formal). Pelayanan
pengembangan diri yang terkandung dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan merupakan bagian pengembangan diri dilaksanakan melalui
layanan Bimbingan dan Konseling. Dengan demikian, pengembangan
diri hanya merupakan sebagian dari aktivitas pelayanan Bimbingan dan
Konseling secara keseluruhan jika dilakukan telaah anatomis terhadap
posisi Bimbingan dan Konseling.
Pengembangan diri tertulis dalam struktur kurikulum, bahwa :
pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap konseli sesuai dengan
fungsi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan dipimpin
oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan
dalam membentuk kegiatan ekstra kurikuler.

5
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karier konseli.Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah salah satu sub sistem pendidikan formal yang
harus bersinergi dengan komponen sub sistem lain yaitu managemen
serta Bimbingan dan Konseling dalam upaya memfasilitasi konseli
mencapai perkembangan optimum yang diwujudkan dalam ukuran
pencapaian standar kompetensi. Dengan demikian pengembangan diri
tidak menggantikan fungsi Bimbingan dan Konseling, melainkan sebagai
wilayah komplementer dimana gur dan konselor memberikan kontribusi
dalam pengembangan diri konseli.
Dokumen secara spesifik memaparkan tentang pengembangan diri
sebagai wilayah komplementer guru mata pelajaran dan guru Bimbingan
dan Konseling, kerangkapengembangan program, pemetaah hasil
spesifikasi peran guru mata pelajaran dalam pengembangan diri. Panduan
dikembangkan berdasarkan kajian: 1) dokumen-dokumen analisis siswa,
layanan akademik, dan pengembangan diri yang dikembangkan tim
Subdit Pembinaan SMK; 2) dokumen rambu-rambu layanan Bimbingan
dan Konseling dalam jalur pendidikan formal yang dikembangkan
ABKIN bersama Direktorat PMPTK; 3) konsep teoritik dan data empirik
terkait dengan analisis potensi siswa, layanan akademik dan
pengembangan diri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
111 Tahun 2014, bahwa setiap lembaga pendidikan mengharuskan untuk
dapat melaksanakan Bimbingan berdasarkan Kurukilum 2013. Peserta
didik memerlukan sistem layanan disatuan pendidikan yang tidak hanya
mengandalkan layanan pembelajaran pada mata pelajaran atau bidang
stidi dan managemen, tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih
bersifat psiko-edukatif melalui layanan Bimbingan dan Konseling.
SMK Muhammadiyah 1 Temon telah menggunakan Kurikulum
2013 secara keseluruhan.

6
D. Penelaah Sistem Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan
Bimbingan dan Konseling (BK) di SMK. Evaluasi adalah segala upaya,
tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan
Bimbingan dan Konseling dengan mengacu pada kriteria atau patokan –
patokan tertentu sesuai dengan program Bimbingan dan Konseling yang
telah ditetapkan . Dalam kegiatan evaluasi, upaya atau proses yang
dilakukan mencakup mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang
efisiensi, efektivitas, dan dampak dari program dan kegiatan layanan
Bimbingan dan Konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial, belajar
dan karier peserta didik. Dari hasil evaluasi akan diketahui dan diidentifikasi
keberhasilan keterlaksanaan program dibandingkan dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan
melalui :
1. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis
layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan
peserta didik yang dilayani.
2. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis
layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggaraka untuk
mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
3. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau
beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan
untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan
pendukung konseling terhadap peserta didik.
4. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis
terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam
SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan.

7
5. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam
LAPELPROG.
6. Hasil kegiatan pelayanan konselig secara keseluruhan dalam satu
semester setiap peserta didik dilaporkan secara kalitatif.
E. Perancangan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)
Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) adalah sebuah perencanaan
yang digunakan sebagai pedoman ketika melaksanakan layanan. Tujuannya
adalah agar guru Bimbingan dan Konseling didalam melaksanakan sebuah
layanan berpedoman dengan apa yang telah direncanakan agar tujuan yang
diharapkan bisa tercapai. Perancangan Rencana Pelaksanaan Layanana
(RPL) disusun sesuai dengan komponen layanan, bidang layanan, tujuan
umum dan tujuan khusus, topik/materi layanan, fungsi layanan, media, dan
metofde/tekniknya.
F. Pengembangan Media Layanan Bimbingan
1. Pengertian Pengembangan Media Layanan Bimbingan
Pengembangan media Bimbingan dan Konseling adalah usaha
kreatif dan inovatif guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor untuk
menghasilkan produk yang mampu menjembatani penyampaian pesan
Bimbingan dan Konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan peserta didik/konseli untuk menangkap pesan
dengan tepat. Media Bimbingan dan Konseling tersebut dalam bentuk
cetak atau elektronik/digital. Sebagai alat bantu menyampaikan pesan,
memilih media harus hati-hati dan biasa mengikuti pilihan dari tingkat
yang paling kongkrit ke yang paling abstrak. Pengembangan media
Bimbingan dan Konseling (leaflet, poster, booklet, banner, web blog,
video interaktif, photo voice, dan lain-lain) memperhatikan dukungan
sarana/fasilitas, setting/lay out, daya tarik, konten media, penempatan,
keterbacaan, komposisi, dan daya tarik.
2. Tujuan
Guru bimbingan dan konseling atau konselor dapat membuat media
secara kreatif dan inovatif serta memanfaatkan media sebagai upaya

8
memaksimalkan layanan Bimbingan dan Konseling kepada peserta
didik/konseli.
G. Pengembangan Materi Layanan
Pengembangan materi layanan Bimbingan dan Konseling dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Layanan Orientasi
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Orientasi
Layanan orientasi di tujukan untuk siswa baru dan untuk pihak-
pihak lain (terutama orang tua siswa) terhadap lingkungan sekolah
yang baru dimasuki siswa.
Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi ialah
dimudahkannya penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan
sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang mendukung
keberhasilan siswa, dengan memahami kondisi, situasi dan tuntutan
sekolah anaknya akan dapat memberi dukungan yang diperlukan bagi
keberhasilan belajar anaknya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan orientasi
ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
b. Materi Umum Layanan Orientasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai
macam, yaitu :
1) Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki.
2) Orientasi kelas baru dan semester baru.
3) Orientasi kelas terakhir dan semester terakhir, UN dan Ijazah
2. Layanan Informasi
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Informasi
Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang
berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan
pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.

9
Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi,
digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan
prestasi belajar, pengembangan cita-cita, menyelenggarakan
kehidupan sehari-hari dan mengambil kepputusan.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan
informasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
b. Materi Umum Layanan Informasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada
berbagai macam, yaitu melalui :
1) Informasi pengembangan pribadi
2) Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar
3) Informasi pendidikan tinggi
4) Informasi jabatan
5) Informasi kehidupan keluarga, sosial-kemasyarakatan, sosial
budaya, dan lingkungan
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa
berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan
penjurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan/karier, kegiatan
ekstrakurikuler, program latihan, dan pendidikan yang lebih tinggi
sesuai dengan kondisi fisik dan psikisnya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
penempatan atau penyaluran ialah fungsi pencegahan dan
pemeliharaan.
b. Materi Umum Layanan Penenmpatan dan Penyaluran
Materi yang dapat diangkat melalui layanan penempatan dan
penyaluran ada berbagai macam, yaitu :
1) Penempatan di dalam kelas : berdasarkan kondisi dan ciri pribadi
hubungan sosial siswa, serta “asas pemerataan”.

10
2) Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar :
berdasarkan kemampuan dan kelompok “campuran”.
3) Penempatan dan penyaluran ke dalam program yang lebih luas.
4. Layanan Pembelajaran
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran dimaksudkan untuk memeungkinkan
siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang
berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
b. Materi Umum Layanan Pembelajaran
Materi yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran ada
berbagai macam, yaitu meliputi :
1) Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang
kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar..
2) Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
3) Pengembangan keterampilan belajar : membaca, mencatat,
bertanya dan menjawab serta menulis.
4) Pengajaran perbaikan.
5) Program pengayaan.
5. Layanan Konseling Perorangan
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan memungkinkan siswa
mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru
pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahannya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling
perorangan ialah fungsi pengentasan.
b. Materi Umum Layanan Konseling Perorangan

11
Materi yang dapat diangkat melalui layanan konseling
perorangan ada berbagai macam, yang pada dasarnya tidak
terbatas.Layanan ini dilaksanakan untuk segenap masalah siswa secara
perorangan (dalam segenap bidang bimbingan, yaitu bimbingan
pribadi, belajar, sosial dan karier).
6. Layanan Bimbingan Kelompok
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai
bahan dari narasumber (terutama dari Guru Pembimbing) yang
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun
sebagai pelajaran, anggota keluarga dan masyarakat.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
bimbingan kelompok ialah fungsi pemahaman dan pengembangan.
b. Materi Umum Layanan Bimbingan Kelompok
Materi yang dapat diangkat melalui layanan bimbingan
kelompok ada berbagai macam, yaitu meliputi :
1) Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup
sehat.
2) Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain
sebagaimana adanya (termasuk perbedaan individu, sosial dan
budaya, serta permasalahannya).
3) Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik dan peristiwa yang
terjadi di masyarakat, serta pengendaliannya/pemecahannya.
4) Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif (untuk belajar dan
kegiatan sehari-hari, serta waktu senggang).
5) Pemahaman tentang adaya berbagai alternatif pengambilan
keputusan dan berbagai konsekuensinya.
6) Pengambilan sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar,
timbulnya kegagalan belajar dan cara-carapenanggulangannya .
7) Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif.

12
8) Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier,
serta perencanaan masa depan.
9) Pemahaman tentang pilihan dan persiapan memasuki
jurusan/program studi dan pendidikan lanjutan
7. Layanan Konseling Kelompok
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa
memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah
yang dialami melalui dinamika kelompok.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konsleing
kelompok ialah fungsi pengentasan.
b. Materi Umum Layanan Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan konseling yang
diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika
kelompok yang terjadi didalam kelompok itu. Masalah-masalah yang
dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul didalam
kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam sgenap bidang
bimbingan (yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier).
H. Pengembangan Perangkat Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan
Bimbingan dan Konseling (BK). Evauasi adalah segala upaya, tindakan
atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan
Bimbingan dan Konseling dengan mengacu pada kriteria atau patokan-
patokan tertentu sesuai dengan program Bimbingan dan Konselig yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan evaluasi, upaya atau proses yang
dilakukan mencakup mengupulkan dan menganalisis informasi tentang
efisiensi, efektivitas, dan dampak dari program dan kegiatan layanan
Bimbingan dan Konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karier peserta didik. Dari hasil evaluasi akan diketahui dan

13
diidentifikasi keberhasilan keterlaksanaan program dibandingkan dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah
ditetapkan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara menelaah program
Bimbingan dan Konseling yang telah dan sedang dilaksanakan hasilnya
dapat menjadi dasar bagi guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
untuk mengembangkan dan memperbaiki program selanjutnya. Selain itu
hasil evaluasi dapat digunakan untuk kepentingan penyediaan umpan
balik bagi pelaksana program Bimbingan dan Konseling dalam rangka
perbaikan atau peningkatan implementasi program selanjutnya.
3. Jenis-jenis Evaluasi
Dalam evaluasi program Bimbingan dan Konseling, terdapat 2(dua)
jenis evaluasi, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
a. Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui
analisis hasil penilaian proses selama kegiatan pelayanan Bimbingan
dan Konseling berlangsung. Fokus penilaian adalah keterlibatan
unsur-unsur dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling.
Dalam evaluasi ini, guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
juga membandingkan keberhasilan pelaksanaan program dengan
standar-standar program yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang keefektifan layanan Bimbingan dan
Konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi hasil pelayanan Bimbingan
dan Konseling ditujukan pada hasil yang dicapai oleh peserta didik
yang menjalani pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pencapaian ini
diorientasikan pada tingkat pengentasan masalah dan tugas
perkembangan peserta didik/konseli, oleh karena itu fokus penilaian
dapat diarahkan pada perkembagannya :

14
1) Pemahaman diri, sikap dan perilaku yang diperoleh berkaitan
dengan materi/topik/masalah yang dibahas.
2) Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau
materi/topic/masalah yang dibahas.
3) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam
rangka mewujudkan upaya pengembangan potensi dan pengentasan
masalah

15
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN

A. Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019

A A.
Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Sosial
C Topik Layanan Kerjasama antar umat beragama
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli mampu melakukan
hubungan serta kerjasama yang baik antar
umat beragama
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat memahami
pengertian kerjasama antar umat beragama
2. Peserta didik/konseli dapat memahami
manfaat kerjasama antar umat beragama
3. Peserta didik/konseli dapat memahami
kendala-kendala kerukunan antar umat
beragama
G Sasaran Layanan Kelas XI
H Materi Layanan 1. Pengertian kerjasama antar umat beragama
2. Manfaat kerjasama antar umat beragama
3. Kendala-kendala kerukunan antar umat
beragama
I Waktu 1 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Prayitno.2015. Keluhuran Iqro’ untuk
Kehidupan. Padang: PT.Graha Cipta
Media 2.
2. Triyono, Mastur. 2014. Materi Layanan
Klasikal Bimbingan dan Konseling Bidang
Pribadi. Yogyakarta. Paramitra
3. Eliasa Imania Eva, dan
Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam
Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta:
Paramitra
K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan Tanya jawab
L Media / Alat LCD, Power Point, Kerjasama antar umat
beragama

16
M Pelaksanaan
Tahap Awal/Pendahuluan Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta
didik (menanyakan kabar, pelajaran
1. Pernyataan Tujuan sebelumnya, ice breaking “Jika – Maka”)
3. Menyampaikan tujuan layanan materi
Bimbingan dan Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta
didik
2. Penjelasan tentang Guru Bimbingan dan Konseling atau
langkah-langkah Konselor menjelaskan langkah-langkah
kegiatan kegiatan, tugas dan tanggung jawab
peserta didik.
3. Mengarahkan Guru Bimbingan dan Konseling atau
kegiatan (konsolidasi) konselor memberikan penjelasan tentang
topik yang akan dibicarakan
4. Tahap Peraliha Guru Bimbingan dan Konseling atau
(transisi) konselor
menanyakan kesiapan peserta didik
melaksanakan kgeiatan, dan memulai ke
tahap inti
Tahap Inti
1. Kegiatan peserta didik Peserta didik melakukan berbagai kegiatan
sesuai langkah-langkah dan tugas serta
tangggung jawab yang telah dijelaskan.
2. Kegiatan guru Guru Bimbingan dan Konseling atau
Bimbingan dan Konseling konselor memberikan materi yang telah
atau konselor disiapka
Tahap Penutup
Guru Bimbingan dan Konseling atau
konselor memberikan penguatan atau
merencanakan tindak lanjut.
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi:
1. Mengadakan refleksi
2. Sikap peserta didik dalam mengikuti
kegiatan :
(contoh :semangat/ kurang semangat/ tidak
semangat)
3. Cara peserta didik menyampaikan
pendapat atau bertanya : sesuai dengan
topik/ kurang sesuai dengan topik/ tidak
sesuai dengan topik

17
4. Cara peserta didik memberikan
penjelasan terhadap pertanyaan Guru
Bimbingan dan Konseling atau konselor:
mudah dipahami/ tidak mudah/ sulit
dipahami
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan
klasikal, antara lain:
1. Merasakan suasana pertemuan:
menyenangkan/ kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan
2. Topik yang dibahas: sangat penting/
kurang penting/ tidak penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling
atau konselor menyampaikan: mudah
dipahami/ tidak mudah/ sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti: menarik/ kurang
menarik/ tidak menarik untuk diikuti

Wates, 11 Januari 2019


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK

Muhammad Zwahir, S.Pd. Yuli Purma Irawati, S.Pd


NBM. 1115991 NBM. 934167

18
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019

A A.
Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Karir
C Topik / Tema Layanan Perencanaan karir masa depan
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli mampu memahami
pentingnya perencanaan karir serta memiliki
sikap positif dalam meraih kesuksesan masa
depan
F Tujuan Khusus 4. Peserta didik/konseli dapat memahami arti
pentingnya perencanaan karir
5. Peserta didik/konseli dapat memahami
langkah-langkah dalam merencanakan karir
6. Peserta didik/konseli dapat memahami
rumus dalam memilih karir
G Sasaran Layanan Kelas XI
H Materi Layanan 4. Arti pentingnya perencanaan karir
5. Langkah-langkah dalam merencanakan
karir
6. Rumus dalam memilih karir
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan
Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk
SMP-MTs kelas 9, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan
Klasikal Bimbingan dan Konseling Bidang
karir, Yogyakarta, Paramitra
3. Eliasa Imania Eva,
Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam
Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta:
Paramitra
K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
L Media / Alat LCD, Power Point perencanaan karir masa
depan
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
5. Membuka dengan salam dan berdoa
6. Membina hubungan baik dengan peserta
didik
1. Tahap Awal / (menanyakan kabar, pelajaran
Pedahuluan sebelumnya, ice breaking)

19
7. Menyampaikan tujuan layanan materi
Bimbingan dan Konseling
8. Menanayakan kesiapan kepada peserta
didik
1. Guru BK menayangkan media slide power
point yang berhubungan dengan materi
layanan
2. Peserta didik mengamati slide pp yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Tahap Inti 3. Guru BK mengajak curah pendapat dan
tanya jawab
4. Guru BK membagi kelas menjadi 6
kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
5. Guru BK memberi tugas kepada masing-
masing kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan
kelompok masing-masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan
tugasnya kemudian kelompok lain
menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat
kesimpulan yang terkait dengan materi
layanan
2. Guru BK mengajak peserta didik untuk
agar dapat menghadirkan Tuhan dalam
hidupnya
3. Guru BK menyampaikan materi layanan
yang akan datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan
berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan
evaluasi dengan memperhatikan proses yang
terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta
didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam
mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan
dari pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal,
antara lain :

20
1. Merasakan suasana pertemuan :
menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat
penting/kurang penting/tidak penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau
konselor menyampaikan : mudah
dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang
menarik/tidak menarik untuk diikuti
Wates, 11 Januari 2019
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK

Muhammad Zwahir, S.Pd. Yuli Purma Irawati, S.Pd


NBM. 1115991 NBM. 934167

21
B. Materi Layanan :
KERJASAMA ANTAR UMAT BERAGAMA

Pengertian Kerjasama Antar Umat Beragama

Kerjasama umat bragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang


dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling
menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama
dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Umat beragama dan pemerintah
harus melakukan upaya bersama dalam memelihara kerukunan umat beragama,
di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan. Sebagai contoh yaitu
dalam mendirikan rumah ibadah harus memperhatikan pertimbangan Ormas
keagamaan yang berbadan hokum dan telah terdaftar di pemerintah daerah.
Pemeliharaan kerukunan umat beragama baik di tingkat Daerah, Provinsi,
maupun Negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga Negara beserta
instansi pemerinth lainnya. Lingkup ketentraman dan ketertiban termasuk
memfalisitasi terwujudnya kerukunan umat beragama, mengkoordinasi
kegiatan instnsi vertical, menumbuh kembangkan keharmonisan saling
pengertian, saling menghormati, saling percaya diantara umat beragama,
bahkan menerbitkan rumah ibadah.

Sesuai dengan tingkatannya Forum Krukunan Umat Beragama dibentuk


di Provinsi dan Kabupaten. Dengan hubungan yang bersifat konsultatif gengan
tugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat,
menampung aspirasi Ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan
aspirasi dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan. Kerukunan antar
umat beragama dapat diwujdkan dengan :

1. Saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama

2. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu

3. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya, dan

22
4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan
Negara atau Pemerintah.

Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar


umat beragama, ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat
berbangsa dan bernegara.

Manfaat Kerjasama Antar Umat Beragama

Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat


dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas
dan kemajuan negara. Dialog antar umat beragama dapat memperkuat
kerukunan beragama dan menjadikan agama sebagai faktor pemersatu dalam
kehidupan berbangsa. "Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor
pemersatu maka ia akan memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan
suatu negara,"

Tokoh dan umat beragama dapat memberikan kontribusi dengan


berdialog secara jujur, berkolaborasi dan bersinergi untuk menggalang
kekuatan bersama guna mengatasi berbagai masalah sosial termasuk
kemiskinan dan kebodohan. Pemikiran Pendeta Viktor Tanja yang menyatakan
bahwa misi agama atau dakwah yang kini harus digalakkan adalah misi dengan
tujuan meningkatkan sumber daya insani bangsa, baik secara ilmu maupun
karakter. "Hal itu kemudian perlu dijadikan sebagai titik temu agenda bersama
lintas agama.

Kerjasama di antara umat beragama merupakan bagian yang sangat


penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
kerjasama yang erat di antara mereka, kehidupan dalam masyarakat akan
menjadi aman, tenteram, tertib, dan damai. Bentuk kerjasama antar umat
beragama di antaranya sebagai berikut:

a. Adanya dialog antar pemimpin agama

23
b. Adanya kesepakatan di antara pemimpin agama untuk membina agamanya
masing-masing.
c. Saling memberikan bantuan bila terkena musibah bencana alam

Kerjasama Antar Umat Beragama


Kerja sama merupakan hubungan yang dinilai paling berhasil dalam suatu
kemajemukan. Oleh karenanya hal ini menjadi mutlak dilakukan di negara kita
yang majemuk. Kerja sama harus dilakukan untuk menghasilkan pembaruan
yang diinginkan. Selain itu, kerja sama juga dapat memperkuat atau
memberdayakan orang atau kelompok lain yang belum terlibat. Dengan kerja
sama, masalah-masalah akibat perbedaan etnis, agama, dan budaya dapat
diatasi. Contoh, kerja sama dalam pembangunan jembatan yang rusak dapat
menyatukan warga di wilayah yang berbeda. Kerja sama dapat pula dilakukan
antarumat beragama. Kerja sama antarumat beragama meliputi berbagai
bidang. Beberapa bidang kerja sama antarumat beragama antara lain sebagai
berikut :
1. Penegakan Keadilan
Kerjasama antarumat beragama dapat menghasilkan langkah-langkah strategis
untuk mengurangi atau memberantas praktik ketidakadilan yang sudah
menyengsarakan rakyat dan umat dalam waktu yang cukup lama. Misalnya,
dengan melaporkan pihak yang melakukan korupsi kepada penegak hukum.

2. Perbaikan taraf hidup (ekonomi)

Kerja sama antarumat beragama memungkinkan adanya perbaikan taraf hidup


bagi pemeluknya. Salah satu contoh kerja sama dalam bidang ini adalah
penggalangan dana untuk membantu korban bencana dan membuka lapangan
kerja untuk warga yang belum bekerja.

3. Perbaikan Akhlak
Para pemimpin dan tokoh-tokoh agama dituntut untuk bisa bekerja sama
dalam menyuarakan kehendak agama demi kebaikan, perdamaian,

24
kebahagian, dan keselamatan umat manusia. Misalnya dengan mendukung
diberantasnya perilaku seks bebas yang dapat merusak mental dan perilaku
remaja.

Kendala-Kendala Kerukunan Antar Umat Beragama

1) Rendahnya Sikap Toleransi

Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi
antar agama sekarang ini, khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap
toleransi malas-malasan (lazy tolerance) sebagaimana diungkapkan P. Knitter.
Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak langsung (indirect
encounter) antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang
sensitif. Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan mendiskusikan
masalah-masalah keimanan. Tentu saja, dialog yang lebih mendalam tidak
terjadi, karena baik pihak yang berbeda keyakinan/agama sama-sama menjaga
jarak satu sama lain. Masing-masing agama mengakui kebenaran agama lain,
tetapi kemudian membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang
memuaskan masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak
langsung, bukan perjumpaan sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan
sikap kecurigaan diantara beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan
timbullah yang dinamakan konflik.

2) Kepentingan Politik

Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai


kendala dalam mncapai tujuan sebuah kerukunan anta umat beragama
khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling penting di antara faktor-faktor
lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun dengan
bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun,
dan dengan demikian kita pun hampir memetik buahnya. Namun tiba-tiba saja
muncul kekacauan politik yang ikut memengaruhi hubungan antaragama dan
bahkan memorak-porandakannya seolah petir menyambar yang dengan

25
mudahnya merontokkan “bangunan dialog” yang sedang kita selesaikan.
Seperti yang sedang terjadi di negeri kita saat ini, kita tidak hanya menangis
melihat political upheavels di negeri ini, tetapi lebih dari itu yang mengalir
bukan lagi air mata, tetapi darah; darah saudara-saudara kita, yang mudah-
mudahan diterima di sisi-Nya. Tanpa politik kita tidak bisa hidup secara tertib
teratur dan bahkan tidak mampu membangun sebuah negara, tetapi dengan
alasan politik juga kita seringkali menunggangi agama dan memanfaatkannya.

3) SikapFanatisme

Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan


berkembang. Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan
berkembang pemahaman keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai Islam
radikal dan fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang menekankan
praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya
diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Mereka masih
berpandangan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dapat
menjamin keselamatan menusia.

Pandangan-pandangan semacam ini tidak mudah dikikis karena masing-masing


sekte atau aliran dalam agama tertentu, Islam misalnya, juga memiliki agen-
agen dan para pemimpinnya sendiri-sendiri. Islam tidak bergerak dari satu
komando dan satu pemimpin. Ada banyak aliran dan ada banyak pemimpin
agama dalam Islam yang antara satu sama lain memiliki pandangan yang
berbeda-beda tentang agamanya dan terkadang bertentangan. Tentu saja, dalam
agama Kristen juga ada kelompok eksklusif seperti ini. Kelompok Evangelis,
misalnya, berpendapat bahwa tujuan utama gereja adalah mengajak mereka
yang percaya untuk meningkatkan keimanan dan mereka yang berada “di luar”
untuk masuk dan bergabung. Bagi kelompok ini, hanya mereka yang
bergabung dengan gereja yang akan dianugerahi salvation atau keselamatan
abadi. Dengan saling mengandalkan pandangan-pandangan setiap sekte dalam
agama teersebut, maka timbullah sikap fanatisme yang berlebihan

26
Pamela Espland dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Ramaja Gaul
menuliskan 9 (sembilan) alasan bagi para remaja untuk pergi ke rumah ibadah
atau menghadiri pertemuan-pertemuan keagamaan, yaitu sebagai berikut :

1. Komunitas religius mengurangi tindakan-tindakan penuh resiko. Remaja


yang aktif dalam kegiatan keagamaan memiliki risiko yang lebih kecil untuk
terkena pengaruh negatif pergaulan, seperti penggunaan obat-obat terlarang,
pergaulan bebas, dsb, dibandingkan dengan remaja yang tidak bergabung
dengan komunitas keagamaan.
2. Komunitas religius mengajarkan nilai-nilai. Nilai-nilai kebaikan ini akan
mengarahkan para pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan
membuat pilihan-pilihan positif.
3. Komunitas religius tidak memiliki batasan usia. Tiadanya batasan usia
membuat kita dapat bertemu dengan orang-orang dari berbagai tingkatan
usia.
4. Komunitas religius menyediakan perlindungan dan sandaran. Kamu akan
menjalin hubungan dengan guru-guru pelajaran agama, pemimpin kaum
muda, rekan sebaya, keluarga, dan pembimbing yang peduli padamu dan
selalu siap membantu pada saat senang dan susah.
5. Komunitas religius menaruh harapan tinggi pada kaum muda. Pemahaman
akan potensi besar membuat komunitas religius selalu memotivasi dan
memfasilitasi remaja untuk tumbuh dan berkembang menjadi dewasa,
sukses dan berprestasi.
6. Komunitas religius menyediakan kesempatan agar kamu menjadi anggota
kelompok yang bisa berkontribusi.
7. Komunitas religius mendorong kamu untuk melayani orang lain. Orang
yang terbaik adalah orang yang paling banyak memberikan manfaat bagi
orang lain.
8. Komunitas religius memupuk kemampuan bersosialisasi dan sifat
kepemimpinan. Komunitas ini memberi kesempatan pada remaja untuk
memimpin, merencanakan program, menjadi pemimpin agama bagi rekan-
rekan sebaya dan anak yang lebih muda melalui kegiatan positif.

27
Komunitas religus menawarkan stabilitas. Sesuatu yang dibuat oleh manusia pasti
akan mengalami perubahan. Hanya nilai-nilai dan ajaran agama yang berasal dari
Tuhan yang tidak akan pernah berubah.

28
Materi Layanan :
PERENCANAAN KARIR MASA DEPAN

Arti dan Pentingnya Perencanaan Karir


Memperoleh karir atau pekerjaan yang layak dan sesuai harapan,
merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat,
di mana pun dan kapan pun mereka berada. Betapa orang akan merasa sangat
susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi kalau
sampai menjadi penganggur. Demikian pula banyak orang yang mengalami
stres dan frustrasi dalam hidup ini karena masalah pekerjaan. Menggapai karir
yang gemilang tidak didapatkan hanya dengan melewati proses semalam. Ia
membutuhkan kerja keras, aktualisasi diri yang mendalam, dan kemauan untuk
terus belajar. Seorang professional yang berhasil dalam karirnya adalah ia yang
telah merintisnya sejak muda. Para praktisi SDM mengatakan, ”Orang yang
berhasil pada umumnya akan melakukan analisa serta mengetahui apa yang
menjadi tujuan karirnya, apa rencana serta tindakan yang diambil untuk
mencapai karir yang diharapkan”.

Pengertian Karir

Pekerjaan tidak serta merta merupakan karier. Kata pekerjaan (work,


job, employment) menunjuk pada setiap kegiatan yang menghasilkan barang
atau jasa, sedangkan kata karier (career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau
jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi
seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya
hidupnya. Pada dasarnya yang dimaksud dengan karir adalah suatu pilihan
profesi atau pekerjaan yang menjadi tujuan bagi seorang individu. Karir juga
dapat diartikan sebagai perkembangan dari perjalanan kehidupan kerja
seseorang yang digeluti secara serius dan ditingkatkan semaksimal mungkin.
Karir tertiggi (puncak karir) tidak dapat dicapai secara instant, melainkan harus
dengan perencanaan matang. Cara yang paling efektif untuk meniti karir adalah
dengan menggali bakat atau potensi sedini mungkin. Masa remaja merupakan
saat yang paling tepat untuk meniti karir yakni dengan mengenal bakat dan

29
minat yang dimilikinya. Sehingga nantinya seseorang tersebut tidak hanya akan
berhasil meniti karir tersebut dengan sempurna, melainkan juga menggapainya
dengan optimal.

Apakah perencanaan karir itu ?

Perencanaan karir adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan


secara terarah dan terfokus demga berdasar pada potensi (minat, bakat,
keyakinan, nilai-nilai) yang kita miliki untuk mendapatkan sumber penghasilan
yang memungkinkan kita untuk maju dan berkembang baik secara kualitas
(hidup) maupun kuantitas (kesejahteraan). Sesunguhnya dalam perencanaan
karir ini yang ditekankan bukan hanya pada pekerjaan apa yang nantinya kita
peroleh, tetapi pada persiapan-persiapan yang kita lakukan. Salah satun
persiapan yang sangat penting adalah memilih pendidikan dan keterampilan
yang akan dikembangkan. Misalnya kalau saat ini kita berada di bangku
Sekolah Menengah Atas (SMA) maka kita nantinya harus bisa menentukan
kira-kira jurusan apa yang akan dipilih IPS, Bahasa, atau IPA. Oleh karena itu
poin-poin penting dalam Perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Menyadarkan diri sendiri terhadap peluang-peluang, kendala-kendala, pilihan-


pilihan, dan konsekuensi yang akan dihadapi.
2. Mengidentifikasi tujuan-tujuan hidup terutama yang berkaitan dengan karir,
3. Penyusunan program pendidikan, keterampilan dan pengalaman-pengalaman
yang bersifat pengembangan dalam meraih tujuan karir.

Langkah-Langkah Dalam Merencanakan Karir

1. Mengembangkan rencana karir. Pikirkanlah mengenai apa yang akan kita


lakukan dan langkah-langkah strategis apa yang dibutuhkan untuk melakukan
hal-hal yang kita inginkan.

30
2. Tinjaulah bakat atau kemampuan serta minat yang kita miliki. Pikirkan secara
serius dan mendalam hal-hal yang kita sukai, mampu kita kerjakan dengan
baik, serta nilai-nilai yang kita yakini kebenarannya.

3. Cobalah mencari tahu jenis-jenis karir atau pekerjaan yang mendekati dengan
diri kita, yaitu sesuai bakat serta minat yang kita miliki, latar belakang
pendidikan, kondisi kerja serta lingkungan yang kita harapkan, serta hal-hal
lain yang akan memberikan kejelasan arah dan fokus karir/pekerjaan kita.

4. Selanjutnya, bandingkanlah keterampilan dan minat yang kita miliki dengan


jenis karir atau pekerjaan yang akan kita pilih. Jadi karir atau pekerjaan yang
paling sesuai dan dekat dengan diri kita sangat mungkin menjadi karir atau
pekerjaan kita di masa depan.

5. Kembangkanlah tujuan karir/ pekerjaan yang kita pilih. Hal ini akan menjadi
panduan yang sangat penting bagi kita untuk menyusun langkah-langkah
strategis selanjutnya.

6. Ikutilah pendidikan atau pelatihan yang mendekatkan kita dengan tujuan karir
atau pekerjaan yang telah kita buat.

7. Hal penting yang tidak boleh dilewatkan adalah masalah keuangan. Kita
mungkin akan berfikir mengenai sumber-sumber dan besarnya uang yang kita
butuhkan untuk mewujudkan karir kita.

8. Cobalah minta nasehat dari beberapa sumber yang anda yakini dapat
membantu anda memberikan penjelasan dan arahan megenai karir/pekerjaan
pilihan anda.

Rumus Dalam Memilih Karir

Richard leider, seorang konsultan karir dari Amerika Serikat, memiliki rumus
moderen yang dapat mengkalkulasikan bagaimana kita dapat mewujudkan

31
rencana karir di masa depan degan eektif dan gemilang. Rumus yang
dimilikinya adalah sebagai berikut.

Karier = T + 2P + E + V

T : Talent / Bakat

2P : Passion dan Purpose

E : Environment

V : Vision

T yang berarti talent atau bakat.

Untuk mengetahui arah karir dan profesi yang cocok untuk kita jalani dimasa
depan, cobalah mendeteksi apa saja kelebihan dan kelemahan yang kita miliki.

2P yaitu Passion dan Purpose, atau keinginan dan tujuan.

Maksudnya, dalam meilih sebuah karir, diperlukan adanya gairan atau keinginan
yang kuat untuk menggapai karir tersebut dengan maksimal. Selain itu,
dibutuhkan pula tujuan dan arah yang jelas, agar pencapaian karir dimasa depan
tidak salah arah. Kedua elemen ini membutuhkan kerja keras dan pengenalan diri
yang mendalam agar tujuan karir yang akan dicapai dapat diarahkan dengan
benar.

E atau Environment (lingkungan).

Masa remaja merupakan fase dimana kita sangat membutuhkan lingkungan


sekitar untuk dapat mengembangkan kepribadian dan emosi. Lingkungan
sekitar kita dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, atau tempat bermain.
Dalam lingkungan sekitar, seseorang dapat mengasah bakat dan minatnya
sedemikian rupa sehingga dapat menggapai karir yang direncanakan.

32
Lingkungan sekitar menjadi tempat belajar dan aktualisasi diri. Oleh karena itu,
pilihlah selalu lingkungan yang positif, sehingga kita tidak akan terjerumus
kedalam hal-hal yang justru akan dapat menghambat karir kita dimasa depan.

V atau Vision yang berarti pandangan (visi).

Leider melihat bahwa dengan menerapkan pola visioning atau memandang jauh
ke masa depan, kita akan dapat mengetahui bentuk-bentuk karir yang akan
dicapai. Untuk menciptakan sebuah visi yang baik, langkah pertama adalah
menggali potensi diri dan membuat perencanaan bagaimana memanfaatkan
potensi tersebut untuk meraih karir yang dicita-citakan.

33
C. Rencana Pengembangan Media Layanan Bimbingan

34
35
36
37
D. Rencana Pengembangan Perangkat Evaluasi
ANGKET EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Saya memahami dengan baik tujuan yang
diharapkan dari materi yang disampaikan

2 Saaya memperoleh banyak pengetahuan


dan informasi dari materi yang
disampaikan
3 Saya memahami pengaruh dan bahaya
globalitas terhadap keimanan dan
ketaqwaan di kalangan remaja
4 Saya menyadari pentingnya implementasi
iman dan taqwa dalam kehidupan modern
sesuai dengan materi yang disampaikan
5 Saya dapat mengerti dan menerapkan
implementasi iman dan taqwa dalam
kehidupan modern seperti materi yang
telah disampaikan

Keterangan :
Sangat baik :4
Baik :3
Cukup :2
Kurang :1

Mengetahui
Guru BK/Konselor Peserta Didik/konseli

................................. ...................................

38
ANGKET EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN
KLASIKAL

No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Saya memahami dengan baik tujuan yang
diharapkan dari materi yang disampaikan
2 Saya memperoleh banyak pengetahuan
dan informasi dari materi yang
disampaikan
3 Saya memahami tujuan Pendidikan di
SMK/MAK
4 Saya menyadari pentingnya kiat sukses
belajar di SMK/MAK sesuai dengan
materi yang disampaikan
5 Saya dapat mengerti dan menerapkan kiat
sukses belajar di SMK/MAK seperti
materi yang telah disampaikan
6 Saya setuju dengan ciri-ciri sikap dan
kebiasaan belajar yang positif sesuai
dengan materi yang disampaikan
Keterangan :
Sangat baik :4
Baik :3
Cukup :2
Kurang :1

Mengetahui
Guru BK/Konselor Peserta Didik/konseli

................................. ...................................

39
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Layanan
Pelaksanaan kegiatan layanan dilakukan di kelas yang mengacu pada
RPL menggunakan bimbinga klasikal. Dalam bimbingan klasikal tersebut
menggunakan layanan dasar dengan bidang layanan bimbingan pribadi
dengan materi sesuai RPL “Kerjasama Antar Umat Beragama” serta bidang
layanan bimbingan karir dengan materi RPL “Perencanaan Karir Masa
Depan”. Pemilihan materi tersebut memiliki fungsi yaitu fungsi pemahaman
dan fungsi preventif/pencegahan. Tujuan umum dari RPL bidang layanan
pribadi ialah mengembangkan pemahaman siswa tentang arti pentingnya
kerjasama antar umat beragama serta memahami makna hidup rukun dan
saling menghormati. Sedangkan tujuan umum RPL bidang layanan karir
adalah pentingnya perencanaan karir serta memiliki sikap positif dalam
meraih kesuksesan masa depan. Dalam penyampaian RPl ini menggunakan
metode ceramah dan diskusi serta menggunakan media berupa PPT, angket,
laptop, dan LCD.
Dalam melaksanakan bimbingan klasikal ini menggunakan tahap-
tahap pelaksanaan yaitu tahap awal/pendahuluan, tahap inti, dan tahap
penutup. Dalam tahap awal atau pendahuluan diawali dengan mengucapkan
salam dan berdoa, presensi, ice breaking, penjelasan tujuan yang akan
dicapai. Pada tahap inti setelah guru menyampaikan materi layanan, guru
mengajak siswa untuk melakukan kegiatan BMB3 yaitu :
1. Berfikir (mengajak para siswa untuk diskusi dan curah pendapat tetang
tema yang disampaikan);
2. Merasa (guru mengajak siswa untuk mengungkapkan pendapat yang
ingin disampaikan sesuai dengan tema layanan);
3. Bersikap (mengajak siswa untuk menanggapi sikap yang dilakukan
terkait tema layanan);

40
4. Bertindak (menanyakan tindakan siswa terkait materi layanan serta
memberikan motivasi pada siswa yang masih pasif) ;
5. Bertanggungjawab (guru mengajak siswa untuk bertanya tentang hal
yang belum dipahami serta mengajak untuk bertanggung jawab terhadap
tindakan yang diambil sesuai tema layanan).
Pada tahap penutup, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan isi
tema dan manfaat yang diperoleh dari materi yang telah disampaikan. Guru
juga mendorong para siswa untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan dan
menutup pertemuan dangan berdoa bersama dan salam.
B. Pelaksaan Pengembangan Materi Layanan
Layanan yang digunakan berdasarkan Rencana Pemberian Layanan
adalah Layanan Informasi. Pengembangan materi layanan informasi
mengambil bidang pribadi dan bidang karir untuk peserta didik. Dalam
bidang pribadi materi yang akan disampaikan meliputi pemberian informasi
mengenai : 1) Pengertian Kerjasama Antar Umat Beragama; 2) Manfaat
Kerjasama Antar Umat Beragama , serta 3) Kendala-kendala Kerukunan
Antar Umat Beragama.
Sedangkan materi layanan yang dikembangkan dalam bidang karir
meliputi pemberian informasi mengenai : 1) Arti Pentingnya Perencanaan
Karir; 2) Langkah-langkah dalam Merencanakan Karir; dan 3) Rumus
dalam Memilih Karir.
C. Pelaksanaan Pengembangan Media Layanan
Pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling melalui bimbingan
klasikal yang dilakukan sesuai dengan Rencana Pemberian Layanan (RPL)
dikembangkan media layanan bimbingan menggunakan Power Point,
pemutaran video dan permainan. Tujuan dari pengembangan media layanan
bimbingan yaitu agar guru Bimbingan dan Konseling dalam menyampaikan
layanan lebih terampil lagi sehingga peserta didik dapat memahami isi
materi yang disampaikan.
Pertama, power point dibuat sedemikian menarik. Background,
tulisan, dan warna dibuat tidak monoton. Power point juga berisi gambar

41
gerak dan suara yang bisa menarik peserta didik sehingga peserta didik
memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh guru Bimbingan dan
Konseling dan tidak membuat peserta didik cepat bosan.
Kedua, pengembangan materi media layanan Bimbingan dan
Konseling menggunakan pemutaran video yang berjudul “Kekuatan
Berfikir”. Dari pemutaran video ini, diharapkan peserta didik mampu
menggunakan fikirannya untuk bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan yang dapat diambil dari video ini adalah “Jangan pernah
menganggap remeh kekuatan pikiran. Karena dari pikiran, kita bisa berfikir
tentang hal-hal yang besar, gunakan pikiran itu untuk hal yang positif dan
hindari hal-hal yang membuat kita berfikir negatif. Pikirkan hal-hal yang
akan Anda lakukan ketika semuanya telah ada di genggaman Anda.
Tanamkan dipikiran bahwa Anda saat ini sedang menuju kesana dan akan
berhasil.”
Video kedua berjudul “Renungan”, kesimpulan dari isi video ini
adalah “Sebagai manusia kita diberi kesempatan untuk hidup. Dari
kesempatan yang telah diberikan kepada kita, apakah kita sudah mengisinya
dengan hal-hal yang membuat keimanan kita semakin meningkat atau justru
kita menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan. Sebagai anak muda yang
masih dalam usia labil, remaja mudah sekali terbawa arus globalisasi yang
bisa mengarahkan remaja tersebut ke hal-hal yang negatif apabila dalam
hati masih kurang tertanam keimanan kepada Tuhan YME. Karena
keimanan merupakan tongkat/pedoman untuk manusia berjalan di atas muka
bumi sebagai khilafah.”
Ketiga, pengembangan media layanan yang Bimbingan dan Konseling
menggunakan permainan. Permainannya melalui tes yang ditayangkan
menggunakan Laptop dan proyektor. Dalam permainan ini peserta didik
diberikan soal-soal untuk menebak warna.
Dengan soal permainan ini peserta didik dilatih untuk : 1)
berkonsentrasi; 2) melatih daya ingat; dan 3) cermat atau tidak tergesa-gesa.

42
Jika peserta didik itu berkonsentrasi, cermat dan teliti, peserta didik akan
mampu menebak warna yang ditampilkan tampa membaca kata atau huruf.
D. Pelaksanaan Pengembangan Perangkat Evaluasi
Hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam bimbingan klasikal di
kelas, selanjutnya dievaluasi oleh guru Bimbingan dan Klasikal. Hasil
evaluasi dilihat dari evaluasi proses dan evaluasi hasil. Pertama, evaluasi
proses yaitu sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan bersemangat dan
sangat antusias. Kedua, evaluasi hasil yaitu peserta didik memahami
pentingnya topik yang dibahas, dan kegiatan yang dilaksanakan menarik
peserta didik atau tidak.
Untuk lebih memperjelas tentang evaluasi itu, selanjutnya dalam
kegiatan bimbingan klasikal peserta didik dibagikan angket yang disarankan
peserta didik untuk mengisi angket tersebut. Angket itu sesuai dengan
materi yang disampaikan guru Bimbingan dan Konseling yaitu Kerjasama
Antar Umat Beragama dan Perencaraan Karir Masa Depan.
Dari angket yang telah dibagikan itu dapat disimpulkan bahwa :
1. Peserta didik memahami dengan baik tujuan dari materi yang
disampaikan.
2. Peserta didik memperoleh banyak pengetahuan dan informasi dari materi
yang disampaikan.
3. Peserta didik memahami pentingnya kerjasama antar umat beragama dan
perencanaan karir masa depan sesuai dengan materi yang disampaikan.
4. Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan peningkatan kerjasama
antar umat beragama dan perencanaan karir masa depan.
5. Peserta didik setuju dengan kondisi dan strategi kerjasama antar umat
beragama dan perencanaan karir masa depan.
6. Peserta didik menyukai dan memahami kerjasama antar umat beragama
dan perencanaan karir masa depan, sehingga dapat mengembangkan dan
meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya serta potensi yang dimiliki.

43
E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1. Faktor Pendukung
Adanya kerja sama yang baik antara Kepala Sekolah, tenaga
pendidik, guru pembimbing, peserta magang II, serta siswa-siswi SMK
Muhammadiyah 1 Temon menjadikan dorongan semangat dan motivasi
bagi kami dalam menjalankan magang selama empat belas hari.
2. Faktor Penghambat
Dalam melaksanakan Magang II kami merasa kesulitan mengatur
waktu karena magang II ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
perkuliahan.

44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan Magang II merupakan sarana yang mendukung bagi
tercapainya pemahaman sebagai calon guru Bimbingan dan Konseling yang
berkompeten. Dari kegiatan Magang II mahasiswa dapat menerapan teori-
teori yang telah diterima dalam perkuliahan dan mewujudkan dalam
tindakan praktik. Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) yang telah dibuat
oleh mahasiswa sebagai calon guru Bimbingan dan Konseling tersebut
menjadi bahan acuan dalam memberikan bimbingan klasikal di kelas
sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan dapat diperbaiki serta
dikembangkan melalui perangkat evaluasi. Layanan Bimbingan dan
Konseling yang telah dilaksanakan oleh Mahasiswa Magang II dijadikan
pengalaman untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih untuk
menjadi guru Bimbingan dan Konseling yang profesional.
B. Saran
Agar pada kegiatan Magang II selanjutnya Bimbingan dan Konseling
dapat berjalan dengan baik dan tidak menemui kendala, maka diakhir
penyusunan laporan kegiatan Magang II ini, penyusun ingin menyampaikan
saran kepada Lembaga, Sekolah dan Mahasiswa Magang II.
1. Lembaga IKIP PGRI Wates
a. Agar pelaksanaan kegiatan Magang II berjalan lebih efektif dan dapat
mencapai sasaran yang telah ditentukan, maka perlu adanya
pembekalan sebelum kegiatan Magang II dilaksanakan sehingga
peserta Magang II benar-benar mengetahui tugas-tugas dan tanggung
jawab selama melaksanakan kegiatan Magang II, serta tetap bisa
menjalin hubungan baik dengan pihak sekolah setelah pelaksanaan
kegiatan Magang II.
b. Agar pelaksanaan Magang II di sekolah lebih efisien waktunya, maka
diharapkan dari Lembaga IKIP PGRI Wates untuk memberikan waktu
Magang II di sekolah di luar jam mata kuliah sehingga peserta

45
Magang II bisa melaksanakan kegiatan Magang II tersebut dengan
baik tanpa mengganggu jam mata kuliah.
2. SMK Muhammadiyah 1 Temon
a. Selalu menjalin hubungan baik dengan IKIP PGRI Wates
b. Senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan
kedisiplinan kepada peserta didik
c. Guru dan pihak sekolah turut memotivasi siswa untuk semangat
belajar guna mempersiapkan masa depan yang baik
3. Peserta Magang II
a. Menjaga nama baik IKIP PGRI Wates
b. Membuat program atau perencanaan kegiatan Magang II yang lebih
terstruktur disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah agar dalam
pelaksanaannya nanti dapat berjalan dengan lancar
c. Lebih efisiensi waktu, semangat dan kompak dengan peserta lainnya
dalam melaksanakan kegiatan Magang II.

46

Anda mungkin juga menyukai