Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) SMP Budi
utama kerobokan, sebagai satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan
ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga
memfasilitasi perkembangan peserta didik seI cara optimal. Upaya untuk memberikan
pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif)
merupakan wilayah garapan guru bidang studi sedangkan upaya untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling
yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan peserta
didik beserta faktor yang mempengaruhinya. Meskipun demikian, dalam
pelaksanaannya layanan bimbingan dan konseling memerlukan kolaborasi antara
konselor dengan kepala sekolah, guru, staf administrasi, orang tua peserta didik dan
pihak-pihak terkait begitu juga sebaliknya.
Keberadaan bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan nasional di
Indonesia dijalani melalui proses panjang sejak kurang lebih 48 tahun yang lalu. Pada
saat ini keberadaan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setting pendidikan,
khususnya persekolahan, telah memiliki legalitas yang kuat dan menjadi bagian
terpadu dari sistem pendidikan nasional. Pelayanan bimbingan dan konseling telah
mendapat tempat di semua jenjang pendidikan mulai dari jenjang Taman
Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Pengakuan ini terus mendorong perlunya
tenaga profesional yang secara khusus dipersiapkan untuk menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling. Secara eksplisit telah ditetapkannya
1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang
harus diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan
Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.
2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pada Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri
telah termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6)
Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
yang menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah
mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh)
peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam
penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud dengan “mengampu layanan
bimbingan dan konseling” adalah pemberian perhatian, pengarahan, pengendalian,
dan pengawasan kepada sekurang-kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta
didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di
kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan
memerlukan.
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22
ayat (5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan
bahwa penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dihitung
secara proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima
puluh) orang siswa dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh) orang siswa per
tahun.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang
menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada
jalur pendidikan formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam
bidang bimbingan dan konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi
konselor meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub
kompetensi.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, Nomor
69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, dan
Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMK/MAK, yang memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar
berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, lintas minat atau
pendalaman minat.
Disinilah peranan bimbingan dan konseling penting dalam membantu
pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum pada
Lampiran IV: Pedoman Pembelajaran, Bagian VII Konsep dan Strategi Layanan
Bimbingan dan Konseling yang mengamanatkan Kegiatan Bimbingan dan
Konseling diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran
berlangsung) dan/atau di luar kelas (diluar jam pembelajaran) di dalam jam
pembelajaran kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan volume
kegiatan 2 jam per kelas (rombongan belajar per minggu dan dilaksanakan secara
terjadwal).
Di Indonesia gerakan bimbingan dan konseling sejak awalnya berorientasi
pendidikan. Lebih-lebih dewasa ini, dalam implementasi Kurikulum 2013 mulai
tahun ini peranan pelayanan BK perlu lebih difokuskan sehingga benar-benar
mampu menunjang pengembangan potensi peserta didik secara optimal. Dalam hal
ini, dikonsepkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling benar-benar
sepenuhnya berada dalam wilayah pendidikan. Konsepsi ini semakin diperkuat,
khususnya dalam rangka mensukseskan implementasi Kurikulum 2013 yang lebih
memberdayakan upaya pendidikan melalui proses pembelajaran secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik dalam
berdinamika berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan program bimbingan dan
konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menunjang tercapainya tujuan
pendidikan nasional pada umumnya dan visi/misi yang ada di sekolah secara
khusus. Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merujuk pada
pedoman kurikulum dan berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan
kebutuhan nyata di sekolah yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan
peserta didik. Sehingga program yang dilaksanakan merupakan program yang
realistik dan layak untuk diimplementasikan dan dapat mengembangkan potensi
peserta didik di SMP Budi Utama Kerobokan

B. Landasan
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor
selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling.
Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan
fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi
yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk.
Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari
oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap
layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah
individu yang dilayaninya (klien). Secara teoritik, berdasarkan hasil studi dari
beberapa sumber, secara umum terdapat lima aspek pokok yang mendasari
pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan yuridis, landasan
religius, landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya, dan landasan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan dari masing-masing landasan
bimbingan dan konseling tersebut :
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penerapan layanan Bimbingan dan konseling Sebagai bagian dari
Kurikulum 2013 di SMP Budi Utama Kerobokan
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan
diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan difasilitasi
dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan.
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Konselor
g. Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
h. Permendikbud No 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
i. Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah;
j. Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar
dan Menengah;
k. Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SMP/MTs
l. Permendikbud No 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum;

2. Landasan Filosofis
Landasan Filosofis Pendidikan. Landasan filosofis pendidikan adalah
asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam
pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: Idealisme,
Realisme,Pragmatisme, Pancasila,
a. Realisme
Menurut aliran realisme “pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui
pengalaman indra”. penganut Realisme mengutamakan metode mengajar yang
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh pengetahuan
melalui pengalaman langsung (misal: melalui observasi,praktikum, dsb.) atau
pengalaman.
Implikasi dari landasan filosofis pendidikan realisme ini dalam layanan
Bimbingan Konseling di SMP Budi Utama Kerobokan akan
mengutamakan kegiatan layanan yang memberi kesempatan memperoleh
pengalaman langsung (experiental learning) pada konseli melalui kegiatan
seperti observasi dan praktik.
b. Idealisme,
Idealisme, berpandangan bahwa kenyataan akhir atau kenyataan
yangsebenarnya adalah spiritual/rokhaniah atau cita. Tujuan pendidikan adalah
mengembangkan individu sebagai pribadi yang terbatas, dan ia mampu berbuat
selaras dengan suatu kehidupan yang mulia. Tujuan ini dapat dicapai dengan
cara mengekspresikan dirinya secara positif, dengan mempergunakan metode
dialektis untuk mengembangkan kemampuan menilai dan menalar, yang bisa
dicapai melalui pengajaran..Implikasi dari landasan filosofis idealisme
tersebut diatas maka dalam layanan bimbingan dan konseling di SMP Budi
Utama Kerobkan memperhatikan aspek spiritual/rohaniayah (sikap spiritual)
peserta didik dan mengarahkan peserta didik pada perilaku yang mulia dan
positif.
c. Pragmatisme:
Pragmatisme, berpandangan bahwa pengetahuan dan perbuatan bersatu tak
terpisahkan, dan semua pengetahuan bersumber dari dan diuji kebenarannya
melalui pengalaman. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, dan kondisi
optimum atau tertinggi dari pertumbuhan adalah kebebasan mengadakan
penelitian bersama dengan urun pemikiran yang tidak terkekang dalam suatusi
sistem kerjasama yang terbuka. Metode pemecahan masalah yang telah
dikembangkan dalam ilmu sebagai pendekatan ilmiah, juga merupakan metode
belajar dalam pendidikan. Implikasi dari pandangan pragmatism tersebut
diatas maka dalam layanan Bimbingan dan Konseling di SMP Budi Utama
Kerobookan menekankan diperolehnya pengetahuan dan pengalaman agar
peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
d. Pancasila:
Pandangan filsafat Pancasila tentang hakikat manusia, tidaklah memandang
tubuh manusia sebagai materi belaka, namun di dalam materi itu terdapat jiwa
yang merupakan kesatuan utuh dari dua dimensi. Pancasila sebagai filsafat
hidup yang mengakui religi sebagai suatu nilai, yang fundamental bagi manusia
dan bangsa Indonesia pada khususnya mengembangkan nilai-nilai religius.
Pancasila ialah filsafat hidup yang memandang manusia sebagai makhluk yang
mulia yang mengaku adanya Tuhan Implikasi dari pandangan filsafat
pancasila maka dalam layanan bimbingan dan konseling di SMP Budi Utama
Kerobokan diarahkan pada pembentukan pribadi peserta didik yang sesuai
dengan nilai-nilai luhur pancasila.

3. Landasan Psikologis Pendidikan


a. Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa
konsepsi sampai dengan dewasa (proses belajar dan pematangan) melalui
interaksi dengan lingkungan, Berdasarkan teori psikologi perkembangan maka
dalam layanan Bimbingan dan konseling di SMP Budi Utama Kerobokan akan
memfasilitasi terwujudnya:
1) Kemampuan belajar melalui persepsi
2) perkembangan berdasarkan pengalaman
3) kesempatan Berpikir imajinatif, kreatif, dan mencari sendiri
b. Psikologi Belajar
Belajar diartikan terjadinya perubahan perilaku ke arah positif melalui
pengalaman. Perkembangan belajar melalui proses peniruan, pengingatan,
latihan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, pemecahan masalah.
Dalalam layanan Bimbingan Konseling harus disadari bahwa:
Secara herediter anak mempunyai potensi tertentu.Belajar merupakan upaya
mengembangkan potensi-potensi tersebut
c. Psikologi Sosial
Psikologi Sosial adalah psikologi yang mempelajari psikologi seseorang
dimasyarakat, yang mengkombinasikan cirri-ciri psikologi dengan ilmu sosial
untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antar individu
Sehingga dalam memberikan layanan Bimbingan konseling harus
memperhatikan perilaku dan latar belakang sosial anak.
4. Landasan Sosial Budaya Pendidikan
Pada dasarnya pendidikan sebagai proses kebudayaan (cultural process) bagi
setiap peserta didik. Dalam konteks pendidikan sebagai proses pembudayaan maka
setiap pendidikan itu berlangsung senantiasa harus dilakukan dengan pendekatan
budaya. Apabila pendidikan tidak dilakukan dengan pendekatan budaya maka
hanya akan melahirkan orang-orang yang tidak beradab. Layanan Bimbingan
Konseling merupakan pelayanan pengembangan pribadi dan pemecahan masalah
yang mementingkan pemenuhan kebutuhan sesuai dengan martabat, nilai, potensi,
dan keunikan individu berdasarkan kajian dan penerapan ilmu dan teknologi
dengan acuan dasar ilmu pendidikan dan psikologi yang dikemas dalam
kaji-terapan konseling yang diwarnai oleh budaya (termasuk di dalamnya nilai dan
norma) Indonesia.
Dengan demikian pelayanan bimbingan konseling di SMP Negeri Budi Utama
Kerobokan dikembangkan dan dilaksanakan dengan paradigma sebagai
berikut : konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam budaya
Indonesia. Konseling memiliki bidang singgung antara psikologi, pendidikan,
dan budaya, terutama berkenaan dengan segi isi dan muatan nilai yang perlu
diperhatikan

5. Landasan Religius
Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi
atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau
studi pendidikan.
Ada tiga hal yang harus ditekankan bagi layanan BK:
a.  Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan. 
b.  Sikap yang mendorong perkembangan dan prikehidupan manusia berjalan ke
arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
c.  Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal
suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dan
meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan
pemecahan masalah individu.
Agama merupakan pandangan hidup yang mengajarkan manusia pada
kebenaran hakiki, sehingga dalam layanan bimbingan dan konseling tidak boleh
lepas dari kaidah-kaidah ajaran agama Oleh karena itu manusia harus sadar dan
mempunyai landasan hidup yang mereka pegang.

C. Visi dan Misi


1. Visi dan Misi SMP Budi Utama Kerobokan
a. Vis
NGGUL DALAM PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK DAN
NON AKADEMIK ,SERTA MENGUASAI IPTEK ,BERLANDASKAN TRI
HITA KARANA
b. Misi
c. Unggul dalam bidang akademik.
d. Unggul dalam bidang non akademik.
e. Pelaksanaan Keagamaan berkelanjutan.
f. Pembelajaran Berbasis TIK
2. Misi SMP Budi Utama Kerobokan

Misi sekolah dirumuskan untuk mewujudkan visi sekolah. Adapun misi SMP Budi Utama
Kerobokan ditetapkan sebagai berikut :

2.1 Melaksanakan kurikulum secara efektif dan optimal.


2.2 Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif, interaktif, menantang dan
inovatif.
2.3 Membentuk kelompok-kelompok Sains, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
KIR, TIK.
2.4 Membentuk klub olah raga : Bola Voley, Sepak Bola, Atletik, Catur, Silat, dan Sepak Takrow
2.5 Membentuk kelompok sosial : Pramuka, KSPAN
2.6 Melaksanakan kegiatan keagamaan : Purnama, Tilem, Saraswati, Siwa Ratri, Piodalan
Padmasari, Tirta Yatra.
2.7 Melaksanakan kegiatan pelatihan komputer
2.8 Membentuk kelompok-kelompok seni : Tari Bali, Teater, Tabuh, Dharma Gita, Melukis,
Menjejaitan.
2.9 Melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter yang terintegrasi pada semua mata

pelajaran dan melalui pembiasaan.

2.10 inovatif

D. Diskripsi Kebutuhan dan Pemetaan Kebutuhan Peserta DidiK

Dalam melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu


menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan penyusunan instrumen tersebut
untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan siswa.
Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk
mengetahui kebutuhan siswa, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas
Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan
(ATP), Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Siswa (IKMS) dan lain-lain. Selain itu
pengalaman Konselor dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan
masukan dari berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan
daftar kebutuhan peserta didik.
Angket daftar kebutuhan peserta didik di SMP Budi Utama Kerobokan di
susun bersama-sama oleh guru Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan DCM.
Adapun hasilnya pengolahan dengan aplikasi DCM tersebut (terlampir)
E. Tujuan Bimbigan dan Konseling
Tujuan pelayanan bimbingan adalah agar konseli dapat:
(1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan-nya di masa yang akan dating ; (2) mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin ; (3) menyesuaikan diri dengan
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya ; (4)
mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan
kesempatan untuk: (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkem-bangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya, (3) mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta
rencana pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan
sendiri (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan
lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tuntutan dari lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan
yang dimilikinya secara optimal.
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli
agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial,
belajar (akademik), dan karir.
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
adalah :
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif
antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan
(musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan
ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun
psikis.
e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang
lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)
adalah :
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang
dialaminya.
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua
pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan
wawasan yang lebih luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :


a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi
dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang
menjadi cita-cita karirnya masa depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan
kerja.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir
keguruan tersebut.
h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat
yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami
kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan
apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
j.
BAB II
PELAKSANAAN
PROGRAM BIMBINGAN KONSELING

A. TUGAS PERKEMBANGAN

Program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana keseluruhan kegiatan


bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti
periode tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian. Penyusunan program
bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dengan analisis kebutuhan (needs
assessment) untuk mengidentifikasi aspek-aspek kebutuhan peserta didik. Analisis
kebutuhan peserta didik digunakan sebagai upaya untuk memcukupi tugas
perkembangan peserta didik sesuai jenjang pendidikannya.
Adapun tugas perkembangan peserta didik jenjang pendidikan SMP/MTs adalah
sebagai berikut:
1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap peru
bahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya se
bagai pria atau wanita.
4. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan
yang lebih luas.
5. Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta arah kecenderungan karir dan apre
siasi seni.
6. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan
pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan di
masya-rakat.
7. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara
emosional, sosial, dan ekonomi.
8. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan warga negara.

B. Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling


1. Bidang Bimbingan Pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling
membantu siswa untuk menemukan dan memahami serta mengembangkan
pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, mandiri, aktif, kreatif,
serta sehat jasmani dan rohani.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan pribadi adalah sebagai berikut :
a. Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan YME
b. Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya
untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan
sehari-hari di sekolah, maupun untuk peranannya di masa depan
c. Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran
dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif
d. Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha
penanggulangannya
e. Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri
f. Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat

2. Bidang Bimbingan Sosial


Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling membantu
siswa dalam proses sosialisasi untuk mengenal dan berhubungan dengan
lingkungan social yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan sosial adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun
tulisan secara efektif
b. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan social, baik di
rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata
karma, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan
yang berlaku
c. Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif dengan
teman sebaya
d. Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah,
lingkungan, serta kesadaran untuk melaksanakannya

3. Bidang Bimbingan Belajar


Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling membantu
siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai
pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkannya untuk melanjutkan
pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan belajar adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencarai informasi dari
berbagai sumber belajar, bersikap terhadapa guru dan nara sumber lainnya,
mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan
keterampilan belajar, dan menjalani program penilaian
b. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun
kelompok
c. Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di sekolah
d. Orientasi belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

4. Bidang Bimbingan Karir


Dalam bidang bimbingan karir, pelayanan bimbingan dan konseling membantu
siswa mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk masa depan karir.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan karir adalah sebagai berikut :
a. Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan
untuk memenihi kebutuhan hidup
b. Pengenalan, orientasi dan informasi karir pada umumnya, secara sederhana
c. Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berrkenaan dengan
kecenderungan karir yang hendak di kembangkan

C. KEGIATAN LAYANAN DAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN


KONSELING
1. Adapun jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
a. Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan
pendidikan bagi siswa baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di
lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.
b. Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial,
belajar, karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan
bijak.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat di dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman
minat, program latihan, magang, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah,
objektif dan bijak.
d. Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan
atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang
berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat
sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai
dengan potensi dan peminatan dirinya.
e. Layanan Konseling Perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya
melalui prosedur perseorangan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta
melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji
melalui dinamika kelompok.
g. Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika
kelompok.
h. Layanan Konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik
i. Layanan Mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
j. Layanan Advokasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak
diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan
karakter-cerdas yang terpuji.

2. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling


Adapun kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling meliputi:
a. Aplikasi Instrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri siswa
dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun
non-tes
b. Himpunan Data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia
c. Konferensi Kasus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah
peserta didik melalui pertemuan, yang bersifat terbatas dan tertutup
d. Kunjungan Rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau anggota keluarganya
e. Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/ jabatan
f. Alih Tangan Kasus yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang
dimaksud
3. Format Layanan
1) Individual yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani peserta didik secara perorangan.
2) Kelompok yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
3) Klasikal yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.
4) Lapangan yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar
kelas atau lapangan.
5) Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan
kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan siswa melalui media dan/ atau saluran jarak jauh, seperti surat dan
sarana elektronik

D. PENILAIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Penilaian merupakan langkah penting dalam pengelolaan bimbingan dan
konseling. Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi
keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan.
Penilaian keberhasilan layanan bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk
menilai sejauh mana kegiatan layanan itu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi yang
diharapkan telah dimiliki peserta didik. Untuk itu setiap akhir pemberian layanan
diperlukan adanya feedback untuk mengetahui keberhasilan layanan yang diberikan
dengan mengetahui apakah kompetensi yang diharapkan dari materi yang diberikan
sudah dimiliki oleh peserta didik. Dengan demikian maka yang perlu diketahui
adalah kondisi nyata keadaaan peserta didik terkait dengan materi layanan yang
diberikan.
Sasaran penilaian bimbingan dan konseling berorientasi pada perubahan tingkah
laku (termasuk di dalamnya pendapat, nilai, dan sikap) serta perkembangan siswa.
Oleh karena itu penilaian dilakukan dalam proses dan hasil pencapaian kemajuan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa tersebut.

1. Penilaian hasil
untuk memperoleh informasi keefektifan layanan peminatan ditinjau dari
hasilnya. Kegiatannya penilaian segera (laiseg) penilaian jangka
pendek (laijapen), dan penilaian jangka panjang (laijapang).
a. Penilaian segera: Penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan
pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang
dilayani
Fokus Penilaian segera:
1) Understanding : diperolehnya informasi dan pemahaman baru
2) Comfort : dicapaianya keringanan beban perasaan
3) Action : disusunnya rencana kegiatan pasca konseling dalam
rangka perwujudan upaya pengembangan diri dan/atau
pengentasan masalah klien.
b. Penilaian Jangka Pendek: Penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu
sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung BK diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik
c. Penilaian Jangka Panjang: Penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan
sampai dengan satu semester) setelah satu atau bebe-rapa layanan dan
kegiatan pendu-kung BK diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh
dam-pak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap pe-serta
didik.

2. Penilaian Proses
Penilaian proses kegiatan layanan BK dilakukan melalui analisis terhadap
keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum dalam SATLAN dan
SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.
Penilaian proses bimbingan dan konseling ditujukan kepada penilaian selama
proses yang dapat dilakukan dengan :
a. Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegistan layanan
b. Mengungkapkan pemahaman siswa atas materi yang disajikan atau
pemahaman atas masalah yang dialaminya.
c. Mengungkapkan kegunaan layanan dan mengamati perkembangan siswa.
d. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan
layanan.

Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain peserta didik, kepala
sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para
pejabat Depdiknas, organisasi profesi bimbingan, sekolah lanjutan, dan sebagainya.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti wawancara,
observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisis hasil kerja peserta didik, dan
sebagainya.
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian
baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar
dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program bimbingan dan
konseling. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat maka
diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil pelayanan bimbingan dan
konseling yang kemudian dianalisis guna menentukan tindak lanjut. Data dan
informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban/ akuntabiltas
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah
E. STRATEGI PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Strategi pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini meliputi kegiatan :
a. Analisis kebutuhan peserta didik
Analisis ini didasarkan dari instrumen antara lain :
1) Daftar Cek masalah (DCM)
2) Pengalaman konselor
3) Masukan dari berbagai pihak terkait (orang tua peserta didik, wali
kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah dan lain-lain)
b. Konsultasi program
c. Penyusunan program
d. Penyediaan sarana dan prasarana
e. Pembagian tugas

2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan program BK meliputi dua kegiatan, yaitu :
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah meliputi :
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan/penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/ kegiatan
lain yang dapat dilakukan di dalam kelas
2) Volume kegiatan tatap muka adalah dua jam perkelas perminggu
dan dilaksanakan secara terjadwal
3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelengggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus,
himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustkaan, dan
laih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah meliputi :


1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/
diluar jam pembelajaran ekuevalen dengan 2 jam pembelajaran
tatap muka dalam kelas.
3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah
maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, di
ketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah

3. Tahap evaluasi
Dalam tahap evaluasi terdiri dari :
a. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan layanan
b. Tindak lanjut
Dari hasil penilaian yang dilakukan merupakan bahan untuk program tahun
berikutnya.
c. Pelaporan
Pelaporan terdiri dari laporan bulanan, laporan semester dan laporan tahunan
kepada kepala sekolah.

F. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING

Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling yang
cukup memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga peserta
dididk yang berkunjung merasa senang dan nyaman, serta ruangan tersebut dapat
digunakan untuk pelaksanaan berbagai jenis kegiatan layanan bimbingan dan
konseling baik individu maupun kelompok sesuai dengan asas-asas dan kode etik
bimbingan dan konseling.
Sedangkan Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang
mendukung terhadap keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana yang
akan digunakan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling meliputi :

a. Alat pengumpul data, baik tes maupun non tes, yaitu :


1) Instrumen / Aplikasi DCM
2) Sosiometri
3) Alat Ungkap Pemahaman Diri
4) Alat Penelusuran Minat Peserta Didik SMP
5) Alat Ungkap Masalah Seri PTSDL
6) Inventori Tugas Perkembangan
7) _______________________
8) _______________________
9) _______________________
10) Catatan Anekdot

b. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data yaitu :


1) Cummulative Record
2) Basis Data Prestasi Akademik
3) Daftar Peserta Didik Asuh

c. Kelengkapan penunjang teknis yaitu :


1) Data informasi meliputi: Peta Peserta Didik
2) Paket bimbingan meliputi : Paket Materi Klasikal
3) Alat bantu bimbingan meliputi : Buku Saku, Poster.
d. Perlengkapan administrasi, yaitu :
1) Alat tulis
2) Format rencana kegiatan
3) Blanko laporan kegiatan

Sedangkan prasarana penunjang layanan : Ruang bimbingan dan konseling terdiri


atas : ruang tamu, ruang kerja, ruang bimbingan dan konseling kelompok/diskusi,
ruang dokumentasi (terlampir)

BAB III
PENUTUP

Jadwal kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling disesuaikan dengan kalender


pendidikan, adapun rentang waktunya adalah bulan Juli 2019 sampai dengan Bulan Juni
2020, selanjutnya jadwal secara rinci dapat dilihat pada program tahunan, semester,
bulanan, mingguan dan program harian (RPL).
Program ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak baik di dalam maupun di
luar satuan pendidikan agar dapat terlaksana secara maksimal. sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas pemenuhan kewajiban profesional seorang guru bimbingan
dan konseling.
Demikian, penyusunan program Bimbingan dan Konseling SMP Budi Utama
kerobokan tahun pelajaran 2019/2020 Kami menyadari tentu saja dalam penyusunan
proram Bimbingan dan Konseling ini banyak sekali kekurangan-kekurangannya. Hal ini
dikarenakan keterbatasan perngetahuan dan kemampuan kami, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan sarannya guna perbaikan di tahun yang akan datang
Kami berharap program Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat, khususnya
bagi warga SMP Budi Utama Kerobokan dan umumnya kepada teman-teman guru
Bimbingan dan Konseling. Dan semoga program Bimbingan dan Konseling ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan program Bimbingan dan Konseling di
sekolah. Terima kasih.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Surat Keputusan Pembagian Tugas Mengajar/Membimbing


2. Hasil Assesment – Pemetaan Kebutuhan Peserta Didik
3. Program Kerja Umum
4. Program Kerja Tahunan
5. Program Kerja Semestera
6. Program Kerja Bulanan
7. Program Kerja Mingguan
8. Pogram Kerja Harian
9. Rencana Pelaksanaan Program (RPL)
10. Daftar Peserta Siswa Asuh SMP Budi Utama Kerobokan
11. Angket Kebutuhan Siswa asuh SMP Budi Utama Kerobokan
12. Hasil Analisis Asessment

Anda mungkin juga menyukai