KAJIAN TEORI
bergerak maju ke depan dan akhiran crastinus yang berarti kepunyaan hari
penghindaran tugas, yang hal itu sebenarnya tidak perlu dilakukan seseorang
karena adanya ketakutan untuk gagal, serta adanya pandangan bahwa segala
sesuatu harus dilakukan dengan benar. Penundaan telah menjadi respon tetap
suatu tugas atau pekerjaan yang tidak bertujuan dan memperlambat pekerjaan
kinerja tugas akademik dalam beberapa area yang lebih spesifik, yaitu:
rencana dengan performansi aktual, dan (d) Melakukan aktivitas lain yang
lebih menyenangkan.
merupakan prioritas tinggi tanpa didasari oleh alasan yang masuk akal.
yakni:
a. Decisional Procrastination
Decisional Procrastination adalah suatu penundaan dalam mengambil
keputusan. Bentuk prokrastinasi ini merupakan sebuah anteseden
kognitif dalam menunda untuk mulai melakukan suatu kerja dalam
menghadapi situasi yang dipersepsikan penuh stres (Ferrari dalam
Rizvi, 1997). Decisional Procrastination berhubungan dengan
kelupaan, kegagalan, proses kognitif, akan tetapi tidak berkaitan
dengan intelegensi seseorang.
b. Avoidance Procrastination
Avoidance Procrastination atau Behavioral Procrastination adalah
suatu penundaan dalam perilaku yang tampak. Penundaan dilakukan
sebagai suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak
menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Avoidance Procrastination
berhubungan dengan tipe Self Presentation, keinginan untuk
menjauhkan diri dari tugas yang menantang, dan implusiveness.
inspiration.
expectary theory.
Menurut Gufron (dalam Ilfiandra, 2006) mengemukakan faktor-faktor
Faktor internal, yaitu faktor dari individu yang meliputi kondisi fisik
yang kondusif. Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete menemukan bahwa gaya
teori yang dikemukakan oleh Gufron. Teori tersebut menyatakan bahwa faktor
sepuluh prinsip dasar efikasi diri untuk membantu prokrastinator dalam upaya
2.2 Olahraga
gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang
berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang
fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-
aktivitas yang terencana dan terstruktur yang bertujuan memelihara gerak dan
tentunya tidak terlepas dari manfaat yang mereka peroleh. Berikut ini
terdiri dari olahraga aerobik dan anaerobik. Aerobik adalah olahraga yang
oleh tubuh. Misalnya: angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan, bulu
tangkis.
dan interval. Keenam hal itu merupakan hal yang harus dipahami seseorang
a) Intensitas
Menurut Bompa (dalam Devi Tirtawirya, 2012) intensitas merupakan
komponen kualitatif kerja atlet dalam waktu tertentu juga merupakan
komponen penting dari pelatihan. Senada dengan itu menurut
Sukadiyanto (dalam Devi Tirtawirya, 2012) intensitas adalah ukuran
yang menunjukkan kualitas suatu rangsang atau pembebanan. Semakin
tinggi intensitas, seorang atlet harus lebih melakukan kerja per satuan
waktu. lntensitas adalah fungsi dari kekuatan impuls saraf atlet bekerja
saat latihan. Kekuatan stimulus tergantung pada kecepatan, beban kinerja,
dan variasi interval atau istirahat di antara pengulangan. Kerja otot dan
keterlibatan Sistem Syaraf Pusat menentukan intensitas konsentrasi
maksimum selama pelatihan atau kompetisi. Penting untuk mengakui
elemen psikologis latihan dan mengakui bahwa event olahraga yang
membutuhkan aktivitas fisik rendah, seperti menembak, memanah, dan
catur memiliki tingkat intensitas tertentu.
b) Volume
Menurut Bompa (dalam Devi Tirtawirya, 2012) volume adalah
komponen utama pelatihan volume adalah prasyarat kuantitatif untuk
piestasi teknis, taktis, dan fisik yang tinggi. Volume latihan, kadang-
kadang tidak akurat disebut durasi pelatihan, karena yang disebut volume
adalah sebagai berikut:
a. Waktu atau durasi Pelatihan
b. Jarak yang ditempuh atau berat angkatan per unit waktu
c. Pengulangan dari latihan atau elemen teknis atlet melakukan dalam
waktu tertentu.
Volume dapat diartikan jumlah aktivitas total dalam latihan, artinya
bahwa jumlah total aktivitas yang dihitung dari durasi, jarak tempuh
maupun pengulangan dalam latihan. Volume juga mengacu pada jumlah
pekerjaan yang dilakukan selama latihan atau fase latihan. Di dalam
latihan olahraga volume dibedakan menjadi dua jenis antara lain Relative
volume dan absolute volume. Volume relatif mengacu pada jumlah total
waktu kelompok atlet atau tim selama proses pelatihan khusus atau fase
pelatihan. Volume absolute mengukur jumlah pekerjaan dan performa
atlet individu per unit waktu, biasanya dinyatakan dalam menit.
c) Density
Bompa (dalam Slamet Widodo, 2010) menyatakan bahwa densitas
merupakan suatu frekuensi dimana atlet dihadapkan pada sejumlah
rangsang persatuan waktu. Densitas berkaitan erat dengan frekuensi
dan waktu latihan. Rasio antara frekuensi latihan dan interval
istirahat menunjukkan densitas dari latihan.
d) Complexity
Kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan dalam satu latihan. Bompa
(dalam Devi Tirtawirya, 2012) mengemukakan, kompleksitas dari suatu
keterampilan membutuhkan 18 koordinasi, dapat menjadi penyebab yang
penting dalam menambah intensitas latihan. Keterampilan teknik yang
rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan permasalahan dan akhirnya
akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot, khususnya selama
tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan lemah.
Semakin sulit bentuk latihan semakin besar juga perbedaan individual
serta efisiensi mekanismenya.
e) Recovery
Menurut Bompa (dalam Devi Tirtawirya, 2012) recovery adalah waktu
yang diperlukan untuk pemulihan/recovery antara periode pembebanan
latihan. setiap individu membutuhkan waktu recovery yang berbeda,
tergantung dari kemampuan kardiovasculer dari masing-masing individu.
semakin baik kardiovascular maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan
untuk recovery.
f) Interval
Menurut Bompa (dalam Devi tirtawirya 2012) interval beban merupakan
waktu antara pembebanan yang satu dengan pembebanan berikutnya.
Interval beban sering juga diartikan yaitu waktu istirahat yang diberikan
setelah pembebanan. Menurut Suharno (1993) interval merupakan
serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu. Interval
dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan masa latihannya.
Menurut Bompa (dalam Devi Tirtawirya, 2012), interval dalam latihan
diperlukan untuk:
a. Menghilangkan kelelahan
b. Melaksanakan proses adaptasi sendiri
c. Proses kompensasi untuk mendapatkan efek latihan positif
fisik. Kelelahan mental adalah kelelahan yang merupakan akibat dari kerja
Sedangkan kelelahan fisik disebabkan oleh kinerja fisik atau kerja otot.
oleh:
(kelelahan saraf) dapat juga terjadi bila ada depresi terhadap fungsi cortex
cerebri, yang merupakan dampak dari peran panjang fisik yang sedang
semakin rutin melakukan olahraga maka akan berdampak pada kelelahan pada
tubuh.
membagi semuanya itu dengan beristirahat. Kadang siswa juga merasa tidak
mereka tidak berani untuk meminta bantuan atau pendapat kepada orang lain.
Rasa lelah setelah berolahraga, banyaknya beban tugas, serta perasaan takut
Wacana .
2.5 Hipotesis
Ajaran 2013/2014.