Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PSIKOLOGI INDUSTRI dan ORGANISASI

“PROKRASTINASI dalam DUNIA KERJA”

Dosen Pengampu:

M.Wardianto,S.Psi,.M.Psi.

Disusun oleh:

Fika Nanda Nur Alfin Nuro (201869110009)

Muh.Yazid Ariyanto (201869110002)

Teguh Darmawan (201869110011)

UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN

FAKULTAS PSIKOLOGI

PSIKOLOGI

2019
Kata Pengantar

Atas berkat Allah SWT yang telah membri limpahan nikmat kesehatan sehingga
bisa melaksanakan pengerjaan makalah Prokratsinasi dalam cakupan materi
perkuliahan Psikologi Industri dan Organisasi yang telah terlaksana dengan baik.

Penyusun,

Daftar Isi

Kata pengantar
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang masalah


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan masalah

Bab II Pembahasan

2.1 Apa yang dimaksud Prokrastinasi?

2.2 Apa korelasi perilaku Prokrastinasi dengan dunia kerja?

2.3 Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku Prokrastinasi?

2.4 Bagaimana ciri-ciri atau karakteristik perilaku Prokrastinasi?

2.5 Bagaimana cara mengatasi perilaku Prokrastinasi?

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Daftar Pustaka

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah
Perilaku menunda-nunda pekerjaan baik yang berhubungan dengan dunia kerja,
tugas perkuliahan, atau kegiatan sehari-sehari sedang giatnya dilakukan banyak orang
dengan sadar atau tidak perilaku yang ditimbulkan tersebut membawa banyak
kerugian terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya perilaku menunda pekerjaan
tersebut, sehingga bukannya terbebas dari banyaknya tanggung jawab dan rutinitas
yang penat malah semakin terjebak dalam lingkup stress karena tidak bisa
menyelesaikan apa yang sudah menjadi tugas dan kewajiban.
Sedangkan banyak diantara kita yang lebih mendahulukan pemenuhan haknya
daripada melewati proses untuk menyelesaikan pemenuhan terhadap tugas dan
tanggung jawab, sehingga tugas dan kewajiban semakin terbengkalai dan tiba pada
masa deadline akan menjadikan sebuah tekanan yang sangat berat atau bahkan
menjadikan kinerja kita cepat namun kurang akurat.
Perilaku menunda pekerjaan ini menyenangkan diawal, namun mengakbitakna
banyak kerugian yang baru terasa setelah adanya banyak tekanan yang tidak dapat
diselesaikan. Diantara kita mungkin masih awam untuk mengetahui apa
1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud Prokrastinasi?

1.2.2 Apa korelasi perilaku Prokrastinasi dengan dunia kerja?

1.2.3 Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku Prokrastinasi?

1.2.4 Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat perilaku Prokrastinasi?

1.2.5 Bagaimana ciri-ciri atau karakteristik perilaku Prokrastinasi?

1.2.6 Bagaimana cara mengatasi perilaku Prokrastinasi?

1.3 Tujuan masalah

1.3.1 Mengetahui pengertian Prokrastinasi dengan jelas

1.3.2 Mampu mencegah dan mengantisipasi adanya perilaku prokrastinasi baik


pada diri sendiri atau lingkungan social masyarakat

1.3.3 Mampu membantu kesadaran terhadap pola perilaku menghargai waktu


dengan stimulasi makalah ini.

Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian Prokrastinasi

Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu “pro” yang berarti “maju”, ke depan,
lebih menyukai dan “crastinus” yang berarti “besok” (Steel, 2006).

Perilaku menunda pekerjaan termasuk tugas kuliah dalam istilah psikologi


disebut prokrastinasi, yaitu suatu perilaku yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik
sehingga menyebabkan tertundanya suatu pekerjaan.

Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai


maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang
tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas
tepat waktu, serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan (Solomon
dan Rothblum, 1984:505).

Menurut Ferrari (M. N. Ghufron, 2003: 17), pengertian prokrastinasi dapat


dipandang dari berbagai batasan tertentu, yaitu:

(1) prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap perbuatan untuk
menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut sebagai prokrastinasi, tanpa
mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan;
(2) prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki individu, yang
mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon tetap yang
selalu dilakukan seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya
keyakinan-keyakinan yang irasional;
(3) prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi tidak
hanya sebuah perilaku penundaan saja, akan tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait
yang melibatkan komponen-komponen perilaku maupun struktur mental 14 lain yang
saling terkait yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan pengertian dari pemaparan sebelumnya, disimpulkan bahwa
pengertian prokrastinasi sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan
berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan
tugas yang penting.
Seseorang yang memiliki kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
batasan waktu yang telah ditentukan, sering mengalami keterlambatan mempersiapkan
diri secara berlebihan, maupun gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu bisa
dikatakan sebagai procrastinator.

2.2 Korelasi Prokrastinasi dengan dunia kerja


2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Prokrastinasi
Munculnya perilaku prokrastinasi dapat ditinjau dari dua faktor, diantaranya:

 Yang pertama Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
individu yang menjadikan prokrastinasi akademik
 Yang kedua adalah faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar individu
seperti adanya pengaruh dari lingkungan yang membentuk seseorang
menjadi prokrastinasi dalam segala aspek tugas dan tanggung jawab yang
dimilikinya.
Namun selain daripada dua hal tersebut, ada beberapa penjabaran klasifikasi
faktor yang melatarbelakangi munculnya perilaku prokrastinasi diantaranya:
a. Faktor Internal
 Fisik
Faktor ini menjadi salah satu penyebab terjadinya prokrastinasi baik dalam dunia
pekerjaan maupun akademik pada individu, yang menjadi permasalahan dalam faktor ini
adalah individu merasa lelah, ngntuk, dan capek karena berbagai aktivitas yang dilakukan
di tempat bekerja, kampus maupun di luar segala kegiatan sehingga saat akan
mengerjakan tugas dan tanggung jawab dari perusahaan individu lebih memilih istirahat
daripada mengerjakan.

 Psikis
Faktor ini timbul bisa dikarenakan ketidakpahaman yang terjadi dalam proses kognitif
pekerja maupun mahasiswa terhadap tugas yang didapatkannya, sehingga banyak
perasaan irasional yang menghambat individu untuk melakukan pemenuhan terhadap
tugas dan tanggung jawab yang sudah diberikan.
b. Faktor Internal
 Lingkungan
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, bahwa lingkungan memilki andil yang besar
terhadap pola pembentukan karakter dan kebiasaan yang ada dalam diri individu. Bila
berada pada zona individu yang giat terhadap semua tugas dan pekerjaan, maka besar
kemungkinan kita juga akan menerapkan hal tersebut pada diri kita sendiri. Namun, akan
berbeda ketika kita berada dilngkungan yang terinvansi mager (malas gerak) atau zona
orang santai yang membuat kita juga menanamkan perilaku menggampangkan terhadap
setiap tugas yang ada.

 Tingkat kesulitan tugas dan pekerjaan


Semakin sulit tugas dan pekerjaan yang diterima, maka individu semakin jengah untuk
mengerjakan karena merasa kesusahan tanpa berupaya mencari jalan keluar terhadap
perasaan irasional tersebut yang tidak terselesaikan. Dan pemberian tugas dan pekerjaan
yang mudahpun menjadi alasan terjadinya prokrastinasi, terjadinya hal itu terhadap hal
yang mudah, karena individu merasa itu hal yang mudah, cepat, dan dapat mereka atasi
dengan akurat dan kapanpun. Tapi lupa untuk menyegerakan untuk merealisasikan sikap
menggampangkan itu terhadap tugas dan pekerjaan yang mudah.

 Tidak adanya fasilitas yang menunjang untuk penyelesaian tugas dan


pekerjaan juga bisa menjadi faktor munculnya perilaku prokrastinasi.

 Tenggat waktu pengumpulan yang masih lama


Rentan waktu pengumpulan bisa menjadi alasan prokrastinasi hadir, individu merasa
kapanpun bisa mengerjakan dan mengumpulkan tugas tersebut dengan baik dan tanpa
masalah waktu dan kondisi. Namun pada kenyataannya, para individu merelakan
waktyunya terbuang sia-sia hingga tiba deadline dan pengerjaan dilakukan dengan cepat,
tidak akurat, dan menjiplak karya orang lain.

 Mengandalkan teman
Hal ini terjadi apabila sudah terdesak dengan waktu dan kemampuan yang ada pada diri
individu. Hal ini leboh banyak terjadi ketika adanya tugas dan pekerjaan kelompok yang
mendera individu tersebut. Sehingga apabila ada satu teman yang dirasanya menguasai
tugas dan pekerjaan tersebut, maka si prokratsinator ini akan menggantungkan diriya
untuk menjadi benalu pada kemampuan orang lain.

 Pola asuh orang tua


Jika dimasa golden age tiap individu diberi pembiasaan untuk selalu disiplin dan
terstruktur, maka ketika dewasa individu tersebut tidak akan memiliki pola perilaku
apapun yang bisa jadi merugikan dirinya sendiri. Namun, tidak semua individu
mengalami hal ini dan ketika tumbuh kembang dimasa remaja hingga dewasa,
pembentukan pola perilaku disiplin harus mulai dibiasakan.
2.4 Dampak Prokrastinasi
 Kesejahteraan psikologisnya terganggu (stress)
Secara psikologis, kesejahteraan psikologis pasti terganggu. Sarirah (2016) menyebut
bahwa ada pengaruh antara prokrastinasi dengan kesejahteraan psikologis. Ini juga
diperkuat sama penelitian Pychyl, dkk. (2002) yang bilang bahwa prokrastinator
cenderung mengalami masalah emosional. Misalnya cemas, takut gagal, dan lain
sebagainya. Grunschel (2012) dalam wawancaranya pada sekelompok mahasiswa,
menyebut bahwa sebagian mahasiswa mengalami tekanan terhadap waktu, ada yang
berkeringat dingin, ada juga yang merasa cemas.

 Rasa bersalah
Rasa bersalah ini muncul dibarengi dengan adanya stress karena tidak bisa memnuhi
target dan melakukan pekerjaan dengan tepat waktu yang malah menjadikan dirinya
merugi karena terlalu membuang wwaktu.

 SELF-ESTEEM
Dalam penelitian yang dilakukan Beswick (1988), ditemukan berbagai faktor yang
berhubungan dengan seseorang yang prokrastinasi. Faktor tersebut salah satunya low self-
esteem (Jannis & Mann, 1977; Ellis & Knaus, 1977; Burka & Yuen, 1983).

Ketika seseorang menilai harga dirinya terlalu rendah, maka dia merasa tidak berharga.
Ketidakbisaan akan membuat dia semakin hancur, dan dia berusaha melindungi self
esteem dengan cara melakukan prokrastinasi.

 Kecemasan
Hasil penelitian dari Siaputra dan Natalya (2013) menunjukkan bahwa ada hubungan
antara kecemasan dan prokrastinasi akademik. Terbukti pada kelompok eksperimen,
seseorang yang cemas lebih memilih untuk segera mengerjakannya, sedangkan pada
kelompok kontrol terbukti seseorang yang cemas lebih memilih untuk melakukan
penundaan.

 Kehilangan Produktivitas diri

Hilangnya passion untuk menjadi individu yang produktif dilatarbelakangi stress, cemas,
dan rendahnya harga diri (low self-esteem) sehingga hal tersebut sangat merugikan diri
karena mengikis kualitas kinerja diri sendiri.

 Penolakan social

Penolakan social terjadi akibat dari prokrastinasi yang menurunkan nilai etos diri
terhadap kemampuan penyelsaian tugas dan pekerjaan yang membuat lingkungan social
bekerjanya menjadi enggan untuk mempercayakan atau menjalin kerjasama dengan
individu pekerja/mahasiswa yang mengidap prokrastinasi.
2.5 Ciri-ciri perilaku Prokrastinasi
Ferrari, dkk., (1995, dalam Ghufron, 2010) mengatakan bahwa prokrastinasi
akademik dapat termanifestasikan dalam beberapa indikator tertentu yang dapat diukur
dan diamati ciri-cirinya.

Indikator tersebut dikelompokkan menjadi empat aspek, yaitu :

1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas


Prokrastinator tahu bahwa tugas harus segera diselesaikan tugas ini penting, tapi tetep
ditunda untuk memulai. Kalaupun sudah dimulai, proses pengerjaannya tersendat-sendat.

2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas

Keterlambatan mengerjakan tugas terjadi karena prokrastinator butuh waktu lama untuk
mengerjakan tugas.

Pelaku prokrastinasi menggunakan waktu yang ada untuk mempersiapkan diri secara
berlebiban, melakukan hal-hal yang tidak penting, dan tidak bisa fokus dalam
pengerjaannya. Ini membuat tugas terselesaikan dengan waktu yang lama.

3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual

Ciri-ciri berikutnya adalah planning dan prakteknya beda jauh. Realisasi dalam
mengerjakan target pekerjaan yang tidak sesuai dengan bayangan hingga akhirnya yang
awalnya ditargetkan bisa rampung seminggu terbengkalai hingga minggu-minggu
berikutnya

4. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan

Individu prokrastinator cenderung dengan sengaja tidak segera menyelesaikan tugasnya,


akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang
dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran
majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan
sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus
diselesaikannya.
2.6 Cara mengatasi perilaku Prokrastinasi
Ada 9 hal yang bisa mengurangi perilaku prokrastinasi:

1. Membentuk kelompok belajar

Sebuah penelitian eksperimen membuktikan bahwa membentuk sebuah kelompok belajar


dapat mengurangi prokrastinasi akademik. Sebab, alasan menunda-nunda pekerjaan
biasanya disebabkan karena tidak memiliki teman belajar. Saat tidak memiliki teman
dalam belajar terkadang dapat membuat seseorang berhenti saat menemukan
permasalahan akademik.

Namun, ketika memiliki sebuah kelompok belajar, seseorang bisa bertanya dan berdiskusi
pada teman lainnya. Mendiskusikan kesulitan dengan teman bisa menambah wawasan-
wawasan baru agar tidak stuck yang pada akhirnya menunda pekerjaan. Oleh karena itu,
bentuklah kelompok belajar untuk saling mengingatkan dan membantu dalam dan
mengerjakan tugas.

Selain itu, teman juga bisa membuatmu merasa terpacu untuk tidak menunda pekerjaan.
Sebab, keberadaan dan dukungan teman juga salah satu faktor yang mengurangi
prokrastinasi melalui pemahaman. Oleh karena itu, mulai sekarang, jika kamu sering
menunda pekerjaan kuliahmu, carilah teman yang kamu kira bisa membuatmu terpacu
agar tidak bermalas-malasan.

2. Manajemen waktu

Untuk mengurangi penundaan tugas, buat dan pahamilah kuadran waktumu sendiri.
Aturlah waktu 24 jam yang dimiliki dengan efisien. Misalnya berapa jam waktumu
belajar, berapa jam waktumu bermain, tidur, dan kapan saatnya kamu harus
memberi reward untuk dirimu sendiri. Sebab, menurut penelitian, keberhasilan
manajemen waktu dapat berguna untuk meningkatkan keyakinan diri.

3. Yakin terhadap Diri Sendiri

Kurangnya keyakinan bahwa dirimu bisa melakukannya dapat membuat pekerjaan itu
semakin tertunda. Sebuah studi mengatakan bahwa keyakinan diri dapat
membantu seseorang mengurangi prokrastinasi.

4. Jangan Takut Salah

Takut berbuat salah terhadap apa yang kita kerjakan cenderung menyebabkan penundaan.
Berbuat salah itu wajar, tapi terlalu takut untuk bertindak perlu dikurangi. Ingatlah bahwa
untuk menjadi benar itu tidak instan. Kita perlu untuk salah beberapa kali hingga kita tahu
mana yang benar. Kerjakan dulu apa yang menjadi tugas kita. Lalu, belajarlah dari
kesalahan kita untuk memperbaikinya di kemudian hari.

5. Mengurutkan Prioritas

Kita sudah berencana untuk mengerjakan skripsi malam nanti, tapi tiba-tiba teman kita
mengajak nonton di bioskop. Lalu, kita dihadapkan pada dua pilihan antara tetap
melaksanakan rencana itu, atau ikut nonton. Mana yang akan kita pilih? Kita sering
menerima ajakan-ajakan semacam itu walaupun kita sudah memiliki plan yang matang.
Sebagian orang memiliki prinsip yang teguh dalam mengatur waktunya. Jika sudah punya
rencana A, maka tidak akan tergoyahkan. Akan tetapi, sebagian lainnya masih
terombang-ambing jika dihadapkan pada beberapa pilihan.

Catatlah setiap kegiatan penting yang harus kamu lakukan setiap harinya. Kemudian,
berilah urutan dari yang terpenting hingga yang tidak terlalu penting. Dengan begitu,
kamu akan mudah untuk memprioritaskan kegiatan yang kamu lakukan sehingga bisa
fokus melakukannya satu-persatu. Sebab manusia memang bisa melakukan berbagai
kegiatan dalam satu waktu (multi-tasking), tapi itu juga tidak baik bagi otak kita.

6. Membuat Rincian Pekerjaan

Merinci setiap pekerjaan yang dimiliki dapat membantu mengurangi prokrastinasi.


Contohnya, kamu diberi tugas kuliah untuk membuat sebuah penelitian. Tulislah langkah-
langkah agar tugas tersebut bisa selesai. Misal, untuk melakukan sebuah penelitian, kita
jadwalkan untuk melakukan observasi dan riset pendahuluan seminggu pertama. Setelah
mendapatkan hasil observasi, di minggu kedua akan kamu gunakan untuk analisis temuan
lapangan. Intinya, tuliskan tahap-tahap mu untuk menyelesaikan tugas itu secara
sistematis.

7. Ingat Pada Tujuan Awal

Saat kita mulai malas dan merasa berat untuk sekadar membuka laptop, ingatlah tujuan
kenapa kita hidup. Ingatlah apa cita-cita yang ingin kita raih. Ingatlah bahwa dengan
menunda pekerjaan yang ada, kita juga akan menunda terwujudnya cita-cita tersebut.
Dengan demikian, saat kita ingat apa tujuan hidup kita, berdirilah dan lakukan yang
terbaik.

8. Kurangi Menganggap Enteng Tugas

“Besok aja lah kukerjain, masih lama juga deadline nya”. Sering kita menganggap suatu
pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat, tapi setelah kita hadapi tugas itu ternyata tidak
sesuai dengan yang dibayangkan. Namun, setelah kita mengerjakan tugas tersebut,
ternyata membutuhkan data-data yang valid, fakta-fakta terkini, atau berbagai keharusan
yang membuat itu tidak bisa selesai dengan cepat. Akhirnya, kita meninggalkan pekerjaan
itu dan menundanya lebih lama lagi.

Sebaiknya kurangi menganggap enteng suatu pekerjaan. Ketika diumumkan tugas, sebisa
mungkin mulailah mencari data-data atau informasi mengenai topik tersebut. Bertanyalah
pada teman yang lebih mengerti mengenai topik tersebut. Agar nantinya kita tidak
terjebak pada bias perencanaan.

9. Meningkatkan Kesadaran Diri

Kita harus mengingatkan diri sendiri terus menerus bahwa jika menunda satu pekerjaan
akan berisiko pada banyak hal. Berusaha sepenuhnya sadar untuk mempertimbang segala
resiko yang akan diterima dari penundaan merupakan salah satu cara agar terhindar dari
prokrastinasi. Contoh, tugas membuat makalah yang seharusnya bisa bisa dikerjakan
dalam waktu dua hari akan mengganggu tugas lainnya jika ditunda.
Kita harus menyadari bahwa menunda pekerjaan juga akan berakibat buruk bagi kualitas
diri kita. Saat menunda-nunda pekerjaan itu akan membuat kita semakin merasa
kebingungan memilih prioritas.

Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka
https://pijarpsikologi.org/9-tips-atasi-perilaku-menunda-tugas/ (diakses pada Sabtu, 23
November 2019, Pandaan 13.45 W.I.B)

https://psikologihore.com/definisi-prokrastinasi-akademik-2019/ (diakses pada Rabu, tgl


04 Desember 2019, Pandaan 11.20 W.I.B)

Jurnal penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROKRASTINASI


AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG
Hana Hanifah Fauziah UIN Sunan Gunung Djati, Jl. AH Nasution No 105 Bandung e-
mail: hana.hanifah@student.uinsgd.ac.id (diakses pada Sabtu, 23 November 2019,
Pandaan 13.45 W.I.B)

Anda mungkin juga menyukai