Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seseorang yang mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu, sesuai batas waktu yang telah
ditentukan, sering mengalami keterlambatan, mempersiapkan sesuatu dengan sangat berlebihan,
maupun gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan, dikatakan
sebagai seorang yang melakukan prokrastinasi, sehingga prokrastinasi dapat dikatakan sebagai
salah satu perilaku yang tidak efisien dalam menggunakan waktu, dan adanya kecenderungan
untuk tidak segera memulai suatu kerja ketika menghadapi suatu tugas.
Prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai segi, karena prokrastinasi ini melibatkan berbagai
unsur masalah yang komplek, yang saling terkait satu dengan lainnya. Prokrastinasi bisa
dikatakan sebagai hanya suatu penundaan atau kecenderungan menunda-nunda memulai suatu
kerja. Namun prokrastinasi juga bisa dikatakan penghindaran tugas, yang diakibatkan perasaan
yang tidak senang terhadap tugas dan ketakutan untuk gagal dalam mengerjakan tugas.
Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi.
Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera
diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai
mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai
mengerjakan sebelumnya. Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih
lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang
prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara
berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas,
tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut
mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai.
Kelambanan, dalam arti lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi
ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik. Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak
segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan
aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca
(koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan
sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus
diselesaikannya.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik
Penundaan adalah kecenderungan untuk menunda atau sama sekali menghindari tanggung jawab,
keputusan,atau tugas-tugas yang perlu dilakukan (Haycock, McCarthy, & Skay 1998, Tuckman
dan Sexton 1989). Solomon dan Rothblum (1984) mendefinisikan penundaan sebagai “tindakan
sia-sia menunda tugas ke titik mengalami ketidaknyamanan subjektif “. Penundaan melibatkan
mengetahui kegiatan apa yang seharusnya dilakukan , dan bahkan mungkin ingin melakukannya,
namun gagal untuk memotivasi diri sendiri untuk melakukan aktivitas yang diinginkan
dalamwaktu yangdiharapkan(Senecal,Koestner,&Vallerand1995). Penundaan adalah kurangnya
atau tidak adanya kinerja mandiri dan kecenderungan untuk menunda atau benar-benar
menghindari kegiatan di bawah kendali seseorang (Tuckman & Sexton, 1989). Senécal,
Koestner, dan Vallerand (1995) telahmenyatakan bahwa prokrastinasi akademik adalah masalah
motivasi yang melibatkan lebih dari keterampilan manajemen waktu yang buruk atau kemalasan
sifat.
Berdasarkan beberapa pengertian prokrastinasi menurut para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk menghindari atau
menunda sebuah tugas baik karena untuk mencapai tujuan lain ataupun karena melakukan
aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
2.2 Macam-macam Prokrastinator
a) Prokristinator Aktif
Prokrastinator aktif adalah mereka yang mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan dan
melaksanakan tugas pada waktunya. Akan tetapi, mereka dengan leluasa menunda-nunda tugas
tersebut dan berfokus pada tugas-tugas penting lainnya.
b) Prokrastinator Pasif
Prokrastinator pasif adalah para pelaku prokrastinasi dalam pengertian yang umum. Secara
kognitif, prokrastinator pasif tidak mempunyai niat untuk melakukan prokrastinasi, tetapi mereka
tetap menunda tugasnya karena mereka tidak mampu membuat keputusan secara cepat dan
bertindak secara cepat pula.
2.3 Ciri-ciri Prokrastinator
a) Memiliki keterampilan mengatur waktu yang buruk
b) Tidak mudah membuat keputusan dengan cepat
c) Sering menghindari tanggung jawab
d) Tidak memiliki tujuan yang pasti
e) Motivasi melakukan sesuatu rendah termasuk mengerjakan tugas.
2.4 Dampak Prokrastinasi Akademik
a) Pengerjaan tugas tidak tepat waktu
b) Terkadang penyelesaian tugasnya tidak tepat waktu
c) Merasa sangat tertekan dan pesimistis, terutama tentang kemampuannya dalam mencapai hasil
prestasi yang memuaskan.
d) Memperbesar peluang kegagalan
e) Menimbulkan perasaan bersalah dan depresi.
f) Terkadang senang bekerja di bawa tekanan
g) Terkadang merasa tertantang dan termotivasi dalam bekerja. Sehingga mereka kebal dan
mampu bertahan dalam menghadapi berbagai macam kondisi.
2.5 Pengukuran Prokrastinasi Akademik
Academic Procrastination Questionnaire (APQ) digunakan untuk mengukur penundaan.
Pertanyaan pada APQ membahas tentang prokrastinasi akademik pada pekerjaan, diantaranya:
empat jenis tugas akademik (bacaan ditugaskan biasa, belajar untuk kuis / tes / ujian, menulis
makalah, dan tugas lainnya) dan karya akademis pada umumnya. Untuk setiap item, responden
diminta untuk menilai sejauh mana mereka menunda-nunda pada skala lima poin dari “Tidak
sama sekali” (1) hingga poin “sangat” (5). Skor komposit dibentuk dengan menjumlahkan
seluruh lima item dan membagi lima.
Meskipun banyak siswa yang berpendapat bahwa mereka membutuhkan bantuan untuk
mengatasi penundaan karena adanya deskripsi kasus bahwa siswa yang kinerjanya gagal itu
disebabkan karenapenundaan, analisis hubungan keseluruhan penundaan dan prestasi akademik
telah menunjukkan hubungan yang erat atau tidak ada hubungan sama sekali. Untuk menguji
dampak penundaan yang dilaporkan pada siswa prestasi akademik secara keseluruhan, saat ini
rasio indeks prestasi (GPR) sangat berperan.
2.6 Hubungan Prokrastinasi dengan Motivasi dan Pengalaman
Penundaan diperkirakan terutama oleh pengalaman siswa bukan oleh motivasi. Meskipun
amotivation dan motivasi intrinsik menunjukkan efek unik signifikan terhadap penundaan,
motivasi tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perbedaan dalam penundaan
ketika efek yang disebabkan oleh pengalaman dianggap.
Siswa yang motivasinya ditentukan oleh diri sendiri (yaitu, yang terlibat dalam praktek untuk
kesenangan dan kepuasan yang terkait dengan kegiatan atau memilih untuk berpartisipasi untuk
keuntungan mereka sendiri)memiliki kecenderungan prokrastinasi rendah. Sebaliknya, siswa
dengan amotivasi tinggi yang tidak memiliki rasa kontrol atas proses belajar mereka memiliki
kecenderungan prokrastinasi tinggi. Siswa yang tidak memiliki keseimbangan antara
keterampilan yang dimiliki diri mereka sendiri dan tantangan yang diperoleh dari tugas
kemungkinan besar akan menunda-nunda dalam studi mereka. Selain itu, siswa yang tidak
memiliki tujuan yang jelas, tidak berkonsentrasi pada tugas yang dihadapi dan tidak memiliki
kesadaran diri yang tinggi menunjukkan kecenderungan prokrastinasi tinggi.
Kesadaran diri yang diperoleh dari pengalaman adalah prediktor terkuat dan paling signifikan.
Artinya, penunda tinggi lebih mungkin untuk peduli dengan apa yang orang lain mungkin telah
pikirkan tentang mereka, bagaimana mereka menampilkan diri, dan tentang kinerja mereka
selama proses pembelajaran.Beberapa orang menunda-nunda sebagai teknik penghindaran untuk
melindungi diri mereka. Jika mereka buruk, maka mereka bisa mengatakan bahwa itu adalah
karena mereka menunda belajar sampai saat terakhir. Jika mereka melakukannya dengan baik
meskipun menunda-nunda, maka orang lain akan menganggap mereka sangat mampu. Dengan
menunda-nunda, siswa menutupi faktor-faktor penyebab kinerja, sehingga dalam hal kinerja
yang buruk, seseorang beralasan karena kurangnya usaha daripada kemampuan rendah.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk menghindari atau menunda sebuah tugas
baik karena untuk mencapai tujuan lain ataupun karena melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Terdapat dua jenis
prokrastinator yakni, prokrastinator aktif dan prokrastinator pasif.Prokrastinator aktif adalah
mereka yang mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan dan melaksanakan tugas pada
waktunya. Akan tetapi, mereka dengan leluasa menunda-nunda tugas tersebut dan berfokus pada
tugas-tugas penting lainnya. Sedangkan prokrastinator pasif adalah para pelaku prokrastinasi
dalam pengertian yang umum. Secara kognitif, prokrastinator pasif tidak mempunyai niat untuk
melakukan prokrastinasi, tetapi mereka tetap menunda tugasnya karena mereka tidak mampu
membuat keputusan secara cepat dan bertindak secara cepat pula.
Prokrastinasi dapat dihitung melalui Academic Procrastination Questionnaire (APQ).Pertanyaan
pada APQ membahas tentang prokrastinasi akademik pada pekerjaan. Berdasarkan penelitian,
penundaan diperkirakan terutama oleh pengalaman siswa bukan oleh motivasi. Sebenarnya
motivasi juga mempengaruhi prokrastinasi akan tetapi, pengalaman lebih berpengaruh.
3.2 Saran
a) Jika sudah terlanjur menjadi prokrastinator, baik itu pasif atau aktif, maka sadari dan pahami
diri anda, kemudian cobalah untuk lebih memiliki target dalam belajar dan tanggung jawab
dalam akademik.
b) Berusaha menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, walaupun pengerjaan tugasnya tidak
harus cepat. Tetapi alangkah baiknya jika pengerjaannya sudah selesai sebelum waktu
pengumpulan.
c) Mencoba membuat deadline tugas, minimal 3 hari sebelum deadline sebenarnya (hari H)

Anda mungkin juga menyukai