Seseorang yang mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu, sesuai batas waktu yang telah ditentukan, sering mengalami keterlambatan, mempersiapkan sesuatu dengan sangat berlebihan, maupun gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan, dikatakan sebagai seorang yang melakukan prokrastinasi, sehingga prokrastinasi dapat dikatakan sebagai salah satu perilaku yang tidak efisien dalam menggunakan waktu, dan adanya kecenderungan untuk tidak segera memulai suatu kerja ketika menghadapi suatu tugas. Prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai segi, karena prokrastinasi ini melibatkan berbagai unsur masalah yang komplek, yang saling terkait satu dengan lainnya. Prokrastinasi bisa dikatakan sebagai hanya suatu penundaan atau kecenderungan menunda-nunda memulai suatu kerja. Namun prokrastinasi juga bisa dikatakan penghindaran tugas, yang diakibatkan perasaan yang tidak senang terhadap tugas dan ketakutan untuk gagal dalam mengerjakan tugas. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya. Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam arti lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik. Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik Penundaan adalah kecenderungan untuk menunda atau sama sekali menghindari tanggung jawab, keputusan,atau tugas-tugas yang perlu dilakukan (Haycock, McCarthy, & Skay 1998, Tuckman dan Sexton 1989). Solomon dan Rothblum (1984) mendefinisikan penundaan sebagai “tindakan sia-sia menunda tugas ke titik mengalami ketidaknyamanan subjektif “. Penundaan melibatkan mengetahui kegiatan apa yang seharusnya dilakukan , dan bahkan mungkin ingin melakukannya, namun gagal untuk memotivasi diri sendiri untuk melakukan aktivitas yang diinginkan dalamwaktu yangdiharapkan(Senecal,Koestner,&Vallerand1995). Penundaan adalah kurangnya atau tidak adanya kinerja mandiri dan kecenderungan untuk menunda atau benar-benar menghindari kegiatan di bawah kendali seseorang (Tuckman & Sexton, 1989). Senécal, Koestner, dan Vallerand (1995) telahmenyatakan bahwa prokrastinasi akademik adalah masalah motivasi yang melibatkan lebih dari keterampilan manajemen waktu yang buruk atau kemalasan sifat. Berdasarkan beberapa pengertian prokrastinasi menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk menghindari atau menunda sebuah tugas baik karena untuk mencapai tujuan lain ataupun karena melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. 2.2 Macam-macam Prokrastinator a) Prokristinator Aktif Prokrastinator aktif adalah mereka yang mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan dan melaksanakan tugas pada waktunya. Akan tetapi, mereka dengan leluasa menunda-nunda tugas tersebut dan berfokus pada tugas-tugas penting lainnya. b) Prokrastinator Pasif Prokrastinator pasif adalah para pelaku prokrastinasi dalam pengertian yang umum. Secara kognitif, prokrastinator pasif tidak mempunyai niat untuk melakukan prokrastinasi, tetapi mereka tetap menunda tugasnya karena mereka tidak mampu membuat keputusan secara cepat dan bertindak secara cepat pula. 2.3 Ciri-ciri Prokrastinator a) Memiliki keterampilan mengatur waktu yang buruk b) Tidak mudah membuat keputusan dengan cepat c) Sering menghindari tanggung jawab d) Tidak memiliki tujuan yang pasti e) Motivasi melakukan sesuatu rendah termasuk mengerjakan tugas. 2.4 Dampak Prokrastinasi Akademik a) Pengerjaan tugas tidak tepat waktu b) Terkadang penyelesaian tugasnya tidak tepat waktu c) Merasa sangat tertekan dan pesimistis, terutama tentang kemampuannya dalam mencapai hasil prestasi yang memuaskan. d) Memperbesar peluang kegagalan e) Menimbulkan perasaan bersalah dan depresi. f) Terkadang senang bekerja di bawa tekanan g) Terkadang merasa tertantang dan termotivasi dalam bekerja. Sehingga mereka kebal dan mampu bertahan dalam menghadapi berbagai macam kondisi. 2.5 Pengukuran Prokrastinasi Akademik Academic Procrastination Questionnaire (APQ) digunakan untuk mengukur penundaan. Pertanyaan pada APQ membahas tentang prokrastinasi akademik pada pekerjaan, diantaranya: empat jenis tugas akademik (bacaan ditugaskan biasa, belajar untuk kuis / tes / ujian, menulis makalah, dan tugas lainnya) dan karya akademis pada umumnya. Untuk setiap item, responden diminta untuk menilai sejauh mana mereka menunda-nunda pada skala lima poin dari “Tidak sama sekali” (1) hingga poin “sangat” (5). Skor komposit dibentuk dengan menjumlahkan seluruh lima item dan membagi lima. Meskipun banyak siswa yang berpendapat bahwa mereka membutuhkan bantuan untuk mengatasi penundaan karena adanya deskripsi kasus bahwa siswa yang kinerjanya gagal itu disebabkan karenapenundaan, analisis hubungan keseluruhan penundaan dan prestasi akademik telah menunjukkan hubungan yang erat atau tidak ada hubungan sama sekali. Untuk menguji dampak penundaan yang dilaporkan pada siswa prestasi akademik secara keseluruhan, saat ini rasio indeks prestasi (GPR) sangat berperan. 2.6 Hubungan Prokrastinasi dengan Motivasi dan Pengalaman Penundaan diperkirakan terutama oleh pengalaman siswa bukan oleh motivasi. Meskipun amotivation dan motivasi intrinsik menunjukkan efek unik signifikan terhadap penundaan, motivasi tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perbedaan dalam penundaan ketika efek yang disebabkan oleh pengalaman dianggap. Siswa yang motivasinya ditentukan oleh diri sendiri (yaitu, yang terlibat dalam praktek untuk kesenangan dan kepuasan yang terkait dengan kegiatan atau memilih untuk berpartisipasi untuk keuntungan mereka sendiri)memiliki kecenderungan prokrastinasi rendah. Sebaliknya, siswa dengan amotivasi tinggi yang tidak memiliki rasa kontrol atas proses belajar mereka memiliki kecenderungan prokrastinasi tinggi. Siswa yang tidak memiliki keseimbangan antara keterampilan yang dimiliki diri mereka sendiri dan tantangan yang diperoleh dari tugas kemungkinan besar akan menunda-nunda dalam studi mereka. Selain itu, siswa yang tidak memiliki tujuan yang jelas, tidak berkonsentrasi pada tugas yang dihadapi dan tidak memiliki kesadaran diri yang tinggi menunjukkan kecenderungan prokrastinasi tinggi. Kesadaran diri yang diperoleh dari pengalaman adalah prediktor terkuat dan paling signifikan. Artinya, penunda tinggi lebih mungkin untuk peduli dengan apa yang orang lain mungkin telah pikirkan tentang mereka, bagaimana mereka menampilkan diri, dan tentang kinerja mereka selama proses pembelajaran.Beberapa orang menunda-nunda sebagai teknik penghindaran untuk melindungi diri mereka. Jika mereka buruk, maka mereka bisa mengatakan bahwa itu adalah karena mereka menunda belajar sampai saat terakhir. Jika mereka melakukannya dengan baik meskipun menunda-nunda, maka orang lain akan menganggap mereka sangat mampu. Dengan menunda-nunda, siswa menutupi faktor-faktor penyebab kinerja, sehingga dalam hal kinerja yang buruk, seseorang beralasan karena kurangnya usaha daripada kemampuan rendah. BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk menghindari atau menunda sebuah tugas baik karena untuk mencapai tujuan lain ataupun karena melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Terdapat dua jenis prokrastinator yakni, prokrastinator aktif dan prokrastinator pasif.Prokrastinator aktif adalah mereka yang mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan dan melaksanakan tugas pada waktunya. Akan tetapi, mereka dengan leluasa menunda-nunda tugas tersebut dan berfokus pada tugas-tugas penting lainnya. Sedangkan prokrastinator pasif adalah para pelaku prokrastinasi dalam pengertian yang umum. Secara kognitif, prokrastinator pasif tidak mempunyai niat untuk melakukan prokrastinasi, tetapi mereka tetap menunda tugasnya karena mereka tidak mampu membuat keputusan secara cepat dan bertindak secara cepat pula. Prokrastinasi dapat dihitung melalui Academic Procrastination Questionnaire (APQ).Pertanyaan pada APQ membahas tentang prokrastinasi akademik pada pekerjaan. Berdasarkan penelitian, penundaan diperkirakan terutama oleh pengalaman siswa bukan oleh motivasi. Sebenarnya motivasi juga mempengaruhi prokrastinasi akan tetapi, pengalaman lebih berpengaruh. 3.2 Saran a) Jika sudah terlanjur menjadi prokrastinator, baik itu pasif atau aktif, maka sadari dan pahami diri anda, kemudian cobalah untuk lebih memiliki target dalam belajar dan tanggung jawab dalam akademik. b) Berusaha menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, walaupun pengerjaan tugasnya tidak harus cepat. Tetapi alangkah baiknya jika pengerjaannya sudah selesai sebelum waktu pengumpulan. c) Mencoba membuat deadline tugas, minimal 3 hari sebelum deadline sebenarnya (hari H)
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu