TINJAUAN PUSTAKA
A. Prokrastinasi Akademik
Secara etiologis atau menurut asal katanya, istilah prokrastinasi berasal dari
bahasa latin yaitu pro atau forward yang berarti maju, dan crastinus atau tomorrow
yaitu hari esok, ini berarti prokrastinasi adalah maju pada hari esok. Sedangkan
suatu pekerjaan dan dalam hal membuat keputusan (Fiore, dalam Tatan, 2012).
menunjukkan suatu kebiasaan yang berguna untuk menghindari kerja yang penting
dan usaha yang impulsif. Prokrastinasi juga menunjukkan suatu arti kebiasaan yang
berbahaya akibat kemalasan dalam menyelesaikan suatu tugas yang penting untuk
nafkah hidup, seperti mengerjakan ladang ketika waktu menanam sudah tiba. Jadi
pada abad lalu, prokrastinasi berarti positif bila menunda sebagai upaya konstruktif
untuk menghindari upaya kompulsif, tanpa pemikiran yang matang, dan bermakna
negatif bila dilakukan karena malas atau tanpa tujuan yang pasti (Ghufron &
Risnawita, 2010).
berasal dari kata procrastinate yang diartikan menunda untuk melakukan hingga
waktu atau hari berikutnya. Menurut Solomon & Rothblum (dalam Aini &
16
17
melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat,
tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta sering terlambat dalam
menghadiri pertemuan-pertemuan.
untuk memulai sesuatu dengan lambat dan membawa konsekuensi buruk bagi
(Zimberoff & Hartman dalam Ghufron & Risanawati, 2010). Menurut Solomon &
secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga
kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta
melakukan prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu
waktu. Ellis dan Knaus (dalam Ghufron & Risnawita, 2010), mengatakan bahwa
penundaan tugas yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Hal ini terjadi karena
adanya ketakutan untuk gagal dan berpandangan bahwa segala sesuatu harus
18
dilakukan dengan benar. Penundaan yang telah menjadi respons tetap atau
kebiasaan dapat dipandang sebagai suatu trait prokrastinasi. Burka dan Yuen
menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal. Dengan kata lain, penundaan tersebut
sudah merupakan suatu pola yang menetap yang selalu dilakukan seseorang ketika
dan bermanfaat (sebagai tugas yang primer). Akan tetapi, dengan sengaja menunda-
dilakukan pada tugas yang penting, berulang-ulang secara sengaja, dan merasa
tidak nyaman secara subjektif dirasakan oleh seorang prokrastinator (Solomon &
tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat;
coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri dalam perbuatan keputusan pada
situasi-situasi yang dipersepsikan penuh stres. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat
dan kegagalan dalam proses kognitif, akan tetapi, tidak berkaitan dengan kurangnya
dilakukan sebagai suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak
untuk menjauhkan diri dari tugas yang menantang, dan impulsive (Ferrari dkk.,
1995).
Prokrastinasi dapat terjadi pada semua area atau jenis pekerjaan (Burka &
Yuen, 1983). Prokrastinasi akademik dan non akademik sering menjadi istilah yang
digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas yang sering dilakukan
jenis tugas nonformal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,
misalnya tugas rumah tangga, tugas kantor, dan sebagainya. Prokrastinasi akademik
20
adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan
dengan akademik, misalnya tugas sekolah atau kursus (Ferrari dkk., 1995).
adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan
dengan tugas akademik atau kinerja akademik, misalnya menulis paper, membaca
mengerjakan tugas sekolah atau tugas kursus, belajar untuk ujian, mengembalikan
Menurut Glenn (dalam Ghufron & Risnawita, 2010) jenis tugas yang sering
akademik dipilih dari perilaku lainnya dan dikelompokkan menjadi unsur perilaku
akademik. Adapun Sollomon & Rothblum (dalam Ghufron & Risnawita, 2010),
menyebutkan enam area akademik untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering
keseluruhan.
menjadi terhambat, dan tidak dapat menyelesaikan tugas akademik tepat waktu.
21
akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan
menyelesaikan tugas.
akademiknya.
menyelesaikan tugas.
menyelesaikan tugas.
tugasnya.
waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih
Ferrari dk., (1995), yaitu penundaan untuk memulai dan menyelesaikan skripsi,
antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih
dengan permasalahan yang dialami oleh mahasiswa yang menjadi subjek dalam
yang dilakukan oleh Aini dan Mahardayani (2011), tentang kontrol diri dan
negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dari dalam diri individu
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor –faktor yang terdapat dari luar diri individu
Fatma menemukan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara
dukungan sosial dengan prokrastinasi akademik. Selain itu, menurut Ferarri dkk
(dalam Ghufron & Risnawita, 2010), terdapat berbagai faktor eksternal individu
pengasuhan orang tua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang
lenient.
a. Dukungan Sosial
lain.
dikategorikan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal
akademik yang akan diteliti penelitian ini adalah regulasi diri, sedangkan faktor
Regulasi diri merupakan upaya individu untuk mengatur diri dalam suatu
perilaku aktif. Dengan regulasi diri yang baik yang dimiliki seorang mahasiswa
mempunyai kemantapan diri yang baik serta memiliki sikap yang dapat menerima
mengerjakan skripsi.
B. Regulasi Diri
Regulasi diri bila dalam bahasa Inggris adalah self regulation. Self artinya
diri dan regulation adalah terkelola. Regulasi diri merupakan salah satu komponen
penting dalam teori kognitif sosial (social cognitive theory). Albert Bandura adalah
orang yang pertama kali mempublikasikan teori belajar sosial pada awal 1960-an.
pada 1986 dalam bukunya berjudul Foundations onf Thought and Action: A social
Cognitive Theory (Ghufron & Risnawita, 2010). Konsep tentang regulasi diri ini
lingkungannya selama tidak mampu membuat kontrol pada proses psikologi dan
perilakunya.
berkaitan dengan pembangkitan diri baik pikiran, perasaan, serta tindakan yang
direncanakan dan adanya timbal balik yang disesuaikan pada pencapaian tujuan
personal. Menurut Schunk & Ertmer (Ghufron & Risnawita, 2010), regulasi diri
control phase, yaitu mencakup proses yang terjadi sebelum belajar yang
yang lain dijabarkan oleh Purdie dkk, teori pengelolaan diri memfokuskan perhatian
pada mengapa dan bagaimana individu berinisiatif dan mengontrol terhadap segala
perilakunya sendiri.
pikiran, perasaan dan tingkah laku untuk pencapaian target dengan melakukan
perencanaan terarah.
disimpulkan bahwa regulasi diri adalah upaya individu untuk mengatur diri dalam
target.
regulasi diri mencakup tiga aspek, yaitu meta kognitif, motivasi, dan perilaku.
29
a. Metakognitif
peristiwa yang akan dihadapi dan memilih strategi yang sesuai agar dapat
kognisi yang dimilikinya dan pengaturan pada kognisi tersebut ( Flavell dalam
Ghufron & Risnawita, 2010). Selanjutnya Schak (dalam Ghufron & Risnawita,
bahwa poin metakognitif bagi individu yang melakukan regulasi diri adalah
mengerjakan skripsi.
b. Motivasi
bahwa motivasi adalah fungsi dari kebutuhan dasar untuk mengontol dan
berkaitan dengan kemampuan yang ada pada setiap individu. Zimmerman &
c. Perilaku
Perilaku dalam hal ini menurut Zimmerman & Schank (dalam Ghufron
yang digunakan untuk menjaga diri atas rasa kecil hati. Berkaitan dengan perilaku
Gottlib (dalam Smet, 1994), menyatakan bahwa dukungan sosial terdiri dari
informasi atau nasehat verbal maupun non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang
diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran orang lain dan
memunyai manfaat atau efek perilaku bagi pihak penerima. Sejalan dengan
dukungan sosial dapat diartikan sebagai informasi yang diperoleh dari orang lain
seperti keluarga, orang tua, dan teman sebaya yang membuat individu merasa
31
secara lebih umum yaitu segala sumber daya yang diberikan oleh orang lain.
Dukungan sosial menurut Gibson (dalam Handayani & Anromeda, 2017), adalah
informal dengan orang lain atau kelompok. Pierce ( Robert Kail & John Cavanaugh,
menghadapi setiap permasalahan dan krisis yang terjadi sehari- hari dalam
atau bantuan yang berasal dari orang lain seperti keluarga, teman, tetangga, teman
Bozo dkk., (dalam Andarini & Fatma, 2013), menyatakan dukungan sosial
tersebut dapat diperoleh dari anggota keluarga, teman sebaya, anggota kelompok,
dukungan sosial teman sebaya merupakan dukungan informasi baik verbal maupun
non verbal, bantuan langsung atau tidak langsung yang diterima dari teman sebaya
yang membuat mahasiswa merasa diterima dan dicintai. Peneliti memilihi sumber
dukungan sosial dari teman sebaya karena dukungan sosial teman sebaya adalah
yang relevan misalnya bagi mahasiswa perantau yang dapat dikatakan jauh dari
House (dalam Andarini & Fatma, 2013), membagi dukungan sosial menjadi
empat aspek:
umpan balik.
bagian yang berasal dari hubungan dengan individu lain, yaitu: guidance, reliable
a. Instrumental Support
informasi dari sumber yang dapat dipercaya. Dukungan ini juga dapat
dilakukan individu.
b. Emotional Support
dengan baik.
cinta yang diterima individu (Cutrona, dkk, dalam Maslihah, 2011) yang
yang dikemukakan oleh House ( Andarini & Fatma, 2013), yaitu , (1) dukungan
yang bersangkutan, (2) dukungan penghargaan, terjadi lewat ungkapan hormat atau
penghargaan positif untuk orang itu, (3) dukungan instrumental, mencakup bantuan
langsung pada orang bersangkutan sesuai dengan yang dibutuhkan, dan (4)
sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa dirinya dan bagaimana bertingkah
mencapai tujuan itu, dan menyumbang minat sosial. Kekuatan diri kreatif itu
membuat setiap manusia menjadi manusia bebas, bergerak menuju tujuan yang
menjadi kewajibannya, namun hal itu tidak dapat dilakukan dengan baik karena
pembangkitan diri baik pikiran, perasaan serta tindakan yang direncanakan dan
adanya timbal balik yang disesuaikan pada pencapaian tujuan personal. Aspek atau
komponen yang termasuk dalam pengelolaan diri atau regulasi diri terdiri dari
jadwal pengerjaan skripsi yang kontinum, membaca referensi, dan memiliki target
waktu untuk menyelesaikan skripsi. Dengan adanya metakognisi yang baik itu
maka dapat menekan salah satu aspek prokrastinasi akademik menurut Ferarri
(1995), yaitu menunda baik untuk memulai maupun menyelesaikan tugas (skripsi),
dan menekan kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja sehingga prokrastinasi
motivasi. Motivasi adalah fungsi dari kebutuhan dasar untuk mengontrol dan
berkaitan dengan kemampuan yang ada pada setiap individu. Dengan adanya
menyelesaikan skripsinya dengan segera. hal ini dapat menekan salah satu aspek
perilaku. Aspek ini terkait dengan upaya mahasiswa untuk menyeleksi, menyusun,
aktivitas penyelesaian skripsi. Jika perilaku mahasiswa dapat terarah sesuai dengan
akademik menurut Ferarri (1995), yaitu melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan namun sebetulnya hal tersebut tidak perlu dilakukan karena tidak
target. Dengan adanya regulasi diri yang baik, mahasiswa mampu menampilkan
yang dilakukan oleh Misdarly, dkk. (2015), yang menemukan hubungan negatif
yang signifikan antara regulasi dan prokrastinasi akademik. Regulasi diri yang
mahasiswa sebagai tugas yang menekan dan menguras pikiran para mahasiswa
juga dipengaruhi oleh faktor eksternal (Ferrari dkk, 1995). Faktor eksternal itu
Andarini & Fatma (2013), yang menemukan bahwa terdapat hubungan negatif yang
2002), dukungan sosial memberikan perasaan berguna pada individu karena dengan
38
dukungan sosial yang diterima individu merasa dirinya dicintai dan diterima.
Dukungan yang diberikan oleh keluarga, teman dan sahabat serta lingkungan
sumber.
antara dua orang atau lebih yang memberi menghadirkan perasaan nyaman pada
& Hall, dalam Pradinata & Susilo, 2016). Dukungan sosial teman sebaya yang
diterima mahasiswa dapat berupa perhatian yang dapat memberikan efek positif
langsung sehingga kesulitan yang dirasakan oleh mahasiswa berkurang (Mattson &
Santrock (dalam Pradinata & Susilo, 2016), menyatakan yang menjadi salah
satu aspek penting bagi mahasiswa adalah dukungan sosial teman sebaya. Hal ini
tahap remaja akhir yang memiliki orientasi untuk membangun hubungan sosial
terhadap lingkungan sekitar seperti teman sebaya baik sejenis maupun lawan jenis
(Gunarsa & Gunarsa, dalam Pradinata & Susilo, 2016). Selanjutnya Steel, (dalam
Pradinata & Susilo, 2016), dalam bukunya yang membahas mengenai prokrastinasi
Ferrari (1995), bahwa salah satu faktor eksternal yang memicu prokrastinasi adalah
avoidance) dilakukan individu sebagai suatu bentuk respons mal adaptif dari
yang dipersepsikan penuh stres (Kendall & Hammen, 1998). Penundaan atau yang
lebih dikenal dengan istilah prokrastinasi merupakan salah satu bentuk coping
stress yang tidak efektif karena pada akhirnya akan menyebabkan tingkat stres
individu dengan memberi perlindungan dalam melawan efek negatif dan stres
sosial juga dapat mengurangi stres pada mahasiswa yang diakibatkan oleh
dukungan sosial yang tinggi akan mempunyai pikiran lebih positif terhadap situasi
yang sulit, seperti saat pengerjaan tugas-tugas akademik bila dibandingkan dengan
40
individu yang memiliki tingkat dukungan sosial yang rendah (Fibrianti, 2009).
Selanjutnya Bozo dkk. (dalam Andarini & Fatma, 2013), menyatakan dukungan
sosial dapat melindungi individu dari gangguan kesehatan mental. Dukungan sosial
tersebut dapat diperoleh dari anggota keluarga, teman sebaya, anggota kelompok,
dukungan sosial seperti dukungan sosial teman sebaya memiliki hubungan dengan
prokrastinasi akademik. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Pradinata dan Susilo (2016), yang menemukan hubungan negatif yang
Karena dengan adanya dukungan sosial teman sebaya, mahasiswa akan menerima
nasehat, petunjuk dan umpan balik. Hal-hal tersebut dapat menghadirkan perasaan
positif secara emosional, membuat mahasiswa merasa dicintai dan dihargai, serta
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbagi menjadi satu hipotesis
Hipotesis mayor :
1. Terdapat hubungan antara regulasi diri dan dukungan sosial teman sebaya
skripsi.
Hipotesis minor :
Yang artinya semakin tinggi tingkat regulasi diri maka semakin rendah tingkat