Anda di halaman 1dari 21

Psikologi Keluarga

Penanaman Nilai
dalam Keluarga
HARAPAN, SOSIALISASI NILAI, DAN METODE SOSIALISASI
Kelompok 4
Annisa Luthfiyani (15000120120062)
Gesha Dita Giri Amanda (15000120120057)
Ayska Nazeera (15000120140339)
Hamida Cahya Nisyabana (15000120120060)
Viona Callista Azarine (15000120130116)
DIARTIKAN SEBAGAI KUALITAS ATAU BELIEF

yang diinginkan atau dianggap penting dan merujuk pada konsepsi ideal
yang didambakan individu sehingga pada setiap individu akan berbeda.
Penanaman Nilai dalam Keluarga

Terdapat 2 rujukan konsep nilai yaitu konsep nilai Rokeach dan konsep nilai
Schwartz.

NILAI (VALUE)
"Enduring belief that specific
NILAI BERSIFAT
STABIL DAN mode of conduct or end state of
MERUPAKAN existence is personally or socially
DAYA preferable to an opposite or
PENGGERAK converse mode of conduct or
PERILAKU.
end state of existence”

-ROKEACH-

Konsep Nilai Rokeach


KONSEP NILAI Nilai sebagai presentasi respon individu secara
SCHWARTZ sadar terhadap tiga kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan fisiologis, interaksi sosial, dan
kebutuhan akan intitusi sosial yang menjamin
keberlangsungan hidup dan kesejahteraan
kelompok.
Nilai merupakan konsepsi yang diinginkan
individu untuk menyeleksi tindakan,
mengevaluasi orang, dan peristiwa.
Lima karakteristik nilai:
keyakinan yang terkait secara emosi;
Menjadi konstruk yang melandasi motivasi;
Bersifat transendental terhadap situasi atau
tindakan spesifik;
Menjadi standar kriteria yang menuntun
individu dalam menyeleksi dan mengevaluasi
tindakan, kebijakan, orang, maupun peristiwa;
dan
Dimiliki individu dalam suatu hierarki
prioritas.
self-direction power benevolent

stimulation security universalism

hedonism conformity

achievement tradition
10 TIPE NILAI
Menurut Elkin dan Handel keluarga merupakan
referensi pertama mengenai nilai-nilai, norma-

PENANAMAN norma, dan kebiasaan-kebiasaan menjadi acuan


untuk mengevaluasi tindakan. Aktivitas
NILAI pengasuhan yang dilakukan orang tua
merupakan bentuk proses pendidikan nilai-nilai
budaya secara keseluruhan
Harapan akan membentuk
1. Harapan Suami-Istri sebuah peran yang
ditempatkan sesuai dengan
Martial expectation
adalah konsep pernikahan harapan tersebut. Jika
ideal yang dibuat oleh harapan-harapan tersebut
pasangan untuk mereka terpenuhi maka akan
sendiri dalam sebuah tercapailah sebuah kepuasan
hubungan. perkawinan.
5 Aspek Martial Expectation:
a. Harapan sebagai pasangan Menurut Papalia dkk. wanita
b. Harapan dari pernikahan cenderung mementingkan
c. Harapan keluarga pasangan ekspresi emosional dalam
HARAPAN d. Harapan pada institusi pernikahan sedangkan pria
pernikahan cenderung puas jika istri
e. Konsep pasangan ideal mereka menyenangkan.
2. HARAPAN ORANG
TUA-ANAK

HARAPAN ORANG TUA KE ANAK

Harapan orang tua:


Harapan orang tua mampu
Anaknya menjadi anak yang saleh dan
meningkatkan motivasi intrinksik anak
taat agama.(Lestari)
namun juga berdampak negatif dengan
Anaknya bisa sukses ketika dewasa.
meningkatkan fear of failure pada anak
(Lestari)
Anaknya memiliki akademik yang baik.

HARAPAN ANAK KE
ORANG TUA

Berdasarkan pasal 28B ayat 2 UUD 1945 dapat disimpulkan


bahwa anak memiliki hak untuk dilindungi dan juga dijauhi
dari kekerasan. Orang tua harus bisa memenuhi hak tersebut
sehingga anak tidak melewati hal yang bisa mempengaruhi
secara negatif keadaan fisik dan mental mereka.
Di dalam perspektif islam, orang tua mempunyai beberapa
kewajiban terhadap anaknya.
1) kewajiban memberikan nasab.
2) kewajiban memberikan susu.
3) kewajiban untuk mengasuh.
4) hak untuk memperoleh pendidikan sehingga bisa
mempunyai kemampuan yang bisa dikembangkan di masa
depan (Fahimah, 2019).
Ada beberapa kewajiban yang orang tua
miliki terhadap anaknya, yaitu:
1) kewajiban memiliki hubungan dengan
anaknya.
2) kewajiban memberikan susu
4) kewajiban mengasuh anaknya
5) kewajiban untuk memberikan nafkah dan
nutrisi yang baik,
6) kewajiban untuk memberikan pendidikan
kepada anaknya,
7) kewajiban untuk memberikan
kesejahteraan dan perlindungan
·Kewajiban ini bisa dikaitkan dengan harapan
anak terhadap orang tua.

HARAPAN KAKAK-ADIK
4 ASPEK POLA
HUBUNGAN SODARA
Hubungan antara kakak-adik
disebut dengan sibling
1) kehangatan (warmth),
relationship. Saudara dapat saling
2) kekuasaan (relative power)
berbagi pengetahuan, persepsi,
3) konflik (conflict),
kepercayaan, dan afeksi tentang
4) persaingan antar-saudara
kehidupan satu sama lain
(sibling rivalry).
sepanjang usianya sebagai hasil
dari interaksi antar-saudara
peran saudar a kandung dal am
Harapan Kakak-Adik
perkembangan individu Me nurut
Tallman dan Hsiao

Penanaman Nilai dalam Keluarga


1. tempat uji coba (testing ground).
2. guru dan pelindung
3. mitra untuk melatih keterampilan
negosiasi.
TEORI YANG DAPAT
4. sarana untuk belajar tentang
MENJEL ASKAN HUBUNGAN
konsekuensi dari kerja sama dan
KAKAK-ADIK
konflik serta keuntungan dari
1. Teori Kelekatan Bowlby
komitmen dan kesetiaan
5. penerjemah dari maksud orang tua 2. Teori Psikologi Individual
dan teman sebaya untuk adiknya Adler
6. pembuka jalan saat ide baru tentang 3. Teori Belajar Sosial
suatu perilaku dikenalkan pada 4. Pendekatan ekologi dan
keluarga. keluarga
Dapat disimpulkan bahwa Harapan kakak adalah ingin adiknya
agar dapat menanamkan nilai-nilai
saudara kandung memiliki
keluarga, sosial, dan moral dalam
peran dalam menanamkan
dirinya, menuruti nasihat dan perkataan
nilai-nilai dan norma yang kakaknya, menghormati kakaknya
ada terhadap individu. sebagai orang yang lebih tua darinya

Harapan adik adalah kakak dapat


Berdasarkan teori persaingan antar
menjadi contoh yang baik untuk
saudara, masing masing saudara
dirinya, tempat berkeluh kesah,
juga memiliki harapan agar mereka
meminta pendapat dan nasehat,
dapat mengurangi persaingan dan
serta teman bermain yang
konflik yang ada
menyenangkan
·Orang tua memiliki Anwar menyebutkan bahwa sosialisasi suatu
tanggung jawab proses di mana seseorangan mulai belajar
membesarkan dan untuk memahami perilaku terkait yang boleh
mendidik anaknya untuk maupun tidak boleh dilakukan di lingkungan
menjadi pribadi yang masyarakat (Soedarmo & Suryana, dalam
dewasa serta mandiri. Sawitri, Imran, & Ramadhan, 2021).
·Sosialisasi nilai-nilai atau
Sosialisasi bertujuan supaya pihak yang dididik
peran kehidupan
memahami, mematuhi, dan menerapkan
bermasyarakat harus dapat
kaidah dan nilai yang berlaku maupun dianut
diimplementasikan pada
masyarakat.
keberfungsian keluarga
Menurut Mubaroka dan Harianto, sosialisasi
sebagai miniatur
terbagi menjadi sosialisasi primer dan
masyarakat.
sosialisasi sekunder.

Sosialisasi Nilai
·Ayah diharapkan memiliki sifat kepemimpinan yang
mampu mengayomi seluruh anggota keluarga.
Peran Ayah ·Memberikan contoh-contoh konkret dari nilai-nilai
yang ditanamkannya pada anak agar lebih mudah
dipahami.
·Membantu dan bekerja sama dengan ibu
mengerjakan pekerjaan rumah,
·Memimpin doa di setiap kegiatan bersama keluarga.
·Menunjukan sikap bertanggung jawab di hadapan
anaknya.
·Berperan sebagai sahabat yang mendengarkan
keluh kesah anak.
Penanaman Nilai dalam Keluarga
PERAN ORANG TUA DALAM

PROSES SOSIALISASI NILAI

PERAN IBU
Mengajarkan nilai disiplin pada anak dengan menunjukan
perilaku tertib dan patuh pada peraturan.
Mampu mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya kepada
anak sehingga anak merasa didukung serta dicintai.
Mengajarkan kreativitas kepada anak
Menjadi sahabat atau lawan bicara yang komunikatif,
Menghargai prestasi, kerja keras, mandiri, bekerja keras,
rajin belajar, dan lainnya
Memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan
pendapatnya sendiri.
Harapan-harapan orang tua terhadap
perilaku dan profil anaknya secara
keseluruhan merupakan interpretasi NILAI-NILAI
dari nilai-nilai penting yang ingin
ditanamkan orang tua untuk anak.
SOSIALISASI
Penyampaian nilai-nilai tersebut
ditanamkan melalui memberikan
KELUARGA
nasihat pada anak atau melalui pola
interaksi yang diterapkan pada anak.
PESAN UMUM YANG

DISAMPAIKAN ORANG TUA

Nilai Bersikap jujur Tata Krama Rukun Pencapaian


Keagamaan prestasi
belajar
METODE SOSIALISASI NILAI

·Berdasar pada lima keluarga yang ·Sedangkan menurut Berns (2004),


telah dipaparkan sebelumnya, terdapat enam metode sosialisasi
terdapat 5 metode sosialisasi nilai. yang dapat digunakan secara
Beberapa metode sosialisasi nilai umum. Metode tersebut, yaitu:
yang biasa digunakan oleh orang 1) Afektif
tua ini, yaitu: 2) Modifikasi perilaku (operant)
1) Memberikan nasihat 3) Metode Pengamatan
2) Memberikan Contoh (observasional)
(peneladanan) 4) Kognitif
3) Berdialog 5) Sosiokultural
4) Memberikan Instruksi 6) Magang
5) Pemberian Hukuman
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai