Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian Prok rastinasi Akademik

Menurut Ferrari [ CITATION Wul14 \l 2057 ] prokrastinasi adalah

kecenderungan untuk menunda-nunda mengerjakan ataupun menyelesaikan tugas-

tugas. Sedangkan Steel & Klingsieck mendefinisikan prokrastinasi sebagai

tindakan menunda yang dilakukan secara sengaja walaupun akan berhadapan

dengan keadaan yang buruk sekalipun[ CITATION Chi21 \l 2057 ]. Definisi mengenai

prokrastinasi juga dikemukakan oleh Suriah dan Tjundjing (2007) yang

mengatakan bahwa prokrastinasi adalah keterlambatan memulai atau kegagalan

menyelesaikan suatu aktivitas karena kecenderungan irasional dan sukarela untuk

menunda aktivitas. Individu yang melakukan prokrastinasi disebut prokrastinator

Prokrastinasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prokrastinasi

akademik, sehingga aktivitas atau tugas yang ditunda juga dalam konteks

akademik. Menurut Solomon dan Rothblum (1984) jenis tugas yang menjadi

objek prokrastinasi akademik dibagi menjadi 6 yaitu, (a) Tugas mengarang

(writing a term paper), (b) belajar untuk ujian (studying for an exam), (c) tugas

membaca (keeping up with weekly reading assignments), (d) tugas administratif

(performing administrative tasks), (e) tugas menghadiri pertemuan (attending

meetings), dan (f) kinerja akademik pada umumnya (performing academic tasks in

general).

Rumiani (2006) berpendapat bahwa prokrastinasi akademik merupakan

kecenderungan perilaku dalam menunda pelaksanaan atau penyelesaian tugas


dalam konteks akademik yang dilakukan secara terus menerus baik itu penundaan

jangka pendek, penundaan beberapa saat menjelang deadline ataupun penundaan

jangka panjang hingga melebihi deadline sehingga mengganggu kinerja dalam

rentang waktu terbatas dengan mengganti aktivitas yang tidak begitu penting.

Menurut Wicaksono (2017) prokrastinasi akademik dapat diartikan sebagai sebuah

kecenderungan untuk sengaja dan berulangulang menunda tugas kegiatan yang

berhubungan dengan bidang akademik. Wicaksono (2017) juga mengemukakan

bahwa individu yang melakukan prokrastinasi mengalami kesulitan dalam

melakukan sesuatu sesuai dengan tenggat waktu, sering mengalami keterlambatan

mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun gagal menyelesaikan tugas

akademik sesuai batas waktu.

Prokrastinasi akademik juga dijelaskan oleh Wolter [ CITATION Dha20 \l

2057 ] yang mengemukakan bahwa prokrastinasi akademik merupakan kegagalan

dalam mengerjakan tugas akademik dalam kerangka waktu yang diinginkan atau

menunda mengerjakan tugas sampai saat-saat terakhir. Menurut Ellis & Knaus

serta Birner individu disebut melakukan prokrastinasi apabila ia menunjukkan ciri-

ciri seperti takut gagal, impulsif, perfeksionis, pasif dan menunda-menunda

sehingga melebihi batas waktu[ CITATION Rum06 \l 2057 ].

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

prokrastinasi akademik adalah kecenderungan perilaku untuk menunda-nunda

dalam mengerjakan tugas dalam konteks akademik sampai mendekati atau bahkan
sampai melebihi batas waktu yang telah ditetapkan, yang dilakukan secara sengaja

dan berulang-ulang dengan melakukan aktivitas lain yang kurang penting.

2. Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik

Menurut Ferrari seperti yang telah disebutkan oleh Putri & Edwina (2020)

prokrastinasi akademik dapat dilihat melalui beberapa aspek yaitu sebagai berikut

a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas.

Seseorang yang memiliki kecenderungan dalam prokrastinasi tahu ia

harus menyelesaikan tugasnya akan tetapi ia tetap menunda-nunda dalam

memulai mengerjakan tugas atau menunda menyelesaikan tugas sampai

tuntas jika ia sudah mulai mengerjakan tugas tersebut sebelumnya.

b. Keterlambatan dalam mengerjakan.

Hal ini dapat terlihat dari kecenderungan individu menggunakan

waktu yang lebih lama dalam mengerjakan tugas karena mempersiapkan

diri secara berlebihan atau karena melakukan hal-hal lain yang tidak

diperlukan dalam penyelesaian tugas tanpa memperhatikan keterbatasan

waktu yang dimiliki

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual

Individu yang melakukan prokrastinasi mungkin telah

merencanakan waktu untuk mengerjakan tugas, akan tetapi ketika saatnya


tiba ia tidak mengerjakannya sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan

sebelumnya. Hal tersebut dapat menyebabkan keterlambatan atau

kegagalan dalam menyelesaikan tugas secara optimal.

d. Melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan.

Seorang prokrastinator dengan sengaja menunda dalam

mengerjakan tugas dan malah menggunakan waktu untuk mengerjakan

tugas tersebut untuk melakukan aktivitas lain yang ia anggap

menyenangkan seperti mengobrol, jalan-jalan, membaca, belanja dan lain

sebagainya. Hal tersebut menyebabkan saat ia harus mengerjakan tugas, ia

kekurangan waktu dan kemudian terlambat dalam mengumpulkan atau

hasil tugasnya tidak optimal.

Suriah dan Tjundjing (2007) membagi aspek prokrastinasi akademik

menjadi 4 bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Perceived Time

Indivdu yang mengalami kecenderungan prokrastinasi adalah orang-

orang yang gagal menepati deadline. Mereka hanya berorientasi pada

“masa sekarang” dan tidak memperhatikan “masa mendatang.” Hal ini

mengakibatkan individu tersebut gagal memprediksikan waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan tugas

b. Intention-Action Gap
Celah antara keinginan dengan perilaku muncul dalam bentuk

kegagalan mahasiswa mengerjakan tugas akademik meskipun ia sangat

ingin untuk mengerjakannya. Namun, ketika tenggat waktu semakin dekat,

celah antara keinginan dan perilaku semakin mengecil. Pelaku

prokrastinasi yang semula menunda dalam mengerjakan tugas sebaliknya

dapat mengerjakan hal-hal lebih dari apa yang ditargetkan semula.

c. Emotional Distress

Emotional distress ini tampak dari perasaan cemas saat melakukan

prokrastinasi. Perilaku menunda-nunda dapat menyebabkan perasaan tidak

nyaman pada individu yang melakukannya. Konsekuensi negatif yang

muncul memicu kecemasan dalam diri pelaku prokrastinasi sehingga ia

akan menghindari ketidaknyamanannya tersebut.

d. Perceived Ability

Merupakan keyakinan akan kemampuan dirinya sendiri. Meskipun

prokrastinasi tidak berhubungan dengan kemampuan seseorang namun

keraguan indvidu terhadap kemampuannya sendiri akan menyebabkan ia

melakukan prokrastinasi. kemudian ditambah dengan rasa takut akan

gagal mengakibatkan seseorang menganggap dirinya “tidak mampu.”

Untuk menghindari hal-hal tersebut maka individu akan cenderung

menghindari tugas-tugas akademiknya karena takut akan mengalami


kegagalan.

Sedangkan, Tuckman[ CITATION Sut12 \l 2057 ] menyatakan bahwa

prokrastinasi akademik terdiri dari 3 aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Kecenderungan Untuk Menunda melakukan sesuatu

Adalah kecenderungan untuk menghabiskan waktu secara sia-

sia dalam mengerjakan tugas yang perlu diselesaikan dengan

menggunakan waktu untuk melakukan aktivitas lain yang kurang

penting.

b. Kecenderungan Untuk Memiliki Kesulitan

Adalah kecenderungan untuk merasa berat ketika harus

melakukan hal-hal yang tidak disukai dalam tugas yang harus

diselesaikannya tersebut, atau penghindaran dalam melakukan

pekerjaan yang dianggap tidak menyenangkan.

c. Kecenderungan Untuk Menyalahkan Orang Lain

Adalah kecenderungan untuk menyalahkan orang lain atas

penderitaan yang dialami diri sendiri dalam mengerjakan sesuatu

yang ditundanya, seperti merasa orang lain mempengaruhinya

sehingga ia tidak mengerjakan tugas.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, peneliti memilih

pendapat Ferrari yang mengatakan bahwa aspek prokrastinasi akademik terdiri dari:

(1) penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas, (2) keterlambatan dalam
mengerjakan, (3) kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan (4)

melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan

Daftar Pustaka
Chisan, F. K., & Jannah, M. (2021). Hubungan antara Kontrol Diri dengan
Prokrastinasi Akademik pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Character:
Jurnal Penelitian Psikologi, 8(5), 219-228.
Dharma, A. M. (2020). Prokrastinasi Akademik Di Kalangan Mahasiswa Program
Studi Dharma Acarya. Jurnal Pendidikan, Sains Sosial dan Agama, 6(1), 64-
78.
Putri, N. I., & Edwina, T. N. (2020). Task Aversiveness Sebagai Prediktor
Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa. Jurnal Studi Guru dan
Pembelajaran, 3(1), 124-140.
Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan
Stress Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 3(2), 37-48.
Solomon, L. J., & Rothblum, E. D. (1984). Academic Procrastination: Frequency and
Cognitive-Behavioral Correlates. Journal of Counseling Psychology, 31(4),
503-509.
Surijah, E. A., & Tjundjing, S. (2007). Mahasiswa Versus Tugas: Prokrastinasi
Akademik dan Conscientiousness. Anima, Indonesian Psychological Journal,
22(4), 352-374.
Sutriyono, S., Riyani, R., & Prasetya, B. (2012). Perbedaan Prokrastinasi Akademik
Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Uksw
Berdasarkan Tipe Kepribadian A Dan B. Satya Widya, 28(2), 127-136.
Wicaksono, L. (2017). Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Pembelajaran
Prospektif, 2(2), 67-73.
Wulan, D. A., & Abdullah, S. M. (2014). Prokrastinasi Akademik Dalam
Penyelesaian Skripsi. Jurnal Sosio-Humaniora, 5 (1), 55-74.

Anda mungkin juga menyukai