Anda di halaman 1dari 17

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prokrastinasi Akademik

1. Definisi Prokrastinasi Akademik

Schouwenburg dan Lay (1995) mendefinisikan Prokrastinasi

akademik sebagai perilaku menunda melakukan sesuatu dalam

konteks akademik. Bentuk perilaku prokrastinasi akademik yaitu

mengerjakan tugas mendekati waktu pengumpulan, terlambat

mengembalikan buku ke perpustakaan dan menghabiskan waktu

untuk hal lain ketika sedang menpersiapkan ujian.

Lay (Suridjah & Tjunjing, 2007) juga menjelaskan bahwa

prokrastinasi sebagai perilaku yang tidak perlu yang menunda

kegiatan walaupun orang itu merencanakan untuk menyelesaikan

suatu kegiatan. Perilaku menunda ini dikatakan sebagai prokrastinasi

ketika perilaku tersebut menimbulkan ketidaknyamanan emosi.

McCloskey (2011) menyatakan bahwa prokrastinasi akademik

adalah kecenderungan untuk menunda-nunda aktivitas yang

berhubungan dengan belajar di lingkungan akademik.

Menurut Milgram (Rumiani, 2006) prokrastinasi akademik

adalah penundaan yang tidak berguna, penundaan tersebut membuat

pekerjaan dilakukan secara tidak maksimal dan tugas dikerjakan

hanya untuk memenuhi tugas secara optimal. Menurut Solomon dan


13

Rothblum (Kim & Seo, 2015) prokrastinasi akademik mengacu

kepada keterlambatan perilaku dan tekanan psikologis yang menjadi

salah satu perilaku yang termasuk buruk dimana saat seseorang harus

mempertimbangkan besarnya hubungan penundaan dengan

konsekuensi psikologis yang diasumsikan sebagai ketidaknyamanan

emosional, rasa bersalah, depresi, kecemasan atau stres.

Senecal (Fatimah, Lukman, Khairudin, Shahrazad, & Halim

2011) mengemukakan bahwa seseorang yang melakukan

prokrastinasi akademik sebenarnya mengetahui bahwa tugas harus

dikerjakan dan kemungkinan dirinya memiliki keinginan untuk

menyelesaikan tugasnya, akan tetapi dirinya mengalami kegagalan

untuk melakukan tugas sesuai dengan waktu yang diinginkan.

Menurut Tuckman (Reza, 2015) prokrastinasi akademik adalah

perilaku penundaann atau menghindari mengerjakan atau

menyelesaikan tugas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

prokrastinasi akademik adalah perilaku penundaan atau menghindari

mengerjakan tugas dengan melakukan hal-hal lain yang tidak perlu

yang dianggap lebih menyenangkan dan dilakukan dengan sengaja

sehingga tugas menjadi tidak tuntas. Bentuk perilaku penundaan

yang ditunjukkan bisa berupa mengerjakan tugas mendekati waktu

pengumpulan tugas, atau mengerjakan tugas tidak sesuai dengan


14

waktu yang telah direncanakan, sehingga tugas terhambat untuk

diselesaikan.

2. Aspek-Aspek Prokrastinasi Akademik

Menurut McCloskey (2011) aspek prokrastinasi akademik

terbagi menjadi beberapa aspek, diantaranya:

a. Kepercayaan terhadap kemampuan diri

Seseorang yang memiliki kepercayaan yang rendah

terhadap kemampuannya akan cenderung mengalami

hambatan dalam mengerjakan tugas karena dirinya merasa

tidak mampu mengerjakan tugas dengan baik.

b. Perhatian yang terganggu

Seseorang yang melakukan prokrastinasi biasanya lebih

mudah untuk terganggu perhatiannya, misalnya dengan

aktivitas yang lebih menyenangkan, seseorang akan

mengutamakan melakukan sesuatu yang menurutnya

menyenangkan daripada mengerjakan tugas.

c. Faktor sosial

Faktor sosial adalah dimana seseorang mendapatkan

dukungan dari keluarga maupun orang-orang disekitarnya

yang dapat mempengaruhi dirinya untuk mengerjakan tugas

dengan tepat waktu.


15

d. Kemampuan manajemen waktu

Seseorang yang memiliki kemampuan manajemen

waktu yang kurang baik cenderung akan menyelesaikan

tugasnya tidak tepat waktu karena tidak bisa menentukan

mana yang harus diutamakan unutk dikerjakan terlebih

dahulu, sehingga tugas terlupakan, menunda untuk belajar

dan mengutamakan mengerjakan hal-hal yang tidak penting.

e. Rasa malas

Rasa malas adalah kecenderungan seseorang untuk

menunda atau menhindari melakukan tugas yang seharusnya

dikerjakan. Rasa malas dapat membuat seseorang terlambat

mengerjakan tugasnya karena merasa malas untuk memulai

pekerjaannya.

f. Inisiatif personal

Inisiatif adalah keisapan atau kemampuan unutk mulai

mngerjakan tugas. Jika seseorang tidak memiliki inisiatif,

maka dirinya akan cenderung tidak memiliki keinginan untuk

menyelesaikan tugas tepat waktu.

Aspek-aspek prokrastinasi menurut Ferrari, Jhonson dan

McCown (Gufron & Risnawati, 2010) ada beberapa aspek perilaku

prokrastinasi akademik, diantaranya:


16

a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas.

Yaitu seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu

bahwa ada tugas yang harus diselesaikan. Akan tetapi, dia

akan menunda-nunda mengerjakannya hingga tuntas apabila

dia telah memulai mengerjakan sebelumnya,

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.

Seseorang yang melakukan prokrastinasi akan

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan

tugas. Prokrastinator cenderung akan melakukan persiapan

yang berlebuhan dalam mengerjakan tugas sehingga akan ada

keterlambatan dalam menyelesaikannya. Selain itu

prokrastinator cenderung akan melakukan hal lain yang tidak

diperlukan dan tidak mempertimbangkan waktu, sehingga

tugas terlambat dikerjakan

c. Kesenjangan waku antara rencana dan kinerja aktual.

Seseorang mungkin akan mengatur waktu pengerjaan

tugasnya sendiri, namun individu yang melakukukan

prokrastinasi seringkali melakukan kesalahan dalam

memanajemen waktu, sehingas tidak terselesaikan sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan.

d. Melakukan aktivitas yang menyenangkan.

Seorang prokrastinator akan dengan sengaja tidak

mengerjakan pekerjaannya yang seharusnya diselesaikan.


17

Prokrastinator akan mengisi waktu yang seharusnya untuk

mengerjakan tugas dengan melakukan hal-hal yang

menuruutnya lebuh menyenangkan, seperti membaca, bermai,

jalan-jalan, dan sebagainya.

Menurut Tuckman (Sutriyono, Riyani & Prasetya, 2012)

terdapat 3 aspek prokrastinasi yaitu:

a. Kecenderungan Untuk Menunda Mengerjakan Tugas

(Tendency to delay or put off doing things.)

Merupakan kecenderungan untuk menggunakan waktu

secara sia-sia dalam menyelesaikan tugas yang harus

diselesaikan dengan menggunakan waktu unutk melakukan

hal-hal yang tidak penting.

b. Kecenderungan Untuk Memiliki Kesulitan (Tendency to have

difficulty.)

Merupakan kecenderungan untuk merasa terbebani

ketika harus mengerjakan pekerjaan yang tidak disukai dalam

tugas yang harus dikerjakannya tersebut atau menghindari

melakukan hal-hal yang dianggap tidak menyenagkan.

c. Kecenderungan Untuk Menyalahkan Orang Lain (Tendency to

blame others.)

Merupakan kecenderungan untuk menyalahkan pihak

lain atas penderitaan yang dialami diri sendiri dalam


18

mengerjakan sesuatu yang ditundanya karena dirinya merasa

orang lain mempengaruhi sehingga tidak mengerjakan tugas.

Berasarkan aspek-aspek yang telah dijelaskan di atas,

peneliti menyimpulkan bahwa aspek-aspek prokrastinasi akademik

adalah tingkat kepercayaan terhadap kemampuan diri,

kecenderungan untuk mengerjakan tugas, inisiatif personal,

kurangnya kemampuan manajemen waktu, dan mengutamakan

aktivitas yang lebih menyenangkan serta rasa malas. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yang bersifat

unidimensional, dimana dalam alat ukur prokrastinasi akademik

hanya menggunakan satu aspek, dan aspek yang digunakan oleh

peneliti adalah aspek yang dikemukankan oleh McCloskey (2011)

yaitu aspek inisiatif dalam mengerjakan tugas.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi akademik

Menurut Ghufron & Risnawati (2010) ada dua kategori faktor

yang dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik:

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada di dalam diri

seseorang. Dalam hal ini faktor-faktor prokrastinasi meliputi

kondisi fisik dan kondisi psikologis dari individu :

1) Kondisi Fisik

Faktor fisik dapat mempengaruhi seseorang melakukan

prokrastinasi akademik, kondisi fisik dalam hal ini adalah


19

kesehatan individu, misalnya, kelelahan (fatigue). Seseorang

yang mengalami (fatigue) cenderung akan melakukan

prokrastinasi akademik daripada yang tidak mengalami.

Tingkat akademik tidak mempengaruhi seseorang melakukan

prokrastinasi, walaupun prokrastinasi sering dipengaruhi oleh

adanya pemikiran atau keyakinan yang irrasional.

2) Kondisi Psikologis

Menurut Milgram (Ghufron & Risnawati, 2010) sifat

kepribadian individu yang mempengaruhi kecenderungan

untuk melakukan prokrastinasi akademik, misalnya trait

kemampuan sosial yang tercermin dalam regulasi diri dan

tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial. Biasanya

motivasi yang dimiliki seseorang juga akan berpengaruh pada

kecenderungan melakukukan prokrastinasi secara negatif. Jika

semakin tinggi motivasi maka akan semakin rendah

kecenderunagn seseorang untuk melakukan prokrastinasi.

Selain itu aspek kontrol diri juga dapat mempengaruhi

seseorang dalam perilaku prokrastinasi.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar diri

individu yang dapat mempengaruhi perilaku prokrastiasi

akademik. Faktor eksternal antara lain adalah faktor pengasuhan

orangtua dan faktor lingkungan sekitar yang kondusif.


20

1) Gaya pengasuhan orang tua

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ferrari dan

ollivete (Ghufron & Risnawati, 2010) menyatakan bahwa

pengasuhan orangtua yang otoriter dengan tingkatan yang

tinggi dapat mempengaruhi seseorang melakukan

prokrastinasi kronis.

2) Lingkungan yang kondusif

Lingkungan belajar yang kondusif dapat

mempengaruhi seseorang untuk melakukan prokrastinasi

akademik, karena lingkungan yang kondusif akan membuat

individu merasa nyaman dan tidak terlalu memperdulikan

pekerjaan yang harusnya dikerjakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi menurut

Burka & Yuen (Sutriyono, Riyani & Prasetya, 2012) yaitu:

a. Faktor eksternal,

1) pemberontakan terhadap kontrol dari figur otoritas

2) pengalaman dalam suatu kelompok

3) bentuk-bentuk sukses maupun kegagalan.

b. Faktor internal

1) Ketakukan Akan Kegagalan (fear of failure): adanya

ketakutan terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan dalam

mencapai prestasi akademik, sehingga individu cenderung


21

untuk menghindari situasi yang munkin akan menimbulkan

kemungkinan kegagalan tersebut.

2) Ketakutan Akan Kesuksesan (fear of success): adanya

ketakutan akan akibat yang mungkin terjadi pada dirinya bila

keberhasilan yang dicapai

3) Ketakutan akan mengalami kekalahan (fear of losing the

battle): adanya ketakutan akan kehilangan kontrol terhadap

dirinya.

4) Ketakutan akan kelekatan (fear of attachment): ketakutan

akan merasa terbebani, terkekang bila menjalin hubungan

dekat dengan orang lain

5) Ketakutan akan perpisahan (fear of separation): adanya

perasaan takut apabila ditinggalkan sendirian.

Berdasarkan penjelasan faktor-faktor prokrastinasi

akademik yang sudah dijelaskan di atas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi

prokrastinasi akademik terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Peneliti menyimpulkan bahwa efikasi diri

akademik dapat diklasifikasikan sebagai faktor internal

prikrastinasi akademik karena efikasi akademik adalah keadaaan

psikologis dimana seseorang memiliki keyakinan terhadap

kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaika tugas yang

harus dikerjakan.
22

B. Efikasi diri Akademik

1. Definisi Efikasi Diri Akademik

Menururt Bandura (1997) efikasi diri mengarah kepada

kepercayaan seseorang bahwa mereka dapat mencapai kesusksesan

yang telah direncanakan dalam hal akademis atau mencapai tujuan

akademis tertentu. Bandura (Damri, Engkizar & Anwar, 2017) juga

mengatakan bahwa efikasi diri akademik merupakan judgement atau

penilaian seseorang atas kemampuan dirinya untuk merencanakan dan

melakukan tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Pajares (Julianda, 2012) efikasi diri akademik

adalah bagaimana orang menilai kemampuannya dalam mengerjakan

tugas atau pekerjaannya.

Kreitner dan Kinicki (2003) mendefinisikan efikasi diri

akademik sebagai keyakinan yang dimiliki individu terhadap

kemungkinan adanya kesempatan bagi dirinya untuk bisa mencapai

keberhasilan dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya. Jika

individu yakin dapat menyelesaikan tugasnya, maka individu akan

cenderung lebih dekat dengan keberhasilan untuk menyelesaikan

tugasnya. Eccles dan Wigfield (Sharma & Nasa, 2014) berpendapat

bahwa efikasi diri akademik adalah kepercayaan seorang individu

terhadap kemampuan dirinya unutk mengatur dan mengerjakan tugas

yang diberikan untuk menyelesaikan masalah atau menuntaskan tugas.


23

Alwisol (Adicondro & Purnamasari, 2012) mengatakan efikasi

diri akademik dapat diperoleh dan berubah jika dipengaruhi oleh

beberapa hal seperti pengalaman berprestasi yang pernah dicapai di

masa lalu, pengalaman vikarius yang diperoleh dari model sosial,

persuasi sosial atau rasa percaya kepada yang memberikan persuasi

dan sifar realistik yang dipersuasikan serta keadaan psikologis.

Midgley (Sharma & Nasa, 2014) berpendapat bahwa efikasi diri

akademik mengarah pada persepsi seorang mahasiswa kepada

kompetensi yang dimiliki dirinya untuk mengerjakan tugas.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

efikasi diri akademik dapat diartikan sebagai bagaimana seseorang

menilai dirinya dan bagaimana individu memiliki keyakinan akan

kemampuan dan kompetensi dirinya unutuk mencapai apa yang sudah

direncanakan atau untuk menyelesaikan tugas, hal ini juga akan

mempengaruhi seseorang ketika menghadapi tugas, jika efikasi diri

akademik yang dimiliki tinggi maka dalam dirinya akan muncul usaha-

usaha untuk mewujudkan dan menuntaskan tugas. Efikasi diri juga

bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti, pengalaman berprestasi di

masa lalu dan persuasi sosila.

2. Aspek-aspek Efikasi Diri Akademik

Bandura (Adicondro & Purnamasari, 2012) mengemukakan tiga

aspek efikasi diri, yaitu:


24

a. Tingkat-Level (Magnitude)

Berkaitan dengan tingkat kesulitan suatu tugas yang

dilakukan. Seseorang akan cenderung memiliki efikasi diri yang

rendah ketika melihat tugas yang dianggapnya berat, karena ketika

individu sudah memandang tugas secara negatif maka kepercayaan

dirinya akan berkurang.

b. Keumuman (Generality)

Generality (keumuman) yaitu hal-hal berkaitan dengan

bidang tugas, seberapa luas keyakinan individu dalam melakukan

berbagai aktivitas. individu mempunyai keyakinan dalam

melaksanakan tugas-tugas pada ranah yang berbeda-beda, ada

individu yang yakin akan melakukan dengan baik di berbagai

macam bidang, namun ada individu yang merasa mampu dalam

beberapa bidang saja, misalnya seperti bisa di pelajaran

matematika saja, atau pelajaran biologi saja.

c. Kekuatan (Strength)

Berkaitan dengan kuat lemahnya keyakinan seorang

individu untuk menyelesaikan tugasnya. Tingkat keyakinan yang

lemah cenderung akan semakin berkurang apabila mengalami

pengalaman yang kurang menyenangkan bagi seorang individu,

begitupun sebaliknya ketika seorang individu memiliki keyakinan

yang kuat maka kepercayaan akan kemampuan dirinya juga akan

semakin kuat.
25

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat peneliti simpulkan

bahwa ada tiga aspek efikasi diri akademik yaitu tingkat-level (

magnitude) berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang dihadapi,

keumuman (generality) atau seberapa luas bidang yang diyakini

bisa dilakukan dengan kemampuan dirinya, dan kekuatan

(strength) yaitu seberapa kuat keyakinan terhadap kemampuan

yang dimiliki. Aspek unidimensional yang digunakan untuk

menyusun alat ukur dalam penelitian ini adalah aspek yang

dikemukakan oleh Bandura (1997) yaitu kekuatan (strength), yang

berarti seberapa kuat efikasi diri yang dimiliki seseorang.

C. Hubungan Antara Efikasi Diri Akademik dengan Prokrastinasi

Akademik

Efikasi diri akademik dibutuhkan seorang mahasiswa untuk bisa

mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, karena keyakinan mahasiswa

terhadap kemampuan diri akan membuat mahasiswa lebih bersemangat

untuk mengerjakan tugas dan tidak melakukan penundaan terhadap tugas

yang harus dikerjakan karena merasa mampu mengerjakan tugas.

Solomon dan Rothbulum (1984) menjelaskan bahwa mahasiswa

melakukan prokrastinasi karena dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu,

ketakukan akan menghadapi kegagalan (fear of failure), hal ini juga

berhubungan dengan berhubungan dengan kecemasan dalam menghadapi

ekspetasi dari orang lain, kekhawatiran terhadap hasil yang diharapkan

(perfactionism), dan kurangnya keyakinan diri.


26

Efikasi diri akademik diyakini memiliki pengaruh terhadap

prokrastinasi akademik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang

dilakukan oleh Supriyatini dan Nufus (2018) yang menunjukkan bahawa

adanya hubungan negatif antara efikasi diri dan prokrastinasi akademik.

Yang dimana jika efikasi diri rendah maka prokrastinasi akademik tinggi,

dan begitu pun sebaliknya.

Dalam penelitian ini, peniliti menggunakan alat ukur yang

menggunakan aspek unidimensional yang merujuk kepada teori efikasi diri

akademik dari Bandura (1997), menurutnya efikasi diri akademik

mengarah kepada kepercayaan seseorang terhadap kemampuannya bahwa

mereka dapat mencapai kesusksesan yang sudah direncanakan dalam hal

akademis atau ketika ingin mencapai tujuan akademis tertentu. Aspek dari

efikasi diri akademik menurut Bandura (1997) ada tiga, yaitua generality

yang berkaitan dengan bagaimana keyakinan seseorang dalam

melaksanakan tugas yang diterima, magnitude Berkaitan dengan tingkat

kesulitan suatu tugas yang dilakukan, dan strength yang berkaitan dengan

kuat atau lemahnya keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang

dimilikinya.

Berdasarkan aspek-aspek efikasi diri akademik yang di kemukakan

oleh Bandura (1997), efikasi diri akademik memiliki hubungan

prokrastinasi akademik. Aspek tingkatan-level (Magnitude) atau tingkatan

kesulitan yang mempengaruhi keyakinan diri seseorang pada efikasi diri

akademik berkaitan dengan salah satu faktor prokrastinasi akademik, yaitu


27

faktor kondisi psikologis pada seseorang, ketika seseorang mendapatkan

sebuah tugas yang menurutnya sulit atau membebani maka dirinya akan

merasa tertekan, ketika ada tekanan psikologis yang terjadi individu

cenderung akan menghindari mengerjakan tugas dan akan melakukan

prokrastinasi akademik. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan

oleh Menurut Solomon dan Rothblum (Kim & Seo, 2015) prokrastinasi

akademik terjadi karena adanya tekanan dan ketidaknyamana psikologis

seperti stres, depresi dan yang lainnya.

Selanjutnya Aspek efikasi diri akademik yaitu keluasan

(generality) atau seberapa luas keyakinan seseorang terhadap kemampuan

dirinya, jika seseorang meyakini bahwa dirinya mampu akan

menyelesaikan sseluruh tugas, maka tugas tersebut akan segera dikerjakan

dengan segera, namun ketika seseorang merasa ada tugas-tugas tertentu

yang tidak dapat dikerjakan atau tugas yang menurutnya sulit, maka

dirinya akan cenderung melakukan prokrastinasi akademik.

Aspek efikasi diri akademik yang ketiga yaitu kekuatan (strength)

atau seberapa besar keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap

kemampuan yang dimilikinya, aspek ini memiliki kaitan dengan aspek

prokrastinasi akademik yaitu aspek kepercayaan individu terhadap

kemampuan dirinya. Ketika seseorang memiliki kepercayaan yang tinggi

terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas, maka prokrastinasi

akademik tidak akan terjadi namun jika seseorang memiliki keyakinan


28

yang rendah terhadap kemampuan dirinya maka akan cenderung

melakukan prokrastinasi akademik.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa efikasi

diri akademik dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik. Hal ini

dukung oleh Penelitian yang dilakukan oleh Putri, Wiyanti dan Priyatama

(2012) bahwa ada hubungan negatif antara efikasi diri akademik dan

prokrastinasi akademik dengan sumbangan efektif sebesar 23,8%. Selain

itu penelitian yang dilakukan oleh Asri dan Dewi (2014) yang menyatakan

bahwa adanya hubungan yang negatif yang signifikan antara prokrastinasi

akademik dan efikasi diri akademik.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat

hubungan negatif antara efikasi diri akademik dan prokrastinasi akademik.

Semakin rendah efikasi diri seseorang maka akan semakin tinggi

kecenderungan seseorang untuk melakukan prokrastinasi akademik,

begitupun sebaliknya, apabila efikasi diri akademik tinggi maka

kecenderungan seseorang untuk melakukan prokrastinasi akademik akan

semakin rendah.

Anda mungkin juga menyukai