Anda di halaman 1dari 15

MENGELOLA WAKTU BELAJAR EFEKTIF

Disusun oleh :

Pinkan Bernika Putri 41190329


AldoraWibowo 41190330
Vico Cezario Tiranda 41190331
Otar Satrio Bagaskoro 41190332
Alvina Terencia 41190334
Hilda Natalia Banche 41190335
Jelin Novita 41190337
Deborah Restuning A. 41190338
Caraka Randi Yusuf 41190339
Refianda Olivia M. 41190340
Rathrie Sedyaning P. 41190341

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2019/2020
BAB I

Latar Belakang

Pengelolaan waktu belajar yang efektif menghasilkan sebuah tujuan


keberhasilan dari para pelajar yang memergunakan waktunya dengan baik. Untuk
tercapainya tujuan pelajar diharapkan untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Padahal,pelajar masih belum tentu memahami penyusunan waktu
yang tepat untuk belajar efektif.
Dan itu membuat pelajar kesulitan dalam membagi waktu belajar yang
tepat.Dalam memetakan pengelolaan waktu belajar yang efektif pelajar perlu
memahami dengan benar makna dari masing masing hal tersebut.
Pengertian kata efektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ada
efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), adapun definisi dari kata efektif
yaitu suatu pencapain tujuan yang maksimal dan secara tepat untuk memilih
tujuan-tujuan dari serangkaian alternatif yang tepat.
Kata efektif menurut Peter F. Drucker adalah “mengerjakan pekerjaan yang
benar (doing the right things), sedangkan efisien menurutnya adalah mengerjakan
pekerjaan dengan benar (doing things right)”
Kata efisien menurut Kamus Besar Bahasa Indoesiaadalah ketepatan cara
(usaha, kerja) dalam menjalankansesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga,
biaya) ; kedayagunaan; ketepatgunaan; kesangkilan.
Kata Efisien menurut Emerson adalah “keberhasilan optimal yang diraih
padahal dengan bahan terbatas. Jadi, efisiensi adalah usaha dalam meraih tujuan
agar tercapai dengan maksimal meski dengan kemampuan terbatas.”
Kita perlu mengelola waktu belajar yang efektif, karena kebanyakan
pelajar/mahasiswa masih kewalahan dalam mengelola waktu belajar.Diharapkan
juga pelajar harus mempertimbangkan kondisi fisik dan fisiologis.Karena
kebanyakan pelajar untuk bersikeras untuk memaksakan tubuh mereka yang
lelah/capek untuk tetap belajar. Membuat pikiran tidak menerima pembelajaran
yang dilakukan
BAB II

TINJAUANPUSTAKA

2.1 Waktu Belajar Efetif

2.1.1 Definisi Waktu Belajar Efetif

Pengertian dari efektif dan efisien dalam cara belajar merupakan cara
belajar untuk mencapai tujuan yang maksimal dari yang diharapkan dan
cara hemat biaya, tenaga, dan waktu, mendapatkan hasil maksimal.Makna
ini belum terlalu luas diketahui oleh banyak orang.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa cara mengelola


waktu belajar efektif adalah dengan melakukan
perencanaan,memprioritaskan, menjadwalkan dan melaksanakan sebuah
kegiatan sehingga sebuah pekerjaan dapat dikerjakan secara efektif dan
efisien.

2.1.2 MengapaPerlu Manajemen Waktu

Menurut Atkinson, “Manajemen waktu didefinisikan sebagai suatu


jenis ketrampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan
seorang individu yang dilakukan secara terencana agar individu tersebut
dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik – baiknya”.

Manajemenwaktudiperlukanuntukmengelolawaktukegiatanseseoranga
gartujuandarikegiatantersebutdapatterwujudsecaraseimbang.

2.1.3 Fungsi-fungsi Manajemen Waktu

Manajemen waktu memiliki fungsi untuk mengelola waktu agar


menjadi lebih efektif dan efisien. Hal itu berdasarkan pada Dewi (2011:9-
11) fungsi-fungsi manajemen waktu berikut:

1. Perencanaan Waktu

Perencanaan waktu dapat dilaksanakan dengan waktu yang tepat agar


terencana dengan tujuan yang direncanakan berkaitan dengan waktu, maka
rencana kegiatan bisa dijadwalkan secara harian,mingguan,dan bulanan.
Rencana dibuat dengan memprioritaskan kerja seseorang. Ciri-ciri
perencanaan waktu, yaitu : jelas, realistis, fleksibel, dan berkesesuaian.
2. Pengorganisasian Waktu

Pengorganisasian diartikan sebagai suatu perintah untuk


mengalokasikan sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terstruktur
kepada setiap individu dan kelompok agar sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.Dalam hal ini pengorganisasian waktu adalah kegiatan
mengidentifikasi, mengelompokkan, menganalisis kegiatan dan mengelola
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam mengorganisasikan waktu yang
dimiliki, yaitu:

1. Membuat daftar kerja yang dilakukan.


2. Menetapkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut.
3. Menetapkan/menentukan skala prioritas pada kegiatan penting dan
mendesak, juga terhadap kegiatan yang tidak mendesak atau dapat
ditunda. Tips menetapkan/menentukan skala prioritas antara lain:

a. Mengetahui pekerjaan
b. Berkonsentrasi pada kekuatan. Pelajari apa yang menjadi SWOT
diri
kalian:Strengths/Kekuatan,Weakness/Kelemahan,Opportunities/Ke
sempatan, Threats/Ancaman.
c. Mengatur aktivitas berdasarkan skala prioritas.

3. Pengkoordinasiaan Waktu

Pengkoordinasiaan adalah usaha untuk mengkoordinasikan dan


mengarahkan orang lain atau diri sendiri agar mau bekerja secara efektif
dan efisien sesuai dengan rencana dan tujuan yang diinginkan. Dalam hal
ini pengkoordinasian waktu adalah kegiatan untuk mengkoordinasikan dan
menyesuaikan kegiatan agar kegiatan bisa tercapai secara efektif dan
efisien sesuai dengan perencanaan waktu yang dibuat serta tujuan yang
diinginkan.

4. Pengawasan Waktu

Pengawasan adalah kegiatan untuk memastikan apakah semua


pekerjaan telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.Dalam hal ini pengawasan waktu adalah kegiatan untuk
menyesuaikan jadwal kegiatan dengan yang telah direncanakan
sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengoreksi jadwal yang tidak sesuai
dengan rencana, ketepatan waktu dan kualitas pekerjaan yang hasilkan
pada masing-masing kegiatan.Ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan
menyusun jadwal selanjutnya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi


manajemen waktu ialah: perencanaan waktu-penentuan tujuan dan sasaran
dengan mengambil langkah-langkah yang tepat, pengorganisasian waktu-
mengalokasi sumber daya waktu dan melakukan pengaturan kegiatan yang
tepat, pengkoordinasian waktu-menyelaraskan kegiatan secara efektif dan
efisien, pengawasan waktu-melakukan pengawasan waktu terhadap
kegiatan yang dilakukan agar berjalan sesuai yang telah ditetapkan.

2.1.5 Hambatan-hambatan dalam Manajemen Waktu

Menurut Herawati (dalam modulnya 2008:3) menjelaskan bahwa ada


beberapa hambatan-hambatan bagi seorang individu dalam memanajemen
waktunya diantaranya :

1. Mendahulukan pekerjaan yang dicintainya, baru kemudian


mengerjakan pekerjaan yang kurang diminatinya.
2. Mendahulukan pekerjaan yang mudah sebelum mengerjakan
pekerjaan yang sulit.
3. Mendahulukan pekerjaan yang cepat penyelesaiannya, sebelum
menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan waktu yang lama.
4. Mendahulukan pekerjaan darurat/mendesak, sebelum
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang penting.
5. Melakukan aktivitas yang mendekatkan mereka pada tujuan atau
mendatangkan kemaslahatan bagi diri mereka.
6. Melakukan aktivitas yang mendekatkan mereka pada tujuan atau
mendatangkan kemaslahatan bagi diri mereka.
7. Menunggu batas waktu (mepet) untuk menyelesaikan pekerjaan
yang menjadi tanggungjawabnya.
8. Skala prioritas disusun tidak berdasarkan kepentingannya, tetapi
berdasarkan urutan.

Dari pernyataan yang dikemukan oleh Herawati (2008) ini, dapat disimpulkan
bahwa hambatan-hambatan dalam manajemen waktu seorang invidu dikarnakan
oleh mendahulukan pekerjaan yang cepat dan mudah daripada menyelesaikan
pekerjaan yang sulit dan membutuhkan waktu yang lama, menunggu sampat batas
waktu yang ditentukan, tidak menyusun berdasarkan tingkat kepentingan, serta
terperangkap pada tuntutan yang mendesak dan memaksa.

2.1.3 Ciri-ciri Individu yang Memiliki Manajemen Waktu yang Baik

Davidson dalam Jurnal Puspitasari (2013:6-7) mengemukakan orang-


orang yang menerapkan prinsip-prinsip manajemen waktu, dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Mengetahui tujuan hidup: membuat prioritas berdasarkan tujuan.
b. Menghindari melakukan hal-hal yang mendesak: dengan mengidentifikasi
hal-hal yang lebih penting.
c. Membuat jadwal untuk mencapai hasil: dengan membuat perencanaan dan
penjadwalan agar dapat diselesaikan tepat waktu.
d. Mampu melakukan pekerjaan dengan terorganisir: dengan mengatur segala
sesuatu sehingga memudahkan dalam bekerja.
e. Mampu menyaring informasi dari luar: dengan mengambil informasi yang
dibutuhkan.
f. Mampu mengelola stres: mengetahui cara mengantisipasi situasi yang
dapat menimbulkan stres.

2.1.4 Ciri-ciri Belajar Efektif :

 Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change of


behavior). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari
tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dan lain sebagainya. Tanpa
pengamatan dari tingkah laku hasil belajar orang tidak dapat mengetahui
ada tidaknya hasil belajar. Karena perubahan hasil belajar hendaknya
dinyatakan dalam bentuk yang dapat diamati.
 Perubahan perilaku relative permanent, ini diartikan bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap
atau tidak berubah-ubah, akan tetapi dilain pihak tingkahlaku tersebut tidak
akan terpancang seumur hidup.
 Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan tingkah laku tersebut bersifat
potensial. Artinya hasil belajar tidak serta merta langsung dapat dilihat
setelah belajar melainkan setelah proses dan kegiatan belajar selesai.
 Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.Artinya
belajar itu harus dilakukan secara aktif, sengaja, terencana, bukan karena
peristiwa yang insidental.
 Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat penguatan. Sesuatu yang memperkuat memberikan semangat
atau dorongan untuk mengubah tingkah laku (Khairani, 2013).

2.1.5 Fungsi-fungsiManajemen Waktu


Manajemenwaktumemilikibeberapafungsiuntukpengelolaanwaktuagarme
njadilebihefektifdanefisien.Halituberdasarkanpada Dewi (2011:9-
11)fungsi-fungsimanajemenwaktuberikut:
1. Perencanaan Waktu

Perencanaandiartikansebagaisuatuprosesuntukmenentukantujuan
dansasaranyangingindicapaidenganmengambillangkah-
langkahyangtepatdalammencapaitujuanyangtelahditetapkan.Dalamartianin
iperencanaanwaktumerupakanpenentuanwaktuyangtepatagarsesuaidantep
atdengantujuanyangdirencanakanberkaitandenganwaktu,makarencaname
mbuatjadwalbisaharian,mingguan,danbulanan.Rencanadibuatdenganmenit
ikberatkanprioritaskerjaseseorang.

Ciri-ciriperencanaanwaktu,yaitu:
a. Jelas,dalammengidentifikasipekerjaanyangdilakukan.Jadwalkegiatanharus
didistribusikansecaraharian,mingguan,danbulanansehinggaseseorangdapat
mengerjakantugas yangdiembannya.
b. Realistis,dalamartiberdasarkanpemikirandalammengaturjadwal,bilaAndab
arusajamenyelesaikantugas,janganmemaksadiriuntukmenyelesaikantugasy
angselanjutnya.Jadi,jangansampaiAndaterkekangdengan jadwalyang anda
buat tersebut.
c. Fleksibel,dalamartianini,jadwalkegiatanyangtelahdibuathendaknyadapatdi
ubahsesuaidengansituasidankondisiyangterjadi
sertadapatmengantisipasiperubahanyang ada.

2. PengorganisasianWaktu

Pengorganisasiandiartikansebagaisuatuperintahuntukmengalokasikan
sumberdayasertapengaturankegiatansecaraterstrukturkepadasetiapindividu
dankelompokagarsesuaidenganrencanayangtelahditetapkan.Dalamhalinipe
ngorganisasianwaktuadalahkegiatanmengidentifikasi,mengelompokkan,m
enganalisiskegiatandanmengelolawaktuyangdibutuhkan untuk
menyelesaikanpekerjaan
tersebut.Beberapahal yangharusdiperhatikan dalammengorganisasikan
waktuyangdimiliki,yaitu:

1. Membuatdaftar kerjayangdilakukan.
2. Menetapkanwaktuyangdibutuhkanuntukmenyelesaikanpekerjaantersebut.
3. Mengatur jumlahyangterlibat dalamtugas tersebut.
4. Menetapkan/menentukanskalaprioritaspadakegiatanpentingdanmendesak,j
ugaterhadapkegiatanyangtidakmendesakataudapatditunda.Tipsmenetapka
n/menentukanskalaprioritasantaralain:
a. Mengetahuipekerjaan
b. Berkonsentrasipadakekuatan.PelajariapayangmenjadiSWOTdirikalian:Str
engths/Kekuatan,Weakness/Kelemahan,Opportunities/Kesempatan,Threat
s/Ancaman.
c. Mengaturaktivitasberdasarkanskalaprioritas,
Bab III
Pembahasan

Untuk meningkatkan efektivitas belajar setidaknya ada dua langkah yang


harus diperhatikan yakni mengenali diri sendiri (faktor internal) dan
melaksanakan teknik pencapaian tujuan belajar (faktor eksternal).
1. Faktor internal
Faktor internal merupakan langkah yang berasal dari dalam diri kita
sendiri, faktor internal terdiri atas psikis dan fisik.
a. Faktor psikis
Faktor psikis sendiri terbagi menjadi faktor intelektual dan non
intelaktual. Faktor yang termasuk faktor intelektual yaitu kecerdasan atau
intelegensi umum dan bakat yang dimiliki seseorang, orang yang memiliki
kemampuan intelegensi ini jika disertai dengan usaha dapat membantu
mencapai tujuan dalam belajar ketimbang dengan seseorang yang
memiliki intelegensi yang lebih rendah, seseorang yang memiliki
kecerdasan intelektual biasanya lebih menonjol di bidang akademik.
Berbeda dengan seseorang yang memiliki kecerdasan intelegensi, orang
yang memiliki bakat akan berhasil dalam mencapai tujuan belajarnya apa
bila seseorang tersebut memang belajar selain itu seseorang dengan bakat
seperti ini akan tampak menonjol pada suatu bidang studi non-akademik
tertentu misalnya melukis, bermain musik, menyanyi ataupun olahraga.
Faktor non intelektual diantaranya yaitu minat, motivasi, kebutuhan,
ambisi, gaya belajar dan kebiasaan belajar. Seseorang yang memiliki
minat dalam belajar maka akan lebih bersemangat dalam usaha mencapai
prestasi terbaik. Seseorang yang kebutuhannya telah terpenuhi akan
belajar lebih baik daripada seseorang yang belum bisa memenuhi
kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dibagi menjadi beberapa
seperti sebagai berikut :
 Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan yang paling utama karena jika
tidak terpenuhi dapat mempengaruhi kondisi dan konsenterasi belajar.
Contohnya seperti makan, minum, kesehatan, dll.
 Kebutuhan keamanan, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka akan membuat
ketidakseimbangan emosi mental seseorang karena merasa tidak aman,
merasa takut gagal dan kecewa, sehingga dapat mengganggu konsentrasi
belajar seseorang.
 Kebutuhan sosial dan kebutuhan harga diri , merupakan keinginan untuk
mendapat pengakuan dari lingkungan, kebutuhan akan menerima dan
memberi rasa cinta dalam kelompok. Salah satu cara agar kebutuhan ini dapat
terpenuhi yaitu dengan belajar dan bersosialisasi dengan orang lain.
 Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan dalam mengembangkan
potensi diri secara maksimal.
Selain minat, ambisi atau cita-cita seseorang juga turut berperan
penting dalam mendukung seseorang dalam mencapai tujuan belajar,
karena dengan ambisi seseorang memiliki alasan kuat dalam usaha
belajarnya. Gaya belajar seseorang yang bermacam-macam pun manjadi
bagian penting yang dapat menentukan keberhasilan belajar seseorang,
karena setiap orang memiliki gaya belajarnya masing-masing sehingga
apabila seseorang salah dalam memilih gaya belajar maka bisa saja
upayanya dalam belajar menjadi sia-sia dan tidak optimal. Gaya belajar
misalnya visual (lebih dominan menggunakan indera pengelihatannya
dalam belajar, misalnya belajar melalui video, gambar-gambar, dan
catatan dengan tulisan yang berwarna-warni), gaya belajar auditif (lebih
menggunakan fungsi pendengaran, misalnya mendengarkan orang yang
sedang menjelaskan, melalui musik, atau membaca dengan suara yang
keras), gaya belajar kinestetik (lebih sering belajar dengan menggerakkan
anggota tubuh, misalnya belajar sambil menggerakkan pena dengan
tangan, belajar sambil berjalan mondar-mandir), dan gaya belajar taktil
(yaitu gaya belajar dengan menunjuk-nunjuk materi yang sedang
dipelajari). Seseorang dengan kebiasaan belajar tertentu akan kesulitan
bila harus mengubah kebisaan belajarnya tersebut, namun kebiasaan yang
perlu diubah itu adalah kebiasaan yang akan mengganggu atau
menghambat proses belajar seseorang sedangkan apabila kebiasaan
tersebut tidak mengganggu proses belajar orang tersebut maka kebiasaan
tersebut tidak perlu diubah, misalnya kebiasaan belajar sambil tidur karena
dapat merusak indera pengelihatan. Keadaan emosi seseorang dapat sangat
menghambat proses dan pencapaian belajar seseorang, karena orang
tersebut akan menghambat pemusatan konsentrasi seseorang dalam belajar
sehingga akan menjadi tidak efektif, oleh karena itu jangan memaksakan
diri untuk mempelajari hal yang rumit bila emosi sedang tidak stabil atau
sedang stress.
b. Faktor Fisik
Yang termasuk faktor fisik yaitu kesehatan dan kesempurnaan
tubuh, karena dengan keadaan sehat dan fit maka seseorang akan lebih
maksimal dalam belajar, misalnya seseorang yang kesehatannya fit maka
akan bisa belajar lebih lama dan lebih mudah dalam menyerap materi
pembelajaran dibandingkan dengan orang yang kesehatannya sedang tidak
fit atau sakit karena orang yang sakit tidak mampu belajar lebih lama dan
tidak bisa menyerap materi secara optimal karena orang yang sakit tidak
akan fokus pada pembelajaran karena akan terbagi dengan rasa sakit yang
sedang dia rasakan.

2. Faktor Eksternal
Yang termasuk dalam faktor eksternal yaitu lingkungan sosial yang
didalamnya ada sikap keluarga yang ikut serta dalam mendorong keberhasilan
belajar seseorang yang dapat berupa perhatian orang tua terhadap kemajuan
belajar anak, keadaan ekonomi keluarga yang dapat mendukung keberhasilan
belajar melalui fasilitas pendidikan yang didapat anak, selain itu keadaan ekonomi
pun dapat menurunkan kualitas kesehatan seseorang karena kebutuhan gizinya
tidak terpenuhi. Hubungan antar anggota keluarga, hubungan antara anak dan
orang tua yang harmonis akan memberi dampak positif mental seorang anak
sehingga akan lebih semangat dalam belajar karena mendapat dukungan dari
orangtua. Kualitas pengajar juga mempengaruhi capaian belajar seseorang, karena
pengajar akan mampu memberi motivasi belajar dan kompeten dari segi
keilmuan. Masyarakat dan teman bergaul juga sangat berpengaruh besar dalam
keberhasilan seseorang, karena sebagian besar waktu seseorang lebih banyak
dihabiskan dengan masyarakat dilingkungannya sehingga jika seseorang banyak
bergaul dengan teman yang rajin belajar dan memiliki prestasi yang baik maka
kita akan ikut termotivasi untuk rajin belajar begitu pula dalam lingkungan
masyarakat jika kita tinggal di lingkungan masyarakat yang menerapkan
lingkungan yang kondusif untuk belajar maka kita akan lebih konsetrasi dalam
belajar, contohnya lingkungan perumahan yang menerapkan waktu belajar malam
mulai pukul 21.00-22.00.
Kondisi eksternal lainnya yaitu dilihat dari lingkungan fisik misalnya
suasana rumah, kondisi tempat belajar, sarana pelajaran, dan waktu sekolah.
Suasana rumah yang tenang dapat membantu dalam konsentrasi belajar, selain itu
kondisi rumah yang bersih, rapi dan nyaman dapat mendukung seseorang dalam
membangun suasana belajar. Kondisi tempat belajar, ruang belajar yang sesuai
baik dari segi ukuran/kapasitas, tata ruang,ventilasi udara yang baik, dan
penerangan yang cukup dapat membuat seseorang lebih senang belajar. Sarana
pembelajaran, kelengkapan sarana dapat mendukung untuk mencapai tujuan
belajar.

B. Melaksanakan Teknik Pencapaian Tujuan Belajar


Jika seseorang sudah memahami dirinya maka dia pun tahu tentang
pencapaian belajar yang sudah dia lakukan, sehingga pencapaian tujuan
belajarnya berlangsung efektif.
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan belajar
sebagai berikut :
 Menyiapkan tiap materi yang harus dipelajari
Untuk memperoleh belajar yang efektif, seseorang harus menyiapkan materi
yang akan dipelajari dengan begitu akan membantu menyelesaikan tugas-tugas
belajar. Misalnya, tugas mana yang harus di kerjakan terlebih dahulu, mencicil
materi-materi untuk ujian, ataupun materi yang akan dipelajari
 Mengagendakan aktivitas
Ingatan manusia sangat terbatas, sehingga perlu adanya agenda untuk
memudahkan dalam mengingat aktivitas demi mengefesienkan waktu. Dengan
adanya agenda dapat membagi waktu antara mempelajari materi, mengerjakan
tugas, serta kegiatan lain.
 Segera memulai dan tidak menunda-nunda
Dengan tidak menunda-nunda maka pekerjaan/pembelajaran dapat
terselesaikan tepat waktu. Terkadang kita enggan untuk langsung mengerjakan
sesuatu, kalau kita timbulkan niat untuk segera memulai, apapun hasilnya, jika
sudah memulai kita akan terpacu untuk menyelesaikannya.
 Membuat rangkuman
Rangkuman yang dibuat sesuai dengan bahasa sendiri akan mempermudah kita
untuk mengingat materi yang sudah kita tulis, menggunakan kata-kata/istilah
mampu membantu kita untuk mengingat materi tertentu.
 Mengerjakan latihan soal
Dengan mengerjakan soal, dapat membantu kita untuk melatih ingatan dan
mengasah kemampuan kita sejauh mana mengerti tentang materi tersebut,
dengan mengerjakan latihan soal juga dapat membuat kita mudah mengingat
materi-materi yang baru dipelajari.
BAB IV

Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian diatas mengenai Mengelola Waktu Belajar Yang Efektif,
penulis dapat menyimpulkan beberpa hal sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan efektivitas belajar setidaknya ada dua langkah yang


harus diperhatikan yakni mengenali diri sendiri (faktor internal) dan
melaksanakan teknik pencapaian dan tujuan belajar (faktor eksternal)
2. Belajar yang efektif adalah belajar yang memiliki capaian pembelajaran
optimal, tujuan pembelajaran tercapai.
3. Minat, ambisi atau cita-cita seseorang juga turut berperan penting dalam
mendukung seseorang dalam mencapai tujuan belajar, karena dengan
ambisi seseorang memiliki alasan kuat dalam usaha belajarnya.
4. cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan belajar sebagai
berikut Menyiapkan tiap materi yang harus dipelajari, Mengagendakan
aktivitas, Segera memulai dan tidak menunda-nunda, Membuat
rangkuman, Mengerjakan latihan soal.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1. http://dilihatya.com/3209/pengertian-efisiensi-menurut-para-ahli-adalah

2. http://repository.uin-suska.ac.id/7002/4/BAB%20III.pdf

3.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/54386/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=1B467F024DDFA6A6FBF6A7D4E933A3F0?sequence=5

Anda mungkin juga menyukai