Anda di halaman 1dari 5

Menurut Aprilia (2016) manajemen waktu adalah sebuah proses dari perencanaan dan

aktivitas yang dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktifitas. Dalam manajemen
waktu seseorang memerlukan teknik dalam menggunakan waktu secara efektif dan efisien untuk
melakukan tindakan sesuatu yang mengarah pada pencapaian tujuan Britton dan Tesser (1991)..
Seseorang yang memiliki manajemen waktu yang baik dapat memilih kegiatan berdasarkan pada
tingkat kebutuhan, sehingga rutinitas kinerja yang dilakukan dapat menjadi lebih produktif dan
sesuai tujuan yang diinginkan. Mengelola waktu dengan baik juga akan memberikan dampak
baik bagi kehidupan sehari-hari seperti dapat menentukan skala prioritas ketika bekerja, sehingga
keterlambatan dan kesalahan dalam bekerja dapat diminimalisir karena memiliki konsentrasi
yang dapat meningkatkan kinerja seseorang (Hellsten, 2012).

Menurut Macan (1994: 381) faktor manajemen waktu ada tiga :

1. Menetapkan tujuan dan prioritas

Aspek ini mengacu pada apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan seseorang untuk
diselesaikan dan bagaimana individu dapat menempatkan kebutuhan sesuai prioritas
tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran.

2. Teknik atau mekanika manajemen waktu


Aspek ini mengacu pada cara-cara yang digunakan dalam mengelola waktu seperti
membuat daftar, jadwal dan rencana kerja.

3. Aspek-aspek Manajemen Waktu

Menurut Atkinson (dalam Luthfiana, 2010) aspek-aspek dalam manajemen waktu mencakup
adanya usaha untuk:

1. Menetapkan tujuan
Bagian utama dari pengelolaan waktu adalah menetapkan tujuan dari hal-hal yang ingin
dicapai atau yang akan dikerjakan. Keenan (1995) mengatakan bahwa dengan
menetapkan tujuan dapat membantu individu untuk memfokuskan perhatian ke arah
tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan merencanakan sesuatu yang harus
dikerjakan dalam batasan waktu yang tersedia sehingga dapat mencapai target yang
diinginkan.
2. Menyusun prioritas
Sebelum mengerjakan sesuatu, perlu disusun terlebih dahulu urutan prioritas yang akan
dilakukan. Hal tersebut dikarenakan waktu yang tersedia terbatas dan tidak semua
pekerjaan memiliki nilai kepentingan yang sama. Urutan prioritas dibuat berdasarkan
peringkat, yaitu dari prioritas yang tertinggi sampai dengan prioritas yang
terendah.Urutan prioritas dibuat dengan mempertimbangkan hal-hal mana yang dirasakan
penting, mendesak, dan seharusnya dikerjakan terlebih dahulu sehingga target dapat
tercapai sesuai dengan keinginan dalam batas waktu yang ditentukan. Menurut Atkinson
(1990), dalam menyusun prioritas dibutuhkan ketelitian tinggi dan kemampuan
menyusun strategi agar hasil pokok dan penggunaan waktu dapat tercapai secara
maksimal.
3. Menyusun jadwal
Jadwal adalah daftar kegiatan yang akan dilakukan beserta urutan waktu dalam suatu
periode tertentu. Kegiatan dalam menyusun jadwal tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu
kegiatan yang bersifat rutin dan kegiatan yang bersifat sementara.Menurut Taylor (1990)
fungsi dari pembuatan jadwal adalah agar individu dapat menghindari bentrokan
kegiatan, menghindari kealpaan, dan mengurangi ketergesaan.

4. Bersikap asertif
Bersikap asertif dapat didefinisikan sebagai ekspresi yang bertanggung jawab dari
perasaan dan pikiran seseorang terhadap orang tertentu pada waktu yang tepat (Orr,
dalam Haynes 1994). Lebih lanjut Atkinson (1990) menjelaskan bahwa sikap asertif
dapat diartikan sebagai suatu sikap tegas untuk berkata, “Tidak!” atau menolak suatu
permintaan maupun tugas dari orang lain dengan cara yang positiftanpa harus merasa
bersalah atau menjadi agresif. Bersikap tegas dalam hal ini merupakan strategi yang
diterapkan guna menghindari pelanggaran hak dan memastikan bahwa orang laintidak
mengurangi efektifitas penggunaan waktu. Dalam bersikap asertif tetap dibutuhkan suatu
pertimbangan yang matang dari segi konsekuensi atau besar kecilnya dampak positif dan
negatif yang akan diterima oleh individu.
5. Menghindari penundaan
Penundaan dalam melaksanakan tugas dapat menyebabkan ketidakberhasilan dalam
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, kemudian merusak jadwal kegiatan yang
telah disusun dan mengganggu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa hal
untuk menghindari penundaan adalah menetapkan apa saja pekerjaan yang lebih utama
yang harus dikerjakan, kejelasan sasaran yang ingin dicapai, meningkatkan motivasi diri,
adanya rasa percaya diri, dan disiplin dalam mengerjakan tugas (Atkinson, 1990).

6. Meminimumkan waktu yang terbuang


Pemborosan waktu mencakup segala kegiatan yang menyita waktu dan kurang memberikan
manfaat yang maksimal. Hal tersebut sering menjadi penghalang bagi individu untuk mencapai
keberhasilannya karena sering membuat individu menunda melakukan kegiatan yang penting,
sumber- sumber pemborosan waktu antara lain; menonton televisi, menelepon, perjalanan pulang
pergi, melamun, menunggu, dan melayani tamu tak diundang, mengerjakan sesuatu yang
seharusnya dikerjakan orang lain. Kegiatan-kegiatan yang memboros waktu merupakan segala
bentuk kegiatan baik pasif maupun aktif yang dilakukan secara berlebihan serta diluar jadwal
dan perencanaan.Untuk dapat meminimumkan waktu yang terbuang, pertama-tama individu
perlu mengidentifikasikan sumber-sumber pemborosan waktu dan memperkirakan berapa persen
waktu dalam sehari yang terbuang untuk kemudian mengambil tindakan guna mengendalikan
kegiatan-kegiatan yang menyita waktu.

Aspek-aspek Manajemen Waktu


Menurut Atkinson (1994), manajemen waktu terdiri dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Menetapkan Tujuan 

Menetapkan tujuan dapat membantu individu untuk memfokuskan perhatian terhadap pekerjaan yang akan
dijalankan, fokus terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai serta mampu merencanakan suatu
pekerjaan dalam batasan waktu yang disediakan.

b. Menyusun Prioritas 

Menyusun prioritas perlu dilakukan mengingat waktu yang tersedia terbatas dan tidak semua pekerjaan
memiliki nilai kepentingan yang sama. Urutan prioritas dibuat berdasarkan peringkat, yaitu dari prioritas
terendah hingga pada prioritas tertinggi. Urutan prioritas ini dibuat dengan mempertimbangkan hal mana yang
dirasa penting, mendesak, maupun vital yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

c. Menyusun Jadwal 

Aspek lainnya dalam manajemen waktu adalah membuat susunan jadwal. Jadwal merupakan daftar kegiatan
yang akan dilaksanakan beserta urutan waktu dalam periode tertentu. Fungsi pembuatan jadwal adalah
menghindari bentrokan kegiatan, menghindari kelupaan, dan mengurangi ketergesaan.

d. Bersikap Asertif 

Sikap asertif dapat diartikan sebagai sikap tegas untuk berkata "Tidak" atau menolak suatu permintaan atau
tugas dari orang lain dengan cara positif tanpa harus merasa bersalah dan menjadi agresif.

e. Bersikap Tegas 

Tegas merupakan strategi yang diterapkan guna menghindari pelanggaran hak dan memastikan bahwa orang
lain tidak mengurangi efektivitas penggunaan waktu.

f. Menghindari Penundaan 

Penundaan merupakan penangguhan suatu hal hingga terlambat dikerjakan. Penundaan dalam pelaksanaan
tugas dapat menyebabkan ketidakberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, kemudian merusak
jadwal kegiatan yang telah disusun secara apik serta mengganggu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

g. Meminimalkan Waktu yang Terbuang 


Pemborosan waktu mencakup segala kegiatan yang menyita waktu dan kurang memberikan manfaat yang
maksimal. Hal tersebut sering menjadi penghalang bagi individu untuk mencapai keberhasilannya karena
sering membuat individu menunda melakukan kegiatan yang penting.

Macan, dkk (Harun, 2012) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen waktu
yaitu:

1. Pemahaman terhadap kontrol waktu, yaitu berhubungan dengan perasaan dapat mengatur
waktu dan pengontrolan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaan waktu.
Hal tersebut berupa: kepercayaan seseorang dapat mempengaruhi penggunaan waktu dan
bagaimana seseorang mempersepsikan waktu itu sendiri
2. Menetapkan tujuan dan prioritas, yaitu apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan
seseorang untuk diselesaikan dan bagaimana individu dapat menetapkan kebutuhan sesuai
prioritas tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Hal tersebut berupa: menentukan
tujuan dan memprioritaskan tujuan secara objektif.
3. Mekanisme manajemen waktu, yaitu cara-cara yang digunakan dalam mengatur waktu
seperti membuat daftar, jadwal dan rencana kerja. Hal tersebut berupa: perencanaan dan
pembuatan jadwal.
4. Kecenderungan untuk terorganisasi, berhubungan dengan memperbaiki, mengubah dan
mengatur lingkungan dalam menyelesaikan tugas. Hal tersebut berupa: kemampuan untuk
mengorganisasikan pekerjaan dan lingkungan kerja.

3. Terorganisasi
Kecenderungan kerja seseorang dihubungkan dengan cara bagaimana mengatur
lingkungan kerja disekitarnya. Pengaturan menyebabkan kejelasan pikiran dan
keteraturan, dengan demikian individu tidak memboroskan waktu untuk mencari barang-
barang yang tercecer.

Jurnal Manajemen Waktu Ditinjau dari Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja oleh
Kathie Permatasari K. (2008)

Dalam manajemen waktu Islam mengajarkan adanya skala prioritas (fiqh al-awlawiyyah).

Aprilia, A. D. (2016). Hubungan antara manajemen waktu dengan performansi kerja pada mahasiswa
yang bekerja di PT. X Yogyakarta. S k r i p s i . Fa k u lt a s P s ik o lo g i U nive r s it a s S a nat a D har ma .
Retrieved from https://repository. usd.ac.id/7389/2/109114050_full.pdf
Britton, B. K., & Tesser, A. (1991). Effe ct s o f t ime - ma nage me nt practices on college
Grades. Journal of Educational Psychology, 83(3), 405-410. doi: 10.1037/0022-0663.83. 3.405

Hellsten, L. M. (2012). What Do We Know About Time Management? A Review of the


Literature and a Psychometric Critique of Instruments Assessing Time Management. In T.
Stoilov (Ed.). Time Management. (pp. 1-28). IntechOpen. Retrieved from:
https://www.intechopen.com/ books/time-management/what-dowe-know-about-time-
management-areview-of-the-literature-and-apsychometric-critique-of-inst

Macan, Therese Hoff. 1994. Time Management: Test of a Process Model. Journal

of Applied Psychology. Vol. 79. No. 3, 381-391.

Atkinson. 1994. Manajemen Waktu yang Efektif. Jakarta: Binarupa Aksara.

Hofer, M., dkk. 2007. Individual Values, Motivational Conflicts, and Learning For School.
Journal Learning and Instruction. Elsevier Ltd. Vol. 17 (17-28)

Anda mungkin juga menyukai