0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
567 tayangan17 halaman
Manajemen waktu merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Seorang pemimpin tentu saja memerlukan manajemen waktu yang efektif demi kelancaran organisasi yang ia pimpin.
Manajemen waktu merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Seorang pemimpin tentu saja memerlukan manajemen waktu yang efektif demi kelancaran organisasi yang ia pimpin.
Manajemen waktu merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Seorang pemimpin tentu saja memerlukan manajemen waktu yang efektif demi kelancaran organisasi yang ia pimpin.
Secara umum, manajemen waktu (time management) adalah suatu perencanaan dalam rangka mengorganisir, menggerakkan, dan mengawasi produktivitas waktu. Waktu merupakan salah satu sumber daya yang harus dikelola dengan baik agar individu atau organisasi bisa mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan manajemen waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Sementara itu, efisien mengandung dua makna, yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan waktu yang ada. Jika kita pisahkan menurut kata penyusunnya yaitu manajemen berasal dari kata manage (=mengatur atau mengelola), dan waktu (=siang dan malam yang tersusun dari satuan waktu detik, menit, dan jam, hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya.) Maka, dapat disimpulkan bahwa manajemen Waktu adalah usaha untuk memanfaatkan setiap bagian dari waktu untuk dilakukan aktivitas tertentu yang mana telah ditentukan target dalam jangka waktu tertentu suatu aktivitas atau pekerjaan harus sudah diselesaikan. Manajemen waktu yang baik adalah dengan membuat data aktivitas atau pekerjaan dan menentukan skala prioritas dari setiap pekerjaan tersebut. Di sini perlu kita tahu bahwa setiap pekerjaan pastilah penting namun dari daftar pekerjaan penting itu ada yang lebih penting yaitu pekerjaan yang mendesak atau genting dan biasanya berhubungan dengan deadline. Letakkanlah aktivitas yang genting pada daftar yang paling atas untuk segera dikerjakan baru diikuti dengan daftar urutan pekerjaan lain yang kurang prioritasnya. Manajemen waktu dapat juga diartikan sebagai suatu metode atau cara untuk memanfaatkan dan mengatur setiap bagian waktu dalam mengerjakan aktivitas yang sudah direncanakan dan harus diselesaikan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. II. Filosofi Manajemen Waktu 1. Filasafat idealisme Suatu keadaan yang amat sempurna yang menjadi pola dari segala sesuatu yang kita dapati didunia ini, filsafat ini diterapkan dalam manajemen marxis dan codetermination yang popular di negara sosialis, Jerman dan Skandinavia. 2. Filsafat realisme Dunia ini dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya adalah kenyataan yang tidak dapat dibantah, filsafat ini beriringan dengan revolusi industri Inggris yang disusun Frederick W. taylor. 3. Filsafat neo-thomisme Kenyataan itu rasio, keadaan, dan Tuhan sedangkan kebenaran adalah intuisi, segala sesuatu yang masuk akal dan yang diwahyukan Tuhan banyak dipraktikan oleh manajemen katolik yang merujuk pada bible. 4. Filsafat pragmatism Pengalaman dan segala sesuatu yang dapat dialami oleh manusia, keberanaran dapat dilihat dari pendapat umum yang banyak merujuk pada manajemen yang berlaku umum melalui opini publik. 5. Filsafat eksistensialisme Kenyataan adalah eksistensi atau keadaan yang menyerupai itu, kebenaran adalah pendapat yang sejalan dengan pandangan pribadi seseorang, peran manusia menjadi perhatian utama.
III. Praktik Manajemen Waktu
Odiorne membagi praktek manajemen dengan beberapa tahapan : 1. Manajemen memaksa (1920-an dan 1930-an) 2. Manajemen mementingkan hubungan kemanusiaan (1940-an) 3. Manajemen menggunakan tekanan (1950-an) 4. Manajemen menurut keadaan (1960-an) IV. Manfaat Manajemen Waktu Dalam organisasi: 1. Membantu individu atau organisasi dalam menentukan prioritas. Misalnya menentukan tingkat urgensi melakukan sebuah aktivitas. 2. Membantu mengurangi kecenderungan untuk menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan. 3. Dapat membantu untuk mencegah terjadinya bentrok waktu dalam mengerjakan dua atau lebih pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. 4. Membantu proses evaluasi terhadap hasil pekerjaan individu atau organisasi. Dalam kehidupan pribadi 1. Kemampuan individu dalam mencapai produktivitas dan efisiensi yang lebih besar 2. Memiliki reputasi professional yang lebih baik 3. Terhindar dari tekanan atau stress akan berkurang 4. Membantu meningkatkan peluang dalam mencapai kesuksesan 5. Memiliki keseimbangan dalam kehidupan pribadi dan 6. kesempatan karir yang lebih baik
V. Pentingnya Manajemen Waktu
Sebuah sistem manajemen waktu yang sesuai dengan kebutuhan, dapat membantu kita menyelesaikan pekerjaan dalam waktu singkat. Apapun prioritasnya, mempelajari cara mengatur hidup dan belajar akan membantu kita mencapai tujuan hidup kita. Maka dari itu, sistem manajemen waktu yang efektif dapat: 1. Membantu kita membuat prioritas. 2. Mengurangi kecenderungan untuk menunda. 3. Membantu kita menghindari “tabrakan waktu”. 4. Memberi kita kebebasan dan kendali. 5. Membantu kita menghindari perasaan bersalah. 6. Membantu mengevaluasi kemajuan kita. VI. Efek-efek Manajemen Waktu Orr dan Traccy menjelaskan efek-efek dalam manajemen waktu yaitu: 1. Dapat meningkatkan keteraturan hidup, percaya diri dan disiplin. 2. Meningkatkan kualitas kehidupan diluar jam kerja. 3. Meningkatkan penghasilan pada tiap individu. 4. Meningkatkan kepuasan kerja pada individu. 5. Mengurangi kesalahan yang dibuat dalam pekerjaan. 6. Mengurangi jumlah krisis yang dihadapi individu. 7. Menurunnya tingkat stress individu. 8. Dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dan diperoleh prestasi kerja yang baik. 9. Dapat meningkatkan kecepatan kerja. 10.Meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja.
VII. Aspek-aspek Manajemen Waktu
Menurut Atkinson, aspek-aspek dalam manejemen waktu mencakup hal-hal berikut: 1. Menetapkan Tujuan Menetapkan tujuan dapat membantu individu untuk memfokuskan perhatian terhadap pekerjaan yang akan dijalankan, fokus terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai serta mampu merencanakan suatu pekerjaan dalam batasan waktu yang disediakan. 2. Menyusun Prioritas Menyusun prioritas perlu dilakukan mengingat waktu yang tersedia terbatas dan tidak semua pekerjaan memiliki nilai kepentingan yang sama. Urutan prioritas dibuat berdasarkan pringkat, yaitu dari prioritas terendah hinnga pada prioritas tertinggi. Urutan prioritas ini dibuat dengan mempertimbangkan hal yang paling penting, mendesak, maupun vital yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Atkinson berpendapat menyusun prioritas membutuhkan ketelitian tinggi dan kemampuan menyusun strategi agar hasil pokok penggunaan waktu dapat tercapai secara maksimal. 3. Menyusun Jadwal Jadwal merupakan daftar kegiatan yang akan dilaksanakan beserta urutan waktu dalam priode tertentu. Fungsi pembuatan jadwal adalah menghindari bentrokan kegiatan, menghindari kelupaan, dan mengurangi ketergesaan. 4. Bersikap Asertif Sikap asertif dapat diartikan sebagai sikap tegas untuk menolak suatu permintaan atau tugas dari orang lain dengan cara positif tanpa harus merasa bersalah dan menjadi agresif. Bersikap tegas merupakan strategi yang diterapkan guna menghindari pelanggaran hak dan memastikan bahwa orang lain tidak mengurangi efektivitas penggunaan waktu. Dalam bersikap asertif tetap dibutuhkan pertimbangan matang dari segi konsekuensi atau besar kecilnya dampak positif dan negatif yang diterima individu. 5. Menghindari Penundaan 6. Meminimalisir Waktu yang Terbuang
I. Teknik Manajemen Waktu Secara Umum
1. Buat dan bawalah selalu jadwal, dan ingatlah seluruh kegiatan yang harus Anda lakukan selama seminggu. 2. Rencanakanlah setidaknya 50% dari waktu yang Anda miliki untuk menghasilkan hal yang produktif. 3. Rencanakanlah waktu untuk beristirahat, menarik diri dari semua kesibukan yang Anda miliki. 4. Luangkan 30 menit pertama setiap harinya untuk merencanakan hari Anda. Jangan memulai aktivitas Anda sebelum Anda selesai merencanakannya. Saat yang paling penting dalam hari Anda adalah saat dimana Anda merencanakannya. 5. Luangkan waktu selama 5 menit untuk setiap undangan dan keputusan yang harus Anda datangi dan Anda ambil. Ini akan membantu Anda memperlihatkan prioritas yang harus diutamakan, dan membuat Anda merasa bahwa waktu tidak berlalu begitu cepat. Luangkan pula 5 menit setelah aktivitas atau keputusan yang Anda ambil untuk menentukan apakah target yang Anda tentukan hari ini tercapai atau tidak. Apakah ada yang terlewat, atau tidak. 6. Jangan ragu-ragu untuk menolak interupsi dari siapapun juga saat Anda benar-benar harus mengerjakan sesuatu sampai selesai.
II. Teknik Manajemen Waktu Berdasarkan Skala Prioritas
Skala prioritas adalah tingkat-tingkat yang memiliki kriteria tertentu atas segala sesuatu yang diutamakan. Skala prioritas mendahulukan pekerjaan yang penting dan mendesak, dilanjutkan dengan pekerjaan penting dan tidak mendesak, kemudian pekerjaan yang mendesak meski belum terlalu penting, dan terakhir adalah pekerjaan yang tidak penting dan tidak mendesak. 1. Mendesak dan Penting Tipe pekerjaan penting dan mendesak harus di utamakan penyelesaiannya lebih dahulu. Tugas tersebut tidak dapat ditunda-tunda lagi. Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini merupakan hal penting dan harus dilakukan, tidak bisa ditunda pada lain waktu. Orang yang terbiasa bekerja pada kelompok ini akan cendrung stress, cepat lelah, dan berprestasi biasa-biasa saja karena semua kegiatan dilakukan secara terburu-buru. 2. Penting Tipe pekerjaan dengan prioritas ini harus disikapi dengan menjadwalkan pekerjaan dengan cermat. Jangan sampai pekerjaan penting diabaikan sehingga pekerjaan ini menjadi pekerjaan mendesak dan penting. Sebaiknya gunakan waktu produktif untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Kegiatan dalam kelompok ini mencakup kegiatan yang sudah terjadwal dengan baik, rutin. Orang yang berada dalam kelompok ini adalah mereka yang memiliki visi, mempunyai prioritas dalam hidupnya. Mereka akan melakukan perencanaan dalam mencapai visinya, menetapkan prioritas, mengerjakan hal penting terlebih dahulu dan menyelesaikan sisanya kemudian. 3. Mendesak dan Tidak Penting Pekerjaan ini terkadang datang dari orang di luar lingkungan kerja. Misalnya ketika mereka minta bantuan kepada Anda. Hal ini bisa saja mengganggu waktu produktif bekerja. Oleh karena itu tidak apa jika Anda mengabaikannya jika pekerjaan Anda saat ini merupakan pekerjaan penting dan tidak dapat ditunda. Kebiasaan bekerja pada kelompok seperti ini akan membuat seseorang menjadi kurang disiplin, prestasi rendah, tidak memiliki tujuan jelas dalam pekerjaan, karena selalu berusaha menyenangkan orang lain. 4. Tidak Mendesak dan Tidak Penting Kegiatan dalam kelompok ini merupakan kegiatan yang dilakukan secara berlebihan dan berakibat tingkat kepentingannya rendah. Contoh: menonton televisi dan tidur secara berlebihan. Orang dalam kelompok ini cenderung pemalas serta kurang bertanggung jawab. III. Teknik Manajemen Waktu Berdasarkan Delegasi Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi lebih dari sekedar memberikan orang lain tugas untuk mengerjakan sesuatu. Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam proses delegasi kekuasaan sehingga berjalan efektif, yaitu: 1. Dalam pemberian suatu delegasi kekuasaan atau tugas haruslah dibarengi dengan pemberian tanggung jawab. 2. Kekuasaan yang didelegasikan harus pada orang yang tepat baik dari segi kualifikasi maupun fisik. 3. Mendelegasikan kekuasaan pada seseorang juga harus dibarengi dengan pemberian motivasi. 4. Pimpinan yang mendelegasikan kekuasaanya harus membimbing dan mengawasi orang yang menerima delegasi tersebut. IV. Teknik Manajemen Waktu Berdasarkan Asertif Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain. Perilaku asertif tidak dilatarbelakangi maksud-maksud tertentu, seperti untuk memanipulasi, memanfaatkan, memperdaya atau pun mencari keuntungan dari pihak lain. Beberapa ciri lain sikap asertif adalah: a. Mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan dirinya, baik secara verbal maupun non verbal secara bebas, tanpa perasaan takut, cemas, dan khawatir. b. Mampu menyatakan “tidak” pada hal-hal yang memang dianggap tidak sesuai dengan kata hati atau nuraninya atau yang dianggap tidak masuk akal, berbahaya, negatif, tidak diinginkan, atau dapat merugikan orang lain. c. Mampu untuk berkomunikasi secara terbuka, langsung, jujur, terus terang sebagaimana mestinya d. Mampu menyatakan perasaannya secara jelas, tegas, jujur, apa adanya, dan sopan. e. Mampu untuk meminta tolong pada orang lain pada saat membutuhkan pertolongan. f. Mampu mengekspresikan kemarahan, ketidak setujuan, perbedaan pandangan secara proporsional. g. Tidak mudah tersingung, sensitif, dan emosional. h. Terbuka untuk ruang kritik. i. Mudah berkomunikasi, hangat, dan menjalin hubungan sosial dengan baik. j. Mampu memberikan pandangan secara terbuka terhadap hal-hal yang tidak sepaham. k. Mampu meminta bantuan, pendapat, atau pandanganngan orang lain ketika sedang menghadapi masalah. Teknik manajemen asertif yang berguna dalam menanggapi situasi yang cenderung menjadi konflik. 1. Memberikan Umpan Balik Merespon perilaku ornag lain dapat membantu menghindari kesalahpahaman dan menyelesaikan konflik. Ketika kita memilih untuk menyampaikan umpan balik negatif kepada orang lain, gunakan teknik komunikasi yang tidak terkesan mengancam. Kriteria untuk umpan balik yang bermanfaat adalah sebagai berikut: 2. Meminta Umpan Balik dari Orang Lain Meminta umpan balik dari orang lain juga diperlukan guna meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal; kemampuan untuk mendengar kritik atau saran tanpa sikap defensif atau marah, mengakui ketika kita berbuat kesalahan, dan mendorong orang lain untuk memberikan umpan balik kepada kita. Mereka juga membantu kita untuk mengidentifikasi bidang-bidang pada praktik profesional kita yang mungkin perlu perbaikan dan membantu meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan orang lain. 3. Menentukan Batasan Bertindak asertif dalam menentukan batasan berarti bertanggung jawab atas keputusan yang diambil, bagaimana menghabiskan sumber daya pribadi tanpa merasa marah kepada orang lain yang mengajukan permintaan tersebut. Ketika menghadapi sebuah permintaan, langkah pertama adalah menentukan seberapa jauh kita mau memenuhi permintaan tersebut. Jika perlu waktu untuk mengambil keputusan, menunda keputusan adalah tindakan yang tepat asalkan kita kembali ke orang tersebut dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. 4. Membuat Permintaan Meminta sesuatu yang diinginkan dari orang lain secara langsung juga diperlukan pada hubungan yang sehat. Jika kita berada pada posisi manajemen, menyatakan keinginannya dengan jelas dari orang lain adalah suatu bagian penting untuk mencapai tujuan organisasi. Pada hubungan yang sederajat, membuat permintaan seperti meminta pertolongan, adalah suatu bagian penting dari komunikasi yang jujur. Kita harus percaya bahwa orang lain akan meresponnya secara asertif. 5. Berlaku Persisten Salah satu aspek penting dalam perilaku asertif adalah persisten untuk menjamin bahwa hak-hak anda dihargai. Sering ketika kita telah menentukan batasan atau telah berkata “tidak”, lalu orang-orang disekitar kita akan membujuk untuk mengubah pikiran. Jika kita mengulangi pernyataan keputusan itu dengan santai, kita telah bertindak asertif tanpa menjadi agresif dan tanpa menyerah. 6. Membingkai Kembali Menurut Kaufman, bingkai adalah jalan pintas kognitif yang digunakan orang untuk membuat suatu informasi yang kompleks menjadi masuk akal. Teknik pembingkaian kembali juga termasuk: Membangun komunikasi yang efektif untuk suatu kelompok tujuan yang terbatas. Menguji validitas perspektif orang lain. Menentukan kesamaan tujuan. Mengenali kesempatan untuk mencari solusi-solusi yang belum dipikirkan lebih mendalam. Mengenali perbedaan yang tidak bisa dijembatani dan pada saat yang bersamaan mencari tindakan yang masih bisa diambil untuk mengurangi konflik. 7. Mengabaikan Provokasi Konflik interpersonal dapat memunculkan berbagai metode untuk “menang” dengan cara menghina atau mengintimidasi orang lain. Konflik interpersonal antara profesional di bidang kesehatan sering ditandai dengan perebutan kekuasaan dan otonomi. Abaikan komentar yang bersifat mencela dan tetap fokus pada penyelesaian masalah dapat menjaga konflik agar tidak meningkat kearah yang dapat merusak hubungan. 8. Merespon Kritik Bagi sebagian orang, kritik benar-benar dapat membuat diri hancur. Pada beberapa kasus kita mungkin ingin membalas dendam dengan melakukan serangan balik terhadap orang yang memberikan kritik. Cara mengatasi kritik dengan layak adalah dengan menantang kepercayaan irasional yang mendasarinya yang mengakibatkan kita takut tidak diakui oleh orang lain.
V. Mengevaluasi Penggunaa Waktu
Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya. Jadi, mengevaluasi waktu berarti kita akan mengevaluasi hal-hal yang telah dan kelak akan dilakukan. Untuk mengenali bagaimana cara memanfaatkan waktu dalam sehari, maka kita dapat mengevaluasi kegiatan dengan bertanya kepada diri sendiri, antara lain: 1. Berapa jam yang digunakan untuk melakukan perencanaan? 2. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk bekerja optimal? 3. Berapa jam yang digunakan untuk belajar? 4. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk perjalanan menuju tempat bekerja dan pulang kembali ke rumah? 5. Berapa jam yang digunakan untuk beristirahat, berolahraga, dan bersantai? 6. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk keluarga? 7. Dan berapa jam yang digunakan untuk masyarakat sekitar? Dengan melakukan evaluasi manajemen waktu, maka kita dapat mengenali bagaimana penggunaan waktu dalam sehari sehingga dapat menemukan hal-hal mana saja yang menurut kita berlebihan porsi waktunya dan mana yang kekurangan porsinya.
VI. Mengelola Waktu Secara Produktif
1. Strategi Untuk menyusun Jadwal Selanjutnya dalam memudahkan kita mengambil langkah perlangkahnya untuk manajemen waktu ini, tentunya kita memerlukan strategi dalam menyusun jadwal agar lebih efektif. Berikut adalah strategi yang dapat kita pakai dalam menyusun jadwal mingguan. a. Buat daftar kegiatan yang hendak dikerjakan Tuliskan aktivitas tetap Tambahkan waktu belajar tetap Tambahkan waktu belajar fleksibel Tambahkan waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan pribadi Tambahkan waktu untuk rileks b. Buat skala prioritas dari setiap kegiatan Untuk mengoptimalkan penggunaan waktu, kita perlu membuat skala prioritas dari seluruh kegiatan yang harus kita lakukan. Setelah semua kegiatan didaftarkan, golongkan mereka berdasarkan skala prioritas. Tidak ada kata benar atau salah dalam menggolongkannya karena memang setiap individu memiliki prioritas yang berbeda dalam hidup. Yang tak kalah penting, tentu saja harus realistis. Kita tidak bisa mengikuti rasa malas dan menaruh belajar di papan bawah. Kalau mau lulus dengan baik, tentu saja kita perlu menempatkannya walau tidak harus menjadi prioritas pertama. Sekali lagi, semua tergantung diri kita masing -masing. c. Perkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tiap kegiatan Untuk kegiatan-kegiatan tertentu seperti mengerjakan tugas, ada baiknya kita memberikan waktu tambahan. Jadi, kalau kita memperkirakan tugas tersebut dapat selesai dalam waktu 2 jam, kita bisa menambahnya setengah jam. Hal ini dapat dipertimbangkan karena memang ada hal-hal tertentu yang punya kecenderungan molor waktu pengerjaannya. Terutama kegiatan yang memiliki tingkat kerumitan tinggi atau berhubungan dengan orang lain. Selain itu, kita perlu realistis dalam memperkirakan waktu pengerjaan. Misalnya saja, untuk ujian Kimia Dasar minggu ini kita hanya menyediakan waktu belajar 2 jam. Padahal bahannya saja sampai 4 bab dan kita belum pernah membacanya sama sekali. Tentu tidak realistis kalau di saat yang sama kita juga menginginkan untuk mendapat nilai A. d. Alokasikan waktu untuk tiap kegiatan Amati diri sendiri. Apakah kita tipe orang yang bisa berkonsentrasi di pagi hari ataukah tipe yang lebih suka bekerja di malam hari? Tiap orang memiliki waktu puncak produktif yang berbeda-beda. Kita harus bisa memanfaatkan sebisa mungkin waktu produktif itu untuk hal yang memang menuntut konsentrasi tinggi seperti belajar misalnya. Sedang waktu dimana kita cenderung sering melamun dapat dipakai untuk kegiatan lain misalnya saja mencuci pakaian atau membereskan kamar. e. Evaluasi penerapan jadwal Setelah selesai minggu kedua, mungkin sekali kita menemukan masih adanya selisih yang cukup besar antara pemakaian waktu yang kita rencanakan dan yang kita pantau. Penyebab perbedaan ini kemungkinan besar pada belum terbiasanya kita mengikuti rencana, cobalah untuk terus berdisiplin terhadap rencana kita. Setelah beberapa bulan boleh jadi kita merasa perlu untuk melakukan siklus pemantauan dan perencanaan waktu, kita juga dapat melakukan evaluasi untuk selanjutnya dapat menyesuaikan perencanaan waktu. Bila kita telah dapat menjadikan manajemen waktu sebagai kebiasaan, tidak hanya sekedar teknik, maka kita akan memperoleh manfaatnya pada jangka panjang, yaitu kita akan memiliki kesadaran atas pemanfaatan waktu yang efektif. f. Belajar bilang “tidak” Biasanya yang paling sulit adalah mengatakan “tidak”. Terutama pada ajakan teman. Akibatnya tak jarang waktu yang semestinya digunakan untuk belajar malah dipakai untuk berbincang-bincang atau pergi jalan-jalan tanpa direncanakan. Belajarlah untuk mengatakan “tidak” pada hal yang sekiranya akan menyita waktu kita dan kurang bermanfaat. Sediakanlah waktu khusus untuk bersosialisasi dengan teman, dan sebisa mungkin minimalkan aktivitas mendadak yang memakan jadwal waktu yang telah direncanakan.
VII. Faktor Penghambat Manajemen Waktu Efektif
1. Prokrastinasi (Menunda pekerjaan) Menulis laporan (sulit) >< membuka e-mail / data komputer (mudah) Deadline membuat frustasi dan menghambat penyelesaian tugas >< Deadline menolong menyusun rencana dan prioritas daftar yang akan dikerjakan. Bekerja baik dibawah tekanan waktu >< banyak waktu diperlukan untuk menyelesaikan tugas. 2. Perfeksionis Ditumbuhkan sejak dini (sejak sekolah) Dapat mengarah ke prokrastinasi, oleh karena : takut salah dan cenderung mengerjakan tugas secara berulang-ulang 3. Tidak Mampu membuat prioritas Tidak bisa “memboboti” atau menilai pekerjaan: lama, urgensi (segera atau nanti) dan berat – ringannya pekerjaan. Tidak bisa menyusun berbagai pekerjaan secara sistematis Dapat diminimalisir dengan cara menetapkan kategori pekerjaan yaitu berdasarkan tingkat kepentingan dan urgensinya. Banyak hal yang dapat mengganggu terlaksananya kegiatan-kegiatan utama dalam proses pencapaian tujuan Anda. Beberapa hal yang perlu diwaspadai adalah: a. Zona nyaman serta zona berani b. Ketakutan menjadi penghambat c. Bangkit lagi ketika gagal d. Menaklukkan cobaan e. Tidak berani berkata TIDAK
VIII. Sumber-sumber Pemborosan Waktu
1. Menonton televisi 4. Melamun 2. Menelepon 5. Menunggu 3. Melakukan perjalanan pulang 6. Melayani tamu yang tidak pergi diundang