Anda di halaman 1dari 12

Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

SELAYANG PANDANG
IMPLIKASI ALIRAN PENDIDIKAN KLASIK
Meidawati Suswandari
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
Jl. Letjend. S. Humardani No.1 Sukoharjo
E-mail: moetis_meida@yahoo.co.id

Abstrak - Manusia adalah mahluk yang sempurna dan mengalami perubahan dan perkembangan.
Diantara teori-teori perkembangan klasik dalam pendidikan antara lain : 1) Teori Empirisme yang
dikemukakan oleh Jhon Locke. Teori ini berpendapat bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh
pengalaman, pendidikan atau lingkungan, tidak dari factor turunan orang tuanya. b) Teori Nativisme
yang dikemukakan oleh Athur Schopenhauer. Teori ini berpendapat bahwa sifat-sifat manusia
tergantung dari bawaan sejak lahir atau bawaan dari orang tuanya. c) Teori Konvergensi yang
dikemukakan oleh William Stem. Teori ini merupakan penggabungan dari teori sebelumnya, yaitu
penggabungan dari factor turunan orang tua dan pendidikan. Dengan berjalannya kehidupan manusia
yang semakin dinamis, baik pola pikir, ilmu pengetahuan serta teknologi, aliran konvergensi pada
umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang
manusia. Meskipun demikian terdapat variasi mengenai faktor-faktor mana yang paling penting
dalam menentukan tumbuh kembang dalam setiap proses pendidikan.

Kata Kunci: empirisme, nativisme, konvergensi

Abstract - Man is a creature of perfect, changes and developments every time. Among the classic
developmental theories in education are: 1) the theory advanced by Empiricism Jhon Locke. This
theory argues that human development is influenced by experience, education or the environment, not
from factor derivative of his parents. b Nativism) theory advanced by Athur Schopenhauer. This
theory argues that the nature of the man hanging from a congenital innate from birth or from his
parents. c) Convergence Theory propounded by William Stem. This theory is the merging of the
previous theories, i.e. the incorporation of the derivative factor parents and education. With the
passage of human life that is increasingly dynamic, good mindset, science and technology, the
convergence of flow at large is widely accepted as the proper view in understanding human flower
growing. However there are variations as to the factors which are most important in determining the
growing swell in every educational process.

Keywords: empiricism, nativism, convergence

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 1


Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

PENDAHULUAN stimulus dan output yang berupa respon. Teori


Ada seorang tokoh filosof China klasik belajar behavioristik ini merupakan proses
Kong Fu Che menyatakan bahwa “belajar perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya
merupakan intisari hidup, hidup manusia yang interaksi antara stimulus dengan respons yang
selalu belajarlah yang dapat meningkatkan menyebabkan siswa mempunyai pengalaman
kualitas hidup. Kita itu hidup untuk saat ini, baru. Pengalaman baru inilah yang kemudian
bermimpi untuk masa depan dan belajar untuk dalam aliran pendidikan klasik menyebutkan
kebenaran abadi”. Artinya bahwa belajar itu dirinya sebagai aliran pendidikan yang berkonsep
bukanlah harus dipandang sebagai suatu Empirisme.
kewajiban namun suatu kebutuhan, belajar Aliran empirisme mengacu pada
merupakan suatu proses yang tiada akhir, terus- psikologi behavioristik yang menyatakan bahwa
menerus, dan penuh kesadaran. Belajar itu kunci setiap individu mendapat proses pendidikan
sukses untuk menghadapi hidup dan kehidupan, karena adanya pengaruh dari luar. Pavlov juga
mati dan kematian. Belajar merupakan proses menyimpulkan bahwa hasil eksperimennya itu
perubahan yang berlangsung terus menerus juga dapat diterapkan kepada manusia untuk
sepanjang hayat tanpa mengenal usia. Sesuai belajar. Implikasi hasil eksperimen tersebut pada
dengan hadits nabi “tuntutlah ilmu sejak dari kegiatan belajar manusia adalah bahwa belajar
buaian sampai liang lahat” (H.R Bukhari) ini pada dasarnya membentuk asosiasi antara
merupakan dasar belajar merupakan suatu proses stimulus dan respons secara reflektif, proses
yang terus-menerus tiada henti atau “long life belajar akan berlangsung apabila diberi stimulus
education”. Semangat belajar, kewajiban belajar bersyarat (M.Hamid, 2002:74).
ada pada setiap diri manusia, baik untuk laki-laki Secara definisi bahwa stimulus-respons
maupun wanita, untuk yang tua ataupun yang yaitu suatu proses yang memberikan respons
muda, mulai dari lahir hingga nafas berakhir. tertentu terhadap apa yang datang dari luar
Belajar sepanjang hayatnya manusia individu. Seseorang dianggap telah belajar
yang merupakan sebuah kebutuhan, kesadaran, sesuatu jika ia mampu menunjukkan perubahan
dan adanya perubahan, mengingatkan kita pada tingkah laku dari stimulus yang diterimanya
aliran klasik pendidikan. Salahsatunya bahwa (Muhaimin dkk, 2002: 196).
manusia belajar merupakan akibat adanya Belajar dapat terjadi dengan dibentuknya
kesadaran interaksi antara stimulus dan respon. hubungan, atau ikatan, atau asosiasi, atau koneksi
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia netral yang kuat antara stimulus dan respons.
dapat menunjukkan perubahan perilakunya Untuk dapat mencapai hubungan antara stimulus
setelah adanya stimulus dan respon yang dan respons ini, perlu adanya kemampuan untuk
diberlakukan. Menurut teori behaviorisme dalam memilih respons yang tepat, serta melalui usaha-
belajar yang penting adalah input yang berupa usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 2


Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

kegagalan-kegagalan (errors) terlebih dahulu. telah diperoleh. Sementara itu analisis kritis yaitu
Tokoh dalam teori koneksi belajar ini ditularkan penafsiran pada teks dan menyikapi makna
oleh Thorndike Berdasarkan hal ini, Thorndike dibalik suatu peristiwa secara ilmiah.
mengutarakan bila bentuk paling dasar dari
belajar adalah trial and error learning atau HASIL DAN PEMBAHASAN
selecting-connecting learning dan berlangsung Mengimplikasi dari manusia yang selalu
menurut hukum-hukum tertentu (M.Z.Roziqin, mengalami proses belajar yang senantiasa
2007:14). membutuhkan stimulus kemudian baru muncul
Perubahan belajar seseorang di atas yang adanya respon, pada dasarnya jika dikaitkan
mengilhami adanya stimulus dan respon merujuk dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran
kita pada pemahaman seperti apa dan bagaimana sebagai akibatnya guru memiliki peran yang
implikasi aliran pendidikan klasik sebagai upaya dominan dalam memberikan pengaruh pada anak
menentukan pola dan proses belajar seseorang didik (siswa). Siswa dalam hal ini dianggap
dalam setiap langkah kehidupannya. sebagai individu yang tidak membawa apa-apa
dan butuh untuk disosialisasi. Pengaruhnya
METODE PENELITIAN dalam pembelajaran guru dengan siswa memiliki
Penelitian ini dilakukan melalui studi hubungan yang bersifat satu arah.
pustaka dengan mengumpulkan sejumlah buku- Berikut ini, gambaran dari interaksi
buku, makalah, jurnal, lefleat, majalah yang edukatif satu arah yang penulis kutip dalam buku
berkenaan dengan masalah pendidikan aliran Sosiologi Pendidikan Ravik Karsidi (Meidawati
klasik. Data yang diperoleh berasal dari dokumen S, 2016: 53). Jika dalam pendapat Ravik Karsidi
pribadi yang berupa bahan-bahan orang yang memberikan istilah interaksi edukatif satu arah.
mengucapan dengan kata-kata mereka sendiri Mengapa demikian? Karena guru yang pro-aktif
(Arief Furqon, 1992: 23). Sehingga dalam memberikan stimulus, dengan harapan adanya
pengumpulan data dengan mengidentifikasi respon dari siswa. Sedangkan siswa belum
wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, dianggap individu yang pro-aktif karena respon
majalah, jurnal, Koran, internet (web), ataupun yang muncul dari siswa setelah guru melakukan
informasi lainnya yang berhubungan dengan rangsangan (stimulus) terlebih dahulu. Aliran
aliran pendidikan klasik. Adapun analisis data empirisme ini mengacu pada prinsip
menggunakan analisis deskriptif, analisis isi, dan connectinisme. Guru dalam hal ini berperan
analsisis kritis. Analisis deskriptif yaitu sebagai komunikasi satu arah, menempatkan guru
mengumpulkan dan menyusun data kemudian sebagai pemberi aksi, Anak didik/siswa sebagai
dianalisis data tersebut. Analisis isi yaitu penerima aksi. Oleh sebab itu, peran guru
memanfaatkan seperangkat prosedur untuk cenderung aktif dan peran anak didik pada posisi
menarik kesimpulan dari sebuah dokumen yang pasif.

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 3


Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

Berikut ini pola interaksinya: Pola Guru bersyarat pada anjing. Anjing tersebut diberi
- Anak Didik. makanan dan diberi lampu. Pada saat diberi
Guru makanan dan lampu keluarkan respon anjing
tersebut berupa keluamya air liur. Demikian juga
jika dalam pemberikan makanan tersebut disertai
Komunikasi sebagai aksi ( satu arah) dengan bel, air liur tersebut juga keluar. Pada saat
bel atau lampu diberikan mendahului makanan,
Anak Anak Anak
anjing tersebut juga mengeluarkan air liur.
. Selanjutnya implikasi yang melekat pada Makanan yang diberikan tersebut oleh Pavlov
proses belajar dari Thorndike ini, salahsatunya disebut sebagai perangsangan yang bersyarat,
bahwa guru dan siswa saling mengkoneksi satu sementara bel atau lampu yang menyertai disebut
sama lainnya. Sebagai contoh, sebelum guru sebagai perangsang bersyarat.
dalam kelas mulai mengajar, diharapkan anak- Implikasi teori Pavlov penulis
anak disiapkan mentalnya terlebih dahulu. gambarkan misalnya pada awal tatap muka antara
Misalnya anak disuruh duduk yang rapi, tenang guru dan murid dalam kegiatan belajar mengajar.
dan sebagainya. Selain itu, guru juga Seorang guru menunjukkan sikap yang ramah
mengadakan ulangan yang teratur, bahkan dan memberi pujian terhadap murid-muridnya
dengan ulangan yang ketat atau sistem drill. Guru sehingga para murid merasa terkesan dengan
adakalanya memberikan bimbingan, pemberian sikap yang ditunjukkan gurunya.
hadiah, pujian, bahkan bila perlu hukuman Merujuk dari teori Pavlov adanya pujian
sehingga memberikan motivasi proses belajar atau penguatan verbal maupun non verbal pada
mengajar. siswa tersebut, muncul adanya pemikiran bahwa
pada diri siswa yang hanya akan bereaksi seteleh
Seperti halnya dengan Thorndike, tokoh
adanya stimulus dari guru. Disisi lain, peran guru
berikutnya Pavlov dan Watson yang menjadi
senantiasa harus memberikan penguatan
tokoh teori ini juga percaya bahwa belajar pada
(reinforcement) bagi siswanya. Hal ini ditujukan
hewan memiliki prinsip yang sama dengan
agar siswa mampu termotivasi dalam
manusia. Belajar atau pembentukan perilaku
pembelajaran. Penguatan yang dilakukan guru
perlu dibantu dengan kondisi tertentu
bisa dilaksanakan secara kondisional, artinya
(W.Sanjaya, 2006: 69). Kondisi tertentu ini
siswa diberlakukan penguatan juga dapat
diistilahkan dengan Clasiccal conditional.
dilakukan secara situasi dan kondisi pada siswa.
Sekedar mengingatkan kembali pada argument
Kondisi tersebut meliputi kondisi pada aspek
Pavlov yang berawal dari percobaan laboratoris
preventif (pencegahan) berupa anjuran dan
terhadap anjing. Dalam percobaan ini, anjing
nasihat, serta aspek koersif (sanksi/denda) berupa
diberi stimulus bersyarat sehingga terjadi reaksi
hukuman yang bersifat mendidik bagi siswa

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 4


Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

(bukan hukuman fisik). Penguatan yang bersifat demikian, guru dalam menyampaikan materi
kondisional ini merupakan prinsip dari yaitu menggunakan sistem pembelajaran modul.
pembelajaran tipe operant conditioning. Belajar empirisme juga memiliki
Skinner menganggap “reward” atau pengaruh atau dampak pada proses belajar secara
“reinforcement” sebagai faktor terpenting dalam pengamatan. Artinya, siswa mengetahui,
proses belajar. Skinner berpendapat, bahwa memahami, dan menyerap melalui obyek-obyek
tujuan psikologi adalah meramal dan mengontrol tertentu yang dilakukannya melalui pengamatan.
tingkah laku. Skinner membagi dua jenis respon Pengamatan atau observasi ini dapat berguna
dalam proses belajar, yakni: Respondens (respon mengasah skill (keterampilan) siswa dan juga
yang terjadi karena stimulus khusus misalnya dapat mengarahkan pada bentuk perilaku
Pavlov) dan Operants (respon yang terjadi karena tertentu, khususnya perilaku yang baik. Sebagai
situasi random). (Hill, 2012:98). contoh siswa, diperlihatkan sekelompok orang
Selanjutnya, Skinner membagi penguatan yang sedang mengantri di kasir, atau di POM
ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan Bensin. Tipe pembelajaran ini mengarah pada
penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan tipe observational Learning.
positif berupa hadiah, perilaku, atau Menurut Nana Sudjana (2010: 22), hasil
penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
antara lain menunda atau tidak memberi setelah menerima pengalaman belajar.
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006:
menunjukkan perilaku tidak senang. 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan
Implikasi beberapa prinsip belajar belajar ditandai dengan adanya perubahan
Skinner di atas, bahwa peran guru harus perilaku ke arah positif yang relatif permanen
menunjukan hasil belajar untuk segera pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan
diberitahukan kepada siswa dengan tujuan jika pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18)
salah dibetulkan, jika benar diberi penguatan. menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan
Penguatan dalam proses pembelajaran, tidak telah berhasil dalam belajar jika ia mampu
menggunakan hukuman. Untuk itu lingkungan menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya.
perlu diubah, untuk menghindari adanya Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari
hukuman dalam proses pembelajaran, dan yang segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya,
lebih dipentingkan aktifitas sendiri. Tingkah laku atau sikapnya terhadap suatu objek.
yang diapresiasikan oleh pendidik yaitu memberi Pengaruh berikutnya dari aliran
hadiah, dan sebaiknya hadiah diberikan dengan empirisme ini yaitu proses pembelajaran siswa
digunakannya jadwal variabel rasio dilakukan menurut tahapan atau tingkatan
reinforcerment-nya. Pembelajaran dengan pola tertentu. Tipikal pembelajaran ini disebut
Hierarchial Learning. Struktur perilaku yang

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 5


Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

hierarkikal adalah kedudukan dua perilaku yang seperti segi efisiensi dan efektivitas berupan
menunjukkan bahwa perilaku hanya dapat mengambil keputusan dan analisis alternatif.
dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain. Setiap contoh di atas dapat diteruskan
Perilaku B misalnya, hanya dapat dipelajari bila dengan menambah kotak di bawah atau di atas
siswa telah dapat melakukan perilaku A. kedua kotak yang telah ada. Untuk menunjukkan
Kedudukan A dan B disebut hierarkikal. Dalam struktur hierarkikal, kotak tambahan harus
suatu kurikulum, mata pelajaran A merupakan menunjukkan perilaku prasyaratnya (bila di
prasyarat untuk mengikuti pelajaran B, atau bawah) atau perilaku yang lebih tinggi
Kompetensi Dasar (KD) A merupakan prasyarat tingkatannya (bila di atas). Untuk menunjukkan
untuk mengikuti Kompetensi Dasar (KD) B. struktur perilaku hierarkikal yang berbeda dengan
Tanpa lulus KD A siswa tidak boleh atau tidak struktur yang lain, kedua kotak dalam setiap
mungkin langsung mengikuti KD B. kotak tadi disusun atas-bawah dan dihubungkan
Perhatikan beberapa contah perilaku di dengan garis vertikal (Atwi S, 2001: 62).
berikut: pertama kedudukan perilaku mengamati Pandangan empirisme yang
jaringan tumbuhan dan memahami sel tumbuhan. membutuhkan sikap dan peran aktifnya seorang
Adapun kegiatan pembelajaran meliputi beberapa guru/pendidik merupakan tugas dan kewajiban
aspek: pertama mengamati jaringan tumbuhan sebagai pengarah pembelajar untuk mewujudkan
seperti mengamati sel penyusun, bentuk sel siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal
penyusun, ukuran sel penyusun tidak mungkin ini berlawanan dengan aliran pendidikan ke-dua
dilakukan bila siswa belum memahami tentang yang akan penulis deskripsikan berikut ini yaitu
sel tumbuhan, kedua mengamati jaringan mengenai konsep nativisme dan naturalisme.
tumbuhan, ketiga memahami pengertian sel Pandangan aliran nativisme dan
tumbuhan. Ketiga perilaku tersebut tersusun naturalism menyatakan pendidikan sebagai
secara hierarkikal. Memahami pengertian sel bagian dari sifat pembawaan dan faktor alami
tumbuhan merupakan prasyarat untuk dapat manusia (individu) siswa. Aliran nativisme
mengamati jaringan tumbuhan. Kedua berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh
Kedudukan perilaku mengambil keputusan faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi
terhadap perilaku manganalisis alternatif perkembangan individu itu semata-mata
pemecahan masalah. Artinya, perilaku dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan.
mengambil keputusan untuk memecahkan Misalnya jika ayahnya pintar, maka
masalah tertentu hanya dapat dilakukan bila kemungkinan besar anaknya juga pintar. Para
sudah menguasai cara melakukan analisis penganut aliran nativisme berpandangan bahwa
alternatif yaitu teknik membandingkan berbagai bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan
alternatif pemecahan masalah dari berbagai segi pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil akhir
pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 6


Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan berpedapat dalam bukunya Emile: bahwa “Semua
ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan anak adalah baik pada waktu baru datang dari
oleh anak didik itu sendiri. Ditekankan bahwa tangan sang pencipta, tetapi semua menjadi buruk
“yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik di tangan manusia”. Aliran ini disebut juga aliran
menjadi baik”. Pendidikan yang tidak sesuai negativisme, karena pendidik hanya wajib
dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak membiarkan pertumbuhan anak didik dengan
akan berguna untuk perkembangan anak sendiri sendirinya atau diserahkan kembali
dalam proses belajarnya. Bagi nativisme, kelingkungannya (alam). Dengan kata lain, anak
lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab tidak memerlukan pendidikan tetapi yang perlu
lingkungan tidak akan berdaya dalam dilakukan oleh seorang pendidik terhadap anak
mempengaruhi perkembangan anak. Penganut didiknya adalah menyerahkannya ke alam, agar
pandangan ini menyatakan bahwa jika anak pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak
memiliki pembawaan jahat maka dia akan melalui proses kegiatan pendidikan itu.
menjadi jahat, sebaliknya apabila mempunyai Berikut ini implikasi dari masing-masing
pembawaan baik, maka dia menjadi orang yang tipe dari aliran nativisme dan naturalism
baik. Pembawaan buruk dan pembawaan baik ini berdasarkan tokoh-tokoh perkembangan individu
tidak dapat dirubah dari kekuatan luar. (Elliot, S. N, et al., 2000: 79-133).
Pengaruh atau implikasinya dalam dunia Pertama, Implikasi Teori
pendidikan senada dengan argumen yang penulis Perkembangan Kognitif dari Vygotsky.
kutip dari Prof.Sunardi bahwa ”proses belajar Pembelajaran akan lebih efektif tatkala seorang
harus mengikuti irama dari yang belajar”. Irama guru mengajar dengan menggunakan teori
dari yang belajar merupakan berdampak pada Vygotsky sebagai landasan, bentuk pembelajaran
proses dan hasil belajar siswa di kelas. Sehingga yang dimaksud adalah: sebelum mengajar,
pada implikasi berikutnya salah satunya bahwa seorang guru hendaknya dapat memahami Zone
individu memiliki irama perkembangannya of Proxsimal Development (ZPD). Zone of
masing-masing. Pembelajaran pada aliran ini bisa proximal development (ZPD) adalah serangkaian
disebut sebagai tipe psikologi kognitivisme. tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara
Karena pada dasarnya individu tercipta dari sendirian, tapi dapat dipelajari dengan bantuan
pribadi yang heterogen dengan tahapan orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Guru
pertumbuhan dan perkembangan yang bervariasi memahami khususnya siswa batas bawah
setiap tahapannya. sehingga bermanfaat untuk menyusun struktur
Aliran pendidikan dengan teori nativisme mteri pembelajaran. Implikasinya guru lebih
dan naturalism memiliki pandangan bahwa akuat tatkala menyusun strategi mengajarnya,
manusia itu semuanya mempunyai pembawaan sehingga tidak melulu selalu memberikan
yang baik. Pelopor teori ini adalah J.J Rosseau Ia bimbingan kepada siswa. Dampak pengiringnya

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 7


Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

adalah siswa dapat belajar sampai tingkat 4)Guru dapat menemukan menemukan dan
keahlian yang diharapkan dan mencapai ZPD menetapkan tujun pembelajaran materi pelajaran
pada batas atas. Selanjutnya Untuk atau pokok bahasan pengajaran tertentu.
mengembangkan pembelajaran yang komunitas Ketiga, Implikasi Teori Perkembangan
seorang guru perlu memanfaatkan tutor sebaya Psikososial dari Erikson. Implikasi dari Erikson
didalam kelas, serta didalam pembelajaran yaitu tentang peran sekolah sebagai lembaga
seorang guru hendaknya menggunakan teknik pendidikan formal yang diserahi tugas untuk
scaffolding dengan tujuan siswa dapat belajar mendidik, tidak kecil peranannya dalam rangka
atas inisiatifnya sendiri, sehingga mereka dapat mengembangkan hubungan sosial peserta didik.
mencapai keahlian pada batas atas ZPD. Jika dalam hal ini guru tetap berpegang sebagai
Kedua, Implikasi Teori Perkembangan tokoh intelektual dan tokoh otoritas yang
Kognitif dari Piaget. Implikasinya yaitu: memegang kekuasaan penuh seperti ketika anak-
pertama; karena cara berpikir anak itu berbeda- anak belum menginjak remaja, maka sikap sosial
beda dan kurang logis di banding dengan orang atau hubungan sosial anak akan sulit untuk
dewasa, maka guru harus dapat mengerti cara dikembangkan. Untuk itu rambu-rambu berikut
berpikir anak, bukan sebaliknya anak yang dapat digunakan sebagai titik tolak untuk
beradaptasi dengan guru. Kedua; anak belajar pengembangan hubungan sosial peserta didik:
paling baik dengan menemukan (discovery). 1)Sekolah harus merupakan dasar untuk
Artinya disini adalah agar pembelajaran yang perkembangan kepribadian peserta didik.
berpusat pada anak berlangsung efektif, guru 2)Saling menghargai merupakan kunci yang
tidak meninggalkan anak-anak belajar sendiri, dapat digunakan untuk menanggulangi masalah-
tetapi mereka memberi tugas khusus yang masalah yang timbul dalam hubungan dengan
dirancang untuk membimbing para siswa peserta didik yang bertabiat apapun. 3)Pola
menemukan dan menyelesaikan masalah sendiri. pengajaran yang demokratis merupakan alternatif
Ketiga; Pendidikan disini bertujuan untuk yang sangat bermanfaat bagi guru.
mengembangkan pemikiran anak, artinya ketika Keempat, Implikasi Teori
anak-anak mencoba memecahkan masalah, Perkembangan Moral dari Kohlberg.
penalaran merekalah yang lebih penting daripada Implikasi-implikasi dari sifat-sifat dalam teori
jawabannya. Oleh sebab itu guru penting sekali perkembangan moral Kohlberg seperti berikut
agar tidak menghukum anak-anak untuk jawaban ini: pertama; Perkembangan terjadi langkah demi
yang salah, tetapi sebaliknya menanyakan langkah, artinya, tahap-tahap itu bersifat invarian.
bagaimana anak itu memberi jawaban yang salah, Kedua; perkembangan dapat berhenti pada tahap
dan diberi pengertian tentang kebenarannya atau manapun. Peranan pendidik adalah menciptakan
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk kondisi yang memberikan stimulasi supaya setiap
untuk menanggulanginya. individu dapat berkembang secara maksimum,

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 8


Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

terutama dengan menstimulasikan tingkatan- definisi hingga pada pembedaan dan evaluasinya.
tingkatan penalaran yang lebih tinggi. Ketiga; 3)Siswa belajar mulai dari hafalan, pemahaman,
Seorang individu dapat tertarik oleh penalaran analisis, aplikasinya, sintesanya, dan
dari suatu tahap di atas tahap yang secara mengevaluasi. Atau jika dikaji lebih mendalam,
dominan mewarnainya. Keempat; perkembangan maka hasil belajar dapat tertuang dalam
kognitif perlu, tetapi tidak merupakan kondisi taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam
yang mencukupi untuk perkembangan moral. tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau
Kemampuan berpikir abstrak adalah esensial kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap,
untuk mendapatkan alternatif-alternatif dalam dan domain psikomotor atau keterampilan.
penalaran moral dan esensial untuk menyusun Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana,
prioritas dalam bermacam-macam nilai. Kelima; 2010: 22) mengembangkan kemampuan hasil
norma etika dan empati juga perlu, tetapi bukan belajar menjadi lima macam antara lain: (1) hasil
kondisi yang mencukupi untuk perkembangan belajar intelektual merupakan hasil belajar
moral. Justru dengan empati inilah orang terpenting dari sistem lingsikolastik; (2) strategi
memperkembangkan suatu pengertian mengenai kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir
apakah masyarakat itu dan mulai menilai seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk
tindakan sebagai benar atau salah atas dasar rasa kemampuan memecahkan masalah; (3) sikap dan
hormat timbal balik. nilai, berhubungan dengan arah intensitas
Kelima, Implikasi Teori emosional dimiliki seseorang sebagaimana
Perkembangan Bahasa. Ada beberapa ciri disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku
aplikasi pembelajaran humanistik di kelas. Ciri- terhadap orang dan kejadian; (4) informasi
ciri tersebut adalah 1)memberi kesempatan verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan
seluasnya agar siswa mengembangkan diri secara fakta; dan (5) keterampilan motorik yaitu
potensi, pribadi, sikap, berkembang menuju taraf kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan
yang lebih baik/sempurna, 2)Adanya proses hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.
pemanusiaan manusia dan menghargai pendapat Ketujuah, Implikasi dari Guilford,
orang lain (karena tahu etika berbahasa yang baik yaitu 1)Siswa memiliki keragaman atau variasi
dan benar). 3) Siswa memiliki peran. 4)Proses perkembangan dan pola pikirnya. 2)Siswa
yang berlangsung adalah pembelajaran bukan dikotakan dalam tipe yang berbeda-beda sebagai
pengajaran. susunan yang dapat dibentuk menjadi susunan
Keenam, Implikasi dari Benyamin kelompok yang seragam (sama).
Bloom. Implikasi Bloom dengan tahapan C1, C2, Kedelapan, Implikasi dari Goleman,
C3, C4, C5, dan C6 nya bermanfaat pada: yaitu: 1)Siswa memiliki kecerdasan berbeda-beda
1)Siswa memiliki tahapan belajar dari yang peran guru mengetahui kemampuan dan potensi
mudah hingga sulit (sukar). 2)Siswa belajar dari yang dimiliki oleh siswanya. 2)Guru

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 9


Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

mengarahkan dan mendorong serta menggali :30). Hal inilah menyatakan bahwa Rasulullah
bakat, kemampuan, pada siswa. juga mengajarkan kepada kita kalau mau
Kesembilan, Implikasi lain dalam memiliki keturunan yang baik. Rasulullah
Aliran Nativisme dan Naturalisme yaitu: siswa bersabda: Nikahilah perempuan itu karena
diarahkan untuk dapat berpikir studi kasus kecantikannya, keturunannya, kekayaannya dan
dengan pemecahan masalahnya berupa berpikir karena agamanya dan pilih yang demikian itu
problem solving, kritis (Critichal Thinking), karena agamanya supaya kamu beruntung (HR.
Reflective Thinking dan Initiative Thinking. Bukhori Muslim).
Berikutnya mengakhiri dari aliran klasik Jika diidentifikasi teori tersebut, maka
dalam pendidikan, muncul aliran pendidikan jelas bahwa unsur nativisme dan empirisme
yang ketiga, yaitu Konvergensi. Aliran ini membangun kedua teori itu. Hal itu tercermin
merupakan penggabungan dari aliran empirisme pada faktor bakat merupakan gagasan teori
dan naturalism serta nativisme yang nativisme sedangkan faktor lingkungan
menghendaki adanya kebebasan pada siswa. merupakan gagasan empirisme. Penganut aliran
Kebebasan tersebut merujuk pada tingkatan ini berpendapat bahwa dalam proses
kebutuhan anak itu sendiri (Abraham Maslow) perkembangan anak, baik faktor pembawaan
yang meiputi: 1)Kebutuhan fisik, 2)Kebutuhan maupun faktor lingkungan sama-sama
keamanan, 3)Kebutuhan cinta, kasing saying dan mempunyai peran yang sangat penting. Bakat
kepemilikan, 4)Kebutuhan esteem (harga diri), yang dibawa pada waktu anak tersebut dilahirkan
4)Kebutuhan aktualisasi diri. tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
Dikarenakan penggabungan dua aliran dukungan lingkungan yang baik sesuai dengan
sebelumnya, teori kovergensi merupakan perkembangan bakat anak itu. Sebaliknya,
gabungan antara teori empirisme dan nativisme lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan
antara pembawaan dan pendidikan yang harus perkembangan anak yang optimal kalau memang
sejalan beriringan satu sama lainnya. Islam pada diri anak itu tidak terdapat bakat yang
mengajarkan kepada kita seperti dalam sabda diperlukan untuk dikembangkannya. Sebagai
Rasulullah “Setiap Anak dilahirkan dalam ilustrasi, anak dalam tahun pertama mempelajari
keadaan fitrah tergantung orang tuanyalah yang bahasa bukan karena dorongan dan bakat.
akan menjadikan dia menjadi yahudi,nasrani atau Melainkan karena meniru suara ibunya dan
majusi (H.R.Bukhari). Selain itu juga terjabarkan orang-orang di sekitarnya. Namun, tanpa ada
dalam firman Allah bahwa fitrah Allah yang bakat dan dorongan, tentu saja hal itu tidak
menciptakan manusia menurut fitrah itu. dimungkinkan. Sehingga kedua aspek ini sama
(Hukum-hukum) ciptaan Allah tidak dapat pentingnya. Sebagai gambaran lain, seorang yang
diubah. Itulah agama yang benar. Tapi sebagian memiliki bakat bermain musik, namun karena
besar manusia tidak mengetahui (QS Ar Rum

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 1


Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

lingkungan tidak mengkondisikan orang tersebut, inkuiri, model persentase kerangka dasar, atau
maka ia pun tidak akan menjadi pemusik hebat. advance organizer, dan model pengembangan
Karena itu teori William Stern yang berfikir), dan lain-lain.
merupakan tokoh teori konvergensi mengartikan Dari sisi-sisi lain, variasi pendapat itu
pada makna konvergen artinya memusat kesatu juga melahirkan berbagai pendapat gagasan
titik. Satu titik pusatnya ada pada arah tentang belajar mengajar, seperti peran guru
pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang sebagai fasilitator atau informatory, teknik
diberikan lingkungan kepada anak didik untuk penilaian pencapaian siswa dengan tes objektif
mengembangkan potensi yang baik dan atau tes esai, perumusan
mencegah berkembangnya potensi yang kurang tujuan pengajaran yang sangat
baik. Kemudian, yang membatasi hasil behavior, penekanan pada peran teknologi
pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan. pengajaran dan pembelajaran yang semakin
Implikasi pada aliran konvergensi ini bervariasi, kreatif dan inovatif.
yaitu kebutuhan pada kebebasan ini melahirkan
pada metode, media, sumber belajar, evaluasi
DAFTAR PUSTAKA:
pembelajaran siswa semakin bervariasi. Oleh
sebab itu, guru dan siswa dituntut aktif dan Arief Furqon. 1992. Pengantar Metode Penelitian
Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional.
kreatif serta inovatif.
Seperti telah dikemukakan bahwa Atwi Suparman, M. 2001. Desain Instruksional.
Jakarta : PAU-PPAI-UT.
variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam
Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru
perbedaan pandangan tentang strategi yang tepat dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB).
Jakarta: Depdiknas.
untuk memahami perilaku manusia, contohnya
seperti strategi phenomenologis/ Departemen Agama Republik Indonesia. 2006. Al-
Qur’an dan terjemahannya. Surabaya: Pustaka
humanistic, startegi behavior, psiko analitik, dan Agung Harapan.
sebagainya. Demikian pula halnya dalam belajar Elliot, S. N, et al. 2000. Educational Psycology:
mengajar; variasi pendapat itu Effective Teaching, Effective Learning.
Singapore: Brown&Benchmark.
telah menyebabkan munculnya
Hill. W.F. 2012. Theories of Learning; Teori-Teori
berbagai teori belajar mengajar dan atau Pembelajaran. Bandung: Nusa Media.
teori/model mengajar. Sebagai contoh HR.Bukhori Muslim
dikenal berbagai pendapat tentang model- (http://www.yuwonoputra.com/2013/07/-teori-
perkembangan_30.html, Diunduh pada tanggal
model mengajar seperti rumpun model behavior 4 September 2016, pukul 20.30 WIB).
(umpan model belajar tuntas, model belajar Meidawati Suswandari. 2015. Inovasi dan Analisis
kontrol diri sendiri, model belajar simulasi, dan Kebijakan Pendidikan. Sukoharjo: CV
Jasmine.
model belajar asertif), model belajar
pemmrosesan informasi (model belajar

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 1


Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik ISSN-P: 2549-1725

. 2016. Sosiologi Pendidikan M.Z Roziqin. 2007. Moral Pendidikan di Era Global;
(Pendekatan Teori dan Studi Kasus). Pergeseran Pola Interkasi Guru-Murid di Era
Semarang: UPGRIS. Global. Malang: Averroes Press.
Muhaimin, dkk 2002. Paradigma Pendidikan Islam; Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar
Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Mengajar. (Cet. XV). Bandung: Remaja
Islam di Sekolah, Cet. II. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rosda Karya.
Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho.
M. Hamid 2002. Pendekatan Psikologis dalam Proses 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan
Belajar Bahasa. Surabaya: Fak. Adab IAIN Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.
Sunan Ampel.
W. Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p: 33- 1

Anda mungkin juga menyukai