Anda di halaman 1dari 14

Proses Belajar

Dosen Pengampu : Raihana, SH., M.A.


Kelompok 4:
Adila (222410141)
Dwi Istari (222410137)
Junia Aprita (222410108)
Widia Sari (222410083)
 Pengertian Belajar

 Transfer belajar

 Teori-teori belajar
(clasical & operant condisioning)

 aplikasi belajar
Pengertian Belajar
Aunurrahman (201:35) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam interaksi dengan
lingkungannya.

Slameto (2010:2) menjelaskan bahwa pengertian belajar secara psikologis, belajar


merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Rumusan lain
adalah belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Jauhari (2000:75) mengatakan bahwa belajar adalah proses untuk
memperoleh perubahan yang dilakukan secara sadar, aktif, dinamis,
sistematis, berkesinambungan, integrative dan tujuan yang jelas.
Fontana dalam Khoir (1991) memusatkan belajar dalam tiga hal, yaitu
belajar adalah mengubah tingkah laku, perubahan adalah hasil dari
pengalaman, dan perubahan terjadi dalam perilaku individu. Jadi, pada
hakekatnya belajar adalah segala proses atau usaha yang dilakukan
secara sadar, sengaja, aktif, sistematis dan integrativ untuk menciptakan
perubahan-perubahan dalam dirinya menuju kearah kesempurnaan
hidup.
Transfer Belajar
Definisi transfer menurut Gagne yaitu suatu proses yang memungkinkan seseorang
menggunakan respons yang telah dipelajari sebelumnya untuk suatu situasi baru atau penerapan
pada masalah baru. Transfer merupakan sebuah proses recalling atau pemanggilan terhadap
informasi yang pernah dipelajari sebelumnya untuk diterapkan pada masalah baru atau
pengetahuan baru yang hendak dipelajari.

Transfer belajar juga dapat diartikan sebagai pengimplementasian ilmu pengetahuan yang telah
dipelajari dari lingkup setting kelas dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Faktor lingkungan sangat memengaruhi keberhasilan transfer pengetahuan Pembelajaran yang menarik dan berkesan
dapat meningkatkan antusiasme peserta didik dalam menerima pengetahuan sehingga pengetahuan baru dapat diterima
dengan mudah dan melekat pada peserta didik. Kaitan transfer dengan kemampuan motorik adalah kemampuan
persepsi motorik dapat menjadi modal awal peserta didik dalam melakukan transfer belajar secara cepat. Pada
umumnya kemampuan persepsi motorik peserta didik akan makin meningkat dengan meningkatkan kemampuan
kognisi (mengetahui), pengalaman gerak, kematangan sistem saraf, serta seiring dengan pertumbuhan. Hubungan
antara transfer pengetahuan pada kemampuan motorik dan kemampuan berpikir ialah bahwa persepsi motorik
berkembang sejalan dengan kemampuan berpikirnya. Apabila kemampuan kognisi (mengetahui)
berkembang dengan baik, maka kemampuan persepsi motorik pun akan berkembang baik.
Macam-Macam Transfer

Transfer Positif Transfer Negatif

Yaitu pengalihan belajar masa lalu yang


dapat mempermudah atau memperinci Yaitu pengalihan belajar masa lalu
belajar pada masa berikutnya. Transfer yang mengganggu atau mempersulit
positif disebabkan oleh beberapa faktor,
proses belajar pada masa
yaitu: proses belajar mengajar, hasil
berikutnya. Transfer negatif terjadi
belajar semuanya, bahan dan isi bidang
apabila pengalaman keterampilan
studi, faktor subjektif dipihak peserta didik,
serta sikap dan usaha pengajar. Dapat
dimasa lampau justru
dipahami bahwa lagtgar belakang mengakibatkan pengaruh yang
pendidikan dimulai dari perencanaan, merugikan atau menghalangi
proses, hingga hasil pembelajaran tersebut keterampilan baru.
menjadi faktor keberhasilan terjadinya
proses transfer pengetahuan.
Faktor Penyebab Transfer

Intelegensi. Peserta didik yang pandai biasanya mampu


menganalisis dan melihat keterkaitan sehingga dapat melihat
unsur-unsur yang sama serta pola dasar, sehingga prose transfer
dapat dilakukan dengan mudah dalam proses pembelajaran.

Sikap. Proses transfer belajar dapat terjadi sesuai dengan


dikehendaki seseorang apabila ia mengerti dan memahami
keterkaitannya. Jika ia memiliki pendirian untuk menolak, maka
pronses transfer tidak dapat dilakukan. Begitu pula sebaliknya.

Materi pelajaran. Kemiripan dan kedekatan cabang ilmu dapat


menjadikan proses transfer menjadi lebih mudah dilakukan,
misalnya fisiologi manusia berkaitan dengan fisiologi olahraga.

Sistem penyampaian pendidik. Pendidk yang senantiasa


menunjukkan hubungan antara pelajaran yang sedang dipelajari
dan mata elajaran lain, atau dengan menunjuk kehidupan nyata
yang dialami anak, biasanya akan mudah menjadi transfer.
Teori-Teori Belajar (Clasical & Operant Condisioning)
1. Teori Belajar Operant Conditioning
B.F. Skinner (1954) sebagai tokoh teori belajar Operant Conditioning berpendapat bahwa belajar
menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi
lingkungan. Pengertian operant conditioning menurut skinner adalah pengkondisian dimana manusia
menghasilkan suatu respon, atau operan (sebuah ujaran atau aktifitas – aktifitas yang beroperasi atas dasar
lingkungan), operan tersebut dipelajari melalui penguatan. Teori Skinner ini menerangkan bagaimana
berbagai kecenderungan respon dicapai melalui pembelajaran. Jika respon diikuti oleh konsekuensi yang
menguntungkan atau disebut juga penguatan, maka respon tersebut menguat dan jika respon menghasilkan
konsekuensi negatif atau hukuman, maka respon tersebut akan melemah. Melalui eksperimennya tersebut,
Skinner menemukan bahwa perolehan pengetahuan, termasuk pengetahuan mengenai bahasa merupakan
kebiasaaan semata atau hal yang harus dibiasakan terhadap subyek tertentu yang dilakukan secara
terus-menerus dan bertubi-tubi.
2. Teori Belajar Behaviorisme

Teori classical conditioning berawal dari usaha Ivan Pavlov dalam mempelajari
bagaimana suatu makhluk hidup. Secara umum, dalam psikologi, teori belajar makhluk
hidup selalu dihubungkan dengan stimulus-respons. Teori behavioristik adalah sebuah
teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran
yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori ini berpandangan tentang belajar adalah
perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
Atau dengan kata lain belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi
antara stimulus dan respon. (Hamzah Uno, 7: 2006).
3. Teori Belajar Kognitivisme 4. Teori Belajar Humanistik 5. Teori Belajar Konstruksivisme
kognitif ini memiliki Dalam teori humanisme lebih Pembelajaran konstruktivistik adalah
melihat pada sisi perkembangan pembelajaran yang lebih menekankan
perspektif bahwa para peserta
pada proses dan kebebasan dalam
didik memproses infromasi kepribadian manusia.
menggali pengetahuan serta upaya dalam
dan pelajaran melalui Pendekatan ini melihat kejadian mengkonstruksi pengalaman. Dalam
upayanya mengorganisir, yaitu bagaimana dirinya untuk proses belajarnya pun, memberi
melakukan hal-hal yang positif. kesempatan kepada siswa untuk
menyimpan, dan kemudian
Kemampuan positif ini yang mengemukakan gagasannya dengan
menemukan hubungan antara bahasa sendiri, untuk berfikir tentang
disebut sebagai potensi manusia
pengetahuan yang baru pengalamannya sehingga siswa menjadi
dan para pendidik yang beraliran lebih kreatif dan imajinatif serta dapat
dengan pengetahuan yang
humanisme biasanya menciptakan lingkungan belajar yang
telah ada. Model ini menfokuskan pengajarannya kondusif. Yang terpenting dalam teori
menekankan pada bagaimana pada pembangunan kemampuan konstruktivistik adalah bahwa dalam
informasi diproses. yang positif. proses pembelajaran siswalah yang harus
mendapatkan penekanan. Merekalah
yang harus aktif mengembangkan
pengetahuan mereka, bukannya guru atau
orang lain.
Aplikasi Belajar
a. Model berpikir induktif. Struktur modelnya terdiri dari b. Model pengajaran sosial misalnya
pembentukan konsep (mengkalkulasi dan membuat daftar, investigasi kelompok. Struktur pengajaran
mengelompokan, membuat label dan kategori), interpretasi
(menyajikan situasi yang rumit, menjelaskan
data (mengidentifikasi hubungan hubungan yang penting,
dan menguaraikan reaksi terhadap situasi,
mengeksplorasi hubungan, membuat dugaan/kesimpulan),
penerapan prinsip (memprediksi konsekuensi, menjelaskan merumuskan tugas, studi mandiri dan
fenomena asing, menghipotesis, menjelaskan dan atau kelompok, menganalisis perkembangan dan
mendukung prediksi dan hipotesis, menguji kebenaran), proses, mendaur ulang aktivitas), sistem sosial
sistem sosial (model ini bersifat kooperatif dan guru tetap berlandaskan proses demokrasi dan keputusan
berperan sebagai inisiator dan pengawas semua kegiatan), kelompok, peran/tugas guru, guru berperan
peran/tugas guru (guru menyesuaikan
sebagai fasilitator yang langsung terlibat dalam
tugas-tugas dengan tingkat aktivitas kognitif, menentukan
kelompok, sistem pendukung lingkungan harus
kesiapan siswa); sistem pendukung (siswa membutuhkan
data mentah untuk diolah/dianalisis); dampak instruksional mampu merespon tuntutan pembelajar.
dan pengiring (model ini dirancang untuk melatih siswa
dalam membentuk konsep, model ini melatih siswa untuk
focus pada logika, bahasa dan arti kata-kata dan sifat
pengetahuan.
c. Model pengajaran personal adalah d. Model sistem perilaku yaitu model
pengajaran terarah. Struktur pengajaran simulasi. Struktur pengajaran (tahap
(menjabarkan keadaan yang membutuhkan orientasi, latihan partisipasi,
batuan, mengeksplorasi maslah, pelaksanaan simulasi, wawancara
mengembangkan wawasan, merencanakan dan partisipan), sistem sosial (guru
membuat keputusan, keterpaduan); sistem mengarahkan simulasi, lingkungan
sosial (diskusi menjadi maslah inti); kelas yang interaktif, penuh kerjasama),
peran/tugas guru (guru menjangkau siswa, peran/tugas guru (guru memainkan
berempati, membantu menjelaskan masalah, peran suportif, yaitu mengamati dan
bertindak untuk mencapai solusi); sistem
memantau siswa dalam menghadapi
pendukung (guru membutuhkan tempat yang
masalah yang muncul), sistem
tenang dan pusat sumber daya untuk
pendukung (simulasi membutuhkan
berkonfrensi dan berdiskusi mengenai kontrak
sumber daya material yang terstruktur).
akademik).
SEKIAN &
TERIMAKASIH!!

Anda mungkin juga menyukai