Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PROJECT BASED LEARNING (PJBL)

Nama Mahasiswa : Sobur Burhanudin, S.Ag.

Modul ke : Ke - 6 (Enam)

Judul Masalah : Rendahnya Minat Belajar Peserta Didik Terhadap Pelajaran PAI
Khususnya Dalam Materi Aqidah Akhlak (Asma’ul Husna)

No. Komponen Deskripsi


Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang diangkat menjadi pokok masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang menyebabkan minat belajar peserta didik khususnya dalam
Identifikasi
materi Aqidah Akhlak (Asma’ul Husna) rendah ?
1. Masalah Materi
2. Mengapa Materi Aqidah Akhlak (Asma’ul Husna) dianggap penting
Pembelajaran
sebagai salah satu materi esensial dalam pembentukan karakter
peserta didik ?
3. Bagaimana mengenalkan Asma’ul Husna yang dapat mudah dipahami
oleh Peserta Didik ?
Hasil kajian literatur :
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), Pendidikan merupakan
proses pengubahan sikap dan tata kelakuan seseorang ataupun kelompok
dalam upaya mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan
(Depdiknas, 2011). Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan diartikan sebagai usaha
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dengan
aktif untuk kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim,
2012).

Pendidikan Islam dapat dipahami sebagai proses transformasi ilmu yang


Eksplorasi bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa.
Penyebab Masalah Dalam Islam proses belajar mengajar lebih dikenal dengan sebutan
2
(Literatur dan atTa’lim, yaitu proses ilmu pengetahuan agama yang menghasilkan
Realitas Review) pemahaman yang baik terhadap anak didik sehingga dapat melahirkan
sikap yang positif. Yang dimaksud dengan sikap yang positif ialah
ikhlas, percaya diri, patuh, dapat berkorban dan teguh terhadap pendirian
(Susanto, 2009).

Menuntut ilmu merupakan salah satu bagian terpenting bagi kehidupan


manusia, tanpa adanya ilmu manusia tidak akan bisa berkembang.
Menuntut ilmu juga dianggap sebagai titik tolak dalam menumbuhkan
kesadaran dalam bersikap (Ramly, 2005).

Imam al-Ghazali berpendapat bahwasannya ilmu merupakan salah satu


kewajiban bagi manusia, baik itu laki-laki maupun perempuan, tua
maupun muda, dewasa maupun anak-anak menurut cara yang sesuai
dengan keadaan, bakat dan kemampuan. Menuntut ilmu merupakan
kewajiban bagi setiap muslim maupun muslimah, tanpa membedakan
gender. Dalilnya terdapat di dalam Alquran maupun Hadis Nabi Saw
(Ali, 2010).

Hadis yang menjelaskan tentang kewajiban menuntut ilmu terdapat


dalam hadis riwayat Ibnu Majah No. 224, dari Anas bin Malik ra, yang
dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jaami ash-Shaghir No. 3913
sebagai berikut :

Artinya:
“Rasulullah saw bersabda: mencari ilmu itu wajib atas setiap orang
Muslim” (HR. Ibn Majah, 220).

Ibnu ‘Adi, Abu Nu’aym dalam kitabnya yang berjudul Akhbar Ishfahan
dan Abu al-Qasim al-Qusyayri dalam kitabnya al-Arba’in. Rasulullah
saw bersabda :
ِّ ِ ِ‫ا ُ ْطلُبُ ْوا ا ْل ِع ْل َم َولَ ْو ب‬
‫الصي ِْن‬
Artinya: “Tuntutlah Ilmu, walau ke negeri China”.

Hadist yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Hurairah ra :

Artinya : “Apabila manusia mati maka amalnya terputus kecuali


meninggalkan tiga hal : sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau
anak sholih yang senantiasa mendoakannya”.

Cahyani et all (2020) motivasi belajar adalah keseluruhan daya


penggerak yang terletak di dalam diri peserta didik yang memunculkan
niat untuk melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Permatasari (2018) faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah


Faktor Internal siswa yang meliputi faktor kesehatan, tingkat kecerdasan,
perhatian, motivasi, dan bakat. Dan Faktor eksternal siswa yang meliputi
faktor keluarga (faktor orang tua, suasana rumah/ keluarga, keadaan
ekonomi), faktor sekolah (cara penyajian materi pelajaran oleh guru,
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, standar pelajaran,
sumber belajar, kurikulum sekolah, lingkungan sekolah, disiplin
sekolah), faktor masyarakat (media massa, teman bergaul, aktivitas
peserta didik di masyarakat).

Etika adalah suatu cabang ilmu filsafat yang membahas mengenai


perilaku manusia. Menurut Abdul Haq Anshari dalam bukunya yang
berjudul Islamic Ethics: Concepts and Prospects, ia meyakini
bahwasannya Etika Islam merupakan suatu disiplin ilmu yang mandiri
tidak pernah ada pada hari ini.
Menurutnya kita tidak pernah mendapati karya-karya yang membahas
konsepnya, menggambarkan isu-isunya dan mendiskusikan
permasalahannya. Kebanyakan apa yang ditemukan justru hanya diskusi
yang dilakukan oleh berbagai kalangan penulis, dari kelompok filusuf,
teolog, ahli hukum Islam, dan ahli sufi di bidang mereka masing-masing
mengenai berbagai isu, baik itu bagian dari keilmuan mereka atau yang
relevan dengan etika Islam (Sudarsono, 1997).

Hasil Realitas Rivew :


Sebagian besar peserta didik memiliki motivasi belajar rendah,
disebabkan oleh :
1. Siswa masih beradaptasi dari pembelajaran daring di masa pandemi
ke pembelajaran tatap muka sehingga terkadang masih memiliki
ketergantungan terhadap gadget yang berlebihan.
2. Kurangnya minat belajar siswa
3. Lingkungan pergaulan yang kurang tepat
4. Metode mengajar guru yang tidak bervariasi/ kurang inovatif
Meningkatkan aktivitas belajar merupakan faktor yang sangat penting
dalam proses pembelajaran. Karna tanpa adanya aktivitas kegiatan
belajar tidak akan tercipta.
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil
wawancara serta hasil observasi/ pengamatan dapat diketahui bahwa
penyebab masalah adalah :
1. Motivasi Belajar Siswa Rendah
2. Lingkungan pergaulan siswa yang kurang tepat
3. Metode mengajar guru yang kurang kreatif dan inovatif.
Hasil kajian literatur :
Menurut Prof. Dr. Notonegoro hak adalah suatu kekuasaan untuk
menerima atau melakukan sesuatu yang seharusnya diterima atau
dilakukan. Dalam hal ini, tidak dapat dilakukan atau diterima oleh pihak
lain. Dan kewajiban adalah sebagai kewajiban untuk memberikan
sesuatu yang harus diberikan dari bagian tertentu. Dalam hal ini tidak
dapat diberikan oleh pihak lain dan dapat digugat dengan kuat jika tidak
puas. Kewajiban juga diartikan sebagai sesuatu yang harus dilakukan.

Farahdiba et all (2021) hak warga negara adalah kekuasaan warga negara
untuk melakukan sesuatu berdasarkan hukum. Dengan kata lain, hak
warga negara merupakan hak istimewa yang mengharuskan warga
negara diperlakukan sesuai dengan hak istimewa tersebut. Kewajiban
warga negara bersifat wajib, tetapi tidak boleh ditinggalkan oleh warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Eksplorasi Kewajiban warga negara juga dapat diartikan sebagai sikap atau tindakan
Penyebab Masalah yang harus dilakukan warga negara sesuai dengan keistimewaan warga
3.
(Literatur dan negara lainnya.
Realitas Review)
Islam adalah agama yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang
paling mulia. Manusia memiliki hati, pikiran, kepribadian, dan tanggung
jawab seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur,an surah Al-Hujurat ayat 13
sebagai berikut .
َ ‫اس اِنَّا َخلَ ْق ٰنكُ ْم ِم ْن ذَك ٍَر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰنكُ ْم شُعُ ْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل ِلت َ َع‬
ِ ‫ارفُ ْوا ۚ اِ َّن ا َ ْك َر َمكُ ْم ِع ْندَ ه‬
‫ّٰللا‬ ُ َّ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الن‬
‫ع ِل ْي ٌم َخبِي ٌْر‬ َ ‫اَتْ ٰقىكُ ْم ۗا َِّن ه‬
َ ‫ّٰللا‬
Yang artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang pria dan wanita yang Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal (hidup rukun
damai). Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (Q.S Al-Hujurat:13).

Hisbunasir et all (2015) Hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia


ditetapkan dalam UUD 1945 yaitu tercantum di dalam pasal 27, pasal 28,
pasal 29, pasal 30, dan pasal 31, antara lain sebagai berikut :
1. Pasal 27 ayat 1 menetapkan hak warga negara yang sama dalam
hukum dan pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung
hukum dan pemerintahan.
2. Pasal 27 ayat 2 menetapkan hak warga negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 27 ayat 3 dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menetapkan
hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
4. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warga negara untuk
berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan.
5. Pasal 29 ayat 2 menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk
memeluk agamanya masing- masing dan beribadah menurut
agamanya.
6. Pasal 30 ayat 1 dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menyebutkan
hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
7. Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara
berhak mendapat pengajaran/Pendidkan.
Jadi secara garis besar dapat disimpulkan bahwa hak dan kewajiban
warga negara antara lain sebagai berikut:
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
2. Hak membela Negara.
3. Hak berpendapat.
4. Hak kemerdekaan memeluk agama.
5. Hak mendapatkan pengajaran.
6. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional
Indonesia
7. Hak ekonomi untuk mendapatkan kesejahteraan sosial
8. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial.

Abdurrahman Saleh Abdullah mengklasifikasikan tujuan pendidikan


Islam menjadi empat macam yang sama-sama mambutuhkan perhatian
seimbang. Empat kelompok tujuan pendidikan Islam itu adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan Pendidikan Jasmani (al- Ahdaf al- Jismiyah)
2. Tujuan Pendidikan Rohani (Al-Ahdaf ar-Ruhiyah)
3. Tujuan pendidikan Akal (al-Ahdaf al-‘Aqliyah)
4. Tujuan Pendidikan Sosial (al-ahdaf al-ijtima’iyyah)

Hisbunasir et all (2015) Pada dasarnya Islam memberikan kebebasan


kepada individu (anak didik) untuk mengembangkan nilai-nilai fitrah
yang ada dalam dirinya untuk menyelaraskan dengan perkembangan
zaman. Anak didik dipandang sebagai objek yang akan dicapai dari
tujuan pendidikan sebab dalam proses pendidikan yang terlibat langsung
adalah anak didik itu sendiri.
Sebagai acuan pemahaman demokrasi dalam Islam, tampaknya
tercermin pada hal berikut ini:
Hadis Nabi Muhammad SAW. yang berbunyi:
َ ٌ‫ضة‬
‫ع َلى ُك ِل ُم ْس ِل ٍم َو ُم ْس ِل َم ٍة‬ َ ‫ب ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
ُ ‫َط َل‬
Artinya “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan
perempuan”. (HR. Anas )

Adanya keharusan bertanya kepada ahli ilmu


Di dalam Al-qur’an surah an-Nahl : 43 Allah SWT berfirman:
‫الذ ْك ِر ا ِْن ُك ْنت ُ ْم‬ ْ ‫س ْلنَا ِم ْن قَ ْبلِكَ اِالَّ ِر َجاالًنُ ْو ِح‬
ِ ‫ى اِلَ ْي ِه ْم فَ ْسئَلُ ْواأَ ْه َل‬ َ ‫َو َماأَ ْر‬
‫علَ ُم ْونَ ۝‬ ْ َ‫الَت‬
Artinya : “dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang
lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui”.(QS:an-Nahl 43).
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa apabila pendidik dan anak didik
dalam proses belajar mengajar dan dalam pemahaman ilmu-ilmu tersebut
menghadapi hal-hal yang kurang dipahami, maka perlu bertanya kepada
yang ahli dalam bidang tersebut.

Dengan beberapa uraian tersebut, jelas bahwa Islam memberikan dasar


demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan karena demokrasi
pendidikan itu akan melahirkan kemajuan-kemajuan yang berarti bagi
umat manusia.

Hasil Realitas Rivew :


Sebagian besar peserta didik memiliki motivasi belajar rendah,
disebabkan oleh :
1. Siswa masih beradaptasi dari pembelajaran daring di masa pandemi
ke pembelajaran tatap muka sehingga terkadang masih memiliki
ketergantungan terhadap gadget yang berlebihan. Kurangnya minat
belajar siswa
2. Lingkungan pergaulan yang kurang tepat.
3. Metode mengajar guru yang tidak bervariasi/ kurang inovatif
Meningkatkan aktivitas belajar merupakan faktor yang sangat penting
dalam proses pembelajaran. Karna tanpa adanya aktivitas kegiatan
belajar tidak akan tercipta.
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil
wawancara serta hasil observasi/ pengamatan dapat diketahui bahwa
penyebab masalah adalah :
1. Motivasi Belajar Siswa Rendah
2. Lingkungan pergaulan siswa yang kurang tepat
3. Metode mengajar guru yang kurang kreatif dan inovatif.

Kajian Raelitas dan riview tersebut merupakan bentuk


permasalahan yang salah satu akar penyebabnya adalah peserta
didik dan guru belum memahami secara menyeluruh hakikat hak
dan kewajiban sebagai warga negara sebagaimana dalam bidang
Pendidikan terdapat dalam Modul Fiqih KB-4 Konsep Pemerintahan
Dalam Islam yang menjadi dasar kajian pada Eksplorasi Penyebab
Masalah (Literatur dan Realitas Review).

Berdasarkan hasil diskusi dan analisis, ditentukan bahwa akar penyebab


masalah (root couse/key factor) adalah Pola pembelajaran yang kurang inovatif.
Pola pembelajaran yang kurang inovatif akan ikut berkontribusi untuk
mempengaruhi faktor penyebab masalah yang lainnya.
Hal ini di dukung oleh teori – teori beriku yaitu :
Analisis Penentu Milawati et all (2019) yang menyatakan bahwa Inovasi pembelajaran bisa
4.
Penyebab Masalah digunakan untuk merangsang minat dan meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar. Metode, media serta sumber belajar dalam proses pembelajaran
hendaknya menggunakan unsur-unsur kreatif, inovatif dan interaktif, sehingga
proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan mendorong motivasi belajar
siswa.
Pendidikan merupakan sebuah lembaga sosial yang memiliki kewajiban untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan dapat bersaing dengan
manusia lainnya. Selain membuat manusia unggul dalam akademik, pendidikan
juga harus mampu membentuk watak dan kepribadian yang luhur, sehingga
setelah seseorang mendapatkan pendidikan, akan memiliki kemampuan
akademik serta dapat hidup dan berkembang baik dalam masyarakat, serta
dapat
memilah milah antara yang baik dan yang benar. Hal ini selaras dengan
pendapat Zamroni (dalam Elmubarok, 2009:3) : Pendidikan adalah suatu proses
menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang
hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan barang yang benar
dan yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehidupannya di tengah
tengah masyarakat akan bermakna dan berfungsi secara optimal.

Menurut Moh. Ali ( dalam Susanto,2014:57) pembelajaran sejarah nasional


memiliki tujuan yaitu : (1) Membangkitkan, mengembangkan memelihara
semangat kebangsaan; (2) Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita
kebangsaan dalam segala lapangan; (3) Membangkitkan hasrat mempelajari
sejarah kebangsaan dan mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah Dunia; dan
(4) Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang
Undang pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu
sepanjang masa.

Pendidikan karakter merupakan proses untuk menuntun peserta didik menjadi


manusia seutuhnya yang berkarakter dalam hati, raga, pikir, serta rasa dan
karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan
budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik
buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati (Samani, 2011:45).

Pendidikan Sejarah Sebagai Penguat Pendidikan Karakter Proses pendidikan


karakter menurut Muhaimin (1996:153) dapat diaplikasikan pada pelajaran
sejarah yaitu melalui beberapa tahap, yaitu: 1) Tahap transformasi nilai,
merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pendidik dalam
menginformasikan nilai-nilai pendidikan karakter. Pada tahap ini hanya terjadi
komunikasi verbal antara pendidik dan peserta didik; 2) Tahap transaksi nilai,
merupakan tahapan untuk menyajikan pendidikan karakter melalui komunikasi
dua arah atau interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang bersifat
timbal balik; 3) Tahap transinternalisasi, merupakan tahapan dimana penerapan
pendidikan karakter dilakukan tidak hanya melalui komunikasi verbal,
melainkan juga dengan sikap mental dan kepribadian ke dalam diri peserta
didik. Pada tahapan ini, komunikasi kepribadian yang dijalankan pendidik
kepada peserta didik lebih dominan dan berperan secara aktif.

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil


wawancara serta hasil observasi/ pengamatan dapat diketahui bahwa
penyebab masalah adalah :
1. Motivasi Belajar Siswa Rendah
2. Lingkungan pergaulan siswa yang kurang tepat
3. Metode mengajar guru yang kurang kreatif dan inovatif

Maka kesimpulannya adalah Jika pola pembelajaran sudah inovatif, di


dukung dengan penggunaan media pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa maka akan dapat meningkatkan motivasi, minat, pemahaman, serta
perhatian siswa dalam belajar sehingga akan terwujud pada hasil belajar yang
diinginkan.
Berdasarkan analisis penentu penyebab masalah maka analisis penentu solusi
Analisis Penentu
5. untuk akar masalah Pola pembelajaran yang kurang inovatif adalah :
Solusi Masalah Hasil kajian literatur :
Menurut Fitriani (2017) Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dituntut
untuk selalu berinovasi dengan menciptakan situasi belajar yang sesuai
dengan kondisi kelas, harus memastikan terkait kesesuaian antara model
dengan karakteristik materi dan siswa.
Selanjutnya Rosyidah, dkk (2019) :
mengemukakan bahwa Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu membuat siswa
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri agar siswa lebih termotivasi untuk
mengikuti serangkaian pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Salah
satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan serta memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam yaitu model Project Based
Learning (PjBL).

Esema, et all (2020) : Project Based Learning (PjBL) merupakan satu dari
sekian banyak inovasi dalam model pembelajaran yang berupaya memperbaiki
metode lama yang konvensional. Project based learning menurut Saefudin
(2014) merupakan metode pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dengan beraktivitas secara nyata dalam
kehidupan. Hal ini dilakukan untuk membantu, mendorong dan membimbing
peserta didik fokus pada kerja sama dengan melibatkan kerja kelompok dan
membantu siswa untuk fokus pada perkembangan mereka.

Surat Al Mujadalah ayat 11


‫يَ ۡرفَ ِع ٱّللَّ ُ ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ مِ نكُمۡ َوٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱ ۡلع ِۡل َم د ََر ٰ َج ۚت‬
Yang memiliki arti:
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dapat dilihat dari ayat Alquran tentang pendidikan diatas bahwa manusia yang
terus melanjutkan pendidikannya akan mendapatkan derajat yang tinggi. Oleh
karena itu sebagai umat Islam penting untuk terus memelihara motivasi belajar.

Selanjutnya Prastowo, 2014) berpendapat bahwa Bahan ajar interaktif


adalah bahan ajar yang mengombinasikan beberapa media pembelajaran (audio,
video, teks, atau grafik) yang bersifat interaktif untuk mengendalikan suatu
perintah sehingga terjadi hubungan dua arah antara bahan ajar dengan
penggunaanya.

ٰٓ‫ت ِم ۢن بَ ۡي ِن يَد َۡي ِه َومِ ۡن خ َۡل ِف ِهۦ يَحۡ فَظُونَهُۥ مِ ۡن أَمۡ ِر ٱّللَّ ۗ ِ إِ َّن ٱّللَّ َ َال يُغَيِ ُر َما بِقَ ۡو ٍم َحت َّ ٰى يُغَيِ ُرواْ َما بِأَنفُ ِس ِه ۡۗم َوإِذَا‬ٞ َ‫لَهُۥ ُمعَ ِق ٰب‬
‫أَ َرادَ ٱّللَّ ُ بِقَ ۡوم سُ ٰٓو ٗءا فَ ََل َم َردَّ لَ ۚهۥُ َو َما لَ ُهم ِمن دُونِ ِۦه مِ ن َوا ٍل‬
Artinya : Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya
bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah
Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra'd,
Ayat 11) dalam ayat tersebut, Allah juga mendorong agar kaum muslimin
memiliki kompetensi perubahan secara massif berupa kreatifitas dan inovasi.
Sebagaimana diinspirasikan pada individu dan kelompok masyarakat untuk
turut melakukan perubahan.

Media pembelajaran yang komunikatif AECT (Association of Education and


Communication Technology) dalam Arsyad (2014: 3) berpendapat bahwa
media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa
pesan dari komunikator menuju komunikan, tetapi komunikasi tidak akan
berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.

Cahyo (2015) menyatakan media pembelajaran adalah alat yang digunakan


sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, yang bertujuan untuk
mempermudah proses pembelajaran dan dapat menyampaikan materi
pembelajaran dari guru kepada siswa, sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, minat dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Hasil Wawancara :
1. Guru harus mencoba menerapkan pembelajaranan inovatif yang dapat
berpengaruh pada motivasi belajar siswa
2. Menggunakan Model PjBL dapat membuat siswa lebih aktif dalam
pembelajaran
3. Guru harus terbiasa membuat Media/ bahan ajar yang komunikatif dan
interaktif sehingga dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran
(Sumber : Wawancara dengan Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru)

Setelah Analisis Penentu Solusi Masalah di tetapkan, maka selanjutnya


akan dirancang Rencana Aksi, Evaluasi dan Refleksi terhadap pilihan
metode pemacahan masalah, Langkah-langkah, solusi dan rencana aksi
sebagai berikut :
A. Analisis Penentu Solusi Masalah
Yang digunakan adalah yaitu model Project Based Learning
(PjBL). Diharapkan dengan menggunakan model Project Based
Learning (PjBL) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
sehingga mampu membuat siswa mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri agar siswa lebih termotivasi untuk mengikuti serangkaian
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.

B. Penyusunan Rencana Aksi


Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan
tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa
saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan
untuk melaksanakan strategi ini.
Langkah untuk menghadapi tantangan:
Penyusunan Rencana 1. Membuat perencanaan desain dan perangkat pembelajaran
Aksi, Evaluasi dan kontekstual yang menarik dan lengkap meliputi: RPP, bahan ajar,
Refleksi terhadap media, LKPD, sampai dengan penilaian.
6. pilihan pemecahan 2. Memilih model pembelajaran inovatif yaitu Project Based
masalah, langkah, Learning (PjBL) dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa
solusi dan rencana (student center) dan guru sebagai mediator dan fasilitator.
aksi 3. Mempelajari mengenai kemampuan high order thinking skill dan
indikator yang mencakup kemampuan HOTS untuk kemudian
diterapkan pada perangkat pembelajaran yang sudah
direncanakan.
4. Membuat media pembelajaran yang menarik dengan
menggunakan aplikasi Canva dalam pembuatan PPT dan
menyisipkan gambar serta video yang diharapkan akan menarik
perhatian siswa.
5. Membuat bahan ajar dan LKPD yang menarik untuk mendukung
lancarnya proses pembelajaran
6. Mengkonsultasikan desain dan perangkat pembelajaran pada
dosen pembimbing dan juga guru pamong, kemudian merevisi
sesuai dengan saran dan arahan dari pembimbing.
7. Memperbaiki manajemen penggunaan waktu agar kegiatan
pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran
yang sudah dibuat

Strategi:
1. Melakukan bimbingan dan konsultasi dengan dosen pembimbing
dan guru pamong serta rekan mahasiswa PPG Daljab dalam v-con
terkait perangkat pembelajaran yang telah dibuat
2. Melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat untuk pelaksanaan
teknis terkait pemasangan media, pengambilan video dan
perekaman saat pelaksanaan praktik
3. Memaksimalkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran di
kelas
4. Mendorong dan memotivasi siswa dalam bentuk tindakan dan
pemberian reward (berupa kalimat pujian, pemberian tepuk
tangan)
5. Melakukan persiapan dengan semaksimal mungkin sebelum
pelaksanaan praktik

Proses:
1. Menyiapkan ruangan, kuota, dan alat (device) yang akan
digunakan untuk mendukung pembelajaran inovatif.
2. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama
praktik meliputi RPP, Bahan ajar, Media Pembelajaran, LKPD,
Kisi kisi, Instrumen dan Rubrik Penilaian.
3. Melaksanakan praktik pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat
:
a. Kegiatan Pendahuluan :
1) Melakukan pembukaan dengan salam, berdoa, memeriksa
kehadiran oleh guru
2) Peserta didik disiapkan fisik dan psikisnya untuk
mengawali pembelajaran. Peserta didik diminta berdiri
untuk mengecek kerapian pakaian dan memungut sampah
di sekitar tempat duduk. Peserta didik diberikan motivasi
dan pesan moral oleh guru supaya selalu menjaga
kebersihan, kesehatan dan bersemangat untuk belajar.
3) Peserta didik diberikan apersepsi oleh guru tentang materi
sebelumnya dengan menanyangkan gambar pada slide
Power point
4) Peserta didik dengan guru melakukan tanya jawab terkait
materi tersebut kemudian guru mengaitkan materi
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
5) Peserta didik menyimak penjelasan dari guru terkait
tujuan pembelajaran, manfaat dan penilaian yang akan
dilakukan selama pembelajaran
b. Kegiatan Inti :
1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan Peserta Didik
3) Membimbing Penyelidikan individu dan kelompok
4) Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
5) Menganalisa dan Mengevaluasi Proses Pemecahan
Masalah
c. Kegiatan Penutup :
1) Peserta didik membuat kesimpulan terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan dengan bimbingan guru
2) Peserta didik bersama guru melakukan refleksi terhadap
proses pembelajaran
3) Kelompok terbaik diberikan reward oleh guru
4) Peserta didik mengerjakan soal evaluasi
5) Guru memberikan tugas kepada peserta didik dan
menyampaikan rencana tindak lanjut (pembelajaran yang
akan dilaksanakan selanjutnya)
6) Menutup kegiatan belajar mengajar dengan doa bersama-
sama dan salam penutup

Yang terlibat:
1. Kepala SMK Al-Masturiyah Langkaplancar, yang telah
mendukung dengan memberikan izin, arahan dan motivasi
selama kegiatan PPL PPG Daljab
2. Dosen Pembimbing dan Guru Pamong, yang selalu memberikan
motivasi, arahan dan masukan dari mulai penyusunan perangkat
(RPP, Bahan ajar, media, LKPD, kisi-kisi, intrumen dan rubrik
penilaian) sampai dengan pelaksanaan PPL agar perangkat
pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3. Rekan sejawat, sebagai dokumentator (kameramen) dan asisten
observer
4. Siswa kelas X sampai XII SMK AL-Masturiyah Langkaplancar,
sebagai objek pelaksanaan praktik pembelajaran

Sumber daya yang diperlukan:


1. Sumber belajar : buku paket, bahan ajar, PPT, LKPD, gambar-
gambar dan video yang terkait dengan materi
2. Sarana dan prasarana yang mendukung untuk melaksanakan
praktik pembelajaran

C. Evaluasi Dan Refleksi Terhadap Pilihan Metode Pemacahan


Masalah, Langkah-Langkah, Solusi Dan Rencana Aksi
1. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi ini, dibuat beberapa intrumen untuk
mengetahui hasil rencana aksi yang telah dilakukan. Berikut
beberapa alat evaluasi yang akan digunbakan :
a. Membuat Jurnal Refleksi
1) Jurnal Refleksi Guru; dan
2) Jurnal Refleksi Peserta Didik
b. Membuat Jurnal Observasi Pembelajaran

2. Refleksi
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi
yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran
dari keseluruhan proses tersebut.
Dampak aksi dari langkah-langkah yang dilakukan: yaitu
hasil yang dirasakan sangat positif, hal ini dapat dilihat dari :
a. Pemilihan model pembelajaran inovatif yaitu PjBL membuat
pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat terlaksana
sehingga pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang meraka lakukan, juga dapat
mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap
hasil belajar maupun proses belajar.
b. Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, membantu dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa, menumbuhkan inisiatif siswa dalam
bekerjasama dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.
c. Penggunaan media/ bahan ajar yang komunikatif dan
interaktif sangat membantu dalam pemahaman materi dan
maksud dari tujuan yang ingin dicapai karena disajikan dalam
bentuk gambar dan video yang dapat menstimulus siswa
sehingga siswa antusias dan tidak bosan dalam mengikuti
proses pembelajaran
d. Adanya perubahan respon siswa dalam pembelajaran, yaitu
siswa menjadi aktif dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran
e. Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
dengan baik, santun dan benar
f. Penggunaan LKPD membantu dan mempermudah siswa
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga terbentuk interaksi
efektif antara peserta didik dengan guru dan dapat
meningkatkan aktivitas pembelajaran yang terarah

Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif ? :


Berdasarkan hasil dari aksi yang telah dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa hasilnya efektif.
Dibuktikan dengan:
a. Tercapainya tujuan yang diinginkan yaitu motivasi belajar
siswa meningkat
b. Pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat terlaksana
c. Artefak hasil belajar siswa yang yang baik dan memenuhi
kriteria ketuntasan minimun
d. Jawaban hasil survei dengan siswa, guru, kepala sekolah dan
orang tua yang memberikan respon positif

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan:


a. Kepala Sekolah dan guru memberikan respon positif terkait
praktik yang telah dilaksanakan dengan memberikan apresiasi.
Kepala Sekolah juga mendukung pembelajaran berpusat pada
siswa dengan memfasilitasi siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran; mendukung proses pembelajaran yang inovatif,
menarik serta penggunaan teknologi di dalamnya dan
mendukung pembuatan media pembelajaran yang disesuaikan
dengan karakter peserta didik di kelas
b. Respon dari teman sejawat yang menjadi observer sangat
positif. Dibuktikan dengan penilaian sebagai berikut: “Sintak
disampaikan secara runtut, siswa aktif dalam pembelajaran,
siswa belajar secara antusias, kemudian masalah yang
disajikan relate dengan siswa, siswa juga distimulus supaya
berpikir kritis, ketika menyampaikan hasil diskusi siswa aktif,
guru sudah bagus memfasilitasi diskusi dan menjadi
pengalaman menyenangkan untuk siswa.
c. Respon Siswa: memberikan respon yang baik dan merasa
senang dalam praktik pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil
refleksi pada akhir pembelajaran

Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan:


a. Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran terutama
pemilihan model dan media pembelajaran inovatif yang
dikembangkan dalam perangkat pembelajaran yang sesuai dan
lengkap.
b. Dukungan dari berbagai pihak, diantaranya :
1) Dosen pembimbing dan guru pamong yang bergitu
berperan dalam membimbing selama pembuatan perangkat
pembelajaran sampai pelaksanaan aksi pembelajaran;
2) Rekan Mahasiswa PPG Daljab Kelompok 3 yang sesalu
terbuka memberikan saran untuk perbaikan;
3) Kepala sekolah, melalui kebijakannya yang mendukung
selama pelaksanaan praktik PPL;
4) Rekan sejawat, yang bersedia meluangkan waktunya untuk
membantu pengambilan video selama praktik
pembelajaran
5) Siswa kelas VIII A SMPN 5 Langkaplancar yang bersedia
dijadikan objek untuk pelaksanaan praktik pembelajaran
c. Pesiapan yang matang disertai keseriusan dan kesabaran
dalam menerapkan pembelajaran sesuai yang telah
direncanakan
d. Kemauan dan komitmen dari siswa
e. Sarana dan prasarana mendukung selama proses praktik
pembelajaran.

Pembelajaran dari keseluruhan proses yang bisa diambil:


1. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model
dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa dan materi agar pembelajaran berhasil sesuai dengan
yang direncakanan sehingga dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa dan akan berdampak pada peningkatan hasil
belajar.
2. Siswa sudah memiliki kemampuan, bakat dan minatnya
masing-masing sehingga tugas guru adalah meningkatkan dan
mengasah kemampuan, bakat dan minat siswa tersebut melalui
proses pembelajaran. Karena selama pembelajaran siswa akan
berproses untuk meningkatkan kemampuan berkolaborasi,
berkomunikasi, kreatif dan berpikir kritis dalam sebuah
diskusi kelompok yang pada akhirnya memberikan
pengalaman yang bermakna untuk membekali diri mereka
dalam mencapai tujuan hidupnya.
3. Semakin memahami bahwa guru merupakan pembelajar
sepanjang hayat, yang harus terus mengembangkan diri untuk
kemajuan proses pembelajaran, baik dari segi model, metode,
media dan perangkat lainnya sesuai perkembangan jaman
untuk dapat meningkatkan kualitas dalam Pendidikan.

Jika dikaitkan dengan pembahsan pada Modul Pendidikan Agama


Isalm Kontemporer atau modul enam ini, keterkaitannya dapat
dilihat pada aspek berikut ini :
1. Aspek Pembehasan mengenai Gender pada Kegiatan Belajar (KB) 3
dimana pokok utama yang dapat diambil dari pembahasan pada KB
tersebut khusunya tentang Gender merujuk pada prinsip Kesetaraan
Gender. Kesetaraan Gender disini dipahami sebagai Kesetaraan
Gender terkhusu dalam bidang Pendidikan, dimana Pendidikan dapat
memberikan ruang yang sama kepada laki-laki maupun perempuan
sehingga akan membuka peluang lain di masa sekarang maupun masa
yang akan datang.
2. Aspek mengenai Moderasi beragama, dimana jika kita pahami pesan
pada KB 4 ini poko utamanya adalah dorongan kepada kita untuk
dapat bertoleransi dalam kehidupan sehari dengan tuntunan syari’at
serta pemahaman yang benar dan tepat sehingga kita akan menjadi
termotivasi dalam kehidupan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai