Anda di halaman 1dari 6

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori

1. Hasil Belajar

Hasil belajar secara jelas, terlebih dahulu perlu dirumuskan

mengenai hakekat belajar. Secara psikologi hakekat belajar ialah suatu

proses perubahan yakni perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Definisi tersebut sejalan dengan definisi yang

dikemukakan oleh beberapa ahli.di antaranya yakni:

a. Menurut Burton, “Learning is a change in the individual, due

tointeraction of that individual and his environment, which fills a

need and makes him more capable of daeling adequately with his

environment”. Belajar ialah suatu perubahan dalam diri individu

sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya untuk memenuhi

kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan

lingkungannya secara memadai1

b. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003 dinyatakan bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

1
Anisah Basleman, Teori Belajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 7.

7
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 2

2. Metode Pembelajara Problem Based Learning (PBL)

Salah satu model yang saat ini sedang menjadi perhatian kalangan

pendidik adalah model Problem Based Learning (PBL) yaitu model

pembelajaran yang di dalamnya melibatkan sasaran didik untuk berusaha

memecahkan masalah dengan beberapa tahap metode ilmiah sehingga

siswa diharapkan mampu untuk mempelajari pengetahuan yang berkaitan

dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan mampu memiliki

keterampilan dalam memecahkan masalah. PBL akan menjadi sebuah

pendekatan pembelajaran yang berusaha menerapkan masalah yang

terjadi dalam dunia nyata, sebagai sebuah konteks bagi peserta didik

untuk berlatih bagaimana cara berpikir kritis dan mendapatkan

keterampilan untuk memecahkan masalah.3

Berdasar pada pendapat di atas disimpulkan bahwa model adalah

sebuah rancangan pembelajaran jangka panjang, di dalamnya berisi

tentang kerangka konseptual yang dapat dijadikan penuntun mencapai

tujuan pembelajaran. Jika ditambahkan dengan model Problem Based

Learning, maka sesungguhnya model ini berisi tentang berbagai konsep

2
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
Samsidah dan Hamidah Suryani, Buku Model PBL Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan
(Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2018), 8.

8
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik disuguhi berbagai problem

dan diberi kesempatan untuk memecahkan sendiri masalahnya.

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pengertian pembelajaran berbeda dengan istilah pengajaran,

perbedaannya terletak pada orientasi subjek yang difokuskan, dalam

istilah pengajaran guru merupakan subjek yang lebih berperan aktif dalam

kegiatan belajar mengajar, sedangkan pembelajaran memfokuskan pada

peserta didik.

Untuk memahami hakikat pembelajaran dapat dilihat dari dua

segi, yaitu dari segi bahasa (etimologis) dan istilah (terminologis). Secara

bahasa, kata pembelajaran merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris,

instruction yang bermakna sederhana “upaya untuk membelajarkan

seseorang atau kelompok orang, melalui berbagai upaya (effort) dan

berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang

telah direncanakan”.4

Secara terminologis, Assocation for educational Communication

and Technology (AECT) mengemukakan bahwa pembelajaran

(instructional) merupakan suatu sistem yang didalamnya terdiri dari

komponen-komponen sistem instruksional, yaitu komponen pesan, orang,

bahan, peralatan, teknik dan latar atau lingkungan.5

Sedangkan makna pembelajaran Pendidikan Agama Islam

menurut Muhaimin adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat


4
Abdul Majid, “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam” (Bandung: Rosdakarya,
2012) 270
5
Ibid, 269.

9
belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk

terus-menerus mempelajari agama Islam, baik untuk mengetahui

bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai

pengetahuan.6

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat mengaktualisasikan

apa yang terdapat dalam kurikulum agama Islam sebagai kebutuhan

peserta didik secara menyeluruh yang mengakibatkan beberapa

perubahan tingkah laku peserta didik baik dalam ranah kognitif, afektif

maupun psikomotor.

4. Aktifitas Shalat dan Zikir sebagai Pencegah Perbuatan Buruk

Aktivitas Salat (shalat) dan Zikir (dzikir) memiliki peran dalam

membentuk kesadaran spiritual dan moral siswa. Shalat adalah ibadah

pokok dalam Islam yang mengajarkan ketaatan kepada Allah dan

kedisiplinan. Dzikir adalah bentuk pengingat dan penghormatan kepada

Allah yang dapat memperkuat hubungan spiritual siswa. Keduanya

memiliki potensi untuk mencegah perbuatan buruk dengan menguatkan

nilai-nilai kebaikan dan kontrol diri. Telah disebutkankan dalam Alqur’an

Surat Al-Ankabut ayat 45 sebagai berikut:

‫ٰل‬ ‫ٰل َۗة‬ ‫ُأ‬


‫ُاْت ُل َم ا ْو ِحَي ِإَلْي َك ِمَن اْل ِك ٰت ِب َو َأِقِم الَّص و ِإَّن الَّص وَة َت ْن ٰه ى َع ِن‬

‫اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َكِۗر َو َلِذ ْك ُر ِهّٰللا َأْك َب ُۗر َو ُهّٰللا َي ْع َلُم َم ا َت ْص َن ُعْو َن‬
Terjemahan:

6
Muhaimin, “Paradigma Pendidikan Islam”, (Bandung: Rosdakarya, 2002). 183

10
Bacalah Kitab (Al-Quran) yang telah diwahyukan kepadamu

(Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu

mencegah (perbuatan) dari keji dan mungkar. Dan (ketahuilah)

mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang

lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Surat Al-Ankabut: 45)

B. Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan penelitian yang secara esensi masih bersambung

terhadap penelitian yang saya lakukan yaitu:

1. Hadi, Singgih Muheramto (2009). Shalat sebagai Upaya Preventif

terhadap perilaku menyimpangmenurut Al-qur’an.

2. Mukmin, M. N., & Yani, S. (2017). Penerapan Metode Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Kualitas

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Islam,

5(1), 54-64.

Penelitian ini mengimplementasikan metode PBL dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam di sekolah dasar. Hasilnya menunjukkan bahwa

PBL efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa

dalam memahami materi agama Islam.

Meskipun penelitian-penelitian tersebut tidak secara khusus meneliti

hubungan antara peran aktifitas salat dan zikir dalam mencegah perbuatan

buruk dengan metode PBL, namun mereka memberikan wawasan tentang

efektivitas PBL dalam meningkatkan pemahaman dan motivasi siswa dalam

11
pembelajaran agama. Penelitian tindakan kelas yang diusulkan dapat

melengkapi penelitian-penelitian tersebut dengan fokus pada materi aktivitas

salat dan zikir serta mencegah perbuatan buruk di kalangan siswa kelas VII A

SMP Gema Pelita.

C. Hipotesis Penelitian

1. Adanya peningkatkan hasil belajar melalui metode pembelajaran problem

based learning pada pembelajaran PAI materi aktifitas salat dan zikir

sebagai pencegah perbuatan buruk di kelas VII A SMP Gema Pelita

tahun 2023

2. Tidak adanya peningkatkan hasil belajar melalui metode pembelajaran

problem based learning pada pembelajaran PAI materi aktifitas salat dan

zikir sebagai pencegah perbuatan buruk di kelas VII A SMP Gema Pelita

tahun 2023

12

Anda mungkin juga menyukai