Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB IMPLANT

”Ny.N” UMUR 21 Tahun P1 A0 AH1

DI PUKESMAS MAYANGAN

Disusu Oleh :

Lira Virna Mutiara Ratu

7221006

DIII KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

JOMBANG

TAHUN 2022-2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

NY.N UMUR 22 TAHUN

DENGAN AKSEPTOR KB IMPLANT

DI PUSKESMAS MAYANGAN

TANGGAL/JAM :

TEMPAT :

MENGETAHUI

Mahasiswa

Lira Virna Mutiara Ratu

7221006

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Suyati, S.ST.M.Kes Yuni Widaryanti, S.Tr.Keb., Bd.

NIPY. 11 11103 055 NIP. 19740607 200112 2 002


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan Fisiologis dengan judul “Asuhan
Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny.N Usia 21 tahun dengan Aseptor KB
Implant”ini dengan lancar tanpa hambatan suatu apapun.

Dalam penyusunan Laporan Praktik Kebidanan ini penulis tidak lupa memberikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
ini.
Adapun ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Ibu Pujiani, S.Kep.Ners.,M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu
2. Ibu Dian Puspita Yani, SST., M.Kes. selaku Ka. Prodi D-III Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Unipdu
3. Ibu Suyati, S.ST., M.Kes. selaku Pembimbing Akademik
4. Ibu Yuni Widaryanti, S.Tr.Keb., Bd., selaku Pembimbing Klinik
5. Orang Tuaku yang telah memberikan bimbingan dan doa sehingga mengantarkan
ku meraih cita-cita. Terimakasih atas do’a yang selalu teruntai dalam hati dan
tidak pernah lelah dan senantiasa menemaniku.
6. Serta pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan Laporan Praktik Kebidanan ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan.
Demikianlah Laporan Praktik Kebidanan ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jombang, 20 Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam menekan laju dari pertumbuhan penduduk pemerintah melakukan upaya yaitu
program Keluarga Berencana (KB) yang ditujukan kepada Pasangan Usia Subur (PUS)
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2014). Program tersebut
dilakukan mengingat Indonesia adalah negara yang masih menduduki peringkat keempat
sebagai negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia, setelah China, India, dan
Amerika Serikat dimana menurut data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2018 yang berjudul Statistik Indonesia 2018 (Statistic Yearbook of
Indonesia 2018) disebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak
261.089.900 jiwa pada tahun 2017 dimana terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun
2016 yaitu lebih tinggi sekitar 1,2% atau sebanyak 3.186.000 jiwa yang artinya terjadi
pertambahan pertumbuhan penduduk.
Jenis kontrasepsi implant adalah metode kontrasepsi yang berupa batang atau kapsul
silastik yang berisi hormon progesteron, pemasangan implant dilakukan dengan cara
memasukkan alat yang berupa batang atau kapsul silastik ini ke bawah kulit melalui insisi
(Saifuddin, 2010). Implant atau susuk kontrasepsi ini merupakan salah satu metode
kontrasepsi hormonal yang berbentuk batang dengan panjang 4 cm yang di dalamnya
terdapat hormon progesteron, hormon tersebut akan dilepaskan secara perlahan dimana
akan bekerja dengan efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3-5 tahun, kemudian dari
mulai pemakaian sampai 1 minggu disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi
tambahan seperti kondom. Sama seperti alat kontrasepsi hormonal lainnya, implant juga
dapat mempengaruhi siklus menstruasi akseptor dan dapat menyebabkan kenaikan berat
badan selama penggunaanya, efek samping utama adalah adanya perdarahan bercak dan
amenorhea. (BKKBN, 2016).
Kontrasepsi implant memiliki keuntungan dibandingkan dengan metode kontrasepsi
lainnya, dimana implant merupakan kontrasepsi yang memiliki daya guna paling tinggi
dengan kegagalan 0,3 per 100 tahun (Marliza, 2013). Kontrasepsi implant menjadi salah
satu jenis kontrasepsi dimana implant ini memiliki daya guna yang tinggi. Implant
memiliki perlindungan jangka panjang dengan pengembalian kesuburan yang cepat
setelah dilakukan pencabutan, selain itu kontrasepsi implant tidak mengganggu dalam
kegiatan senggama, tidak diperlukan kontrol bila tidak adanya keluhan selama pemakaian
kontrasepsi, dan tidak dapat mengganggu produksi ASI. Dalam pemasangan kontrasepsi
implant ini tidak diperlukan pemeriksaan dalam dan pencabutannya pun dapat dilakukan
sesuai kebutuhan akseptor. Beberapa hal tersebut tidak dimiliki oleh metode kontrasepsi
jangka panjang yang lainnya dengan kontrasepsi implant, misalnya tidak mengganggu
produksi ASI sehingga kontrasepsi implant ini dapat digunakan oleh semua ibu dalam
usia reproduksi (Saifuddin, 2010).

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaiamana penerapan pelayanan KB Implant di Pukesmas Mayangan, Desa
Mayangan Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

C. TUJUAN UMUM
Mempelajari, memahami, dan menggunakan menejemen kebidanan sesuai standart
asuhan kebidanan pada keluarga berencana.
a. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data yang sesuai dengan
asuhan kebidanan pada Ny.”z” dengan akseptor baru KB metode
implan.
2. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa sesuai dengan standar
kebidanan pada Ny.”z” dengan akseptor baru KB metode implan.
3. Mahasiswa mampu menyusun intervensi/perencanaan pada keluarga
berencana sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada Ny.”z”
dengan akseptor baru KB metode implan.
4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi/pelaksanaan pada
keluarga berencana sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada
Ny.”z” dengan akseptor baru KB metode implan.
5. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dari data yang diperoleh
pada keluarga berencana sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada
Ny.”z” dengan akseptor baru KB metode implan.
6. Mendokumentasikan standar asuhan kebidanan menggunakan SOAP.
b. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapata menerapkan yang telah diperoleh serta menerapkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung
sehingga dapat digunakan sebagai penulis dalam melaksanakan.
2. Bagi Institusi
Sebagai alat atau tugas yang diwajibkan dan untuk menambah
ilmu yang bermanfaat untuk mahasiwa sebagai calon bidan.
3. Bagi Lahan Praktek
Agar klien dapat mengetahui dan memahami kelebihan dan
kekurangan menggunakan alat kontrasepsi KB Implan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kontrasepse Implant
1. Pengertian Implant
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan
dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima tahun, metode ini
dikembangkan oleh the Population Council, yaitu suatu organisasi internasional yang
didirikan tahun 1952 untuk mengembangkan metode kontrasepsi. Implant merupakan
alat kontrasepsi yang dipasangkan di bawah kulit lengan atas yang berbentuk kapsul
silastik yang lentur dimana di dalam setiap kapsul berisi hormon levernorgestril yang
dapat mencegah terjadinya kehamilan. Kontrasepsi implant ini memiliki cara kerja
menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan selaput lendir endometrium tidak siap
dalam menerima pembuahan (nidasi), mengentalkan lendir dan menipiskan lapisan
endometrium dengan efektivitas keberhasilan kontrasepsi implant sebesar 97-99%
(BKKBN, 2014).
Menurut Saifuddin (2010) kontrasepsi implant ini dapat bekerja efektif selama
5 tahun untuk jenis norplan dan 3 tahun untuk jenis jadena, indoplant, dan implanton.
Kontrasepsi implant ini dapat digunakan oleh semua ibu dalam usia reproduksi serta
tidak mempengaruhi masa laktasi, pencabutan serta pemasangan implant perlu
pelatihan, kemudian setelah dilakukan pencabutan implant maka kesuburan dapat
segera kembali, kontrasepsi implant memiliki efek samping utama terjadinya
perdarahan bercak dan amenorhea.
2. Cara Kerja dan Efektivitas
Cara kerja dan efektifitas implant adalah mengentalkan lendir serviks yang
dapat mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga terjadi implantasi,
mengurangi transportasi sperma, menekan ovulasi, serta efektif dalam mencegah
kehamilan yaitu dengan kegagalan 0,3 per 100 tahun (Marliza, 2013).
Mekanisme kerja implant untuk mencegah terjadinya kehamilan melalui
beberapa cara yaitu :
a. Mencegah Ovulasi
Dimana pada kedua jenis implant norplan, hormon lenovogestrel
berdistribusi melalui membran silastik dengan kecepatan yang lambat dan
konstan. Dalam 24 jam setelah insersi, kadar hormon dalam plasma darah
sudah cukup tinggi untuk mencegah ovulasi, kadar levonorgestrel yang
dipertahankan dalam tubuh klien dengan sistem norplant secara parsial
menekan lonjakan LH dan menghambat ovulasi. Sekresi FSH dan LH tetap
berada pada kadar normal (BKKBN, 2014).
b. Perubahan lendir serviks
Disini lender serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menghambat
pergerakan spermatozoa, implant kemungkinan besar juga menekan poliferasi
siklik endometrium yang dipicu oleh esterogen sehingga endometrium tetap
dalam keadaan atrofi (BKKBN, 2014).
c. Menghambat Perkembangan Sikli dari Endometrium
Efektifitas implant ini pada jenis norplant akan berkurang sedikit
setelah 5 tahun dan pada tahun ke enam kira-kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi
hamil. Kemudian untuk jenis jadena sama efektifnya dengan norplant pada 3
tahun pertama pemakaiannya, selanjutnya efektifitasnya berkurang namun
belum diketahui penyebabnya, kemungkinan karena kurangnya pelepasan
hormon (BKKBN, 2014).
3. Keuntungan Kontrasepsi Implant
Kontrasepsi implant memiliki keuntungan adalah memiki daya guna yang
tinggi, perlindungan dalam jangka waktu yang panjang, pengembalian kesuburan
yang cepat setelah dilakukan pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam,
bebas dari pengaruh esterogen, tidak mengganggu dalam kegiatan senggama, tidak
mengganggu produksi ASI, klien hanya perlu kembali untuk kontrol bila terdapat
keluhan selama pemakaian kontrasepsi, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan
kebutuhan. Pemakaian kontrasepsi implant ini juga memiliki keuntungan non
kontrasepsi diantaranya (Saifuddin, 2010) adalah mengurangi rasa nyeri, mengurangi
jumlah darah haid, mengurangi atau memperbaiki anemia, melindungi dari terjadinya
kanker endometrium, menurunkan angka kejadian kanker jinak payudara, melindungi
diri dari beberapa penyebab radang panggul, menurunkan angka kejadian
endometritis.
4. Indikasi Implant
Klien yang boleh menggunakan kontrasepsi implant adalah (BKKBN, 2014):
a. Dalam usia reproduksi.
b. Telah memiliki anak maupun belum memiliki anak.
c. Menghendaki kontrasepsi yang dimiliki efektivitas tinggi dan menghendaki
pencegahan kehamilan jangka panjang.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Pasca keguguran.
f. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi.
g. Riwayat kehamilan ektopik.
h. Memiliki tekanan darah yang < 180/110 mmHg dengan masalah pembuluh
darah atau anemi bulan sabit (sickle cell).
i. Tidak diperkenan menggunakan alat kontrasepsi hormonal yang
mengandung hormon esterogen.
j. Pada klien yang sering lupa minum pil teratur.
5. Efek Samping
a. Amenorhea, penanganannya pastikan hamil atau tidak, bila tidak memerlukan
penanganan khusus maka cukup dengan konseling saja. Kemudian bila klien tetap
tidak menerima maka angkat implant dan anjurkan untuk menggunakan alat
kontrasepsi lain. Bila terjadi kehamilan dan klien ingin mempertahankan
kehamilannya lakukan pencabutan implant dan jelaskan bahwa progestin tidak
berbahaya bagi janin namun bila diduga terjadinya kehamilan ektopik maka lakukan
rujukan karena tidak akan ada pengaruh diberikan obat hormon untuk memancing
pendarahan. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu tahun 2015 menunjukkan bahwa
ketidakteraturan siklus menstruasi merupakan salah satu efek samping dari pengguaan
kontrasepsi implant.
b. Perdarahan bercak (spotting) ringan, berikan penanganan dengan memberikan
penjelasan bahwa spotting ini sering terjadi terutama pada tahun pertama kemudian
bila tidak terdapat masalah dan tidak hamil maka diperlukan penanganan. Bila klien
tetap mengeluh dengan perdarahan bercak dan ingin melanjutkan pemakaian implant
maka berikan klien pil kombinasi selama satu siklus atau berikan ibu profen 3 x 800
mg selama 5 hari, beri penjelasan bahwa setelah pil kombinasi habis akan terjadi
perdarahan kemudian bila terjadi perdarahan yang lebih banyak dari biasanya berikan
klien 2 pil kombinassi untuk 3-7 hari kemudian dilanjutkan dengan 1 siklus pil
kombinasi atau dapat juga diberikan 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg esterogen
equin konjugasi untuk 14-21 hari.
c. Ekspulsi, maka lakukan penanganan dengan cabut kapsul ekspulsi kemudian
periksa apakah kapsul yang lain masih di tempat lalu pastikan ada atau tidaknya
infeksi pada daerah insersi kemudian bila tidak ada infeksi dan kapsul baru 1 buah
pada tempat insersi yang berbeda, namun bila ada infeksi pada daerah insersi maka
lakukan pencabutan pada seluruh kapsul dan pasang kapsul yang baru pada lengan
lain atau manganjurkan klien untuk menggunakan kontrasepsi lain.
d. Infeksi pada daerah insersi, bila terjadi infeksi tanpa nanah maka bersihkan dengan
sabun, air atau antiseptik lalu berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari lalu implant
jangan dilepas serta anjurkan klien untuk datang 1 minggu kemudian. Bila keadaan
tidak membaik maka cabut implant dan pasang di lengan yang lainnya atau mencari
metode kontrasepsi lainnya.
e. Berat badan naik atau turun, maka berikan informasi pada klien bahwa perubahan
berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang jika terjadi perubahan berat badan 2 kg
atau lebih namun apabila perubahan tidak dapat diterima maka bantu klien untuk
mencari kontrasepsi lain (BKKBN, 2014).
6. Lama Pemakaian Implant
Menurut Saifuddin (2010) waktu dalam pemakaian alat kontrasepsi implant
dapat dimulai dalam keadaan dimana ketika mulai siklus haid hari ke-2 sampai hari
ke-7, tidak memerlukan alat kontrasepsi tambahan. Ketika klien tidak haid, insersi
dapat dilakukan setiap saat dengan syarat tidak memungkinkan hamil atau tidak
sedang hamil, disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual atau gunakan
metode kontrasepsi lain sampai 7 hari pasca pemakaian kontrasepsi. Insersi dapat
dilakukan bila diyakini klien tidak sedang hamil atau diduga hamil. Bila diinsersi
setelah hari ke-7 dalam siklus haid maka klien tidak dapat melakukan hubungan
seksual atau menggunakan metode kontrasepsi tambahan sampai 7 hari pasca
pemasangan implant.
Bila klien menyusui selama 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinannya,
maka insersi dilakukan setiap saat, bila klien menyususi penuh dan tidak perlu adanya
kontrasepsi tambahan. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan terjadinya haid kembali,
insersi dapat dilakukan setiap saat tetapi klien tidak boleh melakukan hubungan
seksual atau menggunakan alat kontrasepsi tambahan sampai 7 hari pasca insersi. Bila
klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi
implant, maka insersi dapat dilakukan setiap saat, bilamana diyakini klien tersebut
tidak dalam keadaan hamil atau diduga hamil atau klien menggunakan alat
kontrasepsi sebelumnya dengan benar. Bila kontrasepsi yang digunakan ibu
sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, maka kontrasepsi implant dapat diberikan saat
jadwal disuntik ulang tersebut dan tidak memerlukan kontrasepsi tambahan. Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah IUD maka klien yang ingin mengganti alat
kontrasepsinya menjadi implant maka dapat dilakukan insersi pada hari ke-7 dengan
syarat tidak boleh melakukan hubungan seksual atau menggunakan alat kontrasepsi
tambahan lainnya selama 7 hari, dan IUD segera dicabut. Bagi klien pasca keguguran,
maka insersi dalam dilakukan kapan saja.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB IMPLANT

”Ny.N” UMUR 21 Tahun P1 A0 AH1

DI PUKESMAS MAYANGAN

Tangal Masuk : 05 Januari 2023

Tanggal/Jam : 05 Januari 2023 / 09.00 WIB

STANDART I PENGKAJIAN

I. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata pasien

Istri Suami
Nama Nur Halimah Dimas Wanoto
Umur 21 tahun
Agama Islam
Suku/Bangsa Jawa
Pendidikan SLTP SLTP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Swasta
2. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin melakukan pemasangan KB Implant

3. Keluhan utama
Tidak ada

4. Riwayat menstruasi
a. menarche : 14 tahun
b. siklus : 28 hari
c. lama : 6-8 hari
d. warna : warna khas
e. dismenorhea : kadang-kadang

5. Riwayat Obstetrik

N Hami Umur Persalinan BBL Nifas


o l ke kehamila Tahu Penolon Tempa Komplikas BB JK
n n g t i
1 1 9 bulan 2022 Bidan PKM Tidak ada 320 Laki Tida
0 -laki k ada

6. Riwayat KB

N Cara Jenis Mulai pakai Keluha Berhenti / lepas alasa


o alko alko n n
n n Tahu Ole Tempa Tahu Ole Tempa
n h t n h t

7. Riwayat kesehatan ibu


a) Hipertensi : tidak
b) Diabetes : tidak
c) Hepatitis : tidak
d) Asma : tidak
e) PMS : tidak
f) HIV/AIDS : tidak
g) Lainnya : tidak

8. Riwayat kesehatan keluarga


a) Hipertensi : tidak
b) Diabetes : tidak
c) Hepatitis : tidak
d) Asma : tidak
e) PMS : tidak
f) HIV/AIDS : tidak
g) Lainnya : tidak

9. Riwayat perkawinan
a) Menikah ke :1
b) Lama :
c) Nikah saat usia :

10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


a) Nutrisi
Makan : 3x sehari
Minum : 7x sehari
b) Eliminasi
BAB : 1x sehari
BAK : 5-6x sehari
c) Istirahat
Tidur siang : 2 jam
Tidur malam : 8 jam
d) Aktifitas
Mengerjakan pekerjaan rumah dan menjaga anak
e) Personal hygien
Mandi : 2x sehari
Gosok gigi : 2-3x sehari
Keramas : 3x seminggu
Ganti pakaian : 2-3x sehari
Keluhan : tidak ada
f) Seksual
Tidak dikaji
11. Data psikososial, spiritual, ekonomi
a) Hubungan ibu dengan suami dan keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung untuk
melakukan KB.
b) Hubungan ibu dengan tetangga
Ibu mengatakan huungan dengan tetangga berjalan dengan
baik.
c) Ketaatan ibu beribadah
Ibu mengatakan taat beribadah
d) Perekonomian keluarga
Tidak dikaji

II. Data Objektif


a. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :121/83 mmhg
Nadi : 89 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7 ‘C
Tinggi badan : 151 cm
Berat badan : 53 kg
b. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan anamnesa pada pasien untuk memastikan bahwa pasien
tidak dalam kondisi hamil.
HPHT : 31 Desember 2022
Tanggal pemasangan : 5 Januari 2023

STANDART II PERUMUSAN DIAGNOSA DAN ATAU MASALAH

Ny.N P1A0 umur 21 tahun dengan akseptor baru KB Implant


STANDAR III INTERVENSI

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaanya.


2. Beritahu ibu macam-macam alat kontrasepsi beserta efek samping yang akan
ditumbulkan.
3. Lakukan inform consent tindakan pemasangan implant.
4. Persiapkan alat dan tempat dilakukannya pemasangan KB implant.
5. Beritahu ibu untuk mencuci lengan yang akan dipasang KB Implant dengan sabun.
6. Bantu ibu untuk memposisikan posisi yang nyaman.
7. Tentukan tembat pemasangan pada bagian dalam lengan atas dengan mengukur 8 cm
diatas lipatan siku.
8. Beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kipas untuk memasang dua buah
kapsul implant
9. Pastikan bahwa peralatan steril atau telah didesinfektan tingkat tinggi sudah tersedia.
10. Buka peralatan steril.
11. Buka kemasan implant dan jatuhkan pada mangkok kecil yang steril.
12. Cuci tanggan dengan air bersih dan sabun, keringkan dengan air bersih.
13. Pakai sarung tanggan steril atau DTT, bila sarung tangan diberi bedak hapus bedak
dengan kasa yang telah dicelupkan dalam air steril.
14. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
15. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan jumlah 2 kapsul.
16. Usap tempat pemasangandengan larutan antiseptik, gerakkan kearah luar 10-15 cm
dan biarkan kering.
17. Pasang kain penutup (doek), dan DTT disekitar lenga klien.
18. Suntikan anestesi lokal 0,3/0,5 cc tepat dibawah kulit pada tempat insisi yang telah
ditentukan sampai kulit sedikit mengelembung.
19. Teruskan penusuk jarum kelapisan dibawah kulit sepanjang 4 cm dan suntikkan
masing-masing 1cc pada jalur pemasangan kapsul no.1 dan 2.
20. Uji efek anestesinnya sebelum melakukan insisi kulit.
21. Buat insisi dangakal selebar 2 mm dengan skalpel atau ujung bisturi hingga mencapai
lapisan subdermal.
22. Buka selubung plastik trokar dan masukkan kedua kapsul implan kedalam lubang
trokar secara berurutan hingga terposisi dengan baik.
23. Masukkan ujung trokar hingga mencapai lapisan subdermal kemudian luruskan trokar
sejajar dengan permukaan kulit.
24. Ungkit kulit dan doorong trokar dan pendorongnya sampai batas tanda 1 tepat berada
pada luka insisi.
25. Masukkan ujung pendorong kedalam trokar dan pastikan sirip pada pendorong
mengarah kebawah.
26. Dorong pendorong hingga menyentuh panggal kapsul, kemudian tarik trokar kearah
pendorong hingga sirip pada pendorong masuk kecela pangkal trokar.
27. Setelah dipastikan batang kapsul pada tempatnya disubdermal maka tahan kapsul
pada tempatnya, tarik rokar hingga tanda 2 , kemudian pindahkan ujung kapsul ke
samping kapsul pertama, dan arahkan ke 1,5 cm lateral dari ujung kapsul pertama
sehingga membentuk huruf V.
28. Dorong trokar tanda 1 mencapai luka insisi.
29. Putar pendorong untuk mematahkan kedua sirip pendorong sehingga trokar dapat
ditarik kearah pendorong.
30. Tahan pendorong dan tarik trokar keara panggkal pendorong untuk menempatkan
kapsul ke 2 pada tempatnya.
31. Tahat kapsul ke 2 yang sudah terpasang dibawah kulit, tarik trokar sehingga keluar
dari luka insisi.
32. Raba kapsul dibawah kulit untuk memastikan kedua kapsul implant 2 elah terpasang
baik pada posisinya.
33. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada pada jarak yang aman
dari luka insisi.
34. Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk mencegah perdarahan.
35. Dekatkan uung insisi dan tutup dengan band aid.
36. Beri pembalut pada luka untuk mengurangi memar.
37. Beri petunjuk pada pasien untuk merawat luka
38. Masukkan klorin kedalam suntik dan rendam alat suntik kedalam larutan klorin.
39. Letakan semua peralatan kedalam larutan klorin selama 10 menit, pisahkan trokar dari
pendorongnya.
40. Buang peralatan yang tidak dipakai lagi pada tempatnya
41. Celupkan tangan yang memakai sarungtangan kedalam larutan klorin 0,5% buka
secara terbalik
42. Cuci tanggan dengan sabun dan air bersih, keringkan dengan handuk.
43. Gambar letak kapsul dalam rekam medis dan catat bila ada hal khusus.
44. Lakukan observasi 15 menit sebelum mengizinkan pasien pulang.

STANDART IV IMPLEMENTASI

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaanya.


2. Memberitahu ibu macam-macam alat kontrasepsi beserta efek samping yang akan
ditumbulkan.
3. Melakukan inform consent tindakan pemasangan implant.
4. mempersiapkan alat dan tempat dilakukannya pemasangan KB implant.
5. memberitahu ibu untuk mencuci lengan yang akan dipasang KB Implant dengan
sabun.
6. membantu ibu untuk memposisikan posisi yang nyaman.
7. menentukan tembat pemasangan pada bagian dalam lengan atas dengan mengukur 8
cm diatas lipatan siku.
8. memberi tanda pada tempat pemasangan dengan pola kipas untuk memasang dua
buah kapsul implant
9. memastikan bahwa peralatan steril atau telah didesinfektan tingkat tinggi sudah
tersedia.
10. membuka peralatan steril.
11. membuka kemasan implant dan jatuhkan pada mangkok kecil yang steril.
12. Mencuci tanggan dengan air bersih dan sabun, keringkan dengan air bersih.
13. Memakai sarung tanggan steril atau DTT, bila sarung tangan diberi bedak hapus
bedak dengan kasa yang telah dicelupkan dalam air steril.
14. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
15. Menghitung jumlah kapsul untuk memastikan jumlah 2 kapsul.
16. Mengusap tempat pemasangandengan larutan antiseptik, gerakkan kearah luar 10-15
cm dan biarkan kering.
17. Memasang kain penutup (doek), dan DTT disekitar lenga klien.
18. Menyuntikan anestesi lokal 0,3/0,5 cc tepat dibawah kulit pada tempat insisi yang
telah ditentukan sampai kulit sedikit mengelembung.
19. Teruskan penusuk jarum kelapisan dibawah kulit sepanjang 4 cm dan suntikkan
masing-masing 1cc pada jalur pemasangan kapsul no.1 dan 2.
20. Menguji efek anestesinnya sebelum melakukan insisi kulit.
21. Membuat insisi dangakal selebar 2 mm dengan skalpel atau ujung bisturi hingga
mencapai lapisan subdermal.
22. Membuka selubung plastik trokar dan masukkan kedua kapsul implan kedalam
lubang trokar secara berurutan hingga terposisi dengan baik.
23. Mwmaasukkan ujung trokar hingga mencapai lapisan subdermal kemudian luruskan
trokar sejajar dengan permukaan kulit.
24. Mengungkit kulit dan doorong trokar dan pendorongnya sampai batas tanda 1 tepat
berada pada luka insisi.
25. Memasukkan ujung pendorong kedalam trokar dan pastikan sirip pada pendorong
mengarah kebawah.
26. Mendorong pendorong hingga menyentuh panggal kapsul, kemudian tarik trokar
kearah pendorong hingga sirip pada pendorong masuk kecela pangkal trokar.
27. Setelah dipastikan batang kapsul pada tempatnya disubdermal maka tahan kapsul
pada tempatnya, tarik rokar hingga tanda 2 , kemudian pindahkan ujung kapsul ke
samping kapsul pertama, dan arahkan ke 1,5 cm lateral dari ujung kapsul pertama
sehingga membentuk huruf V.
28. Doronglah trokar tanda 1 mencapai luka insisi.
29. Memutar pendorong untuk mematahkan kedua sirip pendorong sehingga trokar dapat
ditarik kearah pendorong.
30. Menahan pendorong dan tarik trokar keara panggkal pendorong untuk menempatkan
kapsul ke 2 pada tempatnya.
31. menahan kapsul ke 2 yang sudah terpasang dibawah kulit, tarik trokar sehingga keluar
dari luka insisi.
32. Meraba kapsul dibawah kulit untuk memastikan kedua kapsul implant 2 elah
terpasang baik pada posisinya.
33. Meraba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada pada jarak yang aman
dari luka insisi.
34. Menekan pada tempat insisi dengan kasa untuk mencegah perdarahan.
35. Mendekatkan uung insisi dan tutup dengan band aid.
36. Memberi pembalut pada luka untuk mengurangi memar.
37. Memberi petunjuk pada pasien untuk merawat luka
38. Memasukkan klorin kedalam suntik dan rendam alat suntik kedalam larutan klorin.
39. Meletakan semua peralatan kedalam larutan klorin selama 10 menit, pisahkan trokar
dari pendorongnya.
40. Membuang peralatan yang tidak dipakai lagi pada tempatnya
41. mencelupkan tangan yang memakai sarungtangan kedalam larutan klorin 0,5% buka
secara terbalik
42. Mencuci tanggan dengan sabun dan air bersih, keringkan dengan handuk.
43. Mengambar letak kapsul dalam rekam medis dan catat bila ada hal khusus.
44. Melakukan observasi 15 menit sebelum mengizinkan pasien pulang.

STANDAR V EVALUASI

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaanya.


2. Ibu sudah mengerti apa saja macam-macam alat kontrasepsi beserta efek samping
yang akan ditumbulkan.
3. Ibu sudah melakukan inform consent tindakan pemasangan implant.
4. Alat dan tempat sudah siap.
5. Ibu sudah mencuci lengan yang akan dipasang KB Implant dengan sabun.
6. Ibu sudah dalam posisi nyaman.
7. Telah dilakukan, Tentukan tembat pemasangan pada bagian dalam lengan atas dengan
mengukur 8 cm diatas lipatan siku.
8. Telah dilakukan, Beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kipas untuk
memasang dua buah kapsul implant
9. Telah dilakukan, Pastikan bahwa peralatan steril atau telah didesinfektan tingkat
tinggi sudah tersedia.
10. Telah dilakukan, Buka peralatan steril.
11. Telah dilakukan, Buka kemasan implant dan jatuhkan pada mangkok kecil yang steril.
12. Telah dilakukan, Cuci tanggan dengan air bersih dan sabun, keringkan dengan air
bersih.
13. Telah dilakukan, Pakai sarung tanggan steril atau DTT, bila sarung tangan diberi
bedak hapus bedak dengan kasa yang telah dicelupkan dalam air steril.
14. Telah dilakukan, Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
15. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan jumlah 2 kapsul.
16. Telah dilakukan, Usap tempat pemasangandengan larutan antiseptik, gerakkan kearah
luar 10-15 cm dan biarkan kering.
17. Telah dilakukan, Pasang kain penutup (doek), dan DTT disekitar lenga klien.
18. Telah dlakukan, Suntikan anestesi lokal 0,3/0,5 cc tepat dibawah kulit pada tempat
insisi yang telah ditentukan sampai kulit sedikit mengelembung.
19. Telah dilakukan, Teruskan penusuk jarum kelapisan dibawah kulit sepanjang 4 cm
dan suntikkan masing-masing 1cc pada jalur pemasangan kapsul no.1 dan 2.
20. Telah dilakukan, Uji efek anestesinnya sebelum melakukan insisi kulit.
21. Telah dilakukan, Buat insisi dangakal selebar 2 mm dengan skalpel atau ujung bisturi
hingga mencapai lapisan subdermal.
22. Telah dilakukan, Buka selubung plastik trokar dan masukkan kedua kapsul implan
kedalam lubang trokar secara berurutan hingga terposisi dengan baik.
23. Telah dilakukan, Masukkan ujung trokar hingga mencapai lapisan subdermal
kemudian luruskan trokar sejajar dengan permukaan kulit.
24. Telah dilakukan, Ungkit kulit dan doorong trokar dan pendorongnya sampai batas
tanda 1 tepat berada pada luka insisi.
25. Telah dilakukan, Masukkan ujung pendorong kedalam trokar dan pastikan sirip pada
pendorong mengarah kebawah.
26. Telah dilakukan, Dorong pendorong hingga menyentuh panggal kapsul, kemudian
tarik trokar kearah pendorong hingga sirip pada pendorong masuk kecela pangkal
trokar.
27. Telah dilakukan, ujung kapsul ke samping kapsul pertama, dan arahkan ke 1,5 cm
lateral dari ujung kapsul pertama sehingga membentuk huruf V.
28. Telah dilakukan Dorong trokar tanda 1 mencapai luka insisi.
29. Telah dilakukan Putar pendorong untuk mematahkan kedua sirip pendorong sehingga
trokar dapat ditarik kearah pendorong.
30. kapsul ke 2 sudah pada tempatnya.
31. Kapsul ke 2 yang sudah terpasang dibawah kulit,dan trokar sudah keluar dari luka
insisi.
32. kedua kapsul implant 2 telah terpasang baik pada posisinya.
33. Seluruh kapsul telah berada pada jarak yang aman dari luka insisi.
34. Sudah dilakukan untuk mencegah perdarahan.
35. Luka sudah tertutub band aid.
36. Sudah dibalutkan kasa untuk mengurangi memar.
37. Pasien sudah mengerti untuk merawat lukanya.
38. Suntik sudah rendam larutan klorin.
39. Semua peralatan sudah dimasukkan kedalam larutan klorin selama 10 menit,
pisahkan trokar dari pendorongnya.
40. Kapas dan sampah telah dibuang.
41. Sarungtanggan telah didekontaminasikan.
42. Tangan telah bersih dan kering.
43. Telah digambar letak kapsul dalam rekam medis dan catat bila ada hal khusus.
44. Telah dilakukan observasi 15 menit sebelum mengizinkan pasien pulang.

Anda mungkin juga menyukai