Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA CALON AKSEPTOR KB IUD PADA NY. S

DI PMB SITI KHOIRIYAH PIKATAN WONODADI BLITAR

DISUSUN OLEH

WAHYUNI ATUR ROFI’AH

201802054

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA KEDIRI

TAHUN AJARAN 2020/2021

JL. SOEKARNO HATTA NO.7 PARE KEDIRI


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas praktik di

PMB Siti Khoiriyah, SST. Pada tanggal 20 September sampai 19 Desember 2020

oleh mahasiswi D3 Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri tahun 2020.

Nama : Wahyuni Atur Rofi’ah

NIM : 201802054

Judul : Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Calon Akseptor

KB IUD Pada Ny. S Di Pmb Siti Khoiriyah Pikatan Wonodadi Blitar

Laporan pendahuluan ini telah disetujui dan disahkan pada

Hari : Senin

Tanggal : 12 Oktober 2020

Blitar, 12 Oktober 2020

Mahasiswa

Wahyuni Atur Rofi’ah

Mengetahui Pembimbing Akademik Pembimbing Praktik

Wuri Widi Astuti, SST.,M.Keb Siti Khoiriyah, SST.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan mengenai Keluarga

Berencana (KB) . laporan ini disusun sebagai kelengkapan pelaksanaan praktik

oleh mahasiswi sesuai dengan kurikulum yang diberikan kepada mahasiswi

program studi D3 kebidanan STIKES Karya Husada Kediri.

Dengan terselesaikannya laporan pendahuluan ini penulis menyampaikan terima

kasih kepada :

1. CI lahan praktik ibu bidan Siti Khoiriyah, SST. Sebagai bidan pendamping

yang telah mengarahkan selama praktik.

2. Semua asisten bidan PMB Siti Khoiriyah, SST. Yang telah membimbing

dan megarahkan selama praktik

3. Segenap dosen pembimbing dari D3 Kebidanan STIKES Karya Husada

Kediri

4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan pendahuluan

ini.

Penulis selalu terbuka dengan kritik dan saran dari pembaca, penulis berharap

pembaca dapat memahami dengan baik agar pengetahuan kita bertambah dan bisa

menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya

Blitar, 12 Oktober 2020

Penulis
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keluarga Berencana (KB)

Keluarga berencana adalah upaya untuk mencegah kehamilan

sebagai akibat dari pertemuan sperma dan sel telur yang telah matang yang

mengakibatkan kehamilan (Imbarwati,2009). Keluarga berencana menurut

(BKKBN, 2015) adalah upaya utuk mewujudkan keluara yang berkualitas

melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak

reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan

yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal,

mengatur jumlah, jarak anak, dan usia ideal melahirkan anak, mengatur

kehamilan dan membina ketahanan serta kesejahteraan anak. Tujuan

menggunakan kotrasepsi adalah untuk mengendalikan pertumbuhan

penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran, memperkecil

kematian ibu karena resiko kehamilan dan persalinan. Tujuan

menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan, mengendalikan,

dan menghentikan kehamilan untuk mencapai keluarga yang sejahtera

(Ambarwati, 2009).

B. Jenis-Jenis Kb

Menurut (Marmi, 2018) metode KB disesuaikan dengan kebutuhan

dan indikasi klien. KB dibagi menjadi 3 fase yaitu fase menjarangkan,

membatasi dan fase mengakhiri. Kontrasepsi dibagi menjadi dua macam


kontrasepi tanpa alat dan kotrasepsi dengan menggunakan alat. Macam-

macam kontrasepsi:

(1) Motode kalender

Metode kalender adalah kotrasepsi secara alamiah dimana ibu

harus belajar mengetahui masa subur, metode ini efektif apabila

dilakukan dengan tertib. Manfaat Penggunaan kontasepsi ini tidak ada

efek samping, murah, menambah wawasan tentang kesehatan

reproduksi, meningkatkan kerjasama dan tanggung jawab suami istri

dan muncul kepedulian dan keterlibatan pasangan suami istri dalam

keluarga berencana. pasangan suami istri yang melakukan kontrasepsi

dengan cara kalender harus secara sukarela menghindari senggama

pada masa subur. Kontrasepsi dengan metode kalender tidak dapat

digunakan pada ibu dengan siklus mentruasi tidak teratur yaitu siklus

<25 hari, variasi siklus >8 hari dan ibu setelah melahirkan dan sedang

menyusui.

(2) Metode suhu basal tubuh

Metode ini dilakukan dengan cara mengukur suhu secara

konsisten pada jam yang sama yakni setiap pagi hari dengan menarik

garis pada kalender. Hal ini dilakukan untuk menilai masa subur dan

tidak subur, masa subur dinilai dalam 10 hari pertama siklus haid

untuk menentukan suhu puncak. Sedangkan masa tidak subur dimulai

setelah garis ketiga berturut-turut suhu diatas garis pelindung.

(3) Metode lendir serviks


Metode ini dengan melakukan pengamatan lendir yang dilakukan

setiap hari untuk menilai konsistensi dari lendir vagina, perasaan

kering basah, dan pengenalan pola dasar kesuburan dimana pola

kesuburan selalu berubah ubah dan pola dasar ketidaksuburan sama

sekali tidak berubah. Hari subur dapat diketahui dari lendir yang basah

dan licin ibu tidak dianjurkan untuk senggama setelah teraba licin

sampai 3 hari setelah puncak.

(4) Metode simpto-termal

Metode ini adalah gabungan dari metode suhu basal tubuh dan metode

lendir serviks.

(5) Coitus interruptus

Kontrasepsi ini dilakukan dengan cara mengeluarkan cairan

sperma diluar vagina, sehingga tidak terjadi pertemuan antara sperma

dan ovum. Kontrasepsi ini membutuhkan kerja sama antara suami istri

agar efektif.

(6) MAL (Metode Amenore Laktasi)

Metode kontrasepsi dengan mengandalkan pemberian ASI pada

bayi, yang efektif selama 6 bulan. Cara kerja MAL adalah dengan

pengisapan ASI yang intensif maka akan menekan sekresi

gonadotropin R.H. kemudian FSH dan LH menurun pada ovarium

sehingga akan menekan pertumbuhan folikel dan ovuasi.

Keuntungan MAL adalah sangat efektif dalam waktu 6 bulan

pasca persalinan, segera bekerja aktif, tidak menganggu hubungan


seksual, tidak perlu alat/obat, tidak perlu pengawasan medis serta

tanpa biaya. Keterbatasan MAL adalah perlu kesiapan sejak

kehamilan sampai post partum segera menyusui, pada kondisi tertentu

sulit dilaksanakan, efektivitas tinggi sampai kembalinya haid, dan

tidak melindungi dari infeksi menular seksual.

(7) Pil Kombinasi

Pil kombinasi yaitu alat kontrasepsi yang mengandung

progestin dan estrogen cara kerja dari pil kombinasi adalah dapat

menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks,

sehingga sulit untuk dilalui oleh sperma dan mengganggu pergerakan

tuba sehingga transportasi sel telur terganggu. Pil ini diminum setiap

hari. Tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena dapat mengurangi

produksi ASI.

(8) Suntikan Kombinasi

Suntik kombinasi dapat menekan ovulasi, membuat lender

servik menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu, dapat

menghambat transportasi gamet oleh tuba dan mempengaruhi

kecepatan transportasi ovum didalam tuba fallopi atau memberikan

perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (ovum) melalui tuba.

Suntikan ini diberikan sekali setiap bulan. Tidak dianjurkan untuk ibu

menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan.

(9) Kontrasepsi Progestin

Macam-macam kontrasepsi progestin:


a) Suntikan Progestin

Cara kerja suntikan progestin adalah mencegah ovulasi,

dapat mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma, karena sperma sulit menembus

kanalis servikalis. Perubahan pada endometrium sehingga

implantasi terganggu. Serta menghambat transportasi gamet

karena perubahan peristaltik tuba falopi. Suntikan diberikan 3

bulan sekali. Dapat digunakan oleh ibu menyusui ataupun ibu

pascasalin yang tidak menyusui.

Keuntungan suntuk progestin adalah sangat efektif dan

termasuk alat kontrasepsi jangka panjang, tidak mengandung

estrogen sehingga aman untuk ibu menyusui, dan tidak

mengganggu senggama.

Kekurangan memakai alat kontrasepsi suntik progestin

yaitu kesuburan tidak segera kembali, adanya gangguan haid,

harus kontak dengan tenaga kesehatan, dan adanya penurunan

libido akibat penggunaan jangka panjang.

b) Pil Progestin (Minipil)

Minipil atau pil masa menyusui pil progestin dapat

diminum setiap hari dan cocok dipakai oleh ibu menyusui karena

tidak mempengaruhi produksi ASI.

Cara kerja :
1. Menghambat ovulasi karena terjadi penekanan sekresi

gonadotropin dan sintesis steroid di ovarium,

2. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga

implantasi lebih sulit,

3. Mengentalkan lender serviks sehingga menghambat penetrasi

sperma,

4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma

terganggu.

Manfaat pil progestin:

1. Efektif apabila diminum tepat waktu

2. Tidak mengandung estrogen

3. Tidak mempengaruhi ASI

4. Nyaman dan mudah digunakan

5. Dapat dihentikan setiap saat

6. Efek samping sedikit

7. Tidak mengganggu hubugan seksual

8. Kesuburan cepat kembali

Kerugian pil progestin:

1. Harus selalu tersedia

2. Tidak efektif apabila tidak tepat waktu

3. Angka kegagalan tinggi apabila tidak tepat waktu

4. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual

c) Implant
Implant merupakan metode hormonal (mengandung

progestin) yang dimasukkan dibawah kulit lengan atas bagian

dalam (Marmi, 2019). Macam-macam impant:

1. Norplan terdiri dari 6 batang silatik dimana norplan efektif

selama 5 tahun.

2. Implanon, terdiri dari 1 batang putih dan lentur yang lama

kerjanya 3 tahun.

3. Jedena dan indoplan, terdiri dari 2 batang dengan lama

kerjanya 3 tahun.

Cara kerja Implant adalah menebalkan mucus serviks

sehingga tidak dapat dilewati oleh sperma. Progestin akan

menimbulkan pengentalan mukosa serviks, perubahan terjadi

setelah pemasangan implan.

Keuntungan implant adalah termasuk kontrasepsi jangka

panjang, bebas pengaruh estrogen, setelah pencabutan tingkat

kesuburan cepat kembali, dapat dicabut setiap saat.

Kerugian implant yaitu adanya spotting atau perdarahan

bercak, adanya amenorea, nyeri payudara, timbul jerawat, pada

bagian vagina menjadi kering, tidak melindungi dari penyakit

menular seksual.

(10) Kontrasepsi Mantap (KONTAP)

Metode kontap hanya diperuntukkan bagi yang tidak ingin atau

tidak boleh karena faktor kesehatan. Kontrasepsi mantap dilakukan


dengan cara pemotongan atau pengikatan saluran reproduksi baik pada

perumpuan maupun laki-laki.

Kelebihan menggunakan kontrasepsi mantap adalah efektivias

100%, pembedahan yang dilakukan sederhana, tidak menurunkan

libido, dan tidak mempengaruhi proses menyusui.

Kekurangan menggunakan kontrasepsi mantap adalah

kesuburan sulit kembali, merasakan nyeri pada saat operasi, adanya

resiko dan efek samping pembedahan.

C. Konsep KB AKDR/IUD

AKDR adalah suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif,

aman dan refersible yang terbuat dari plastik atau logam kecil yang

dimasukkan dalam uterus melalui kanalis servikalis (Imelda, 2018).

(1) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)

AKDR merupakan kontrasepsi yang aman dan sangat efektif

untuk jangka panjang 8-10 tahun. AKDR dapat dipasang segera

setelah persalinan ataupun dalam jangka waktu tertentu. Jenis AKDR

yang digunakan setelah persalinan atau setelah lahirnya placenta

adalah AKDR CuT-380A yang merupakan jenis AKDR yang

berbentuk seperti huruf T pada tiap lengannya dibungkus dengan

kawat tembaga halus yang disebut CU yang memberikan efek anti

fertilitas, CuT-380A terbuat dari kerangka plastic yang fleksibel dan

memiliki ukuran kecil (Marmi, 2019).


Cara kerja AKDR yaitu menghambat sperma masuk ketuba

falopi, menunda fertilitas ovum untuk mencapai kavum uteri,

mencegah bertemunya sperma dan ovum, mencegah implantasi uterus,

dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitas.

1.Macam-macam IUD

1. IUD Non- hormonal

Seperti copper T 380A (daya kerja 8 tahun), Cu T 200 (daya

kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Nova T (daya

kerja 5 tahun), Multiload 375 (daya kerja 3 tahun)

2. IUD Hormonal

a. progestasert (daya kerja 18 bulan) Mengandung 38mg

progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg

progesteron per hari,

b. lovoNova (LNG-20)

Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan

20 mcg perhari.

2.Keuntungan KB IUD/AKDR

1. Efektivitas tinggi

2. Segera efeksif dan efeksamping sedikit

3. metode jangka panjang,

4. kesuburan dapat segera kembali,

5. pemasangan dapat dilakukan setelah placenta lahir,

6. tidak mengganggu proses senggama


7. dapat disediakan oleh petugas terlatih

8. tidak berdampak pada ASI.

9. Tidak mahal (Cu T 380A)

3.Kerugian KB IUD/AKDR

1. Perlu pemeriksaan ginekologi dan penapisan PMS sebelum

pakai

2. Insersi dan pencabutan dilakukan oleh petugas terlatih

3. Perlu deteksi benang AKDR (setelah menstruasi) jika terjadi

kram, perdarahan berat atau nyeri.

4. kemungkinan terjadinya ekspulsi atau keluarnya AKDR

secara spontan,

5. terjadi spotting

6. perdarahan pada saat menstruasi semakin panjang,

7. tidak melindungi dari PMS.

8. Terjadi dísminorea

9. Dapat meningkatkan risiko PID yang berlanjut dengan

infertilitas bila pasangan resiko tinggi PMS (misal :

HIV/AIDS)

4.Kontra indikasi, indikasi dan efek samping

1. Kontraindikasi

a. Wanita hamil atau điduga hamil

b. Mempunyai riwayat penyakit inflamasi pelvik (PID)

c. Memiliki riwayat kehamilan ektopik


d. Ukuran uterus dengan alat periksa (sonde uterus berada

diluar batas yang normal (normalnya 6-9 cm)

e. IUD sudah ada dan belum dikeluarkan (varney, 2007).

2. Indikasi

a. Usia reproduksi.

b. Keadaan nullipara.

c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

d. Wanita yang sedang menyusui.

e. Setelah abortus dan tidak terlihat adanya tanda-tanda

infeksi.

f. Tidak mengehendaki metode kontrasepsi hormonal

(Handayani, 2010).

3. Efek samping

a. Darah haid lebih banyak

b. Perdarahan tidak teratur atau hebat

c. Spasme menstruasi (kram menstruasi)

d. Disminorea/nyeri haid yag lebih dari biasanya

e. Terjadi spotting atau perdarahan berat (Handayani, 2010).

5.Cara pemasangan

1. Konseling pra pemasangan

a. Menjelaskan cara kerja KB IUD

b. Menjelaskan keuntungan dan kerugian KB IUD

c. Menjelaskan cara pemasangan KB IUD


d. Menjelaskan jadwal kunjungan ulang prapemasangan atau

setelah pemasangan yaitu satu minggu setelah

pemasangan, enam bulan setelah pemasangan, satu tahun

setelah pemasangan.

e. Sedang hamil (diketahui hamil atau sedang hamil).

f. Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya

g. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servitis)

h. Diketahui menderita TBC pelvic

i. Kanker alat genital

j. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (BKKBN, 2009)

2. Pemasangan

a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.


b. Masukan lengan IUD di dalam kemasan sterilnya, pakai
kembali sarung tangan yang baru.
c. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks.
d. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada vagina dan
serviks
e. Jepit bibir serviks dengan tenakulum
f. Masukan IUD ke kanalis servikalis dengan tekhnik tanpa
sentuh, kemudian dorong ke dalam kavum uteri hingga
mencapai fundus.
g. Tahan pendorong (plunger) dan tarik selubung (inserter)
ke bawah sehingga lengan IUD bebas, Setelah pendorong
ditarik ke luar, baru keluarkan selubung.
h. Gunting benang IUD, keluarkan tenakulum dan spekulum
dengan hati-hati.
i. Dekontaminasi dan pencegahan pasca tindakan
3. Konseling dan instruksi pasca insersi

a. Buat rekam medik.

b. Mengkaji perasaan akseptor pasca pemasangan IUD

Copper T Cu380A.

c. Menjelaskan komplikasi yang mungkin timbul pasca

pemasangan IUD Copper T Cu-380A (perdarahan berat

waktu haid atau diantaranya penyebab anemia, perforasi

uterus).

d. Ajarkan klien cara pemeriksaan mandiri benang IUD.

Yaitu đengan mencuci tangan terlebih dahulu, Ibu jongkok

kemudian memasukkan jari tengah ke dalam vagina ke

arah bawah dan ke dalam sehingga dapat menemukan

lokasi serviks, Merasakan benang IUD pada ujung serviks,

jangan menarik benang tersebut, memeriksa IUD pada

setiap akhir menstruasi.

e. Menjelaskan kemungkinan IUD keluar atau ekspulsi

spontan khususnya dalam bulan-bulan pertama

pemasangan.

f. Menjelaskan bahwa IUD Copper T Cu380A segera efektif

setelah pemasangan.

g. Menjelaskan waktu kunjungan ulang saat menstruasi yang

akan datang, atau jika ada keluhan.


h. Menjelaskan bahwa akseptor dapat melepas IUD Cu T

380A 7 tahun atau apabila klien menghendaki.

i. Lakukan observasi selama 15 menit sebelum

memperbolehkan klien pulang (Prawiroharjo, 2006).

D. Standar Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Standar Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Prinsip pelayanan

kontrasepsi saat ini adalah memberikan kemandirian pada ibu dan

pasangan untuk memilih metode yang diinginkan. Pemberi pelayanan

berperan sebagai konselor dan fasilitator. Proses KB adalah sebagai

berikut:

a. Konseling

Merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan

Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dalam

melakukan konseling dapat diterapkan enam langkah SATU TUJU.

a) SA: Sapa dan Salam.

b) T : Tanyakan informasi tentang dirinya.

c) U : Uraikan mengenai pilihan beberapa jenis kontrasepsi yang

cocok untuk pasien.

d) TU: Bantulah pasien cara menggunakan kontrasepsi pilihannya

e) J : Jelaskan pada pasien cara menggunakan kontrasepsi

pilihannya.

f) U : Perlunya dilakukan kunjungan ulang atau dapat

kembali jika terjadi suatu masalah.


b. Informed Consent

Surat persetujuan dilakukannya tindakan medis yaitu

dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang

berhak memberikan persetujuan dalam keadaan sadar dan sehat

mental.

c. Informed Choice

Informed choise merupakan kegiatan memberi Informasi

yang lengkap dan pengetahuan yang cukup sehingga klien dapat

memutuskan secara leluasa memilih alat kontrasepsi yang di

inginkan (Marmi, 2018).


DAFTAR PUTAKA

BKKBN. 2009. Panduan lengkap pelayanan KB terkini. Jogjakarta:Nuha

Medika.

Hanafi. 2008.Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta:Pustaka Sinar

Harapan

Handayani Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.

Jogjakarta:Pustaka Rihana

Imbarwati.2009. AKDR http://www.BKKBN.COM (diakses tanggal 9

oktober 2020)

Kusuma Ningrum. 2019. Program Keluarga Berencana.

http://ww.programkb.com (diakses tanggal 9 ktober 2020)

Marmi. 2018. Cetakan Ke 2. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Varney, H. dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2 Edisi 4.

Jakarta: EGC.

Imelda, 2018. Kontrasepsi Terkini dan Keluaraga Berencana.

Yogyakarta : Nuha Medika

Ambarwati, R,E. Wulandari, D. 2009. Asuhan kebidanan Nifas.

Yogyakarta : Mitra cendika press.

Prawirohardjo, S.2007. ilmu kandungan. jakarta : YBPS-SP FKUI

Prawirohardjo, S.2007. ilmu kebidanan. jakarta : YBPS-SP FKUI


FORMAT ASUHAN KEBIDANAN KB

Asuhan Kebidanan dilakukan oleh : Wahyuni Atur Rofi’ah


Tanggal/ Waktu : 23 September, 2020/19..00 WIB
Tempat : PMB SITI KHOIRIYAH, SST.

DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Pasien

Nama Klien : Ny. S Nama Suami : Tn. M


Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : Rp.
2.500.000,00
Alamat : Desa pikatan Alamat : Desa pikatan
2. Alasan Datang
ibu mengatakan ingin menggunakan KB IUD

3. Keluhan Utama
ibu mengatakan tidak ada keluhan

4. Riwayat Menstruasi
a. Siklus haid : 28 hari
b. Lama : 7 hari
c. Karakteristik : cair
d. Dysminorhoe : tidak
e. Fluor Albus : tidak ada
f. HPHT : 15 September 2020
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

6. N Kehamilan Persalinan Bayi Nifas


p
BB e K
A L/P umu lakt n E
o n U Pen Jenis Penolong Tempat p s BL r asi y T

k K y S tind S dk Bd d rm PM P R e e
pt k C n N r h B K S n x
M y
Sunt
38 3200/ 48 5 th ik 3
1 1 mgg - √ √ √ - P cm √ - bln

2 2 38 - √ √ √ - L 3500/48 1 th √ -

Riwayat Kontrasepsi

1) Jenis : suntik KB

2) Lama : 3 tahun

3) Keluhan : tidak ada keluhan

7. Riwayat Kesehatan Ibu

Penyakit menahun (jantung, ginjal) : tidak ada

Penyakit menurun (hipertensi, asma, DM) : tidak ada

Penyakit menular (HIV/AIDS, TBC, hepatitius) : tidak ada

8. Riwayat Kesehatan Keluarga

Penyakit menahun (jantung, ginjal) : tidak ada

Penyakit menurun (hipertensi, asma, DM) : tidak ada

Penyakit menular (HIV/AIDS, TBC, hepatitius) : tidak ada

9. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola nutrisi
Makan : 3x sehari

Minum : 5 gelas sehari

b. Pola eleminasi

BAK : 4-5x sehari

BAB : 1x sehari

c. Pola istirahat

Siang : 1 jam

Malam : 6-7 jam

d. Pola aktivitas : memasak, menyapu, mengepe, mencuci

baju, mengasuh anak

e. Personal hygiene :

mandi 3x sehari

gosok gigi 2x sehari

cebok dari depan kebeakang

mengganti celana dalam 3x sehari

f. Pola seksualitas : 1x seminggu

g. Psikososial : suami mendukung untuk KB IUD

DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran : composmetis
b. Tekanan darah : 110/70 mmHg

c. Denyut nadi : 78x/menit

d. Pernapasan : 22x/menit

e. Suhu : 36,8 ℃

f. BB : 62 kg

2. Pemeriksaan Fisik

a. Muka : tidak odema dan tidak pucat

b. Mata : tidak odema kanan/kiri, konjungtiva

merah muda kanan/kiri, sklera berwarna putih kanan/kiri

c. Dada : simetris kanan/kiri, tidak ada

pembengkakan, ada keluaran kanan/kiri, puting menonjol

d. Abdomen : Tidak ada pembesaran pada abdomen,

tidak ada nyeri tekan dibagian kanan dan kiri ibu

e. Genetalia : tidak ada pembengkakan, bersih, tidak

ada varises, tidak ada kemerahan pada vulva dan vagina, tida

ada tanda-tanda peradangan.

Inspekulo : tidak ada tumor, tidak ada perdarahan,

panjang uterus 7 cm

f. Ekstremitas : tidak ada pembengkakan kanan dan kiri,

tidak ada varises kanan/kiri, tidak ada kekakuan sendi


3. Pemeriksaan Penunjang

PP test : negatif pada tanggal 23 september 2020

ANALISIS DATA

Diagnosis :

Ny. S usia 30 tahun P2002 dengan akseptor KB AKDR/IUD


PENATALAKSANAAN

Jam Kegiatan
8.00 WIB 1. Melakukan pendekatan dengan ibu dan suami . E/ ibu dan suami
kooperatif dengan bidan
2. memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan. E/ ibu mengerti
TD : 110/70 mmHg
N : 78 x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,8 ℃
BB : 62 kg
3. melakukan penapisan KB kepada ibu. E/ hasil normal dan dapat
dilakukan pemasangan IUD/AKDR
4. memberitahu ibu tentang cara kerja KB IUD Cu T 380A (efektif
selama 7 tahun) yaitu menghambat sperma masuk ketuba falopi,
mencegah bertemunya sperma dan ovum, mencegah implantasi
uterus, dan mengurangi kemampuan sperma untuk bertemu
dengan sel telur. E/ ibu mengerti
5. memberitahu ibu keuntungan KB IUD yaitu Efektivitas tinggi,
segera efektif dan efek samping sedikit, metode jangka panjang,
kesuburan dapat segera kembali, tidak mengganggu proses
senggama. E/ ibu mengerti
6. Memberitahu ibu dan suami tentang kekurangan KB
IUD/AKDR biasanya terjadi spotting, perdarahan pada saat
menstruasi semakin panjang, tidak melindungi dari PMS, terjadi
dísminorea. E/ ibu mengerti
7. Memberitahu ibu tentang prapemasangan alat kontrasepsi bahwa
akan dilakukan pemeriksaan vulva dan vagina menggunakan alat
untuk mengetahui tanda tanda infeksi pada vagina, akan
dilakukan pemeriksaan kedalaman uterus menggunakan alat
untuk mengetahui kedalaman dari rahim ibu. E/ ibu mengerti
dan bersedia
8. Memberitahu ibu akan dilakukan pemeriksaan panggul. E/
kondisi genetalia dan panggul ibu normal
9. Melakukan tindakan pra pemasangan, E/ lengan IUD terpasang
dalam tabung inserter
10. Melakukan tindakan pasca pemasangan, E/ tindakan terlaksana
dengan baik dan klien tidak mengalami kram perut
11. Melakukan konseling pasca pemasangan, E/ klien paham cara
mengecek benang dan memahami efek samping yang akan
terjadi dari akseptor IUD
12. Memfasilitasi ibu kunjungan ulang saat menstruasi selanjutnya
atau ketika ibu mengalami keluhan E/ ibu bersedia

Mengetahui, CI/ Kepala Mahasiswa Pembimbing Instititusi


Ruang

Siti Khoiriyah, SST Wahyuni Atur R Wuri Widi A, SST.,M.Keb

Anda mungkin juga menyukai