Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK FISIOLOGIS KB KESPRO


PADA NY. T UMUR 24 TAHUN P1 A0 AKSEPTOR KB IMPLANT

DI PUSKESMAS PANGKAH KABUPATEN TEGAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan

Stage Holistik Fisiologis KB Kespro

Disusun Oleh :

SITI SAPUROH
P1337424821521

PEMBIMBING INSTITUSI :
TRIANA SRI HARDJANTI, M.Mid

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021 / 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik KB dan Kespro
pada Ny T Umur 24 Tahun P1A0 Akseptor KB Implant di Puskesmas Pangkah
Kabupaten Tegal”. Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi laporan Praktik
Kebidanan Fisiologi Holistik Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi , Prodi Profesi
Kebidanan Semarang.

Semarang, Oktober 2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayah
Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Laporan kasus ini
ditulis untuk penugasan praktik klinik kebidanan fisiologis dan untuk menambah
pengetahuan tentang asuhan kebidanan fisiologis pada Akseptor KB Implant.
Penulisan laporan kasus ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Marsum, BE, S.Pd, MHP, sebagai Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Semarang.
2. Sri Rahayu, SKp, Ns. S.Tr.Keb, M.Kes, sebagai Ketua Jurusan Kebidanan
Semarang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
3. Ida Ariyanti, S.SiT, M.Kes, sebagai Ketua Program Studi Profesi Kebidanan
Semarang Politekniknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
4. Triana Sri Hardjanti, M. Mid, sebagai Pembimbing Institusi yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan kasus stage Fisiologis
Holistik Keluaga Berencana ( KB) dan Kesehatan Reproduksi ( Kespro ) ini.
5. Evy Riana, S. Ikom, S.Tr. Keb., sebagai Clinical Instructure (CI) lahan praktik
Puskesmas Pangkah Kabupaten Tegal
Penulis berharap agar setelah membaca laporan kasus ini, para pembaca
mendapatkan pengetahuan yang lebih baik.
Mengingat proses penulisan laporan kasus ini penulis merasa masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis selalu membuka diri untuk menerima berbagai masukan
dan kritikan agar nanti laporan kasus ini menjadi berguna dan bermanfaat.

Semarang, Oktober 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah


peningkatan penduduk yang tinggi. Hasil sensus menurut publikasi BPS pada
bulan Agustus 2010 antara lain jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363
orang, terdiri atas 119.507.600 laki-laki dan 118.048.783 perempuan dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per tahun. Dari pertumbuhan jumlah
penduduk ini tentu saja akan berimplikasi secara signifikan terhadap
perkembangan ekonomi dan kesejahteraan negara (Sulistyawati, 2011).
Upaya pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia yaitu dengan menerapkan program Keluarga Berencana (KB). KB
dilaksanakan dengan berbagai macam metode kontrasepsi diantaranya metode
kontrasepsi sederhana seperti : kondom, diafragma, pantang berkala dan koitus
interuptus. Metode kontrasepsi efektif hormonal seperti : pil, susuk, dan suntikan.
Metode kontrasepsi efektif mekanis seperti : AKDR/IUD. Dan metode
kontrasepsi mantap seperti : metode operasi wanita (MOW) dan metode operasi
pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi pasien yang
ingin memilihnya (Manuaba, 2012).
Kontrasepsi metode hormonal telah tersedia dalam sejumlah bentuk
yaitu: pil (kombinasi dan hanya berisi progestin), kontrasepsi darurat, suntikan,
implan, cincin dalam vagina, kontrasepsi transdermal dan IUD hormonal.
Kontrasepsi hormonal terdiri atas kombinasi esterogen dan progestin atau hanya
berisi progestin. Progestin memiliki efek pembentukan lendir serviks, membuat
endometrium menjadi atrofi sehingga tidak dapat mendukung implantasi ovum
(Varney, 2007).
Bidan sebagai tenaga profesional kesehatan di bawah kementrian
kesehatan merupakan pihak paling dekat dengan calon akseptor karena
merupakan pemberi pelayanan pertama mulai dari KIE sampai dengan
pemasangan alat kontrasepsi. Bidan mempunyai kewenangan memberikan
Asuhan Keluarga Berencana dan pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap
budaya dan menyeluruh di masyarakat sebagai upaya dalam mengatasi masalah
Amenore tersebut dengan memberi penjelasan (konseling) kepada akseptor KB
implant, bahwa tidak teraturnya haid karena Amenore merupakan salah satu efek
samping penggunaan implant (Sulistyawati, 2011).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil laporan kasus
dengan judul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor KB Implant di
Puskesmas Pangkah Kabupaten Tegal” dengan menggunakan Managemen
Kebidanan Varney.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Akseptor KB Implant” dengan menggunakan Managemen Kebidanan Varney?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan
pada NY. T Akseptor KB implant dengan menggunakan pendekatan proses
manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data subyektif terhadap NY.T
Akseptor KB implant.
b. Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data
obyektif terhadap NY. T Akseptor KB implant.
c. Mampu menegakkan diagnosis berdasarkan data subjektif dan data
objektif dalam assesment terhadap NY. T Akseptor KB implant.
d. Menyusun perencanaan, implementasi, dan mengevaluasi respon ibu
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan terhadap NY. T
Akseptor KB implant.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi penulis
Penulis dapat memahami tentang pengertian dan permasalahan yang muncul
pada KB implant dan sebagai bekal bagi penulis untuk terjun ke lapangan
kerja.

2. Bagi profesi
Memberi motivasi kepada bidan untuk dapat meningkatkan kualitas bidan
dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada KB implant.
3. Bagi institusi
Dapat menambah literature tentang Asuhan Kebidanan pada KB implant.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis
1. Pengertian Implant
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak
permanen, dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima
tahun (Affandi, 2011).
Implant berbentuk semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus
plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Implant atau
susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis
implant yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon.
Implant tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit (Irianto,
2014).
Kontrasepsi ini berisi levonorgestrel, terdiri dari enam kapsul yang
diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari
lipat siku. Levonorgestrel adalah suatu progestin yang telah banyak dipakai
dalam pil KB seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 35 mg
levonorgestrel. Setiap hari keenam, kapsul akan melepaskan 50 mikrogram
levonorgestrel, dan akan efektif sebagai kontrasepsi untuk 5 tahun (Irianto,
2014).
2. Macam Implant
Dalam Hartanto (2015), dikenal dua macam implant yaitu :
a. Non-Biodegradable Implant
1) Norplant-2
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 2 batang silastic yang padat,
dengan panjang tiap batang 44 mm. Masing-masing batang diisi
dengan 70 mg Levonorgestrel di dalam matriks batangnya. Sangat
efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun.
2) Implant satu batang, berisi hormon ST-1435, daya kerja 2 tahun.
3) Implant satu batang, berisi hormon 3-ketodesogestrel, daya kerja 2,5-
4 tahun.
Saat ini di Indonesia sedang di uji coba Implanon, implant 1
batang dengan panjang 4 cm, diameter luar 2 mm, terdiri dari suatu
inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) berisi 60 mg 3-ketodesogestrel,
yang dikelilingi suatu membran EVA, berdaya kerja 2-3 tahun.
b. Biodegradable Implant
Yang sedang diuji coba saat ini adalah Capronor dan Pellets.
4. Efektifitas Implant
Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per-tahun dalam 5
tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral dan metode
barrier. Efektifitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada
tahun ke-6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil. Norplant-2 sama
efektifnya seperti Norplant, untuk waktu 3 tahun pertama. Semula
diharapkan Norplant-2 juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata
setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar yang tidak
diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6%. Penyebabnya belum jelas, disangka
terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya (Hartanto, 2015).
5. Mekanisme Kerja Implant
Dalam Irianto (2014) mekanisme kerja implant meliputi :
a. Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur (ovum) dari
indung telur.
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat pergerakan
spermatozoa.
c. Menipiskan endometrium, sehingga tidak siap untuk nidasi.
6. Keuntungan dan Kelemahan Implant
a. Keuntungan
Dalam Irianto (2014) keuntungan implant meliputi :
1) Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui.
2) Bebas dari pengaruh esterogen.
3) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
4) Daya guna tinggi.
5) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
6) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
7) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
8) Melindungi wanita dari kanker rahim.
9) Mengurangi jumlah darah haid.
10) Mengurangi nyeri haid.
11) Mengurangi/memperbaiki anemia.
12) Menurunkan angka kejadian endometriosis.
13) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
14) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
15) Perlindungan jangka panjang.
16) Tahan sampai 5 tahun. Kesuburan akan kembali segera setelah
pengangkatan . Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam
setelah pemasangan.
17) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
18) Tidak mengganggu aktivitas seksual.
19) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
b. Kelemahan
Dalam Hartanto (2015) kelemahan implant yaitu :
1) Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
2) Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant.
3) Sering timbul perubahan pola haid.
4) Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
5) Beberapa orang wanita mungkin segan untuk menggunakannya
karena kurang mengenalnya.
6) Implant kadang-kadang dapat terlihat oleh orang lain.
7. Indikasi dan Kontra-indikasi Implant
a. Indikasi Implant
Menurut Affandi (2011) indikasi implant meliputi :
1) Usia reproduksi.
2) Nulipara dan yang telah memilki anak.
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas tinggi.
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6) Setelah abortus atau keguguran.
7) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8) Perokok.
9) Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah
atau anemia bulan sabit.
10) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen.
b. Kontra-indikasi Implant
Menurut Hartanto (2015) kontraindikasi implant yaitu :
1) Kehamilan/diduga hamil.
2) Perdarahan traktus genetalia yang tidak diketahui penyebabnya.
3) Tromboflebitis aktif atau penyakit trombo-emboli.
4) Penyakit hati akut.
5) Tumor hati jinak atau ganas.
6) Karsinoma payudara.
7) Tumor ginekologik.
8) Penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes mellitus.
2. Efek Samping Implant
Menurut Hartanto (2015) efek samping implant meliputi :
a. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid,
yang terjadi kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama setelah insersi.
b. Yang paling sering terjadi adalah :
1) Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam satu siklus.
2) Perdarahan bercak (spotting).
3) Berkurangnya panjang siklus haid.
4) Amenorea, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan
lama atau perdarahan bercak.
c. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek
yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih
sering dari biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
d. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan
jalannya waktu.
e. Perdarahan yang hebat jarang terjadi.
f. Efek pada sistem reproduksi :
Tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius terhadap
sistem reproduksi pada pemakaian implant. Memang pada 10% akseptor
ditemukan adanya kista ovarium yang sementara, ada yang sampai
mencapai ukuran 10 cm. Umumnya tidak diperlukan tindakan
pembedahan, pengeluaran implant atau pengobatan lainnya, karena kista
tersebut akan mengalami regresi spontan dalam waktu 6 minggu. Yang
menjadi kekhawatiran adalah kemungkinan bertambahnya risiko
kehamilan ektopik.
Berdasarkan penelitian ditemukan kehamilan ektopik 1,5 per
1000 wanita per-tahun, dan ini hampir sama pada akseptor IUD (baik
yang non-medicated maupun yang mengandung Cu) dan angka tersebut
masih tetap lebih rendah dibandingkan wanita yang sama sekali tidak
ber-KB. Efek kontrasepsi implant menghilang dengan cepat setelah
implant dikeluarkan. Mantan akseptor implant dapat menjadi hamil
sama cepatnya seperti wanita yang sama sekali tidak memakai
kontrasepsi apa pun. Dari 95 wanita yang menginginkan kehamilan,
30% sudah hamil setelah 3 bulan menghentikan implantnya, dan 70%
setelah 1 tahun. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa
jumlah kecil dari Levonorgestrel yang dilepaskan oleh Norplant tidak
mempunyai efek buruk pada bayi yang sedang dikandung maupun pada
bayi yang masih menyusu. Pemakaian Norplant selama laktasi tidak
mempengaruhi kadar hormon bayinya. Kadar immunoglobulin serum
dan kadar FSH, LH dan testosteron di dalam urine adalah sama pada
bayi yang disusui akseptor Norplant dan yang disusui metode barrier
maupun ibu-ibu yang sama sekali tidak menggunakan kontrasepsi
apapun.
g. Efek samping lain :
1) Norplant hanya sedikit sekali menyebabkan efek samping lain di
samping perubahan haid. Sakit kepala merupakan keluhan lain yang
sering dikeluhkan.
2) Norplant hanya sedikit sekali menyebabkan perubahan-perubahan
sistemik. Hanya didapatkan perubahan-perubahan minor, yang
semuanya masih dalam batas-batas normal, seperti fungsi hepar,
metabolisme karbohidrat, pembekuan darah, tekanan darah,
immunoglobulin, serum cortisol, urea nitrogen, uric acid, Na, K, Ca,
phospat anorganik dan berat badan.

B. Teori Pengkajian dengan manajemen Varney


Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimlulai dengan
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah
tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam
situasi apapun. Ketujuh langkah manajemen kebidanan menurut Varney adalah
sebagai berikut :
1. Langkah I (pertama) : pengumpulan data dasar pada langkah pertama ini
dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua datayang diperlukan
untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu : 1. riwayat kesehatan
2. pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya 3. meninjau catatan terbaru
atau catatan sebelumnya 4. meninjau data laboratorium dan membandingkan
dengan hasil studi
2. Langkah II (kedua) : interpretasi data dasar pada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan
diagnosa keduanya digunakan, karena beberapa masalah tidak dapat
diselesaikan seperti diagnosa tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang
dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.
3. Langkah III (ketiga) : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial. Pada
langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap
bila diagnosa/ masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Langkah IV (keempat) : mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan
yang memerlukan penanganan segera. Mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan/ atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer
periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi selama wanita tersebut bersama
bidan terus menerus.
5. Langkah V (kelima ) : merencanakan asuhan yang menyeluruh . Pada
langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang tidak lengkap
dapat dilengkapi.
6. Langkah VI (keenam) : melaksanakan perencanaan. Pada langkah keenam ini
rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi
oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain.
7. Langkah VII (ketujuh) : evaluasi. Pada langkah ketujuh ini dilakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan
diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KB PADA Ny. T UMUR 24 TAHUN P1A0
AKSEPTOR KB IMPLANT DI PUSKESMAS PANGKAH

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 15 Oktober 2022
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Ruang KB Puskesmas Pangkah
Biodata :
1. Nama ibu : Ny T 1. Nama Suami : Tn M
2. Umur : 24 Tahun 2. Umur : 27 Tahun
3. Suku Bangsa : Jawa 3. Suku Bangsa : Jawa
4. Agama : Islam 4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Sarjana 5. Pendidikan : Sarjana
6. Pekerjaan : PNS 6. Pekerjaan : PNS
7. Alamat : Pangkah Rt 10 Rw 037. Alamat : Pangkah Rt 10
Rw 03

B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang : Ibu mengatakan ke puskesmas hendak KB Implant.
2. Keluhan utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Warna darah : merah tua
Nyeri Haid : tidak
Flour albus : tidak ada
Keluhan : tidak ada
Ibu mengatakan sejak hamil sampai sekarang belum menstruasi.
b. Riwayat persalian nifas yang lalu
Kehami Persalinan Anak ASI Nifas
No lan

Ke Us Jenis Penol Tem Peny BB/ Jk Um


ia ong p ulit PB ur
at
1 1 9 Spo Bidan BPS - 2900 P 1bln ya Nor
bln ntan /48 R mal

c. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah / sedang diderita : Ibu mengatakan tidak menderita
penyakit apapun seperti menular, menahun, menurun dll
Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga : Ibu mengatakan
didalam keluarga tidak menderita penyakit apapun seperti menular,
menahun, menurun dan lain lain
d. Riwayat KB : Ibu mengatakan belum pernah KB
Jenis KB :-
Lama Penggunaan :-
Keluhan :-
Alasan berhenti :-
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi
a) Pola makan
Frekuensi makan pokok : 4 x sehari
Komposisi :
 Nasi : 3 kali @ 1 piring sedang
 Lauk : tempe, tahu, daging / telur / ikan @ 1 potong
 Sayuran : 3 kali @ 1 mangkok bakso jenis sayur sop, lodeh,
sayur bening
 Buah : pisang / jeruk / seadanya
 Camilan : singkong rebus / kacang rebus
Pantangan : tidak ada
b) Pola minum
Jumlah total : 8 – 10 gelas sehari
Susu : minum susu menyusui sehari sekali 1 gelas blimbing
2) Eliminasi
BAB : 1x sehari
Konsistensi : lembek
Bau : khas
Warna : kuning
Keluhan : tidak ada
BAK : 5-6x/hari
Konsistensi : encer
Bau : khas
Warna : kuning
Keluhan : tidak ada
3) Personal hygiene
Mandi 2 kali sehari
Keramas 2 kali seminggu
Gosok gigi 2 kali sehari
Ganti pakaian 2 – 3 kali sehari, celana dalam 2-3 kali sehari
Kebiasaan menggunakan alas kaki : menggunakan alas kaki jika
keluar rumah.
4) Hubungan seksual
Sebelum melahirkan : 1 -2 kali seminggu, tidak ada keluhan
Setelah melahirkan : belum melakukan hubungan seksual
5) Pola tidur dan istirahat
Setelah melahirkan ibu tidur siang 1 jam dan tidur malam 6 – 7 jam
Keluhan : tidak ada
6) Aktifitas fisik dan olah raga
Aktivitas fisik : ibu mengatakan sudah bisa turun dari tempat tidur,
duduk dan berjalan kekamar mandi, ibu mengatakan belum melakukan
olah raga.
Keluhan : Ibu mengatakan kadang-kadang pusing
7) Kebiasaan yang merugikan Kesehatan :
Ibu menagatakan tidak merokok, minum minuman beralkohol,
minum jamu dari dukun bayi.
8) Pola menyusui :
Ibu mengatakan menyusui bayinya 8 – 10 kali dalam sehari pada
payudara kiri dan kanan.
9) Riwayat Psikososial – spiritual
(1) Riwayat perkawinan : menikah 1 kali, usia perkawainan 2 tahun,
status : sah tercatat.
(2) Mekanisme koping ( cara pemecahan masalah ) : musyawarah
(3) Ibu tinggal serumah dengan suami dan orang tuanya
(4) Dalam kondisi ibu dapat / tidak mengambil keputusan sendiri :
bisa
(5) Orang terdekat dengan ibu : suami
(6) Yang menemani ibu untuk kunjungan : suami
(7) Penghasilan perbulan : 6 – 7 juta perbulan
(8) Praktik agama : ibu dan suami taat beribadah
(9) Keyakinan ibu tentang pelayanan Kesehatan : ibu dapat menerima
segala bentuk pelayanan Kesehatan wanita maupun pria, boleh
menerima tranfusi darah.
(10) Tingkat pengetahuan ibu
Hal hal yang sudah diketahui ibu : ibu mengatakan sudah
mendapatkan informasi tentang alat kontra sepsi : PIL, suntik,
implant, IUD.
Hal yang belum diketahui : efek samping KB Implant
Hal hal yang ingin diketahui ibu : cara pemasangan dan
pencabutan implant serta efek samping implant.

C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Komposmentis
3) Tensi : 110/70 mmhg
4) Suhu : 36 °C
5) Nadi : 80 x / menit
6) RR : 20 x / menit
b. Status present
1) Kepala : tidak berketombe, rambut hitam, kuat
2) Muka : tidak ada oedem, tidak pucat
3) Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera
putih tidak ikhterik
4) Hidung : bersih, tidak ada polip
5) Telinga : simetris, ada daun telinga, tidak ada
pengeluaran
6) Mulut : bersih, tidak ada sariawan, tidak ada caries
7) Bibir : lembab, tidak pecah-pecah
8) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, Kelenjar
limfe dan vena jugulari
9) Dada
Jantung : lupdup teratur
Paru : tidak ada bunyi wheezing
10) Payudara
Bentuk : simetris
Benjolan : tidak ada
Putting susu : menonjol
Pengeluaran : ASI
Keluhan : tidak ada
11) Abdomen
Bekas luka : tidak ada luka bekas operasi
Kandung kemih : kosong
12) Tangan dan kaki
Oedem : tidak ada oedem
Varices : tidak ada varices
13) Genetalia luar
Oedem : tidak ada eodem
Varices : tidak ada varices
Anus : tidak ada hemoroid

2. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

D. ANALISA
Analisa : Ny. T umur 24 tahun P1A0 calon akseptor KB Implant
Masalah :
Kurangnya informasi tentang cara pemasangan dan pencabutan implant.
Kurangnya informasi tentang efek samping KB implant

E. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik
TD : 110/70 mmHg R: 20x/m
N : 80x/m S: 36,0°C
Tidak ada kontra indikasi pemasangan KB Implant
Hasil: ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
2. Memberikan Pendidikan Kesehatan pada ibu tentang alat konstrasepsi implant
serta cara pemasangannya dan pencabutannya, dengan menggunakan media
ABPK. Alat kontrasepsi implant yang akan digunakan adalah Norplant 2.
Terdiri dari 2 batang silastic yang padat, dengan panjang tiap batang 44 mm.
Masing-masing batang diisi dengan 70 mg hormone Levonorgestrel di dalam
matriks batangnya. Sangat efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun.
Beberapa keuntungan dari alat kontrasepsi ini adalah jangka pajang yaitu 3
tahun, tidak mengganggu senggama, tidak mengganggu produksi ASI, Aman
digunakan setelah melahirkan dan menyusui. Adapun kelemahannya adalah
Sering timbul perubahan pola haid, tidak dapat menghentikan implant
sekehendaknya sendiri karena harus dicabut oleh tenaga Kesehatan . Impant
dipasang pada lengkap kiri atas bagian dalam, sebelumnya dilakukan
desinfektan lalu di berikan anastesi ( Bius local ) sehingga tidak terasa sakit
saat pemasangan, implant dimasukan menggukan alat yang bentuknya
semacam suntikan besar. Setelah terpasang bekas akan ditutup dan jangan
kena air sampai 3 hari. Sedangkan cara pencabutan adalah dilakukan
desinfektan, pembiusan local agar tidak terasa sakit, membuat sayatan kecil
untuk memasukan alat untuk mengambil implant, menutup bekas sayatan,
jangan kena air sampai tiga hari. Pencabutan memakan waktu yang singkat
karena jumlah kapsul hanya 2 batang.
Hasil : ibu mengatakan mengerti atas penjelasan yang diberikan
3. Memberikan Pendidikan Kesehatan pada ibu dan suami tentang efek samping
yang mungkin timbul setelah menggunakan alat kontrasepsi implant yaitu :
perubahan pola haid seperti : Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam satu
siklus. Perdarahan bercak (spotting), berkurangnya panjang siklus haid, tidak
haid, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau
perdarahan bercak, sakit kepala, kenaikan berat badan.

Hasil : ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan


mengatakan mantap menggunakan alat kontrasepsi implant.
4. Melakukan persetujuan tindakan medis sebelum dilakukan pemasangan KB
Implant.
Hasil : ibu telah menyetujui tindakan yang akan dilakukan dan tanda tangan di
lembar persetujuan tindakan medis yang ada dalam rekam medis.
5. Membantu ibu mempersiapkan diri untuk pemasangan alat kontrasepsi
implant Norplant 2.
Hasil : ibu mengatakan sudah nyaman dan sudah siap.
6. Melakukan tindakan pemasangan implant dengan cara :
- Cuci daerah insersi, lakukan tindakan antiseptik dan tutup sekitar daerah
insersi dengan kain steril
- Lakukan anastesi lokal (lidokain) 1 % pada daerah insersi, mula-mula
disuntikkan sejumlah kecil anastesi pada daerah insisi kemudian anastesi
diperluas sampai 2 daerah, sepanjang 4 cm. Penyuntikan anastesi
dilakukan tepat dibawah kulit, sehingga lapisan luar kulit akan terangkat
dari lapisan bawahnya dan memudahkan insersi
- Dengan pisau skapel dibuat insisi 2 mm sejajar dengan lengkung siku
- Masukkan ujung trokar melalui insisi. Terdapat 2 garis tanda batas pada
trokar, 1 dekat ujung trokar lainnya dekat pangkal trokar. Dengan
perlahan-lahan trokar dimasukkan sampai mencapai garis batas dekat
pangkal trokar kurang lebih 4,4-5 cm. Trokar dimasukkan sampnil
melakukan tekanan keatas tanpa merubah sudut permukaan
- Masukkan implant kedalam trokarnya. Dengan batang pendorong,
implant di dorong perlahan-lahan ke ujung trokar sampai terasa adanya
tekanan, dengan batang pendorong tetap stationer, trokar perlahan-lahan
ditaik kembali sampai garis batas dekat ujung trokar telihat pada insisi
dan terasa implantnya “meloncat keluar” dan trokarnya, jangan keluarkan
trokarnya. Raba lengan dengan jari untuk memastikan implantnya sudah
berada pada tempatnya dengan baik
- Ubah trokar sehingga  implant berikutnya berada 15° dari implant
sebelumnya. Letakkan jari tangan pada implant sebelunya masukkan
kembali trokar sepanjang pinggir jari tangan sampai kegaris batas dekat
pangkal trokar. Selanjutnya seperti pada butir sebelumnya ulangi
prosedur berikut sampai semua implant telah terpasang
- Setelah semua implant terpasang, lakukan penekanan pada tempat luka
insisi dengan kasa steril untuk mengurangi perdarahn lalu kedua pinggir
insisi ditekan sampai berdekatan dan ditutup dengan plester kupu-kupu,
tidak diperlukan penjahitan luka insisi
- Luka insisi ditutup dengan kompres kering, lalu lengan dibalut dengan
kasa untuk mencegah perdarahan. Daerah insersi dibiarkan kering dan
tetap bersih selama 3 - 4 hari.
Hasil : implant sudah terpasang 2 batang
7. Memberikan terapi kepada ibu untuk memebantu menghilankan rasa nyeri
seteah tindakan pemasangan KB Implant : Asam mefenamat  3x1,
Amoxilin  3x1
Hasil : ibu mengatakan akan meminum obat sesuai anjuran.
8. Menganjurkan ibu untuk kontrol kunjungan ulang 3 hari lagi untuk
mengetahui keadaan tempat pemasangan implant
Hasil : Ibu mengatakan akan control ulang 3 hari lagi
9. Melakukan pencatatan pada buku register dan kartu ibu jika ibu kembali ber-
KB.
Hasil : Dokumentasi selese dilakukan.

Pangkah , Oktober 2022

Pembimbing Lahan Praktikan

Evy Riana, S.Ikom, S.Tr. Keb Siti Sapuroh


NIP : 196817121989032004 NIM : P1337424821521

Pembimbing Institusi

Triana Sri Hardjanti, M. Mid


NIP: 19670317 198903 2 002

NO.RM : 01.12.22
PUSKESMAS PANGKAH
Nama Pasien : Ny. T
KAB TEGAL
Nama Bidan : Bidan Siti Sapuroh
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Tanggal
Catatan Perkembangan (SOAP) dan
dan Jam
Paraf
18 S=
Oktober  ibu mengatakan mau control setelah 3 hari pasang
2022 implant
J 09..00  ibu mengatakan lengan kirinya masih terasa sakit
WIB ringan bila untuk bekerja.
 Ibu mengatakan khawatir infeksi ingin mengetahui
tentang cara merawat luka bekas pemasangan implant.
O=
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x / menit
R : 22 x / menit
S : 36,2oC
Status present dalam batas normal
Tidak ada tanda infeksi pada bekas pemasangan implant
A=
Analisa : Ny. T umur 24 tahun P1A0 Akseptor KB
Implant
Masalah :
ibu mengatakan lengan kirinya masih terasa sakit
ringan bila untuk bekerja
Kurangnya informasi tentang cara merawat luka bekas
pemasangan implant.

P=
1) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa ibu dalam keadaan baik
TD : 120/80 mmHg R: 22x/m
N : 82x/m S: 36,0°C
Tidak ada tanda infeksi pada bekas pemasangan
implant
Hasil: ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan bahwa
ibu dalam keadaan baik
2) Memberikan Penjelasan pada ibu bahwa rasa nyeri
ringan yang ibu alami adalah hal yang wajar, akan
hilang dengan minum obat dan sembuh.
Hasil : Ibu mengatakan mengerti atas penjelasan yang
diberikan.
3) Memberikan Penjelasan pada ibu bahwa ibu tidak
perlu khawatir akan terjadi infeksi, sepanjang ibu
merawat lukanya dengan baik.
Hasil : ibu mengatakan merasa lega.
4) Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang cara
merawat luka bekas pemasangan yaitu dengan
menjaganya tetap kering dan bersih.
Hasil : ibu mengatakan mengatakan akan merawat
luka bekas pemasangan implant dengan baik.
5) Memberikan Penjelasan pada ibu bahwa mulai
sekarang tidak perlu dipasang perban lagi, hanya
menggunakan plaster penutup luka saja. Ibu belum
boleh mengangkat beban berat dengan tangan kiri.
Hasil : ibu menagatakan memahami penjelasan yang
diberikan.
6) Menganjurkan ibu untuk control ulang 3 hari
kemudian pada tanggal 21 Oktober 2022
Hasil : ibu bersedia control ulang sesuai jadwal
7) Melakukan dokumentasi
Hasil : asuhan telah terdokumentasi.
NO.RM : 10.12.22
PUSKESMAS PANGKAH
Nama Pasien : Ny. T
KAB TEGAL
Nama Bidan : Bidan Siti Sapuroh
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Tanggal
Catatan Perkembangan (SOAP) dan
dan Jam
Paraf
21 S=
Oktober  Ibu mengatakan senang dikunjungi
2022 J  Ibu mengatakan lengan kirinya sudah tidak sakit lagi.
08.00 Wib  Ibu mengatakan ingin mengetahui apakah betul
bahwa implant bisa berpindah pindah ke seluruh
tubuh.
O=
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20x/menit
S : 36,0oC
Status present dalam batas normal
Luka bekas pemasangan implant tampak menutup
sempurna, kering tidak ada tanda infeksi.
Teraba Norplant 2 batang, dibawah kulit pada posisi
masih sama dengan semula.

A=
Analisa : Ny. T umur 24 tahun P1A0 a k s e p t o r K B
implant
Masalah :
Kurangnya informasi tentang apakah betul bahwa implant
dapat berpindah ke seluruh tubuh.
P=
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan
bahwa secara umum ibu dalam kondisi baik.
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20x/menit
S : 36,0oC
Luka bekas pemasangan implant tampak menutup
sempurna, kering tidak ada tanda infeksi
Hasil : ibu senang dengan penjelasan yang diberikan
2. Memberikan informasi bahwa ibu bisa mencuci lengan
kirinya dengan sabun, selanjutnya tidak perlu ditutup
dengan plester luka lagi.
Hasil : ibu mengatakan mengerti dan akan melakukan
anjuran yang diberikan.
3. Memberi Pendidikan Kesehatan tentang bahwa
informasi implant dapat berpindah keseluruh tubuh
adalah tidak benar, hanya mitos.  Faktanya implant
tidak bisa berpindah ke seluruh tubuh. Perpindahan
benda ke seluruh tubuh hanya bisa dengan perantara
aliran darah. Implan dipasangkan di bawah kulit,
sehingga tidak memungkinkannya untuk masuk ke
aliran darah. Bisa di baca di
https://skata.info/article/detail/82/alasan-kenapa-
kamu-harus-pilih-kb-implan
Hasil : ibu mengatakan memahami penjelasan yang
diberikan.
4. Mendokumentasikan asuhan
Hasil : Asuhan terdokumentasi
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan Kebidanan Nifas ini dilakukan pada ibu nifas di wilayah Puskesmas
Pangkah. Sebagian penduduk masih menganggap KB Implant adalah hal yang
menakutkan, akibat adanya mitos mitos bahwa implant bisa berpindah keseluruh
tubuh, pencabutan implant memakan waktu yang sangat lama dan menyakitkan.
A. Pengkajian Tanggal 15 Oktober 2022
Asuhan kebidanan pada Ny. T usia 24 tahun P1A0 Calon Akseptor KB
implant telah dilakukan. Manajemen asuhan kebidanan dilaksanakan sesuai
dengan teori 7 Langkah Manajemen Kebidanan Varney, yang meliputi (1)
pengkajian data dasar, (2) interpretasi data dasar, (3) identifikasi diagnosa
potensial, (4) identifikasi dan menetapkan kebutuhan segera, (5) merencanakan
asuhan menyeluruh, (6) melaksanakan perencanaan, dan (7) evaluasi. Sedangkan
pendokumentasian menggunakan pendokumentasian SOAP (Subyektif, Obyektif,
Analisa, dan Penatalaksanaan).
Langkah awal dilakukan pengkajian yang meliputi data subyektif dan
data obyektif melalui anamnesa langsung pada pasien dan beberapa pemeriksaan.
Berdasarkan identitas pasien diketahui bahwa pasien bernama Ny. T berusia 24
tahun, suku bangsa Jawa, beragama Islam, pendidikan terakhir sarjana, bekerja
sebagai PNS, dan beralamat di Pangkah Rt 10 Rw 03. Berdasarkan anamnesa
pada kunjungan pertama didapatkan bahwa Ny.T tidak mempunyai keluhan,
datang ke Puskesmas hendak KB Implant. Dari riwayat menstruasi didapatkan
pola menstruasi Ny.T normal dan tidak ada keluhan gangguan haid. Siklus teratur
setiap ±28 hari, dengan lama menstruasi berkisar 7 hari, tidak ada keluhan
perdarahan yang abnormal. Riwayat kesehatan Ny.T dan keluarga tidak terdapat
penyakit yang dapat memperberat masa nifasnya. Pada pengkajian pola
pemenuhan kebutuhan sehari sehari tidak ada masalah. Pada data pengetahuan
didapatkan Hal hal yang sudah diketahui ibu : ibu mengatakan sudah
mendapatkan informasi tentang alat kontra sepsi : PIL, suntik, implant, IUD. Hal
yang belum diketahui : efek samping KB Implant. Hal hal yang ingin diketahui
ibu : cara pemasangan dan pencabutan implant serta efek samping implant.
Berdasarakan pengkajian data obyektif didapatkan bahwa pemeriksaan
umum Ny.T hasilnya baik (tanda-tanda vital dalam batas normal). Tidak terdapat
tanda kontra indikasi KB Implant.
Langkah kedua adalah Analisis yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa
diambil dari data yang dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada
kasus ini adalah Ny. T usia 24 tahun calon akseptor KB Implant. Dengan
masalah berupa kurangnya informasi tentang cara pemasangan dan pencabutan
implant serta efek samping implant.
Pada langkah ketiga antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak
ditemukan adanya masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan dan diagnosa
ibu dalam keadaan baik.
Dalam Langkah keempat, identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini
tidak memerlukan tindakan yang khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu
agar tidak terjadi kematian dan pada kasus ini tidak ada tanda tanda yang
mengancam jiwa ibu.
1. Langkah yang ke lima, enam dan tujuh adalah Perencanaan, Pelaksanaan
dan Evaluasi. Berdasarkan diagnosa masalah maka penulis merumuskan
rencana menyeluruh untuk menangani masalah yang muncul.
ku baik
TD : 110/70 mmHg R: 20x/m
N : 80x/m S: 36,0°C
TFU: I jari bawah pusat kontraksi uterus: baik
Tidak ada kontra indikasi KB Implant
Hasil: ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
baik.
Memberitahukan hasil pemeriksaan dilakukan sebagai
pertanggungjawaban dari penyedia layanan Kesehatan yaitu hak atas
informasi medis, hak atas persetujuan tindakan medis, hak untuk memilih
dokter dan hak atas isi catatan medis belum hilang. sesuai dengan hukum
dan peraturan yang berlaku. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Tri Wulandari titik pada tahun 2018, yang berjudul “ Tanggung jawab rumah
sakit terhadap pasien dalam pelaksanaan pelayanan Kesehatan “. Tanggung
jawab rumah sakit untuk melaksanakan hak-hak pasien meliputi: Hak atas
informasi medis, hak atas persetujuan tindakan medis, hak untuk memilih
dokter dan hak atas isi catatan medis belum hilang. sesuai dengan hukum
dan peraturan yang berlaku. proporsi tanggapan pasien mengatakan
tanggung jawab dokter atau pihak rumah sakit untuk memberikan informasi
medis yang jelas dan akurat tidak terlaksana dengan baik sebesar 79,4 %,
kemudian terlaksana dengan baik 16,9 % dan yang kadang-kadang
terlaksana 3,7 %.
2. Memberikan Pendidikan Kesehatan pada ibu tentang alat konstrasepsi
implant serta cara pemasangannya dan pencabutannya, dengan
menggunakan media ABPK. Alat kontrasepsi implant yang akan digunakan
adalah Norplant 2. Terdiri dari 2 batang silastic yang padat, dengan panjang
tiap batang 44 mm. Masing-masing batang diisi dengan 70 mg hormone
Levonorgestrel di dalam matriks batangnya. Sangat efektif untuk mencegah
kehamilan selama 3 tahun. Beberapa keuntungan dari alat kontrasepsi ini
adalah jangka pajang yaitu 3 tahun, tidak mengganggu senggama, tidak
mengganggu produksi ASI, Aman digunakan setelah melahirkan dan
menyusui. Adapun kelemahannya adalah Sering timbul perubahan pola haid,
tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri karena harus
dicabut oleh tenaga Kesehatan. Impant dipasang pada lengkap kiri atas
bagian dalam, sebelumnya dilakukan desinfektan lalu di berikan anastesi
( Bius local ) sehingga tidak terasa sakit saat pemasangan, implant
dimasukan menggukan alat yang bentuknya semacam suntikan besar.
Setelah terpasang bekas akan ditutup dan jangan kena air sampai 3 hari.
Sedangkan cara pencabutan adalah dilakukan desinfektan, pembiusan local
agar tidak terasa sakit, membuat sayatan kecil untuk memasukan alat untuk
mengambil implant, menutup bekas sayatan, jangan kena air sampai tiga
hari. Pencabutan memakan waktu yang singkat karena jumlah kapsul hanya
2 batang.
Hasil : ibu mengatakan mengerti atas penjelasan yang diberikan
3. Memberikan Pendidikan Kesehatan pada ibu dan suami tentang efek
samping yang mungkin timbul setelah menggunakan alat kontrasepsi
implant yaitu : perubahan pola haid seperti : Bertambahnya hari-hari
perdarahan dalam satu siklus. Perdarahan bercak (spotting), berkurangnya
panjang siklus haid, tidak haid, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan
perdarahan lama atau perdarahan bercak, sakit kepala, kenaikan berat badan.
Hasil : ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan
mengatakan mantap menggunakan alat kontrasepsi implant.
4. Melakukan persetujuan tindakan medis sebelum dilakukan pemasangan KB
Implant.
Hasil : ibu telah menyetujui tindakan yang akan dilakukan dan tanda tangan
di lembar persetujuan tindakan medis yang ada dalam rekam medis.
5. Membantu ibu mempersiapkan diri untuk pemasangan alat kontrasepsi
implant Norplant 2.
Hasil : ibu mengatakan sudah nyaman dan sudah siap.
6. Melakukan tindakan pemasangan implant dengan cara :
- Cuci daerah insersi, lakukan tindakan antiseptik dan tutup sekitar daerah
insersi dengan kain steril
- Lakukan anastesi lokal (lidokain) 1 % pada daerah insersi, mula-mula
disuntikkan sejumlah kecil anastesi pada daerah insisi kemudian anastesi
diperluas sampai 2 daerah, sepanjang 4 cm. Penyuntikan anastesi
dilakukan tepat dibawah kulit, sehingga lapisan luar kulit akan terangkat
dari lapisan bawahnya dan memudahkan insersi
- Dengan pisau skapel dibuat insisi 2 mm sejajar dengan lengkung siku
- Masukkan ujung trokar melalui insisi. Terdapat 2 garis tanda batas pada
trokar, 1 dekat ujung trokar lainnya dekat pangkal trokar. Dengan
perlahan-lahan trokar dimasukkan sampai mencapai garis batas dekat
pangkal trokar kurang lebih 4,4-5 cm. Trokar dimasukkan sampnil
melakukan tekanan keatas tanpa merubah sudut permukaan
- Masukkan implant kedalam trokarnya. Dengan batang pendorong,
implant di dorong perlahan-lahan ke ujung trokar sampai terasa adanya
tekanan, dengan batang pendorong tetap stationer, trokar perlahan-lahan
ditaik kembali sampai garis batas dekat ujung trokar telihat pada insisi
dan terasa implantnya “meloncat keluar” dan trokarnya, jangan keluarkan
trokarnya. Raba lengan dengan jari untuk memastikan implantnya sudah
berada pada tempatnya dengan baik
- Ubah trokar sehingga  implant berikutnya berada 15° dari implant
sebelumnya. Letakkan jari tangan pada implant sebelunya masukkan
kembali trokar sepanjang pinggir jari tangan sampai kegaris batas dekat
pangkal trokar. Selanjutnya seperti pada butir sebelumnya ulangi
prosedur berikut sampai semua implant telah terpasang
- Setelah semua implant terpasang, lakukan penekanan pada tempat luka
insisi dengan kasa steril untuk mengurangi perdarahn lalu kedua pinggir
insisi ditekan sampai berdekatan dan ditutup dengan plester kupu-kupu,
tidak diperlukan penjahitan luka insisi
- Luka insisi ditutup dengan kompres kering, lalu lengan dibalut dengan
kasa untuk mencegah perdarahan. Daerah insersi dibiarkan kering dan
tetap bersih selama 3 - 4 hari.
Hasil : implant sudah terpasang 2 batang
7. Memberikan terapi kepada ibu untuk memebantu menghilankan rasa nyeri
setelah tindakan pemasangan KB Implant : Asam mefenamat  3x1,
Amoxilin  3x1
Hasil : ibu mengatakan akan meminum obat sesuai anjuran.
8. Menganjurkan ibu untuk kontrol kunjungan ulang 3 hari lagi untuk
mengetahui keadaan tempat pemasangan implant
Hasil : Ibu mengatakan akan control ulang 3 hari kemudian
9. Melakukan pencatatan pada buku register dan kartu ibu jika ibu kembali ber-
KB.
Hasil : Dokumentasi sudah dilakukan
Langkah ke-6 yaitu melaksanakan perencanaan yang sudah
dirumuskan. Pada pengembangan rencana implementasi secara umum sudah
sesuai dengan teori, yaitu dengan memberikan informasi terkait keluhan dan
ketidaktahuan ibu.
Asuhan yang diberikan pada Ny T sudah sesuai dengan standar yaitu
sebelum pemasangan alat kontrasepsi diberikan informasi tentang alat
kontrasepsi dengan media lembar balik ABPK ( alat bantu pemilihan
kontrasepsi). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ari
Kusmiwijayati yang berjudul Pengaruh Penggunaan Alat Bantu Pengambilan
Keputusan Ber-KB (ABPK) terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) dalam Jurnal Kesehatan ibu dan anak vol 8 no 2 (2018)
Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikasi 5% dan
mendapatkan hasil p value 0,000 yang memberi makna bahwa ada pengaruh
penggunaan Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber-KB (ABPK) dengan
pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.
Langkah ke-7 yaitu evaluasi, untuk mengetahui seberapa berhasil
asuhan yang telah diberikan oleh Bidan. Hal ini dilakukan dengan memberikan
pertanyaan umpan balik kepada ibu tentang informasi yang telah diberikan oleh
Bidan. Selain itu juga dapat dilihat dari respon ibu dan kemampuan ibu setelah
diberikan asuhan.
B. Pengkajian Tanggal 18 Oktober 2022
Pada pengkajian kedua / kunjungan rumah ke-1 yang dilaksanakan
pada tanggal 18 Oktober pukul 09.00 Berdasarkan pengkajian data subyektif
pada kontak yang ke dua dengan Ny.T didapatkan bahwa Ny T mengatakan
senang dikunjungi, mengatakan lengan kirinya masih terasa sakit ringan bila
untuk bekerja, mengatakan khawatir infeksi ingin mengetahui tentang cara
merawat luka bekas pemasangan implant
Langkah kedua adalah Obyektif. Data obyektif menunjukan bahwa
keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital normal,
status present normal, dan status obstetricus normal, Tidak ada tanda infeksi pada
bekas pemasangan implant
Langkah ketiga adalah Analisa yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa
diambil dari data yang dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada
kasus ini adalah Ny.T umur 24 tahun P1A0 Akseptor KB Implant. Dengan
masalah berupa (1) ibu mengatakan lengan kirinya masih terasa sakit ringan bila
untuk bekerja, (2) Ibu mengatakan khawatir infeksi ingin mengetahui tentang cara
merawat luka bekas pemasangan implant
Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak
ditemukan adanya masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan dan diagnosa
ibu dalam keadaan baik.
Langkah ke empat identifikasi kebutuhan segera. Dalam identifikasi
kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan tindakan yang khusus, cepat
dan segera untuk menangani ibu agar tidak terjadi kematian dan pada kasus ini
tidak ada tanda tanda yang mengancam jiwa ibu.
Langkah ke lima, enam, tujuh adalah perencanaan, pelaksanaan dan
evalusi. Berdasarkan diagnosa masalah maka penulis merumuskan rencana
menyeluruh untuk menangani masalah yang muncul pada kasus Ny.T.
Berdasarkan diagnosa maka penulis merencanakan untuk memberikan asuhan :
1) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik
TD : 120/80 mmHg R: 22x/m
N : 82x/m S: 36,0°C
Tidak ada tanda infeksi pada bekas pemasangan implant
Hasil: ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
2) Memberikan Penjelasan pada ibu bahwa rasa nyeri ringan yang ibu alami
adalah hal yang wajar, akan hilang dengan minum obat dan sembuh.
Hasil : Ibu mengatakan mengerti atas penjelasan yang diberikan.
3) Memberikan Penjelasan pada ibu bahwa ibu tidak perlu khawatir akan terjadi
infeksi, sepanjang ibu merawat lukanya dengan baik.
Hasil : ibu mengatakan merasa lega.

4) Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang cara merawat luka bekas


pemasangan yaitu dengan menjaganya tetap kering dan bersih.
Hasil : ibu mengatakan mengatakan akan merawat luka bekas pemasangan
implant dengan baik.
5) Memberikan Penjelasan pada ibu bahwa mulai sekarang tidak perlu dipasang
perban lagi, hanya menggunakan plaster penutup luka saja. Ibu belum boleh
mengangkat beban berat dengan tangan kiri.
Hasil : ibu menagatakan memahami penjelasan yang diberikan.
6) Menganjurkan ibu untuk control ulang 3 hari kemudain untuk mengetahui
kondisi luka bekas pemasangan implant
Hasil : ibu bersedia untuk control 3 hari kemudian
7) Melakukan dokumentasi
Hasil : asuhan telah terdokumentasi
Langkah ke-6 yaitu melaksanakan perencanaan yang sudah
dirumuskan. Dalam pelaksanaan asuhan penulis tetap berpacu kepada standar
operasional prosedur yang ada, namun tetap disesuaikan dengan kondisi pasien.
Langkah ke-7 yaitu evaluasi, untuk mengetahui seberapa berhasil
asuhan yang telah diberikan oleh Bidan. Hal ini dilakukan dengan memberikan
pertanyaan umpan balik kepada ibu tentang informasi yang telah diberikan oleh
Bidan. Selain itu juga dapat dilihat dari respon ibu setelah diberikan asuhan

C. Pengkajian Tanggal 21 Oktober 2022


Pada pengkajian ketiga / kunjungan rumah ke-2 (dua) yang
dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2022 pukul 08.00 WIB. Berdasarkan
pengkajian data subyektif pada kontak yang ke – 3 (tiga) dengan Ny.T
didapatkan bahwa Ny T mengatakan senang dikunjungi, Ibu mengatakan lengan
kirinya sudah tidak sakit lagi, Ibu mengatakan ingin mengetahui apakah betul
bahwa implant bisa berpindah pindah ke seluruh tubuh.
Langkah kedua adalah Obyektif. Data obyektif menunjukan bahwa
keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital normal,
status present normal, dan status obstetricus normal, tidak tampak adanya tanda
infeksi.
Langkah ketiga adalah Analisa yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa
diambil dari data yang dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada
kasus ini adalah Ny.T umur 24 tahun P1A0 Akseptor KB Implant. Dengan
masalah berupa ( 1 ) Kurangnya informasi tentang apakah betul bahwa implant
dapat berpindah ke seluruh tubuh.
Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak
ditemukan adanya masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan dan diagnosa
ibu dalam keadaan baik.
Langkah ke empat isdentifikasi kebutuhan segera. Dalam identifikasi
kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan tindakan yang khusus, cepat
dan segera untuk menangani ibu agar tidak terjadi kematian dan pada kasus ini
tidak ada tanda tanda yang mengancam jiwa ibu.
Langkah ke lima, enam, tujuh adalah perencanaan, pelaksanaan dan
evalusi. Berdasarkan diagnosa masalah maka penulis merumuskan rencana
menyeluruh untuk menangani masalah yang muncul pada kasus Ny.T.
Berdasarkan diagnosa maka penulis merencanakan untuk memberikan asuhan :
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan bahwa secara umum
ibu dalam kondisi baik.
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20x/menit
S : 36,0oC
Luka bekas pemasangan implant tampak menutup sempurna, kering tidak
ada tanda infeksi
Hasil : ibu senang dengan penjelasan yang diberikan
2. Memberikan informasi bahwa ibu bisa mencuci lengan kirinya dengan
sabun, selanjutnya tidak perlu ditutup dengan plester luka lagi.
Hasil : ibu mengatakan mengerti dan akan melakukan anjuran yang
diberikan.
3. Memberi Pendidikan Kesehatan tentang bahwa informasi implant dapat
berpindah keseluruh tubuh adalah tidak benar, hanya mitos.  Faktanya
implant tidak bisa berpindah ke seluruh tubuh. Perpindahan benda ke seluruh
tubuh hanya bisa dengan perantara aliran darah. Implan dipasangkan di
bawah kulit, sehingga tidak memungkinkannya untuk masuk ke aliran darah .
Bisa di baca di https://skata.info/article/detail/82/alasan-kenapa-kamu-harus-
pilih-kb-implan
Hasil : ibu mengatakan memahami penjelasan yang diberikan.
4. Mendokumentasikan asuhan
Hasil : Asuhan terdokumentasi
Langkah ke-6 yaitu melaksanakan perencanaan yang sudah
dirumuskan. Dalam pelaksanaan asuhan penulis tetap berpacu kepada standar
operasional prosedur yang ada, namun tetap disesuaikan dengan kondisi pasien.
Langkah ke-7 yaitu evaluasi, untuk mengetahui seberapa berhasil
asuhan yang telah diberikan oleh Bidan. Hal ini dilakukan dengan memberikan
pertanyaan umpan balik kepada ibu tentang informasi yang telah diberikan oleh
Bidan. Selain itu juga dapat dilihat dari respon ibu setelah diberikan asuhan
BAB V
PENUTUP
Setelah mempelajari teori dan konsep asuhan kebidanan Keluarga Berencana
( KB ) dan pengalaman di lahan praktek melalui studi kasus pada Ny. T akseptor KB
Implant maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :
A.  Kesimpulan                            
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan managemen
menurut Varney ibu nifas pada Ny. T usia 24 tahun P1A 0 Akseptor KB Implant
di Puskesmas Pangkah Kabupaten Tegal, maka penulis dapat membuat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian pada kasus ibu Akseptor KB Implant data subjektif dan obyektif
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan di lahan praktik.
2. Interpretasi data pada kasus ibu akseptor KB Implant pada kunjungan pertama
adalah : Ny. T umur 24 tahun, P1A0 Calon Akseptor KB Implant. Dengan
masalah Kurangnya informasi tentang cara pemasangan dan pencabutan
implant, kurangnya informasi tentang efek samping KB implant. Pada
Kunjungan kedua Ny T Umur 24 tahun P1A0 Akseptor KB Implant, dengan
masalah berupa (1) ibu mengatakan lengan kirinya masih terasa sakit ringan
bila untuk bekerja, (2) Ibu mengatakan khawatir infeksi ingin mengetahui
tentang cara merawat luka bekas pemasangan implant. Pada kunjungan ketiga
Ny T umur 24 tahun P1A0 Akseptor KB Implant, didapatkan bahwa Ny T
mengatakan senang dikunjungi, dengan masalah berupa ( 1 ) Kurangnya
informasi tentang apakah betul bahwa implant dapat berpindah ke seluruh
tubuh.
3. Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak ditemukan.
4. Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan
tindakan yang khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar tidak terjadi
kematian dan pada kasus ini tidak ada tanda tanda yang mengancam jiwa ibu.
5. Berdasarkan diagnosa masalah maka penulis merumuskan rencana
menyeluruh untuk menangani masalah yang muncul pada kasus Ny. T.
6. Penatalaksanaan Asuhan kunjungan pertama sampai dengan kunjungan ke-
tiga yaitu (1) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu
dalam keadaan baik, (2) Memberikan Pendidikan Kesehatan pada ibu tentang
alat konstrasepsi implant serta cara pemasangannya dan pencabutannya,
dengan menggunakan media ABPK (3) Memberikan Pendidikan Kesehatan
pada ibu dan suami tentang efek samping yang mungkin timbul setelah
menggunakan alat kontrasepsi implant, (4) Melakukan persetujuan tindakan
medis sebelum dilakukan pemasangan KB Implant. (5) Membantu ibu
mempersiapkan diri untuk pemasangan alat kontrasepsi implant Norplant 2.
(6) Melakukan tindakan pemasangan implant, (7) Menganjurkan ibu untuk
kontrol kunjungan ulang 1 minggu lagi untuk mengetahui keadaan tempat
pemasangan implant, (8) Melakukan pencatatan pada buku register dan kartu
ibu jika ibu kembali ber-KB, (9) Memberikan Penjelasan pada ibu bahwa rasa
nyeri ringan yang ibu alami adalah hal yang wajar, akan hilang dengan minum
obat dan sembuh. (10) Memberikan Penjelasan pada ibu bahwa ibu tidak
perlu khawatir akan terjadi infeksi, sepanjang ibu merawat lukanya dengan
baik. (11) Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang cara merawat luka
bekas pemasangan yaitu dengan menjaganya tetap kering dan bersih. (12)
Memberikan Penjelasan pada ibu bahwa mulai sekarang tidak perlu dipasang
perban lagi, hanya menggunakan plaster penutup luka saja. Ibu belum boleh
mengangkat beban berat dengan tangan kiri. (13) Memberikan informasi
bahwa ibu bisa mencuci lengan kirinya dengan sabun, selanjutnya tidak perlu
ditutup dengan plester luka lagi, (14) Memberi Pendidikan Kesehatan tentang
bahwa informasi implant dapat berpindah keseluruh tubuh adalah tidak benar,
hanya mitos.  Faktanya implant tidak bisa berpindah ke seluruh tubuh , (15)
2021, (16) Mendokumentasikan asuhan.
7. Evaluasi dari asuhan yang diberikan menunjukan keberhasilan ditandai
dengan pada hari keenam luka bekas pemasangan telah sembuh, tidak ada
tanda infeksi. Luka bekas pemasangan implant tampak menutup sempurna,
kering tidak ada tanda infeksi, Teraba Norplant 2 batang, dibawah kulit pada
posisi masih sama dengan semula.
8. Ny T telah mendapatkan Asuhan kebidanan yang sesuai dengan teori dan hasil
penelitian terkini ( evidence based )
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka penulis akan menyampaikan saran yang
mungkin bermanfaat yaitu:
1. Bagi Penulis
Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman pada kasus dalam memberikan asuhan kebidanan pada Calon
maupun Akseptor KB.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan bidan puskesmas mampu melakukan asuhan kebidanan sesuai
dengan evidence based.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan Institusi Pendidikan untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan
dalam proses pembelajaran baik teori maupun praktik. Agar mahasiswa dapat
meningkatkan pegetahuan dan wawasan tentang teori-teori Asuhan Keluarga
Berencana (KB).
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Ari Kusmiwiyati, 2018. Pengaruh Penggunaan Alat Bantu Pengambilan Keputusan


Ber-KB (ABPK) terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP), Jurnal Kesehatan ibu dan anak vol 8 no 2 (2018)

Hartanto, H. 2015. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan.

Irianto, K. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung : Alfabeta.

Julian. 2010. Pola Pemakaian Kontrasepsi. Analisis lanjut 2010. Jakarta : BKKBN.

Saifudin, AB. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontraepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sugiarti Dkk. 2012. Faktor Pasangan yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis


Kontrasepsi pada Wanita Usia Subur. http://www.journal.unsil.ac.id.
Diakses pada tanggal 8 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai