BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri dan menentukan
yang bersifat kuantitatif dan kualitatif oleh karena itu, program KB memilki
diberikan bukan hanya kepada kaum perempuan, tetapi juga kepada pria, remaja
dunia, yaitu 249 juta jiwa. Indonesia sedang menghadapi masalah dengan jumlah
dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5 juta per tahun. Untuk
pil 2.261.480 peserta (26,60%), implan 784.215 peserta (9,23 %), kondom
MOW (metode operasi wanita) 128.793 peserta (1,52%), MOP (metode operasi
pria) 21.374 peserta (0,25%), dari data diatas dapat kita lihat metode kontrasepsi
suntik adalah metode yang terbanyak yang digunakan (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan data BKKBN Provinsi NTB pada akhir tahun 2015 tercatat
jumlah PUS 1.082.067 orang dengan cakupan perserta KB aktif di NTB pada
tahun 2015 sebesar 792.183 orang (73.21% dari jumlah PUS). Adapun cakupan
perserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi yang digunakan adalah IUD 98.233
perserta (12,40%), MOP 4.464 perserta (0,58%), MOW 16.015 perserta (2,02%),
390.472 perserta (49,29%), dan Pil 130.005 perserta (16.41%). dari data
aktif 204.149 perserta (68.73% dari jumlah PUS) dengan pengguna kontrasepsi
Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2016 tercatat cakupan perserta KB aktif
di wilayah kerja Puskesmas Selong pada tahun 2016 sebesar 5,095 orang (76,7%
dari jumlah PUS). Adapun cakupan perserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi
yang digunakan adalah PIL 425 perserta (6,4%), Suntikan 2195 perserta
(33,0%), Implant 1.251 perserta (18,8%), IUD 1053 perserta (15,8%), Kondom
45 perserta (0,69%), MOW 126 perserta (1,88%), MOP (-) . Berdasarkan data
dibedakan menjadi 2 macam yaitu Suntikan Progestin saja (DMPA dan NET-
suntik adalah meningkat atau menurunnya berat badan, gangguan haid, depresi,
memberikan informasi yang benar mengenai cara mengatasi efek samping dalam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
keperawatan.
Timur.
5
Timur.
Timur.
Timur.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Mahasiswa
2. Mafaat Praktis
b. Bagi Klien
1. Waktu
2017.
2. Tempat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan
merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar
2008).
antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan.
sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk
kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-
pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi. (Suratun, 2008).
Selain itu, tujuan keluarga berencana yaitu mewujudkan keluarga kecil yang
3. Akseptor
satu metode kontrasepsi dan tidak dalam keadaan hamil. Istilah akseptor
a. Akseptor Baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali
kehamilan.
9
c. Akseptor Ganti Cara adalah perserta kontrasepsi yang ganti cara dari satu
(KIV/KB/2008)
4. Metode Kontrasepsi
medis terlebih dahulu. Hasil yang diperoleh dengan cara ini umumnya
1) Tanpa Alat/Obat
sehingga mani keluar dari luar vagina. Cara ini tidak berbahaya baik
sepenuhnya karena :
b) Pantang Berkala
ovulasi.
(2) Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus
haid
2) Dengan Alat/Obat
a) Kondom
kondom adalah :
diminum
(4) Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36
jam
(7) Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia
atau dipakai.
b) Diafragma / Cap
1) Pil
Menurut (Herti, 2007 dikutip dalam Aspiani, 2017) ada 3 jenis pil
KB, yaitu :
b) Pil berturutan
selama 14-15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6
c) Pil khusus
2) Suntikan
mengandung esterogen.
lazim disebut Depo Provera dan net oen (noretisteron) yang lazim
mg/cc.
(deltoid).
3) AKBK/Implan
2017).
4) AKDR/IUD
1) Vasektomi (MOP)
ringan dengan cara mengikat dan memotong sel sperma (vas diferent)
sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung
2) Tubektomi (MOW)
1. Pengertian
(KB Suntik) adalah Suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
b. Suntikan Kombinasi
sebagai berikut :
tidak berlangsung.
ovum
KB Suntik
(Progesteron & Kombinasi)
Menurunkan kemampuan
penetrasi spermatozoa
Atrofi Endometrium
MK : Koping individu
inefektif
datang pada jadwal yang telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah,
sebagai berikut :
a. Suntikan progestin
panjang
perimenopause
b. Suntikan kombinasi
pertama
5) Jangka panjang
sebagai berikut :
a. Suntikan Progestin
nervositas.
b. Suntikan Kombinasi
stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya
tumor hati.
berhenti.
25
a. Suntikan Progrestin
tinggi
5) Setelah abortus
7) Perokok
b. Suntikan kombinasi
5) Anemia
a. Suntikan progestin
1) Hamil atau dicurigai hamil karena resiko cacat janin 7 per 100.000
kelahiran.
b. Suntikan kombinasi
(>180/110mmHg)
27
migrant
DMPA yaitu :
c. Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, injeksi
dapat diberikan setiap saat, asal tidak hamil. Selama 7 hari setelah
d. Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain secara benar dan
haid berikutnya.
asal ibu tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari
a. Kontrasepsi progestin
minggu
3) Bersihkan kulit yang akan ditusuk dengan kapas alcohol yang telah
b. Kontrasepsi Kombinasi
diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja dapat
29
a. Suntikan Progesteron
2) Gangguan haid
d) Perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak daripada
biasanya (menorarghia)
30
(Varney, 2006).
Penyebab amenore primer umumnya lebih berat dan lebih sulit untuk
b. Suntikan Kombinasi
berikut :
hal yang biasa, tetapi bila perdarahan terus berlanjut dan membuat ibu
cemas, maka perlu diganti dengan metode kontrasepsi lain. Bila ibu
14. Penatalaksanan
a) Amenore
2003).
b) Spooting
c) Metrorarghia
d) Menorarghia
lebi banyak dari haid biasanya, jelaskan hal itu biasa ditemukan
b. Tindakan Medis
1) Amenore
karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan, bila tidak terjadi
yang lain. Bila terjadi kehamilan, rujuk klien dan jelaskan bahwa
2003).
Bila ringan atau tidak terlalu menganggu tidak perlu diberi obat. Bila
3) Menorarghia
ferosus (Fe) 3x1 tablet antara 5-7 hari sampai keadaan membaik
(Depkes, 1999).
setiap 12 minggu untuk DMPA, dan setiap 8 minggu untuk Noristerat (Pinem,
2009).
34
apakah ibu hamil atau tidak, jelaskan efek samping yang paling sering terjadi
pada suntikan kombinasi dan apa yang harus dilakukan klien bila hal tersebut.
Keluhan mual, sakit kepala, atau nyeri payudara serta perdarahan ( sering
ditemukan) biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 atau ke-3, kemudian
jelaskan bahwa bila ibu sedang menggunakan obat epilepsy atau tuberculosis,
a. Nyeri dada hebat atau nafas pendek, kemungkinan adanya darah diparu,
pada tungkai
kombinasi tersebut.
Kontrasepsi KB
adalah suatu metode yang sistematis untuk mengkaji respons manusia terhadap
yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respn pasien
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan Utama
perlu dikaji yaitu penyakit berat yang pernah diderita salah satu anggota
Hipertensi.
37
f. Riwayat Obstetric
1) Keadaan haid
haid terakhir untuk diketahui yang keluar darah muda atau darah tua,
encer atau menggumpal, lamanya nyeri atau tidak, pada sebelum atau
2) Perkawinaan
Berapa kali kawin dan berapa lama dengan suami yang sekarang.
1) Respirasi
2) Nutrisi
3) Eliminasi
4) Istirahat/Tidur
gangguan dalam hal temperature tubuh, suhu tubuh 37°C. Nadi dan
7) Aktivitas
9) Kebutuhan berpakaian
dalam keamanan.
11) Sosialisasi
Pada data social ini dapat dilihat apakah klien merasa terisolasi atau
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
2) Kesadaran
Composmentis.
3) Tanda-Tanda Vital
a) Kepala
b) Wajah
c) Mata-Telinga-Hidung
d) Leher
f) Payudara/Mamae
g) Abdomen
tidaknya oedem.
i) Genetalia
2. Diagnosa Keperawatan
dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah actual
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dan individu
a. Aktual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik
yang ditemukan.
dilakukan intervensi.
pengetahuan.
3. Rencana Keperawatan
yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan
Perry, 2005).
ilmiah).
keperawatan.
Tabel 2.1 Rencana keperawatan pada ibu pengguna alat kontrasepsi suntik
(NIC & NOC dikutip dalam Aspiani, 2017).
4. Tindakan Keperawatan
48
5. Evaluasi Keperawatan
a. Evaluasi formatif
atau juga dapat ditulis masalah atau diagnosis yang baru terjadi akibat
b. Evaluasi sumatif
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Ny. H
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
52
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia
No. RM : -
Diagnosa Medis : -
Nama : Tn. M
Umur : 25 tahun
Alamat : Geres
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sasak/Indoesia
berwarna kecokelatan.
6) Diagnosa Medik :-
e. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Menstruasi
a) Menarche
tahun.
b) Siklus
c) Banyaknya
d) Lamanya
e) Keluhan
Tabel 2.2 Riwayat kehamilan, persalinan dan masa nifas yang lalu Ny.”H”
Pengguna kontrasepsi suntik.
2017.
kecokelatan.
f. Riwayat Lingkungan
1) Kebersihan
2) Bahaya
2. Aspek Psikososial
Bila ya, bagaimana : klien mengatakan perubahan pola haid yang terjadi
ibu kandungnya).
Bila ya, bagaimana : Klien mengatakan sudah siap menjadi seorang ibu, ia
a. Pola Nutrisi
makan.
3) Jenis makanan rumah : Sayur, nasi, daging, telur dan lauk pauk yang
lainnya.
b. Pola Eliminasi
1) BAK
kuning jernih.
2) BAB
dalam sehari.
kecokelatan.
58
pada umumnya.
fesesnya padat.
air besar.
1) Mandi
sehari.
menggunakan sabun.
2) Oral Hygine
sehari.
3) Cuci Rambut
shampo.
1) Lama tidur
3) Keluhan
2) Waktu bekerja
libur kerja.
a) Jenisnya
b) Frekuensi
libur kerja.
aktivitasnya.
1) Merokok
2) Minuman Keras
3) Ketergantungan Obat
4. Pemeriksaan Fisik
b. Kesadaran : Composmentis
d. Nadi : 80 x/m
e. Respirasi : 20x/m
f. Suhu : 36,5˚C
g. Berat Badan
Sebelum hamil : 60 kg
1) Kepala
Distribusi rambut rata, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan dan tidak
ada edema.
2) Wajah
Bentuk wajah bulat, mata konjungtiva merah dan sklera tidak ikterik.
3) Leher
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema dan refleks menelan baik.
4) Dada
Pergerakan dada dan otot intercosta simetris, tidak ada lesi dan edema.
5) Payudara
Tidak ada benjolan,tidak ada nyeri tekan dan masih bisa memproduksi
ASI.
6) Abdomen
Bentuk abdomen simetris, ada lesi post operasi dan tidak ada edema,
7) Ekstermitas
a) Ekstermitas atas
b) Ekstermitas bawah
62
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisis Data
Data Obyektif :
- N : 80x/m
- RR : 20x/m
2. Data Subyektif : Efek samping perubahan Gangguan Citra diri
berat badan
- klien mengatakan berat
badannya meningkat.
- Klien mengatakan
makan 3-4 kali dalam
sehari.
- klien menagtakan jarang
berolahraga.
Data Obyektif :
- berat badan :
sebelum hamil 60 kg
saat hamil 70 kg
setelah menggunakan kb
suntik 65kg
- tinggi badan 148 cm
2. Diagnosa Keperawatan
kali sehari, klien jarang berolahraga, berat badan sebelum hamil 60 kg,
saat hamil 70kg dan setelah menggunakan kb suntik 65 kg, tinggi badan
148cm.
64
C. Rencana Keperawatan
D. Tindakan Keperawatan
hormonal (KB
suntik).
9.14 2. Menganjurkan 2. klien
klien untuk mengatakan
mengatur pola akan mengatur
makan. pola makannya
9.15 3. Menganjurkan 3. klien
kepada klien mengatakan
untuk tetap tetap makan
memakan- makanan bergizi
makanan bergizi dan tinggi serat
dengan tinggi
serat.
9.18 4. Menganjurkan 4. klien
kepada klien mengatakan
untuk tetap akan tetap
memantau berat memantau
badannya perubahan berat
badannya
9.19 5. Menganjurkan 5. klien
kepada klien mengatakan
untuk akan
melakukan berolahraga
olahraga seperti dengan rutin
jongging atau
senam.
E. Evaluasi Keperawatan
14/07/2017 I 9.22 S:
- klien menceritakan pola menstruasi
berubah dengan perdarahan sediki-
sedik kecokelatan lamnya 7-10 hari
- klien mengatakan memahami tentang
efek sampingnya
- klien mengatakan akan bertanya
kepada petugas kesehatan jika terjadi
efek samping yang membuatnya
cemas.
O:
- klien tampak memahami efek
samping yang ditimbulkan oleh
suntikan kb
- klien tampak tidak cemas lagi dengan
keadaan yang dialaminya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
14/07/2017 II 9.23 S:
- klien memahami pertambahan berat
badan merupakan efek samping dari
suntikan KB
- klien mengatakan akan mengatur
pola makannya
- klien mengatakan tetap makan
makanan bergizi dan tinggi serat
- klien mengatakan akan tetap
memantau perubahan berat badannya
- klien mengatakan akan berolahraga
dengan rutin
O:
- klien tampak menerima perubahan
berat badan dikarenakan efek
samping suntikan kb
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB 4
PEMBAHASAN
69
beberapa kesenjangan bila dipandang dari segi teoritis dan kenyataan yang terjadi
dibahas dalam bab ini, selanjutnya penulis uraikan menurut proses keperawatan
dibawah ini.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari tahap dasar dan keperawatan dimana
pengkajian ini terjadi terdiri dari 2 komponen penting yaitu pengumpulan data
pengkajian dimana data yang dikumpulkan meliputi biodata Ny. “H” dan
penanggung jawab, keluhan utama saat ini, riwayat kesehatan, riwayat obstetric,
pertama pada anamnese Ny. “H” mengeluh menstruasinya datang tidak menentu
dan darah yang keluar hanya sedikit-sedikit berwarna kecokelatan. Hal yang
terjadi pada Ny.”H” merupakan salah satu efek samping yang ditimbulkan
didalam teori, jadi pada pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.”H” dengan
disertai peningkatan atau penurunan berat badan sebagai efek dari suntikan
70
suntikan, sehingga kasus Ny.”H” sama dengan yang ditemukan pada teori.
B. Diagnosa Keperawatan
muncul antara lain ada 4 diagnosa yaitu koping individu inefektif, ansietas,
gangguan citra diri, dan gangguan rasa nyaman. Sedangkan pada kasus yang
ditemukan ada 2 diagnosa hanya 2 diagnosa yang tidak muncul yaitu koping
individu infeketif dan gangguan rasa nyaman. Pada kasus Ny.”H” dengan
suntik.
sesuai dengan landasan teori. Pada dasarnya tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara perencanaan pada landasan teori dengan perencanaan pada tinjauan kasus.
dengan teori.
D. Tindakan Keperawatan
dibuat dan sesuai dengan kemampuan perawat serta kemampuan Ny.”H” sebagai
E. Evaluasi Keperawatan
ulang terhadap semua hasil penerapan asuhan keperawatan yang telah diberikan
pada Ny.”H” dan evaluasi sangatlah penting dalam proses keperawatan, karena
72
keperawatan.
tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan ibu
perawat dapat mengambil keputusan. Kedua masalah yang muncul pada kasus
BAB 5
kesimpulan dan saran atas penyusunan Laporan Akhir ini. Kesimpulan dan saran
73
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengkajian
tinjauan teori.
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
teori meskipun pada tinjauan kasus ada perencanaan yang tidak sesuai
dengan teori.
4. Tindakan keperawatan
tetapi ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan secara mandiri dan harus
5. Evaluasi
keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus secara umum dapat teratasi
B. Saran
keperawatan secara umum dan khususnya pada klien dengan eklamsia antara
lain:
1. Pengkajian
serta curahan pikiran dan tenaga tidak sedikit. Melalui kesempatan ini penulis
2. Diagnosa keperawatan
sesuai oleh karena itu, perbedaan antara diagnosa yang ada di konsep dengan
kasus nyata hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman bagi
75
dilapangan.
3. Perencanaan
4. Tindakan keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
affektif, psikomotor dan perubahan fungsi tubuh dan gejala penyakit karena
DAFTAR PUSTAKA