Anda di halaman 1dari 24

KONTRASEPSI & KELUARGA BERENCANA

(MASALAH & EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI)

Disusun Oleh

Dosen Pengampu:

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah “Masalah Dan
Efek Samping Alat Kontrasepsi “. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
UAS (Take Home) mata kuliah Kontrasepsi & Keluarga Berncana. Dalam
penyusunan makalah ini, tak lupa pula penulis berterimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik berupa bimbingan, dorongan, doa serta
kerjasama yang baik dari semua pihak. Penulis menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis meminta kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Makalah ini terwujud atas bimbingan dan arahan dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada sebagai dosen pengampu
mata kuliah.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penyusun menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Padang, 24 Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara definitif, KB adalah upaya dalam mewujudkan keluarga yang


berkualitas sesuai dengan hak reproduksinya dengan mengatur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, serta mengatur kehamilan. Pengaturan
kehamilan merupakan upaya dalam membantu pasangan suami istri untuk
menentukan usia yang ideal untuk melahirkan, jumlah anak dan mengatur
jarak kelahiran anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat maupun obat
kontrasepsi. Pelayanan kontrasepsi adalah pelayanan dengan pemberian atau
pemasangan kontrasepsi maupun tindakan-tindakan lainnya yang berkaitan
dengan kontrasepsi kepada calon dan peserta KB yang dilakukan dalam
fasilitas pelayanan KB (Kemenkes RI, 2014).
Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu Program Pemerintah
Indonesia yang dipandang paling efektif untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk. Pemerintah sangat aktif dalam mempromosikan penggunaan
kontrasepsi pada masyarakat, disisi lain penggunaan kontrasepsi memiliki
efek samping yang berdampak merugikan, yang timbul pada pemakaian
kontrasepsi. Metode kontrasepsi terbagi menjadi hormonal dan non hormonal.
Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang mengandung kombinasi
dari estrogen dan progesteron. Jenis kontrasepsi hormonal yaitu Pil, Suntik,
dan Implan. Sedangkan kontrasepsi non hormonal adalah kontrasepsi yang
tidak mengandung hormon melainkan untuk mencegah sperma masuk ke
dalam vagina, yang akan mencegah terjadinya fertilisasi. Jenis kontrasepsi 2
non hormonal yaitu Metode Operasi Pria (MOP), Metode Operasi Wanita
(MOW), dan Intrauterine Device (IUD) (Marmi, 2016).
Kontrasepsi hormonal dan non hormonal tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam penggunaanya. Namun, selain memiliki kelebihan dan
kekurangan kontrasepsi hormonal dan non hormonal juga memiliki masalah
dan efek samping. Masalah dan efek samping pada kontrasepsi hormonal
dapat menyebabkan gangguan menstruasi, peningkatan berat badan, pusing,
mual, dan sakit kepala.
Pada penggunaan metode kontrasepsi tidak ada satupun yang aman dan
efektif bagi semua klien, karena masing-masing mempunyai kesesuain dan
kecocokan individual bagi setiap klien, namun secara umum terdapat syarat
ideal dalam metode kontrasepsi yaitu, aman, berdaya guna, dapat diterima,
dan terjangkau harganya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji
mengenai masalah dan efek samping alat kontrasepsi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja jenis-jenis alat kontrasepsi?

2. Apa saja masalah dan efek samping yang mungkin muncul pada akseptor
kontrasepsi?

3. Bagaimana penanganan dalam mengatasi masalah dan efek samping


tersebut?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis alat kontrasepsi


2. Unutk mengetahui apa saja masalah dan efek samping yang mungkin
muncul pada akseptor kontrasepsi.
3. Untuk mengetahui bagaimana penanganan dalam mengatasi masalah dan
efek samping tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud
dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu,
berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan
kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-
duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan.
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, usaha
itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen.

Adapun akseptor KB menurut sasarannya, meliputi:

3.1.1 Fase Menunda Kehamilan


Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh
pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena usia
di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya menunda untuk
mempunyai anak dengan berbagai alasan.Kriteria kontrasepsi yang
diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang
tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 26 Keluarga
Berencana Dan Kontrasepsi 100%. Hal ini penting karena pada
masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang
tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB,
AKDR.
3.1.2 Fase Mengatur/Menjarangkan Kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia
paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan
jarak antara kelahiran adalah 2 – 4 tahun.Kriteria kontrasepsi yang
diperlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena
pasangan masih
mengharapkan punya anak lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3-4
tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan.
3.1.3 Fase Mengakhiri Kesuburan
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih
dari 30 tahun tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat
menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi,
karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu
jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai
anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode
kontap, AKDR, implan, suntik KB dan pil KB. Adapun syarat -
syarat kontrasepsi, yaitu:
1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
2. Efek samping yang merugikan tidak ada.
3. Kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
4. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
5. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol ketat selama
pemakaian.
6. Cara penggunaannya sederhana
7. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
8. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.

2.2 Jenis-Jenis Kontrasepsi


Kontrasepsi terbagi atas dua jenis, yaitu hormonal dan non hormonal. Berikut
penjelas kontrasespsi menurut jenisnya:

2.2.1 Kontrasepsi Hormonal


1. Pil Kontrasepsi
Pil kontrasepsi sendiri memiliki jenis tersendiri yaitu:
a. Pil Kb Kombinasi
Mekanisme
Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma,
dan menganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur
terganggu. Pil ini diminum setiap hari.
Efektivitas:
Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek,
haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala,
pusing, mual, nyeri payudara, perubahan berat badan,
perubahaan suasana perasaan, jerawat (dapat membaik atau
memburuk, tapi biasaya membaik), dan peningkatan tekanan
darah.
Penaganan efek samping:
1) Melakukan pemeriksaan yang mendalam atau tes
kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum dengan benar.
2) Melakukan tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologi. bila
tidak hamil sarankan minum pil saat makan malam atau
sebelum tidur.
3) menyarankan minum pil pada waktu yang sama, dan
menjelaskan bahwa perdarahan hal yang biasa pada 3 bulan
pertama dan lambat laun akan berhenti.
b. Pil Hormon Progestin
Mekanisme
Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks
di ovarium, endometrium mengalami transformasi lebih awal
sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks
sehingga menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas
tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Pil diminum
setiap hari.
Efektivitas:
Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Efek samping:
Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu
menyusui, haid tidak teratur, haid 72 Keluarga Berencana Dan
Kontrasepsi memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak
haid), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri
payudara, nyeri perut, dan mual.
Penaganan efek samping:
4) Melakukan pemeriksaan yang mendalam atau tes
kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum dengan benar.
5) Melakukan tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologi. bila
tidak hamil sarankan minum pil saat makan malam atau
sebelum tidur.
6) menyarankan minum pil pada waktu yang sama, dan
menjelaskan bahwa perdarahan hal yang biasa pada 3 bulan
pertama dan lambat laun akan berhenti.

2. Suntik
Kontrasepsi suntik juga memiliki jenis, yaitu:
a. Kb Suntik Kombinasi
Mekanisme:
Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada
endometrium sehingga implantasi terganggu, dan menghambat
transportasi gamet oleh tuba. Suntikan ini diberikan sekali tiap
bulan.
Efektivitas:
Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1
diantara 100 ibu dalam 1 tahun.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek,
haid tidak teratur, haid memanjang, haid jarang, atau tidak
haid), sakit kepala, pusing, nyeri payudara, kenaikan berat
badan.
Penanganan Efek Samping
1) Bila tidak terjadi kehamilan tidak perlu diberikan
pengobatan khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak
berkumpul dalam rahim.
2) Pastikan tidak ada kehamilan , bila hamil segera rujuk. Bila
tidak hamil informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan
akan hilang dalam waktu dekat.
3) Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang lain.
Jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal
yang biasa.
b. Suntikan Progestin
Mekanisme:
Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan
selaput rahim tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi
gamet oleh tuba. Suntikan diberikan 3 bulan sekali (DMPA)
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun. Kesuburan tidak langsung
kembali setelah berhenti, biasanya dalam waktu beberapa
bulan.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium dan fibroid uterus.
Dapat mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik
dan anemia defisiensi besi. Mengurangi gejala endometriosis
dan krisis sel sabit pada ibu dengan anemia sel sabit.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang dalam
3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau tidak haid
dalam 1 tahun), sakit kepala, pusing, kenaikan berat badan,
perut kembung atau tidak nyaman, perubahan suasana
perasaan, dan penurunan hasrat seksual.
Penanganan Efek Samping
4) Bila tidak terjadi kehamilan tidak perlu diberikan
pengobatan khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak
berkumpul dalam rahim.
5) Pastikan tidak ada kehamilan , bila hamil segera rujuk. Bila
tidak hamil informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan
akan hilang dalam waktu dekat.
6) Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang lain.
Jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal
yang biasa.

3. Implan
Implan merupakan batang plastik berukuran kecil yang lentur,
seukuran batang korek api, yang melepaskan progestin yang
menyerupai hormon progesteron alami di tubuh perempuan.
Jenis kontrasepsi implant:
a. Implan Dua Batang: terdiri dari 2 batang implan mengandung
hormon Levonorgestrel 75 mg/batang. Efektif hingga 4 tahun
penggunaan (studi terkini menunjukkan bahwa jenis ini
memiliki efektivitas tinggi hingga 5 tahun).
b. Implan Satu Batang (Implanon) : terdiri dari 1 batang implan
mengandung hormon Etonogestrel 68 mg, efektif hingga 3
tahun penggunaan (studi terkini menunjukkan bahwa jenis ini
memiliki efektivitas tinggi hingga 5 tahun).
Cara kerja kontrasepsi implan adalah:
a. Mencegah pelepasan telur dari ovarium (menekan ovulasi)
b. Mengentalkan lendir serviks (menghambat bertemunya sperma
dan telur)
Efektivitas kontrasepsi implant:
Kurang dari 1 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun
pertama penggunaan Implan. Risiko kecil kehamilan masih
berlanjut setelah tahun pertama pemakaian. Kembalinya
kesuburan: Kembalinya kesuburan tinggi setelah Implan dilepas.
Keuntungan pemakaian kontrasepsi implan:
a. Klien tidak perlu melakukan apapun setelah implan terpasang
b. Mencegah kehamilan dengan sangat efektif Kurang dari 1
kehamilan per 100 perempuan yang menggunakan implan pada
tahun pertama (1 per 1.000 perempuan).
c. Merupakan metode kontrasepsi jangka panjang untuk 3 hingga
5 tahun, tergantung jenis implan.
d. Tidak mengganggu hubungan seksual
e. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
f. Kesuburan dapat kembali dengan segera setelah implan
dilepas.
g. Mengurangi nyeri haid
h. Mengurangi jumlah darah haid sehingga dapat mencegah
anemia defisiensi besi
Keterbatasan kontrasepsi implan:
a. Tidak ada perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual
(IMS).
b. Membutuhkan tenaga kesehatan yang terlatih secara khusus
untuk memasang dan melepas. Klien tidak dapat memulai atau
menghentikan pemakaian implan secara mandiri.

Kriteria Kelayakan Medis kontrasespsi implan:


Hampir semua perempuan dapat menggunakan implan secara
aman dan efektif, termasuk perempuan yang:
a. Telah atau belum memiliki anak
b. Perempuan usia reproduksi, termasuk perempuan yang berusia
lebih dari 40 tahun
c. Baru saja mengalami keguguran, atau kehamilan ektopik
d. Merokok, tanpa bergantung pada usia perempuan maupun
jumlah rokok yang dihisap
e. Sedang menyusui
f. Menderita anemia atau riwayat anemia
g. Menderita varises vena
h. Terkena HIV, sedang atau tidak dalam terapi antiretroviral
Sedangkan yang tidak boleh menggunakan implan adalah
perempuan dengan kondisi berikut sebaiknya tidak
menggunakan implan:
a. Penggumpalan darah akut pada vena dalam dikaki atau paru
b. Perdarahan vaginal yang tidak dapat dijelaskan sebelum
evaluasi terhadap kemungkinan kondisi serius yang mendasari
c. Menderita kanker payudara lebih dari 5 tahun yang lalu, dan
tidak kambuh
d. Sirosis hati atau tumor hati berat
e. Systemic lupus erythematosus dengan antibodi antifosfolipid
positif (atau tidak diketahui), dan tidak dalam terapi
imunosupresif.
Namun, pada kondisi khusus, saat metode yang lebih sesuai
tidak tersedia atau tidak dapat diterima oleh klien, penyedia
layanan berkualifikasi akan memutuskan bila klien dapat
menggunakan implan pada kondisi tersebut diatas. Penyedia
layanan perlu mempertimbangkan seberapa berat kondisi klien,
dan pada kebanyakan kondisi apakah klien mempunyai akses
untuk tindak lanjut.
Efek samping :
Efeksamping dari pemakaian kontrasepsi implant adalah
terjadinya perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama:
a. Haid sedikit dan singkat
b. Haid tidak teratur lebih dari 8 hari
c. Haid jarang
d. Tidak haid
e. Setelah setahun: haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan
haid jarang), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan,
perubahan berat badan, jerawat (dapat membaik atau
memburuk), nyeri payudara, nyeri perut, dan mual.
Penanganan:
a. Memastikan klien hamil atau tidak, Bila terjadi kehamilan dan
klien ingin melanjutkan kehamilan, cabut implan dan
menjelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin.
b. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dapat
diberikan pil kombinasi satu siklus,atau ibuprofen 3 x 800 mg
selama 5 hari.
c. Cabut kapsul yang ekspulsi,pasang kapsul baru 1 buah pada
tempat yang berbeda.bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang
ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain,atau
anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
d. Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan
air, atau antiseptik. Berikan antibiotik yang sesuai dalam 7 hari.
Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi
dan alirkan pus keluar, cabut implan, lakukan perawatan luka,
dan berikan antibiotik oral 7 hari.
e. Mengkaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat
badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak
dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.

2.2.2 Kontrasepsi Nonhormonal


1. Tubektomi
Mekanisme:
Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang
cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam
1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko penyakit radang panggul. Dapat mengurangi
risiko kanker endometrium.
Risiko bagi kesehatan:
Komplikasi bedah dan anestesi
Efek samping:
a. Demam pasca operasi
b. Rasa sakit pada lokasi pembedahan
c. Perdarahan superfisial
Penanganan Efek Samping:
a. Obati infeksi berdasarkan apa Yang ditemukan
b. Pastikan tidak adanya infeksi dan obati berdasarkan apa yang
ditemukan
c. Obati perdarahan berdasarkan apa yang ditemukan.
2. Vasektomi
Mekanisme:
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan
oklusi vasa deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat
dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Efektivitas:
Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah vasektomi,
risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun.
Risiko bagi kesehatan:
Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di lokasi operasi (sangat
jarang), dan hematoma (jarang). Vasektomi tidak mempegaruhi
hasrat seksual, fungsi seksual pria, ataupun maskulinitasnya.
Efek samping
a. Infeksi kulit pada daerah operasi
b. Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan
klien
c. Massa intraskrotalis
d. Anemia berat,gangguan pembekuan darah
Penanganan Efek Samping:
a. Pertahankan perban selama 3 hari.
b. Luka yang sedang dalam penyembuhan jangan di tarik-tarik
atau di garuk.
c. Klien Dibolehkan mandi setelah 24 jam, dengan syarat daerah
luka tidak basah. Setelah 3 hari luka boleh dicuci dengan sabun
dan air
d. Memakai penunjang skrotum, usahakan daerah operasi kering
e. Jika ada nyeri, berikan 1-2 tablet analgetik seperti parasetamol
atau ibuprofen setiap 4-5 jam
f. Hindari mengangkat barang berat dan kerja keras untuk 3 hari
g. Boleh bersenggama sesudah hari ke 2-3. Namun untuk
mencegah kehamilan, pakailah kondom atau cara kontrasepsi
lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali
h. Periksa semen 3 bulan pascavasektomi atau sesudah 15-20 kali
ejakulasi.

3. Kondom
Mekanisme:
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur
dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang
dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke
dalam saluran reproduksi perempuan.
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan adalah 2 di antara
100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mencegah penularan penyakit menular seksual dan konsekuesinya
(misal: kanker serviks).
Efek samping:
a Dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang dengan alergi
lateks.
b Sebelum berhubungan kondom mengalami kerusakan atau
bocor
c Kondom bisa saja bocor atau dicurigai ada curahan sperma di
vagina saat berhubungan
d Mengurangi kepuasaan saat bersenggama

Penanganan Efek Samping:

a. Buang dan ganti kondom yang baru


b. Dicurigai kondom bocor pertimbangkan minum pil kb setelah
melakukan senggama
c. Jika alergi dan sangat menganggu, maka ganti dengan metode
lain
d. Bila penurunan kepekaan ganti kondom dengan yang lebih tipis.

4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


Mekanisme:
Dalam Rahim AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR
menghambat (AKDR) kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri, mencegah sperma dan ovum bertemu, mencegah implantasi
telur dalam uterus.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu
dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan lama, hingga 12 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium. Keluarga Berencana Dan
Kontrasepsi.
Efek samping:
a Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama (haid
memanjang dan banyak, haid tidak teratur, dan nyeri haid.
b Perdarahan
c Rasa nyeri kejang di perut
d Gangguan pada suami

Penanganan Efek Samping:

a Menjelaskan kepada klien, bahwa setelah pemasangan AKDR ,


terjadi perdarahan sedikit-sedikit yang cepat berhenti

b Rasa nyeri atau kejang di perut dapat terjadi segera setelah


pemasangan AKDR, biasanya nyeri ini berangsur-angsur hilang
dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat di kurangi atau dihilangkan
dengan cara memberikan memberikan analgetika. Jika keluhan
berlangsung secara terus menerus , sebaiknya AKDR
dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang mempunyai ukuran
yang lebih kecil.

c Kadang-kadang suami akan merasakan adanya benang AKDR


sewaktu bersenggama. Ini disebabkan oleh benang AKDR yang
keluar dari porsio uteri terlalu pendek atau terlalu panjang.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu,
berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan
kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-
duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan.
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, usaha
itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen. Adapun akseptor KB
menurut sasarannya, meliputi:

1. Fase Menunda Kehamilan


2. Fase Mengatur/Menjarangkan Kehamilan
3. Fase Mengakhiri Kesuburan

Adapun syarat - syarat kontrasepsi, yaitu:

1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.


2. Efek samping yang merugikan tidak ada.
3. Kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
4. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
5. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol ketat selama pemakaian.
6. Cara penggunaannya sederhana
7. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
8. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.

Metode kontrasepsi terbagi menjadi hormonal dan non hormonal.


Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang mengandung kombinasi
dari estrogen dan progesteron. Jenis kontrasepsi hormonal yaitu Pil, Suntik,
dan Implan. Sedangkan kontrasepsi non hormonal adalah kontrasepsi yang
tidak
mengandung hormon melainkan untuk mencegah sperma masuk ke dalam
vagina, yang akan mencegah terjadinya fertilisasi. Jenis kontrasepsi 2 non
hormonal yaitu Metode Operasi Pria (MOP), Metode Operasi Wanita (MOW),
dan Intrauterine Device. Kontrasepsi hormonal dan non hormonal tentunya
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaanya. Namun, selain
memiliki kelebihan dan kekurangan kontrasepsi hormonal dan non hormonal
juga memiliki masalah dan efek samping.

Masalah dan efek samping pada kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan


gangguan menstruasi, peningkatan berat badan, pusing, mual, dan sakit
kepala. kontrasepsi hormonal beresiko akibat adanya kandungan estrogen
maupun progesteron yang mendukung pertumbuhan jamur spesies kandida.
Sehingga terjadi risiko pertumbuhan kandidiasis servik pada akseptor
kontrasepsi hormonal.

Pada penggunaan metode kontrasepsi tidak ada satupun yang aman dan
efektif bagi semua klien, karena masing-masing mempunyai kesesuain dan
kecocokan individual bagi setiap klien, namun secara umum terdapat syarat
ideal dalam metode kontrasepsi yaitu, aman, berdaya guna, dapat diterima,
dan terjangkau harganya.

3.2 Saran
Dengan adanya materi tentang Masalah Dan Efek Samping Alat
Kontrasepsi diharapkan kepada pembaca untuk memahami materi tersebut
sehingga dapat menjadi acuan dalam melakukan pemilihan kontrasepsi yang
aman dan tepat bagi klien. Dan dapat melakukan penanganan segera yang
tepat dan efektif apabila muncul masalah atau efek samping pada penggunaan
kontrasepsi.
Daftar Pustaka

BKKBN, K. K. (2021). Pedoman Pelayanan Kontrasepsi dan Keluarga


Berencana. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
3(April), 49–58.

Kementerian Kesehatan RI. 2021. Pedoman Pelayanan Kontrasepsi dan Keluarga


Berencana.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia No. 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan
Seksual. Kemenkes RI. Jakarta.

Kusumawardani, P. A., & Nurul, A. (2019). Konsep Kependudukam Dan KIE


Dalam Pelayanan KB. In FEBS Letters (Vol. 185, Issue 1). Umsida Press.

Marmi. 2016. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Matahari, R., Utami, F. P., & Sugiharti, S. (2018). Buku Ajar Keluarga Berencana
Dan Kontrasepsi. Pustaka Ilmu, 1. http://eprints.uad.ac.id/24374/1/buku ajar
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.pdf

WHO. (2016). World Health Organization : Selected practice recommendations


for contraceptive use. Third Edition 2016.

Yulizawati, Iryani, D., AIF, El Sinta, L. B., & Insani, A. A. (2019). Asuhan
Kebidanan Keluarga Berencana. Indomedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai