Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No.

3
ISSN. 2655-4399 September 2020

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN DALAM PENCEGAHAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI
RUANG ICU DI MURNI TEGUH MEMORIAL HOSPITAL TAHUN 2019

NURLELA PETRA SARAGIH


UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Email : nurlelapetra@yahoo.co.id

ABSTRACT

Stroke patients are generally treated with bed rest conditions and this bed rest is an important factor causing pressure
sores (pressure sores). Giving olive oil is thought to prevent pressure sores. This research type is quasy experimental
research (quasy experimental). The research was conducted at Murni Teguh Hospital Medan. The population in this
study were 30 people, while the sample was divided into 2 groups, namely the intervention group 15 people and the
control group 15 people. Data were analyzed using t-test. The results showed that there was no difference in the degree
of decubitus before (pretest) and after being given olive oil (posttest), the t-count value (-1.146) <t-table (1.761) and the
significant value (0.271> 0.05). There was a significant difference in the degree of decubitus at the initial measurement
(pretest) and at the final measurement (posttest), the t-count value (28.386)> t-table (1.761) and the significant value
(0.000 <0.05). There were differences in the degree of pressure sores in the intervention group (given olive oil)
compared with the degree of pressure sores in the control group at Murni Teguh Memorial Hospital Medan, the t-count
value (23.827)> t-table (1.701) and the significant value (0.000 <0, 05).

Kata Kunci : Pemberian Minyak Zaitun, Dekubitus, Stroke.

PENDAHULUAN
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran
darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Stroke diakibatkan oleh thrombosis serebral, hemoragi,
hipoksia umum dan hipoksia setempat. Jumlah penderita stroke setiap tahun semakin bertambah (Muttaqin, 2017).
Setiap tahun, kurang lebih 16 juta orang di seluruh dunia terserang stroke. Kasus stroke meningkat di negara maju
seperti Amerika dimana kegemukan telah mewabah. Dahulu penyakit stroke hanya menyerang kaum lanjut usia (lansia).
Seiring dengan berjalannya waktu, kini ada kecenderungan bahwa stroke mengancam usia produktif bahkan di bawah
usia 45 tahun. Penyakit stroke pun ternyata bisa menyerang siapa saja tanpa memandang jabatan ataupun tingkatan
sosial ekonomi.Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Hasil
survei yang dilakukan pada tahun 2013 oleh Rigby stroke merupakan peringkat nomor satu di rumah sakit pemerintah di
seluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Jumlah tersebut, sepertiganya bisa
pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya
mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur (Israili, 2017).Untuk
mengatasi masalah pada pasien stroke dibutuhkan perawatan intensif yang berguna memulihkan fungsi otak, dengan
menjalani rawat inap dan tirah baring total. Tirah baring penting karena pasien dengan gangguan persyarafan seringkali
disertai dengan adanya penurunan kemampuan dalam mobilisasi (parese). Immobilisasi atau tirah baring menjadi faktor
yang signifikan menyebabkan luka tekan (dekubitus). Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan
di bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus
menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Area tubuh yang rentan terkena dekubitus
adalah area yang tertekan seperti punggung, sacrum, iskhium dan tumit (Morison, 2015).Salah satu aspek utama
dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien stroke adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini
dapat tercapai dengan memberikan perawatan kulit yang terencana dan konsisten. Perawatan kulit yang
tidak terencana dan konsisten dapat mengakibatkan terjadinya gangguan integritas kulit. Gangguan integritas kulit dapat
diakibatkan oleh tekanan yang lama, iritasi kulit, atau immobilisasi dan berdampak timbulnya luka dekubitus (Potter &
Perry, 2015). Perawat harus menyusun intervensi keperawatan yang tepat dalam mencegah terjadinya ulkus dekubitus
pada pasien stroke. Tahap awal dalam melakukan pencegahan ulkus dekubitus adalah mengidentifikasi pasien yang
berisiko ulkus dekubitus menggunakan skala pengukuran Norton, Braden atau Gosnell. Selanjutnya dilakukan pemilihan
150
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020

intervensi profilaktik. Menurut Maklebust dan Sieggreen (2010), cara pencegahan ulkus dekubitus adalah manajemen
tekanan (termasuk shear dan friction), dengan cara perubahan posisi minimal setiap 2 jam, permukaan yang
mendukung (support surfaces), manajemen status nutrisi pasien, dan perawatan kulit. Tindakan yang terpenting dalam
menjaga integritas kulit adalah menjaga hidrasi kulit dalam batas wajar (tidak terlalu lembab atau kering). Menurut
Registered Nurse’s Association of Ontorio (RNAO) (2005), salah satu intervensi dalam menjaga integritas kulit adalah
dengan cara memberikan pelembab lubrikan seperti lotion, krem dan salep rendah alkohol. Beberapa penelitian
tentang efektivitas minyak zaitun terhadap luka dekubitus telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu penelitian
Umayanah (2015) berjudul Pengaruh Minyak Zaitun (Olive oil) Terhadap Dekubitus Pada Pasien Stroke Di Ruang
Melati RSD dr. Soebandi Jember. Dari hasil analisa data didapatkan adanya perbedaan pengaruh dalam penggunaan
Olive oil dengan penggunaan Virgin Coconut Oil sebagai bahan pelembut dan pelembab kulit tubuh yang tertekan. Dari
15 responden yang menggunakan Olive oil tidak ada yang terjadi dekubitus, sedangkan 15 responden yang
menggunakan Virgin Coconut Oil terdapat 1 responden yang terjadi dekubitus grade 1.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (queasy experimental). Desain penelitian case control yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui perbedaan pada dua kelompok sampel yang berbeda (Saryono, 2013), Sampel penelitian
ini adalah seluruh populasi sebanyak 30 orang (total sampling) yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
intervensi sebanyak 15 orang dan kelompok kontrol sebanyak 15 orang.
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Murni Teguh Memorial Hospital Medan

Kelompok Kelompok
No. Umur Intervensi Kontrol
Jlh % Jlh %
1. 30-40 1 6,7 1 6,7
tahun 1 6,7 13,4
2 41-50 3 20, 2 26,7
tahun 9 0 53,3
3 51-60 1 60, 4 0,0
tahun 0
4 61-70 6,7 8
tahun
5 71-80 0
tahun
Jumlah 15 100 15 100,0
,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan umur pada kelompok intervensi sebagian besar berumur 61-70 tahun
sebanyak 9 orang (60,0%), kelompok kontrol sebagian besar berumur 61-70 tahun sebanyak 8 orang (53,3%).

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Murni Teguh Memorial Hospital Medan
Kelompok Kelompok
Jenis
No. Intervensi Kontrol
Kelamin
Jlh % Jlh %
1. Laki-laki 10 66,7 10 66,7
2. Perempuan 5 33,3 5 33,3
Jumlah 15 100,0 15 100,0

151
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020

Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebagian
besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 10 orang (66,7%), sedangkan perempuan sebanyak 5 orang (33,3%).

Tabel 3.Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Murni Teguh Memorial Hospital Medan
Kelompok Kelompok
No. Pendidikan Intervensi Kontrol
Jlh % Jlh %
1. SMP 2 13,3 2 13,3
2. SMA 11 73,4 12 80,0
3. Perguruan 2 13,3 1 6,7
Tinggi
Jumlah 15 100,0 15 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan pendidikan pada kelompok intervensi sebagian besar berpendidikan
SMA sebanyak 11 orang (73,4%). Demikian juga pada kelompok kontrol sebagian besar berpendidikan SMA sebanyak
12 orang (80,0%).

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Derajat Dekubitus (Pretest) di Murni Teguh Memorial Hospital Medan
Kelompok Kelompok
N Terjadinya
Intervensi Kontrol
o. Dekubitus
Jlh % Jlh %
1. Tidak 15 100 15 100
Dekubitus ,0
2. Derajat I 0 0,0 0 0,0
3. Derajat II 0 0,0 0 0,0
4. Derajat III 0 0,0 0 0,0
5. Derajat IV 0 0,0 0 0,0
Jumlah 15 100 15 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada terjadinya dekubitus pada kelompok intervensi (pretest) seluruhnya tidak
mengalami sebanyak 15 orang (100,0%). Demikian juga pada kelompok kontrol seluruhnya tidak mengalami terjadinya
dekubitus sebanyak 15 orang (100,0%).

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Derajat Dekubitus (Posttest) di Murni Teguh Memorial Hospital Medan
Kelompok Kelompok
Terjadinya
No. Intervensi Kontrol
Dekubitus
Jlh % Jlh %
1. Tidak Terjadi 15 100 0 0
Dekubitus 15
Derajat I 0
2. Derajat II 0 0 0 100
3. Derajat III 0 0 0 0
4. Derajat IV 0 0 0
5. 0 0 0
Jumlah 15 100 15 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada pengukuran posttest tidak terjadi dekubitus pada kelompok intervensi
seluruhnya sebanyak 15 orang (100,0%). Sedangkan pada kelompok kontrol seluruhnya berada pada derajat I
sebanyak 15 orang (100,0%).

152
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020

Tabel 6 Derajat Luka Dekubitus Sebelum dan Sesudah Pemberian Minyak Zaitun (Kelompok Intervensi) di Murni
Teguh Memorial Hospital Medan
95%CI t-
Pengukura Mea Standar
Lower Uppe hitung p-value
n n Deviasi
r
Sebelum 22,4 0,50709
-0,574 0,174 -1,146 0,271
Sesudah 22,6 0,50709
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai pretest derajat luka dekubitus lebih rendah dibandingkan nilai
posttest. Nilai rata-rata (mean) pada pretest yaitu 22,4 sedangkan posttest 22,6, nilai simpangan baku (standar
deviation) pada pretest 0,50709 sedangkan posttest 0,50709.Hasil perhitungan uji paired sampel t-test menunjukkan
bahwa nilai t-hitung (1,146) < t-tabel (1,761) dan nilai signifikan (0,271 > 0,05) hal tersebut berarti tidak terdapat
perbedaan derajat dekubitus sebelum (pretest) dan setelah diberi minyak zaitun (posttest) di Murni Teguh Memorial
Hospital Medan

Tabel 7 Derajat Luka Dekubitus pada Kelompok Kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir di Murni Teguh
Memorial Hospital Medan
95%CI t- p-
Mea Standar
Pengukuran Lower Upper hitun valu
n Deviasi
g e
Sebelum 22,4 0,50709 28,38
4,991 5,808 0,000
Sesudah 17,0 0,75593 6
Berdasarkan tabel di atas, nilai pretest derajat luka dekubitus lebih tinggi dibandingkan nilai posttest. Nilai rata-rata
(mean) pada pretest yaitu 22,4 sedangkan posttest 17,0, nilai simpangan baku (standar deviation) pada pretest 0,50709
sedangkan posttest 0,75593.Hasil perhitungan uji paired sampel t-test menunjukkan bahwa nilai t-hitung (28,386) >
t-tabel (1,761) dan nilai signifikan (0,000 < 0,05) hal tersebut berarti terdapat perbedaan dekubitus pada
pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Umayanah (2015) di Ruang Melati RSUD dr. Soebandi Jember yang mendapatkan hasil bahwa pada
kelompok kontrol derajat dekubitus tetap pada derajat II.Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-
pasien dengan penyakit kronis, pasien yang sangat lemah, dan pasien yang lumpuh dalam waktu lama, bahkan saat ini
merupakan suatu penderitaan sekunder yang banyak dialami oleh pasien-pasien yang dirawat lama di rumah sakit
seperti pada penderita stroke. Dekubitus dapat terjadi akibat posisi penderita yang tidak berubah dalam jangka waktu
lebih dari 5 hari (Morison 2013).

Tabel 8 Derajat Luka Dekubitus Sesudah Pemberian Minyak Zaitun (Kelompok Intervensi) Dibandingkan dengan
Kelompok Kontrol di Murni Teguh Memorial Hospital Medan
t- 95
hitun %C
p-
Pengukuran F Sig. g df I
value
Lowe Upp
r er
Kelompok
Intervensi dan 23,82 6,08
0,154 0,698 28 0,000 5,119
Kelompok 7 1
Kontrol
Nilai signifikan pada uji F adalah 0,698 > 0,05 kedua varians sama sehingga uji t menggunakan equal variances
assumed.
Kerusakan integritas kulit yang biasanya timbul pada pasien dengan tirah baring lama, maka lama kelamaan akan
menimbulkan luka dekubitus. Untuk dapat mempertahankan agar integritas kulit pasien dengan tirah baring lama tetap
baik, dapat diberikan tindakan keperawatan tirah baring dan pemberian minyak zaitun/olive (Yolanda, 2012).
153
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020

Dalam upaya pencegahan luka tekan, peran perawat menurut Potter and Perry (2012) menyatakan ada 3 area
intervensi keperawatan utama dalam pencegahan luka tekan yakni (pertama) perawatan kulit yang meliputi perawatan
hygiene dan pemberian topikal, (kedua) pencegahan mekanik dan dukungan permukaan yang meliputi penggunaan
tempat tidur, pemberian posisi dan kasur terapeutik dan (ketiga) edukasi.Hasil penelitian ini minyak zaitun mampu
mencegah terjadinya luka dekubitus pada pasien stroke yang dirawat di Murni Teguh Memorial Hospital Medan karena
terbukti bahwa sebelum diberi minyak zaitun (hari pertama intervensi) tidak terjadi dekubitus dan sampai pada hari
kelima rawatan tetap tidak terjadi dekubitus. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian baluran minyak zaitun pada
punggung dan sakrum pada pagi dan sore hari selama 5 hari berturut-turut efektif untuk mencegah terjadinya luka
dekubitus pada pasien stroke. Pemberian minyak zaitun secara teratur akan mampu melembabkan dan menjaga kulit
sehingga ketika kulit pasien tertekan pada tempat tidur tidak akan mengalami luka. Untuk mencegah terjadinya
dekubitus pada pasien dengan rawat baring lama, pemberian minyak zaitun sebanyak 10-15 ml yang dibalurkan pada
punggung dan sakrum dengan sekali usapan yang diberikan sebanyak 2 kali pada pagi dan sore hari setelah mandi
yang dimulai pada hari rawatan pertama sampai dengan 5 hari atau maksimal 7 hari (Khadizah, 2013).

Kesimpulan
1. Tidak ada perbedaan derajat dekubitus sebelum (pretest) dan setelah diberi minyak zaitun (posttest), nilai t-
hitung (-1,146) < t-tabel (1,761) dan nilai signifikan (0,271 > 0,05).
2. Ada perbedaan yang signifikan derajat dekubitus pada pengukuran awal (pretest) dan pada pengukuran akhir
(posttest), nilai t-hitung (28,386) > t-tabel (1,761) dan nilai signifikan (0,000 < 0,05).
3. Ada perbedaan derajat luka dekubitus pada kelompok intervensi (diberi minyak zaitun) dibandingkan dengan
derajat luka dekubitus pada kelompok kontrol di Murni Teguh Memorial Hospital Medan, nilai t-hitung (23,827)
> t-tabel (1,701) dan nilai signifikan (0,000 < 0,05).

DAFTAR PUSTAKA
Andriani, A. 2014. Efektivitas Pemberian Minyak Zaitun Dan Minyak Kelapa Murni (VCO) Dalam Upaya Pencegahan
Kerusakan Kulit Pada Pasien Penderita Kusta Di Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan. Yogyakarta: STIKes
Muhammadiyah Yogyakarta.
Brunner and Suddarth. 2012. Keperawatan Medikal bedah. Jakarta: EGC.
Israr. 2012. Stroke. Online dari http://yayanakyar.wordpres.com. Diakses tanggal 20 September 2016.
Khadizah, Z. 2013. Khasiat Dahsyat Minyak Zaitun. Yogyakarta : Gapura Publishing.
Maklebust, J & Sieggreen, M. 2010. Pressure ulcers. USA: Sprighoude.
Misbach, Jusuf dan Soertidewi, Lina. 2010. Epidemiologi Stroke. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Morison, M.J. 2009. Manajemen Luka. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Muttaqin Arif, 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter & Perry. 2012. Buku ajar fundamental keperawatan. Edisi Keempat. Vol.2. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia Anderson & Wilson, Lorraine McCarty. 2013. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Saryono, dan Anggraeni, M.D. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam Bidang
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Suheri. 2009. Gambaran lama hari rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien imobilisasi di RSUP Haji Adam
Malik Medan. Skripsi. Medan: Fakultas Keperawatan USU.
Surtiningsih. 2015. Cantik dengan Bahan Alami. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Umayanah. 2015. Pengaruh Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap Dekubitus Pada Pasien Stroke Di Ruang Melati RSD dr.
Soebandi Jember. Jember : Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yolanda, O. 2013. Efektifitas Minyak Zaitun Terhadap Pressure ulcers pada Pasien dengan Tirah Baring Lama. Jakarta:
Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia.

154

Anda mungkin juga menyukai