Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Penelitian

PENGARUH MERUBAH POSISI DAN MASSASE KULIT PADA PASIEN


STROKE TERHADAP TERJADINYA LUKA DEKUBITUS
DI ZAAL F RSU HKBP Balige
Carolina. M. Simanjuntak, S.Kep, Ns, dr. Margaretha Sirait, M.Kes

A. Analisis Jurnal
1. Pendahuluan
Luka dekubitus merupakan suatu ancaman yang sangat besar bagi populasi pasien
yang dirawat di rumah sakit ataupun rumah perawatan lainnya. Hal ini dapat terjadi
pada setiap tahap umur dan merupakan masalah, khususnya pada mereka dengan
immobilitas yaitu pada pasien stroke, injuri tulang belakang atau penyakit
degenerative. Pasien-pasien tersebut memiliki resiko untuk mengalami terjadinya luka
dekubitus selama perawatan.
Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah
mempertahankan integritas kulit. Intervensi perawatan terencana dan konsisten
merupakan intervensi penting untuk menjamin perawatan yang berkualitas tinggi .
Beberapa penelitian tentang intervensi keperawatan untuk mencegah terjadinya luka
dekubitus terdiri dari pengaturan posisi baring (mobilisasi), massase kulit, yang dapat
mereduksi Penekanan jaringan dan dapat menjadi tindakan yang efektif untuk
mencegah terjadinya luka dekubitus. Intervensi dengan melakukan masase kulit pada
bagian tubuh tertentu sebagai tambahan dari jadwal perubahan posisi yang rutin serta
intervensi perubahan posisi secara berkala setiap 2 jam ( Noviestari, 2005).
Merubah posisi dapat melancarkan peredaran darah serta memperbaikipengaturan
metabolisme tubuh mengembalikan kerja fisiologi organ - organ vital dan
mempercepat penyembuhan luka yang terjadi dan lebih lanjut perubahan posisi juga
memungkinkan kulit yang tertekan terekspose udara, sehingga kelembaban,
temperature, dan pH kulit (microclimate condition) bisa dipertahankan dalam kondisi
yang optimal (Kusmawan 2008). Massase kulit dapat menghancurkan myogelosis
atau timbunan dari sisa-sisa pembakaran yang terdapat pada otot dan menyebabkan
pengerasan serabut otot, serta memperlancar sirkulasi darah, dan merawat kelembaban
kulit (Wijanarko, 2010). Massase kulit juga dapat membantu memperlancar proses
penyerapan sisa-sisa pembakaran yang berada dalam jaringan, dengan adanya
manipulasi/penekanan dan peremasan pada jaringan maka darah dan sisa-sisa
pembakaran yang tidak diperlukan terperas keluar dari jaringan masuk kedalam
pembuluh vena
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif korelasi dengan desain penelitian adalah
quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi keperawatan
merubah posisi dan massase kulit pada pasien stroke terhadap pencegahan terjadinya
luka dekubitus.
Populasi pada penelitian ini adalah pasien stroke yang peneliti dapatkan selama
penelitian. Sampel ditetapkan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan
tehnik pengambilan sampling dengan cara Accidental dan jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 10 orang.
3. Hasil
Berdasarkan hasil uji Statistic yaitu uji One Sampel T Test didapatkan P Value
sebesar 0,000 < =0,05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh
merubah posisi dan masase kulit pada pasien Stroke terhadap terjadinya Luka
Dekubitus di Zaal F RSU HKBP Balige.
4. Pembahasan
Luka dekubitus merupakan dampak tekanan yang terlalu lama pada area permukaan
tulang yang menonjol dan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah pada area
yang tertekan dan lama kelamaan jaringan setempat mengalami iskemik, hipoksia dan
berkembang menjadi nekrosis. Tekanan yang normal pada kapiler adalah 32 mmHg.
Apabila tekanan kapiler melebihi tekanan darah dan struktur pembuluh darah pada
kulit, maka akan terjadi kolaps. Dengan terjadinya kolaps akan menghalangi
oksigenisasi dan nutrisi kejaringan selain itu area yang tertekan menyebabkan
terhambatnya aliran darah. Dengan adanya peningkatan tekanan arteri kapiler terjadi
perpindahan cairan kekapiler, ini akan menyokong untuk terjadinya edema dan
konsekkuensinya terjadi otolisis. Hal lain juga bahwa aliran limpatik menurun, ini
juga menyokong terjadi edema dan mengkontribusi untuk terjadinya nekrosis pada
jaringan.
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas responden tidak
mengalami luka dekubitus yaitu sebanyak 8 orang (80%) setelah diberikan perubahan
posisi dan masase kulit dan terdapat 2 orang (20%) yang mengalami luka dekubitus
setelah dilakukan intervensi keperawatan merubah posisi dan massase kulit. Hal ini
terjadi karena adanya ketidaktepatan dalam hal melakukan perubahan posisi dan
massase kulit pada pasien stroke, sehingga hasilnya tidak maksimal yaitu masih
terdapatnya 2 orang responden yang mengalami luka dekubitus selain itu alasan yang
lain adalah bahwa responden yang mengalami luka tersebut berada dalam batsan usia
dewasa menengah dan dewasa tua. Dari jenis kelamin bahwa mayoritas responden
mengalami luka dekubitus berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 2 orang (20%),
ini membuktikan bahwa kejadian dekubitus pada laki-laki lebih sering terjadi daripada
perempuan hal ini disebabkan oleh karena pola hidup laki-laki berbeda dengan wanita
terutama dalam hal mengkonsumsi makanan dan minuman, sehingga berpengaruh
terhadap kerentanan terjadinya luka dekubitus
5. Kesimpulan
a. Intervensi keperawatan merubah posisi dan massase kulit pada pasien stroke dapat
mencegah terjadinya luka dekubitus pada pasien stroke. Hal ini dibuktikan dengan
uji statistik dengan hasil P Value 0,000, berarti ada pengaruh signifikan dari
intervensi keperawatan merubah posisi dan massase kulit terhadap terjadinya luka
dekubitus.
b. Ada hubungan jenis kelamin dan umur terhadap kajadian luka dekubitus
B. Kelebihan
1. Penelitian ini memberikan keleluasan dan tidak ada pembatasan yang ketat terhadap
randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas.
Pemberlakuan grup dan kontrol secara adil meminimalisir kesalahan atau dampak
negatif yang dapat terjadi pada subjek penelitian
2. Kemampuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan sebab-akibat yang
dihasilkan pada penelitian eksperimen lebih kuat atau bahkan paling kuat
dibandingkan penelitian non-eksperimental. artinya, variabel terikat yang terjadi atau
muncul dalam penelitian eksperimen hanya disebabkan oleh variabel bebas dan
bukan oleh faktor-faktor lainnya.
C. Kekurangan
1. Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati
eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian mengharuskan kelompok dan
kontrol diperlaukan sama, tetapi kontrol tidak digunakan sepenuhnya untuk
mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Tentu saja
dapat menimbulkan biasnya hasil penelitian,
2. Sampel penelitian ini berjumlah 10 orang sedangkan dalam suatu penelitian harusnya
dibutuhkan subyek penelitian yang relatif besar atau banyak, dengan asumsi variable
bebas yang berpengaruh cukup banyak yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
keakuratan hasil penelitian
3. Proses pemilihan sampel dilakukan secara accidental sampling artinya sampel
didasarkan pada saat penelitian berlangsung. ( sampel yang dipilih adalah sampel
yang kebetulan ditemukan saat penelitian). Hal ini dapat mempengaruhi keakuratan
penelitian karena tidak mewakili populasi secara utuh
4. Pelaksanaan penelitian dengan desain seperti ini membutuhkan waktu yang relatif
lama sehingga membutuhkan dana yang cukup besar
D. Implikasi Dalam Dunia Keperawatan
Intervensi ini dapat dilakukan sebagai salah satu tindakan keperawatan yang tepat untuk
mecegah terjadinya luka dekubitus bagi pasien tirah baring total. Akan tetapi masih perlu
diperhatikan teknik massase yang benar dalam melakukan tindakan ini.
E. Lampiran jurnal : Terlampir

Anda mungkin juga menyukai