PENDAHULUAN
oleh tekanan yang lama, iritasi kulit, atau immobilisasi dan berdampak timbulnya
berlebihan dan juga infeksi. Akan tetapi tekanan yang berkepanjangan menjadi
jaringan lunak.2
Pada lanjut usia terdapat banyak perubahan fisiologis normal yang salah
satunya yaitu perubahan pada sistem integumen, seiring dengan terjadinya proses
penuaan, kulit akan kehilangan elastisitasnya, misalnya kering, kendur, kerut dan
mudah luka. Karena adanya perubahan tersebut maka mudah terjadi suatu ulkus
dekubitus.3
homes. Pada perawatan akut (nursing homes) di Eropa berkisar 3%-83,6%, Tiga
rumah sakit di Singapura berkisar 9%-14% (pada perawatan akut dan rehabilitasi),
21% pada rumah sakit rehabilitasi Hongkong dan sekitar 14,6% pada komunitas
1
Bagian/SMF Saraf RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin
Indonesia mencapai 33,3% dimana angka ini cukup tinggi bila dibandingkan
31,3%.11
iskemia. Menurut Maklebust & Sieggreen (2001), ulkus dekubitus bisa terjadi
paling sedikit dalam 2 hari pada pasien tirah baring. Selain itu pada penelitiaan
Subandar (2008) menunjukan tanda ulkus dekubitus tampak dalam jangka waktu
menurut Thomas (2011) ulkus dekubitus terjadi pada awal pasien dirawat di
rumah sakit, biasanya pada 2 minggu pertama dan 34% pada minggu pertama.2
osteomyelitis, sepsis bahkan kematian. Oleh karena itu harus disusun intervensi
perawatan yang tepat dalam mencegah terjadinya ulkus dekubitus. Tahap awal
Menurut Maklebust dan Sieggreen (2001), cara mencegah ulkus dekubitus adalah
manajemen tekanan ( termasuk share dan friction), dengan cara perubahan posisi
minimal setiap 2 jam, permukaan atau alas yang mendukung (support surfaces),
2
Bagian/SMF Saraf RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin
1.2. Rumusan Masalah
yaitu, apakah hubungan status nutrisi dengan kejadian dekubitus pada pasien
stroke?
3. Pemegang kebijakan, yaitu agar menjadi sebuah topik menarik yang dapat
3
Bagian/SMF Saraf RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin